Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K


DENGAN STROKE DAN HAP DI RUANG FRESIA II
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Profesi Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :
Nabila Pasha Amelia

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2019
Tempat : Ruang Fresia II kamar 7 bed 2
Sumber data : Pasien, Keluarga, Rekam Medik

I. Identitas Klien dan Keluarga


A. Identitas Klien
Nama klien : Tn. K
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 09 Mei 1950
Umur : 41 tahun 4 bulan 3 hari
Jenis kelamin : Laki -laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan :
Status Perkawinan : Menikah
Suku/ Bangsa : Sunda / Indonesia
Alamat : Kampung Cipinang, Gandangsari,
Katapang Bandung
Diagnosa medik : Stroke + HAP
Tanggal Masuk RS : 01 Oktober 2019

B. Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab


Nama : Saepudin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Klien : Anak
Pekerjaan :
Alamat : Kampung Cipinang, Gandangsari,
Katapang Bandung

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemah anggota gerak atas bawah bagian kiri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien menyatakan klien tiba-tiba jatuh 10 hari SMRS saat sedang
beraktivitas. Klien sulit untuk menopang tubuhnya sendiri bahkan saat
sednag duduk dan merasakan kekakuan pada tubuh. Kekakuan dan
kelemahan sudah ada sejak 2 bulan SMRS, dirasakan hilang timbul dan
dirasakan di seluruh tubuh.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga klien menyatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit dan
pengobatan lain.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan klien maupun penyakit keturunan dan infeksi lainnya.

5. Riwayat Psikososial Spiritual


a. Gambaran Diri (anggapan / cara pandang pasien terhadap kondisinya
saat ini)
Klien mengatakan menerima kondisinya. Saat ini klien dan keluarga
terus berusaha dan berdoa demi kesembuhan klien.

b. Peran Diri (Peran dalam keluarga)


Klien berperan sebagai kepala keluarga dan juga pencari nafkah,
namun saat ini klien masih belum bisa untuk bekerja.

c. Identitas Diri (tampang saat ini sesuai dengan gender)


Klien bertampang laki – laki sesuai dengan jenis kelaminnya

d. Harga Diri (perasaan tertentu terhadap penyakitnya)


Klien khawatir karena belum bisa bekerja lagi untuk menghidupi
keluarga
e. Ideal Diri (harapan terhadap penyakitnya)
Klien berharap bisa diberikan kesembuhan agar klien dapat kembali
beraktivitas seperti sebelumnya

f. Budaya (kebisasaan/budaya yang dianut yang berhubungan dengan


penyakit)
Tidak ada budaya atau kebiasaan yang dianut dalam keluarga berkaitan
dengan penyakit klien

g. Spiritual (kegiatan ibadah, spiritual lainnya)


Selama di rumah sakit klien sulit untuk beribadah dengan semestinya

6. Riwayat ADL
Kebutuhan Dasar Sebelum sakit Setelah Sakit/Di RS
Pola Nutrisi dan Cairan
Makan
Jenis Makanan Nasi, sayur – sayuran, Makanan yang lunak yang
daging disediakan oleh rumah sakit
Frekuensi 3x / hari 3x / hari
Jumlah porsi 1 porsi setiap kali Sesuai yang disediakan saja
makan
Alergi Tidak ada Tidak ada
Keluhan Klien terpasang NGT
Kebutuhan Nutrisi Pasien saat sakit
Perhitungan kalori menggunakan rumus Mifflin
TEE = BMR x FA x FS
BMR Laki-laki = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5

TEE = Total Energi Expenditure


BMR= Basal Metabolisme Rate
FA = Faktor Aktivitas (bedrest = 1, aktivitas = 1.1, sehat = 1.2)
FS = Faktor Stress (sehat = 1.2, Kanker= 1.3-1.4, Malnutrisi = 1.5)
BMR Pasien = 500 + 1018,75 – 205 + 5
= 1.308,75 kalori
TEE = BMR x FA x FS
= 1.308,75 x 1 x 1,3-1,4 = 1.701,375 – 1.832,25 kalori
Protein = [15/100 x 1.701,375]/4 = 63.80 gram
= [15/100 x 1.832,25]/4 = 68,71 gram
Lemak = [25/100 x 1.701,375]/9 = 47,3 gram
= [25/100 x 1.832,25]/9 = 50,9 gram
Karbohidrat = [60/100 x 1.701,375]/4 = 256,11 gram
= [60/100 x 1.832,25]/4 = 274,83 gram

Minum
Jenis Minuman Air putih, teh, kopi Air putih
Frekuensi Air putih kalau haus Hari ini (14.00-21.00) sudah
(tidak bisa dihitung) 2,5 gelas (500cc), 2 gelas
Teh dan kopi jarang susu (100cc)
Kebutuhan cairan: 1500 – 2500 ml/kgBB/24jam
30–
50ml/kgBB/24jam
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi Tidak dihitung Klien terpasang folley
kateter
Warna Kadang kuning kadang Kuning jernih
agak keputihan (jernih)
Jumlah Tidak tau Kurang lebih 1100cc
Jumlah Urin Normal 1 – 2 x 50 Kg / jam
Perhari: 50 – 100 ml / jam
1-2 ml/kgBB/jam = 1200 – 2400 ml / hari
Keluhan Klien terpasang kateter
BAB
Frekuensi BAB 1x / hari Sudah bab 1x pagi hari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Biasanya padat dan Lembek tapi tidak cair
lembek
Keluhan Keluarga klien menyatakan klien sudah tidak dapat
merasakan tekanan saat BAB
Balance Cairan
Pasien mendapatkan terapi cairan infus NaCl 0,9% 30 dtt.
Pola Istirahat Tidur
Siang
Kualitas jarang terbangun Kadang terbangun

Kuantitas (durasi, ± 1 jam kadang tidak Tidak menentu, ± 1-2 jam


rutin / tidak) tidur

Malam
Kualitas Jarang terbangun Nyenyak tanpa gangguan
Kuantitas ± 6 jam ± 6 – 8 jam
Personal Hygiene
Kebersihan kulit Saat sehat biasanya Terlihat bersih, keluarga
mandi sehari 2x pada klien selalu menyeka klien
pagi hari dan sore sehari sekali
mendekati malam hari
Kebersihan mulut Biasanya pasien Keluarga klien melakukan
menggosok saat mandi oral hygiene 1x/hari. Bibir
(2x/hari). Mukosa terlihat kering tetapi mukosa
lembab tidak ada lesi mulut lembab dan juga tidak
di sekitar atau rongga ada lesi
mulut
Kebersihan rambut Keramas saat pasien Sampai saat masuk RS,
merasa kulit kepala pasien belum pernah
terasa gatal dan dikeramas. Namum, rambut
berminyak pasien tidak terlihat
berminyak
Kebersihan kuku Biasanya kuku Kuku-kuku terlihat panjang
dipotong kalau sudah namun tidak kotor
panjang saja.
Mobilisasi
Mobilisasi Saat sehat biasanya Saat ini aktivitas klien
klien melakukan seluruhnya dibantu oleh
pekerjaan dan keluarga.
aktivitas dilakukan
secara mandiri

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis GCS 15 (E4M6V5)
Kondisi umum : klien sulit untuk menjawab pertanyaan perawat
karena kekakuan pada mulutnya.

2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 68 x/menit irreguler
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,7 oC

3. Antropometri
BB saat ini : kg
TB : cm
BMI :

4. Pemeriksaan Fisik Berdasarkan Sistem Tubuh Manusia


a. Sistem Integumen
a) Inspeksi : bibir pasien terlihat kering, mukosa tidak terlihat
anemis, lidah sedikit kotor pada area tengah lidah. Tidak ada
sariawan pada rongga mulut. Saat ventilasi mulut terbuka.
Klien tidak dapat mengunyah dan menelan makanan. Kulit
normal, kuku-kuku panjang namun tidak kotor, tidak ada lesi
atau luka.
b) Palpasi : Tekstur kulit sedikit kering, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada edema, suhu akral hangat, CRT < 3 detik, turgor
kulit normal.

b. Sistem Kardiovaskuler
a) Inspeksi : bentuk dan pengembangan dada simetris, tidak
terdapat lesi, tidak terdapt edema
b) Palpasi : denyut apeks jantung dan denyutan pada dada
normal
c) Perkusi : batas-batas jantung normal
d) Auskultasi : bunyi jantung normal

c. Sistem Pencernaan
a) Inspeksi : perut datar tidak acites, tidak terdapat lesi
ataupun udem, reflex menelan (-), reflex mengunyah (-)
b) Auskultasi : bising usus 5x/menit
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan/lepas pada abdomen, tidak
terdapat hepatosplenomegali

d. Sistem Pernafasan
a) Inspeksi : bentuk dan pengembangan dada simetris, tidak
terdapat lesi, tidak terdapt edema, terlihat penggunaan otot
bantu pernafasan, klien terpasang nasal kanul 5 liter,
keluarga menyatakan klien batuk berdahak
b) Palpasi : taktil fremitus getaran normal
c) Auskultasi : suara nafas gargling pada bronkus dan
bronkovasikuler.

e. Sistem Muskuloskeletal
a) Inspeksi : terpasang infus NaCl 0,9%, suhu akral disetiap
ekstremitas hangat (tidak dingin), CRT ± 2 detik pada
kedua tangan dan kedua kaki. Tidak ada deformitas ataupun
bengkak
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian ekstremitas atas
atau bawah pasien.
Kekuatan Otot pada ekstremitas pasien, pasien sulit mengangkat
tangan dan kakinya sendiri

3 3
2 2

f. Sistem Endokrin
a) Inspeksi : tidak terdapat hiperpigmentasi pada warna kulit,
wajah, kuku dan rambut normal
b) Palpasi : kulit sedikit kering

g. Sistem Neurologi
a) Inspeksi : klien sadar penuh (compos mentis), tidak ada
kejang atau tremor
b) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan/lepas, fungsi sensoris
pendengaran sedikit terganggu dan motoric terganggu

h. Sistem Perkemihan
a) Inspeksi : terpasang folley catheter, keluaran cairan dengan
jumlah cairan kurang lebih sebanyak 1.100 cc, warna
kuning jernih, , tidak terdapat keluhan BAK
b) Palpasi : tidak terdapat distensi bladder
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 4 Oktober 2019
Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin 12,3 14-17,4 g/dL
Hematokrit 37,2 41,5-50,4 %
Eritrosit 4,44 4,4-6 jt/uL
Leukosit 11,45 4,5-11 103/uL
Trombosit 167 150-450 ribu/uL
Index Eritrosit
MCV 83,8 80-96 fL
MCH 27,7 27,5-33,2 pg
MCHC 33,1 33,4-35,5 %
Natrium (Na) 150 135-145 mEq/L
Kalium (K) 3,2 3,5-5,1 mEq/L
Klorida (Cl) 123 98-109 mEq/L
Kalsium ion 4,73 4,5-5,6 mg/dL
Magnesium 2,1 1,8-2,4 mg/dL
Analisa Gas Darah Arteri
Nilai Gas Dara
pH 7,457 7,35 – 7,45
pCO2 23,0 35,0-45,0 mm Hg
pO2 70,1 80-105 mm Hg
Status Asam Basa
HCO3 18,9 22-26 mmol/ l
tCO2 19,7 23,05-27,35 mmol/ l
Standar BE-b -2,9 (-2) – (+2) mmol/ l
Saturasi O2 99,1 95-100 %
b. Pemeriksaan lainnya

6. Terapi Farmakologis
No. Terapi
1 Infus 2A 500ml (1500 cc dlm 24 jam)
Untuk mengobati dehidrasi, menambahkan kalori, dan mengembalikan
keseimbangan elektrolit
2 Cefotaxime amp (3 dd 1 IV)
Obat golongan antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai
macam infeksi bakteri misalnya infeksi pernafasan bagian bawah, infeksi
saluran kemih, meningitis, dan gonore. Obat ini termasuk dalam kelas
antibiotik bernama cephalosporin. Antibiotik ini bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri.
3 Azitromicin 500 mg tab (1 dd 1 NGT)
Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri. Ini adalah antibiotik
tipe macrolide. Ia bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Obat ini tidak akan bekerja untuk infeksi virus (seperti flu biasa, flu).
Penggunaan yang tidak perlu atau penyalahgunaan antibiotik apa pun
dapat menyebabkan efektivitasnya menurun.
4. KSR 600 mg tab (1 dd 2 NGT)
Adalah obat suplemen mineral dengan fungsi untuk mengobati atau
mencegah jumlah kalium yang rendah dalam darah. Tingkat normal
kalium dalam darah sangat penting. Kalium atau juga dikenal sebagai
potassium membantu sel, ginjal, jantung, otot, dan saraf Anda berfungsi
dengan baik. Kebanyakan orang mendapatkan cukup kalium dengan
makan makanan seimbang. Beberapa kondisi yang dapat menurunkan
kadar kalium dalam tubuh Anda termasuk diare berat yang
berkepanjangan dan muntah, masalah hormon seperti
hyperaldosteronism, atau pengobatan dengan “pil air” / diuretik.
5. Ca Glukonas dlm D5 4 gram 100mg (25 mg dlm D5/24 jam)
Obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati kadar kalsium
darah yang rendah untuk orang-orang yang tidak punya kalsium yang
cukup dari makanan yang mereka konsumsi.
Obat ini juga dapat mengobati kekurangan kalsium yang disebabkan oleh
beberapa kondisi seperti:
 pengeroposan tulang (osteoporosis)
 lemah tulang (rakitis)
 mengurangi kinerja kelenjar paratiroid (hypoparathyroidism)
 beberapa masalah otot (latent tetany)
Selain itu, fungsi lain dari obat calcium glconate adalah untuk pasien
yang harus memiliki kalsium yang cukup, misalnya:
 wanita hamil
 wanita yang sudah menopause
 orang yang sedang menjalani pengobatan dengan obat tertentu,
seperti phenytoin, phenobarbital atau prednisone.
Kalsium memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh karena
sangat bermanfaat untuk pembuluh darah, sel-sel tubuh, otot, dan tulang.
Jika darah kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambil kalsium
dari tulang, sehingga tulang keropos.
Maka itu, kalsium glukonat juga dapat digunakan untuk menjaga kadar
kalsium tubuh pada orang yang mengalami:
 gangguan fungsi ginjal
 gangguan fungsi hati
 sedang menjalani cuci darah
6. Esomeprazole 4 (2 dd 1 IV)
Salah satu obat golongan penghambat pompa proton yang mengurangi
produksi asam lambung. Berkurangnya produksi asam lambung
bermanfaat dalam menangani penyakit refluks asam lambung (GERD).
Selain itu, esomeprazole juga digunakan untuk sejumlah kondisi, seperti
tukak lambung atau ulkus duodenum akibat konsumsi obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) jangka panjang atau infeksi Helicobacter pylori,
serta sindrom Zollinger-Ellison, yaitu munculnya tumor di pankreas yang
mengakibatkan produksi asam lambung berlebih.
8. Combivent + Flixotide + NaCl 0,9 Nebu (3x nebu)
Combivent adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit saluran
pernapasan, seperti PPOK atau asma. Obat ini juga diindikasikan untuk
perawatan penyumbatan hidung, radang selaput lendir dan bronkospasme.
Obat ini memiliki kandungan albuterol atau salbutamol sulfat dan
ipratropium bromida. Combivent memiliki cara kerja dengan membuka
saluran udara ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau mengendurkan
otot-otot pada saluran napas.

Flixotide adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengurangi


pembengkakan dan iritasi di paru-paru. Flixotide membantu untuk
mencegah serangan asma pada orang yang membutuhkan pengobatan
secara rutin. Oleh karena hal ini, flixotide terkadang disebut sebagai
‘pencegah.’ Obat ini harus digunakan secara rutin, setiap hari.
9. Paracetamol 50 mg (3 dd 2 NGT)
Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan hingga
sedang, mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri sendi, dan
nyeri yang dirasakan selama flu. Paracetamol juga bisa digunakan untuk
meredakan demam.
10. Sucralfat 5gr (3 dd 2 NGT)
Obat untuk mengobati tukak pada usus halus. Sucralfate akan membentuk
lapisan pelindung pada tukak untuk melindunginya dari infeksi lanjutan.
Lapisan pelindung ini akan membantu mempercepat proses penyembuhan
tukak.
11. Levofloxacin (1 dd 700 mg IV)
Obat untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Levofloxacin
termasuk antibiotik quinolone yang digunakan untuk mengobati sinusitis,
pneumonia, tuberkulosis, bronkitis. Obat ini juga bisa dipakai untuk
mengobati infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih,
penyakit kelamin menular, dan lain sebagainya.
Lefofloxacin bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi. Obat ini tidak bekerja untuk infeksi virus (seperti pilek,
flu). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, berlebihan, atau tidak
diperlukan dapat memengaruhi efektivitas obat.
12. Ceftazidime (2 dd 1 IV)
Antibiotik yang digunakan untuk mengobati bermacam-macam infeksi
bakteri seperti infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi saluran kemih,
meningitis, dan gonorrhea. Termasuk dalam kelas antibiotik yang disebut
cpehalosporins, bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Ceftazidime adalah obat yang tidak akan bekerja melawan infeksi virus
seperti demam dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak diperlukan
dapat meningkatkan risiko mengalami infeksi yang menolak pengobatan
antibiotik nantinya. Hanya gunakan bila dianjurkan oleh dokter.
13. Suction berkala (3x/hari)
Adalah 'aspirasi mekanis sekresi paru dari pasien dengan jalan nafas
buatan pada tempatnya'. Prosedur ini melibatkan persiapan pasien, acara
pengisapan dan perawatan lanjutan.
Suction digunakan untuk membersihkan sekresi saluran pernapasan
bagian bawah yang dipertahankan atau berlebihan pada pasien yang tidak
dapat melakukannya secara efektif untuk diri mereka sendiri. Ini bisa
disebabkan oleh adanya jalan nafas buatan, seperti endotrakeal atau
tabung trakeostomi, atau pada pasien yang batuknya buruk karena
berbagai alasan seperti sedasi berlebihan atau keterlibatan neurologis.

IV. ANALISIS DATA


No Data Etiologi Masalah

1 Ds : Bakteri/virus Bersihan jalan


 Klien menyatakan ada nafas tidak
batuk berdahak Peradangan alveolus efektif
(parenkim paru)
Do :

 RR = 26 x / menit Ekstravasasi cairan sirosa ke


 Suara nafas gargling dalam alveoli
Terbentuknya eksudat dalam
alveoli

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
2 Ds : Gangguan perfusi jaringan Kerusakan
 Keluarga menyatakan klien cerebral mobilitas fisik
sulit untuk menopang
tubuhnya Peningkatan TIK
 Keluarga menyatakan klien
jatuh secara tiba-tiba Arteri vertebra basilaris
Do :
 Kekuatan otot ekstremitas Disfungsi N XI
atas 3/3 (assesoris)

 Kekuatan otot ekstremitas


bawah 2/2 Kelemahan anggota gerak

 Klien sulit untuk berbicara


Kerusakan mobilitas fisik

V. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ekstravasasi
cairan sirosa ke dalam alveoli ditandai dengan suara nafas gargling,
RR 26x/menit, klien batuk berdahak
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peningkatan TIK
ditandai dengan kelemahan otot, sulit berbicara
VI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K Ruangan : Fresia 2
No Medrek : 000xxxxx Nama Mahasiswa : Nabila

No Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Menunjukkan jalan nafas paten  Beri posisi terlentang dengan 1. Pemberian posisi yang nyaman pada
dengan kriteria hasil : leher sedikit ekstensi klien agar cairan dapat keluar
 Sekret berkurang  Auskultasi suara nafas 2. Pengkajian Komprehensif
 Tidak ada suara gargling  Berikan terapi inhalasi dengan mengindikasikan prosedur yang harus
larutan dan alat sesuai ketentuan dilakukan

 Lakukan drainase postural 3. Terapi inhalasi untuk mengencerkan

 Lakukan fisioterapi dada dahak di alveoli

 Lakukan suctioning atau 4. Drainase, fisioterapi dada, dan


penghisapan lendir sesuai suctioning untuk membantu

kebutuhan mengeluarkan dahak

 Jika klien sadar, ajarkan batuk 5. Kolaborasi ekspektoran untuk


membantu mengecerkan dahak
efektik
 Kolaborasi terapi ekspektoran

2 Setelah dilakukan tindakan  Kaji kemampuan fungsional/luasnya 1. Pengkajian awal untuk


keperawatan selama 3x7 jam kerusakan awal dan dengan cara
menentukan prosedur
diharapkan kerusakan mobilitas fisik yang teratur.
dapat diminimalkan, dengan kriteria  Latih melakukan latihan rentang yang akan dilakukan
gerak aktif dan pasif pada semua
hasil: 2. Melatih kekuatan otot-
ekstremitas.
 Klien dapat duduk tanpa bantuan.  Sokong ekstremitas dalam posisi otot ekstremitas agar tidak
fungsionalnya, gunakan papan kaki
 Klien dapat makan dan minum terjai kontraktur atau
selama periode paralisi flaksid.
secara mandiri.
Pertahankan posisi kepala netral. kekakuan
 Klien dapat melakukan ROM aktif
 Tempatkan bantal dibawah aksila
sesuai dengan kemampuannya. 3. Posisi klien agar tidak
untuk melakukan abduksi pada
tangan. terjadi decubitus
 Posisikan lutut dan panggul dalam
posisi ekstensi. 4. Kolaborasi prosedur
 Pertahankan kaki dalam posisi selanjutnya
normal.
 Anjurkan pasien untuk membantu
pergerakan dan latihan dengan
menggunakan ekstremitas yang
tidak sakit untuk
menyokong/menggerakkan daerah
tubuh yang mengalami kelemahan.
 Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi.
VII. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn K Ruangan : Fresia 2
No Medrek : 000xxxxx Nama Mahasiswa : Nabila

DIAGNOS PARAF
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI HASIL/RESPON
A
05-10-2019 16.00 Bersihan  Pengkajian suara nafas dan  Suara nafas gargling, RR 26x/menit
jalan nafas RR  Klien mulai batuk dan ada rangsang untuk
16.30 tidak efektif  Pemberian terapi nebulisasi mengeluarkan dahak
dengan combivent + flixotide
+ NaCl 0,9%
 Pemberian terapi Oksigen 5
liter
05-10-2019 16.00 Hambatan  Pengkajian kekuatan otot  Kekuatan otot ekstremitas atas 3/3
mobilitas  Pengkajian ROM  Kekuatan otot ekstremitas bawah 2/2
fisik  Pengkajian TTV  Kekakuan pada otot mulut
 Nadi 68x/menit
VIII. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K Ruangan : Fresia 2
No Medrek : 000xxxx Nama Mahasiswa : Nabila
No
Tgl/jam SOAP Paraf
dx
1. Nabila

2. Nabila

DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria et al. 2016.Nursing Interventions Clasification (NIC) 6th edition.
Singapore : Elsevier
Herdman, T. Heather. 2018. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan :
definisi dan klasifikasi 2018-2020 edisi 11, editor, T. Heather Herdman,
Shigemi Kamitsuru; alih Bahasa, Budi Anna Keliat et.al; editor penyelaras,
Monica Ester. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue et al. 2016. Nursing Outcomes Clasifications (NOC) 5th edition.
Singapore: Elsevie

Anda mungkin juga menyukai