Oleh :
220510110
SERPONG
2023
FORMAT PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
Nama : Tn. M
Usia : 19 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan
PENGKAJIAN SISTEM
Minum ± 4-5
gelas /hari.
Aspek psikososial
1. Sistem Kardiovaskular
Dari hasil pemeriksaan bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
pembengkakan di bagian leher. TD: 120/70mmHg, N: 95x/menit
2. Sistem Respirasi
Respirasi 20x/menit, Sp02 = 95% . Berdasarkan hasil inspeksi bahwa hasil
klien tidak sesak, pergerakan rongga dada simetris, dan klien mengatakan
adanya batuk berdahak ± 3 minggu.
3. Sistem Pencernaan
Berdasarkan hasil inspeksi pada mulut didapatkan hasil bahwa rongga mulut
bersih, tidak ada lesi atau bau mulut, tidak ada pembengkakan pada tonsil,
gigi ompong dan tidak menggunakan gigi palsu, gusi tidak ada yang bengkak.
Berdasarkan hasil palpasi didapatkan refleks menelan normal. Berdasarkan
hasil inspeksi pada abdomen tidak ada pembengkakan, hasil dari palpasi pada
abdomen atas klien terasa nyeri, dan hasil perkusi perut klien seperti
kembung.
4. Sistem Eliminasi/Perkemihan
Frekuensi BAK tidak dapat dihitung karena tergantung dari asupan cairan,
BAB klien 1 kali/ hari.
5. Sistem Endokrin
Berdasarkan hasil inspeksi dapat diketahui bahwa penyebaran rambut merata,
kuku tidak panjang, posisi mata sejajar, pada saat palpasi kulit tekstur kulit
elastis, kulit teraba lembab.
6. Sistem Integumen
Berdasarkan hasil inspeksi dan palpasi dapat diketahui bahwa warna kulit
putih, turgor kulit elastis < 3 detik, tidak ada lesi.
7. Sistem Persyarafan
Keadaan umum compos mentis, kesadaran GCS 15 = E (4), M= (6), V= (5).
Aktivitas dibantu oleh keluarga, pada saat pemeriksaan ditemukan. TD :
120/70 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 20x/menit.
8. Sistem Reproduksi
Pada hasil infeksi pada payudara klien tidak ada pembengkakan atau lesi, dan
pada alat genital klien pun tidak ada masalah.
Pemeriksaan Penunjang
Cairan Infus
Asering 12 jam
Obat-obatan
- KSR 2x600
- 4 FDC 1x3
- B6 1x2
- Ceftriaxone 2x1g
- Levofloxacin 1x750
- Ranitidine 2x1 Amp
- Ondonsentron 2x8g
Hasil Laboratorium 29 September 2021
HITUNG JENIS
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 79 50-70 %
Limfosit 11 25-40 %
Monosit 10 2-8 %
KIMIA
KARBOHIDRAT
FUNGSI
GINJAL 11 0-50 mg/dl
Ureum
0.3 0.0-1.3 mg/dl
Creatinin
FORMAT
RENCANA PROSES KEPERAWATAN (RENPRA)
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
Intervensi Utama
Observasi :
1. Identifikasi kemampuan batuk
2. Monitor adanya retensi sputum
Terapeutik :
3. Posisikan semi fowler atau fowler
4. Pasang perlak dan bengkok si
pangkuan pasien
5. Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi :
6. Jelaskan tujuan semi-Fowler dan
Fowler
7. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, di tahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan selama 8 detik)
8. Anjurkan mengulang tarik nafas
dalam hingga 3 kali
9. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik nafas dalam yang ke-3
dalam Terapeutik :
hari meningkat
Keluhan lelah suara, kunjungan)
menurun 6. Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/ aktif
Perasaan lemah
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
menurun
jika tidak berpindah atau berjalan
Edukasi :
8. Anjurkan tirah baring
9. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap.
FORMAT
Latihan Batuk
Efektif:
Observasi :
1. Mengidentifi
kasi
kemampuan
batuk
E/F : klien
batuk disertai
denganmeng
eluarkan
dahak
Terapeutik :
3. Memposisika
n semi fowler
atau fowler
E/F : klien
masih di
bantu untuk
berubah
posisi
4. Memasang
perlak dan
bengkok si
pangkuan
pasien
E/F : perlak
bengkok
sudah tertata
rapih
5. Membuang
sekret pada
tempat
sputum
E/F : dahak
klien sudah
pada di
tempat
sputum
Edukasi :
6. Menjelaskan
tujuan semi-
Fowler dan
Fowler
E/F : klien
tampak
kooperatif
7. Menganjurk
an tarik
nafas dalam
melalui
hidung
selama 4
detik, di
tahan selama
2 detik,
kemudian
keluarkan
dari mulut
dengan bibir
mencucu
(dibulatkan
selama 8
detik)
E/F : klien
tampak
kooperatif
8. Menganjurk
an
mengulang
tarik nafas
dalam
hingga 3 kali
E/F : klien
tampak
kooperatif
9. Menganjurk
an batuk
dengan kuat
langsung
setelah tarik
nafas dalam
yang ke-3
E/F : klien
bisa untuk
mengeluarka
n dahak.
gangguan N = 95x/menit
fungsi tubuh A = Masalah belum
yang teratasi
mengakibatk P = Lanjutkan
an kelelahan intervensi
E/F : klien
lelah akibat
nyeri yang
dirasakan
2. Memonitor
kelelahan
fisik dan
emosional
E/F : klien
tampak
masih lelah
untuk
melakuka n
aktivitas
3. Memonitor
pola dan jam
tidur
E/F : klien
mengatakan
masih kurang
tidurnya ± 4
jam tidur
pada malam
hari karena
akibatnya
nyerinya
4. Memonitor
lokasi dan
ketidaknyam
anan selama
melakukan
aktivitas
E/F : klien
tidak nyaman
saat duduk
dan berjalan
karena nyeri
pada
perutnya
Terapeutik :
1. Menyediakan
lingkungan
yang nyaman
dan rendah
stimulus
(mis:cahaya,
suara,
kunjungan)
E/F :
membukan
jendela untuk
klien
Edukasi :
8. Menganjurka
n tirah baring
E/F : klien
tampak tidur
di tempat
tidur
9. Menganjurk
an
melakukan
aktivitas
secara
bertahap.
E/F : klien
tampak
kooperatif
FORMAT
I=
Observasi :
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
E/F: Klien dapat mengendalikan nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
E/F: Skala nyeri 5
Terapeutik :
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (relaksasi)
E/F : menimalisir rasa nyeri yang dirasakan
klien
5. Mengkontrol ruangan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
E/F : klien tampak rileks karena tidak ada yang
berisik
Edukasi :
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
E/F : klien mengatakan tidak tau penyebabnya,
periode sering kali nyerinya datang.
Kolaborasi :
11. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
melaui oral (Ranitidine 2x1 Amp)
E/F : menimalisi rasa nyeri yang dirasakan klien
Skala nyeri = 4
P = lanjutkan intervensi
R=-
I=
Manajemen Jalan Napas:
Observasi :
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
E/F : RR = 20x/menit, klien tidak sesak
2. Memonitor bunyi napas tambahan ( mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronki kering)
E/F : klien tidak ada napas tambahan
Terapeutik :
3. Memposisikan semi fowler atau fowler
E/F : klien masih di bantu untuk berubah posisi
E=S=-
P = Lanjutkan intervensi
R=-
N : 93x/menit
I=
Manajemen Energi:
Observasi :
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
E/F : klien masih merasakan lelah akibat nyeri
yang dirasakan
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
E/F : klien tampak masih lelah untuk melakuka n
aktivitas
3. Memonitor pola dan jam tidur
E/F : klien mengatakan tidurnya semalam sedikit
nyenyak
4. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
E/F : klien tidak nyaman saat duduk dan berjalan
karena nyeri pada perutnya
Terapeutik :
5. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis:cahaya, suara, kunjungan)
E/F : membukan jendela untuk klien
Edukasi :
9. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap.
E/F : klien tampak mendengarkan dan ingin
mengikuti edukasi, klien tampak ingin duduk
P = Intervensi dilanjutkan
R=-
FORMAT
I=
Observasi :
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
E/F: Klien dapat mengendalikan nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
E/F: Skala nyeri 3
Terapeutik :
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (relaksasi)
E/F : menimalisir rasa nyeri yang dirasakan
klien
5. Mengkontrol ruangan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
E/F : klien tampak rileks karena tidak ada yang
berisik
Edukasi :
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
E/F : klien tampak kooperatif
Kolaborasi :
11. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
melaui oral (Ranitidine 2x1 Amp,PCT 1000 mg)
E/F : menimalisi rasa nyeri yang dirasakan klien
Skala nyeri = 3
P = Intervensi di lanjutkan
R=-
I=
Manajemen Jalan Napas:
Observasi :
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
E/F : RR = 21 x/menit, klien tidak sesak
2. Memonitor bunyi napas tambahan ( mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronki kering)
E/F : klien tidak ada napas tambahan
Terapeutik :
3. Memposisikan semi fowler atau fowler
E/F : klien masih di bantu untuk berubah posisi
4. Memberikan minum hangat
E/F : klien tampak lega tenggorokannya saat
minum air hangat
P = Lanjutkan intervensi
R=-
I=
Manajemen Energi:
Observasi :
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
E/F : klien masih merasakan lemas karena
batuknya
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
E/F : klien tampak masih lelah untuk melakuka n
aktivitas
3. Memonitor pola dan jam tidur
E/F :klien mengatakan tidurnya semalam
nyenyak
4. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
E/F : klien tidak nyaman saat duduk dan berjalan
karena sering merasakan batuk
Terapeutik :
5. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis:cahaya, suara, kunjungan)
E/F : membukan jendela untuk klien dan tidak
ada kebisingan
Edukasi :
9. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap.
E/F : klien tampak ingin belajar duduk sendiri
P = Intervensi dilanjutkan
R=-
FORMAT
P = Lanjutkan intervensi
I=
Manajemen nyeri :
Observasi :
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
E/F: Klien dapat mengendalikan nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
E/F: Skala nyeri 2
Terapeutik :
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (relaksasi)
E/F : menimalisir rasa nyeri yang dirasakan
klien
5. Mengkontrol ruangan yang memperberat nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
E/F : klien tampak rileks karena tidak ada yang
berisik
Edukasi :
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
E/F : klien tampak kooperatif
Kolaborasi :
11. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
melaui oral (Ranitidine 2x1 Amp,PCT 1000 mg)
E/F : menimalisi rasa nyeri yang dirasakan klien
Skala nyeri = 1
A = Masalah teratasi
P = Intervensi di hentikan
R=-
I=
Manajemen Jalan Napas:
Observasi :
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
E/F : RR = 19x/menit, klien tidak sesak
2. Memonitor bunyi napas tambahan ( mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronki kering)
E/F : klien tidak ada napas tambahan
Terapeutik :
3. Memposisikan semi fowler atau fowler
E/F : klien masih di bantu untuk berubah posisi
4. Memberikan minum hangat
E/F : klien tampak lega tenggorokannya saat
minum air hangat
P = Lanjutkan intervensi
R=-
I=
Manajemen Energi:
Observasi :
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
E/F : klien merasakan tidak terlalu lemas
2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
E/F : klien tampak tidak terlalu lelah untuk
melakukan aktivitas (pergi ke kamar mandi)
3. Memonitor pola dan jam tidur
E/F :klien mengatakan tidurnya semalam
nyenyak
4. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
E/F : klien sedikit nyaman saat duduk
Terapeutik :
5. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis:cahaya, suara, kunjungan)
E/F : membukan jendela untuk klien dan tidak
ada kebisingan
Edukasi :
9. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap.
E/F : klien tampak ingin belajar duduk sendiri
kembali tanpa bantuan
P = Intervensi dilanjutkan
R=-