Anda di halaman 1dari 3

2.

KONSTRUKSI DAN BAGIAN-BAGIAN ALAT TANGKAP


Monintja (1968) mengatakan bahwa pada prinsipnya alat pole and line
terdiri dari 3 bagian yakni: tangkai pancing (pole), tali pancing (line), mata
pancing (hookless).

Gambar. Sketsa konstruksi pole and line

Sebagai alat penangkapan ikan desain alat ini sangatlah sederhana. Tetapi
sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan
umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan selain
itu para nelayan juga harus memperhatikan hasil tangkapan mereka agar tidak
kembali turun ke perairan (Nedeelec, 1976).

Secara umum pole atau tangkai pancing biasanya terbuat dari bambu/
fiberglass yang mempunyai banyak ruas ruas. Sedangkan line atau tali biasanya
terbuat dari nylon multifilament biasnya mempunyai panjang 2/3 dari pada
panjang tangkai pancing. Hookless atau mata pancing biasanya terdiri dari timah
pemberat, pembungkus, bulu ayam, dan mata pancing yang tidak berbalik.

Berikut penjelasan yang akan diberikan:


1. Joran/ Galah/ Tangkai Pancing
Bagian ini terbuat dari bambu yang mempunyai bahan elastisitas tinggi
umumnya bambu yang digunakan adalah bambu berwarna kuning, banyak pula
nelayan yang menggunakan bahan sintetis seperti plastik maupun fibre glass.
Joran berfungsi sebagai tangkai yang dipegang oleh pemancing dan mengikat tali
sekunder.
2. Tali pancing
Tali pancung ini terdiri dari 2 bagian yaitu:
a. Tali kepala (tali sekunder)
Tali yang terletak paling atas yang langsung berhubungan dengan Joran
dan tali utama biasanya berbahan serat berupa nylon atau dari bahan
tenggelam berupa kawat baja (wire leader). Tali sekunder ini berfungsi
sebagai penguat tali utama agar tali tidak putus ketika mendapatkan
tangkapan yang cukup berat.
b. Tali utama (mine line)
Tali utama biasanya berbahan serat berupa Polyethylene atau Polyamide
berupa nylon yang pada ujung talinya dihubungkan dengan tali pengikat
berbahan nilon untuk mengikat mata pancing. Tali ini berfungsi sebagai
pengikat mata pancing
3. Mata Pancing
Mata pancing yang tidak berkait balik. Pada bagian atas mata pancing
terdapat bahan tenggelam berupa timah berbentuk silinder yang dilapisi oleh nikel
berwarna mengkilap untuk menarik perhatian mangsa. Selain itu terdapat pula
cincin sebagai pengikat tali sekunder. Dibagian mata pancing pula dilapisi tali
rapia yang membentuk rumbia-rumbia sebagai umpan tiruan. Mata pancing ini
berfungsi sebagai pengkait ikan dan objek mencari perhatian ikan.
Adapun dimensi yang digunakan nelayan sebagai tolak ukur pembuatan pole
and line diantaranya adalah:
1. Joran/ Galah/ Tangkai pancing
a. Diameter:
 Diameter Pangkal : 3-4 cm
 Diameter Unjuk : 1-1,5 cm
b. Panjang: 2-3,5 cm
2. Tali Pancing
a. Tali Sekunder
 Diameter : 1,2 mm
 Panjang : 5-10 cm
b. Tali Utama
 Diameter : 0,2-0,5 mm
 Panjang : 1,5-2 cm
3. Mata Pancing
a. Nomor mata pancing : 2,5-2,8
b. Timah
 Panjang : 2 cm
 Diameter : 8 mm

7. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama meliputi:
 Ikan Cakalang
 Ikan Mackerel
 Ikan kakap
Hasil tangkapan sampingan
 Cumi-cumi

Monintja, D.R, Pasaribu, B.P., Jaya, I. 1986. Manajemen Penangkapan Ikan.


Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai