DISUSUN OLEH:
RAPRISYA AZAHRA
ROSINTA OKTAVIANI
BELLA PUTRI PERTIWI
RIKSA MULYADI
HABIB RAHMAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
konsolidasi atau area putih pada paru-paru terdapat cairan atau seluler yang tersebar luas
disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Wijaya & Putri, 2013). Bronkopneumonia
dapat dijumpai pada bayi dan anak dibawah usia 6 tahun. Istilah untuk Bronkopneumonia
teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru
jalan napas. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk mengeluarkan dahak
atau sputum yang menumpuk pada pasien, salah satunya intervensi dalam keperawatan
yang dapat digunakan adalah fisioterapi dada yang dapat membersihkan dahak pada
saluran pernapasan.
Banyak kasus yang terjadi pada bayi & balita contohnya dahak yang susah
dikeluarkan sehingga mengganggu jalur pernapasan pasien. Salah satu cara yang dapat
diterapkan untuk mengatasi hal tersebut yaitu melalui fisioterapi untuk mengeluarkan
B. Landasan Kegiatan
Kegiatan salah satu syarat untuk menyelesaikan penugasan Mahasiswa profesi Ners
STIKes Banten pada Stase Keperawatan Anak.
C. Tujuan Kegiatan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga mampu mengetahui cara
penanganan bronkopneumonia pada anak secara benar yang bertujuan untuk :
Pengetahuan :
Keluarga memahami penanganan bronkopneumonia pada anak
Sikap :
Keluarga dapat mempraktekan cara penanganan bronkopneumonia pada
anak dengan melakukan fisioterapi dada
Tindakan :
E. Tema Kegiatan
Penerapan fisioterapi dada pada anak
F. Bentuk Kegiatan
Pendidikan Kesehatan
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi Fisioterapi Dada
H. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. Peraga
Pukul :
Tempat : Dahlia Atas
Peserta yang akan mengikuti kegiatan ini antara lain adalah orangtua yang memiliki
anak di Ruang Rawat Inap Dahlia Atas RSU Kab Tangerang
J. Rencana Kegiatan
Waktu (Tanggal) – 2023
No Kegiatan
08 09 10 11 12 13
1. Persiapan
Proposal
2. Persiapan
Media
(leaflet,
poster)
3. Pelaksanaan
Kegiatan
A. Rincian Biaya
Leaflet 10 lembar : Rp. 2.000 x 10 = Rp. 20.000
Poster 1 lembar : Rp. 22.000 x 1 = Rp. 22.000
Bingkai ukuran 10x20 1 : Rp. 20.000 x 1 = Rp. 20.000
Jumlah= Rp. 62.000
B. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu memahami penerapan fisioterapi dada pada anak dengan baik
dan benar
b. Keluarga mampu memperagakan atau mempraktekan cara fisioterapi dada pada
anak dengan baik dan benar
C. Penutup
Demikianlah proposal kegiatan “Penerapan fisioterapi dada pada anak”. Besar harapan
kami agar Ibu dapat menyetujui kegiatan ini dengan baik dan semoga sesuai dengan
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dan Allah SWT memberikan petunjuk dan
meridhoi segala amal baik kita dalam pelaksanaan kegiatan ini.
.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
3. Materi
a. Pokok bahasan:
Penanganan Bronkopneumia
5. Media
a. Leaflet
b. Poster
6. Pengorganisasian :
Moderator : Riksa Mulyadi
Pemateri :
1. Habib Rahman
Tanya Jawab.
1. Memberikan kesempatan
pada klien dan keluarga
untuk bertanya
3 Penutup 5 Melakukan evaluasi Sasaran dapat
Menit 1. Menyampaikan kesimpulan 1. Menjawab tentang
materi pertanyaan yang
2. Memberikan saran kepada diajukan
klien dan keluarga. 2. Mendengar
3. Mengakhiri pertemuan 3. Memperhatikan
dan menyampaikan salam 4. Menjawab salam
8. Evaluasi
a. Evaluasi Hasil :
b. Evaluasi struktur :
1. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan
2. Pelaksana siap melakukan PENKES
c. Evaluasi Proses :
1. Pelaksana dan sasaran (keluarga) mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai
selesai
2. Orangtua aktif dalam PENKES
3. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap
9. Daftar Pustaka
Dicky, A., & Wulan, A. J. (2017). Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia pada Anak di
Rumah Sakit Abdul Moeloek. Jurnal Medula, 7(2), 6–12. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/711
Fransisca TY Sinaga. (2019). Faktor Risiko Bronkopneumonia Pada Usia di Bawah Lima
Tahaun yang di Rawat Inap di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Timur
2015. Jurnal Kesehatan Unila Vol. 3, 1 Maret 2019, 92-98.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
10. Materi Penyuluhan
A. Definisi
Fisioterapi dada merupakan salah satu tindakan untuk membantu mengeluarkan dahak di
paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukan
fisioterapi dada yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur pada malam hari.
Fisioterapi dada adalah tindakan dengan melakukan teknik clapping (menepuknepuk) dan
teknik vibrasi (menggetarkan) pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan.
Fisioterapi dada merupakan salah satu terapi penting dalam pengobatan pada penyakit
pernapasan untuk anak-anak yang menderita penyakit pernapasan (Purnamiasih, 2020).
Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi non farmakologis yang digunakan dengan
kombinasi untuk mobilisasi sekresi pulmonal (Yanwar, 2016). Tujuan utama dilakukannya
fisioterapi dada adalah untuk membersihkan obstruksi jalan nafas, mengurangi hambatan
jalan nafas, meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi kerja pernafasan. Teknik yang
berbeda digunakan pada pasien anak-anak:
a) terapi fisik dada konvensional seperti perkusi dada (clapping) dan getaran dalam
kombinasi dengan posisi drainase postural, dada gemetar dan batuk terarah dan
b) teknik berbasis aliran: ekspirasi pasif lambat atau paksa dapat membantu memobilisasi
sekresi ke arah trakea dan memicu batuk yang membantu mengeluarkan sekresi
(Figuils et al, 2016).
Berdasarkan hasil ulasan literature review Aryayuni dan Siregar (2019) bahwa fisioterapi
dada berpengaruh terhadap pengeluaran sputum pada anak. Hal ini sesuai dengan penelitian
dari Daya dan Sukraeny (2020) bahwa fisioterapi dada berpengaruh terhadap kebersihan
jalan napas dan dapat meningkat terhadap pengeluaran sputum yang didapatkan pada
kelompok intervensi pada pagi hari sebanyak 63,6% subjek mengalami keluaran sputum
sebanyak 4 – 6 ml, sementara 36,4% nya mengalami keluaran sputum sebanyak 2 – 3 ml.
Sedangkan pada kelompok intervensi siang hari keluaran sputum dari 11 subjek seluruhnya
sebanyak 1 < 2 ml. Hal ini juga dikuatkan dengan penelitian dari Nurarif dan Kusuma
(2015) bahwa jalan napas yang tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau penghalang dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan ketidakmampuan untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas sehingga terjadi sumbatan pada jalan nafas yang
berupa dahak (Pawidya, 2019). Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan jalan napas
tidak efektif adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi paru dan
oksigenasi, meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bernapas, mengeluarkan sputum,
meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik, dan untuk mencegah
risiko yang terkait dengan masalah oksigenasi seperti kerusakan kulit dan jaringan (Wayne,
2019).
1. Perkusi Dada (clapping) dan Vibrasi
Berdasarkan hasil ulasan literature review Faisal dan Najihah (2019) bahwa setelah
dilakukan fisioterapi dada yaitu perkusi dada (clapping) dan vibrasi maka terjadi
peningkatan pengeluaran sputum. Hal ini sejalan dengan penelitian Purnamiasih (2020)
bahwa prosedur fisioterapi dada yang dilakukan selama 20 menit setiap sesi dengan
tindakan drainase postural, perkusi dada (clapping), getaran, aspirasi sekresi dan
eksudat bermanfaat untuk menghilangkan adanya sesak. Hal ini dikuatkan dengan
penelitian dari (M Yang et al, 2013) bahwa fisioterapi dada merupakan salah satu
penatalaksanaan dalam perawatan pasien yang dilakukan pada orang yang menderita
disfungsi lendir pada kondisi penyakit pernapasan.
2. Postural Drainage
Adalah satu teknik pengaturan posisi tubuh semifowler untuk mengeluarkan
sputum dengan cara letakkan kedua jari di bawah procexus xipoideus dan dorong
dengan jari saat mendorong udara, lalu pasien disuruh menahan 3-5 detik kemudian
hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Dengan postural drainage dapat membantu
mengeluarkan sputum pada pasien yang mengalami jalan napas tidak efektif. Postural
drainage adalah salah satu teknik fisioterapi yang bertujuan unuk mengeluarkan sputum
dengan cara memeberikan posisipada klien yang berlawanan dengan letak dari segmen
paru yang terdapat sumbatan dengan waktu yang digunakan selama 5 menit agar dapat
mempermudah pengeluaran sputum (Ningrum et al, 2019)
B. TUJUAN
C. PERSIAPAN
D. PROSEDUR KERJA
1. Anjurkan anak menggunakan pakaian yang tipis dan longgar atau pakaian yang
nyaman.
2. Observasi keadaan umum anak.
3. Fisioterapi dada dilakukan satu sampai setengah jam sebelum makan, atau minimal
satu jam setelah makan untuk mencegah muntah.
4. Baringkan anak pada posisi postural drainage. Lakukan sesuai kondisi dan toleransi
anak.
5. Berikan alas berupa kain atau handuk tipis pada dada anak.
6. Dengan menggunakan telapak tangan yang membentuk seperti sungkup, tepuk-
tepukan (perkusi) pada satu lobus selama 2-3 menit.
7. Tengkurapkan anak, tutupi daerah punggung dengan alas, dan lakukan penepukan
kembali pada lobus kanan dan kiri, baik bagian atas maupun bawah.
8. Tepuk-tepuk dilakukan secara mantap, tidak menampar, dan terdengar bunyi
“pooping”.
9. Setelah selesai dengan perkusi, berikan vibrasi atau getaran pada daerah dada kiri
dan kanan, depan dan belakang setiap bagian dilakukan 2-3 kali getaran pada waktu
pasien mengeluarkan napas dengan menggunakan telapak tangan.
10. Evaluasi hasil atau tindakan fisioterapi dada.
LAMPIRAN
LEAFLET
POSTER
DOKUMENTASI PENKES
DAFTAR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN
SURAT KETERANGAN PENYULUHAN KESEHATAN
DAFTAR ANGGOTA