9 Koordinat Polar
9 Koordinat Polar
com
9. Koordinat Polar
Sudaryatno Sudirham
yP P[r,θ]
r
θ
[0,0] xP x
Dalam koordinat polar, r dan θ inilah yang digunakan untuk menyatakan posisi titik P. Posisi
titik P seperti pada Gb. 9.1. dituliskan sebagai P[r,θ].
Kita dapat menyatakan lingkaran ini dalam koordinat polar dengan mengganti x dan y
menurut relasi (9.1), yaitu
(r cos θ − a) 2 + (r sin θ − b) 2 = c 2 (9.2.a)
yang dapat dituliskan sebagai
(r 2 cos 2 θ − 2ra cos θ + a 2 ) + (r 2 sin 2 θ − 2rb sin θ + b 2 ) − c 2 = 0
(r 2
)
− 2r (a cos θ + b sin θ) + a 2 + b 2 − c 2 = 0 (9.2.b)
r (r − 2(a cos θ + b sin θ) ) + a + b − c = 0
2 2 2
1/8
Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
r (r − 2a cos θ) = 0 (9.2.c)
Pada faktor pertama, jika kita mengambil r = 0 , kita menemui titik pusat. Faktor ke-dua
adalah
r − 2a cos θ = 0 (9.2.d)
merupakan persamaan lingkaran dengan bentuk kurva seperti pada Gb.9.2.b.
y y
P[r,θ]
P[r,θ]
r
r
b θ
[0,0] x
θ
[0,0] x
a a
(a) (b)
Gb.9.2. Lingkaran
Berikut ini tiga contoh bentuk kurva dalam koordinat bola.
Contoh: r = 2(1 − cos θ) . Bentuk kurva fungsi ini terlihat pada Gb.9.3 yang disebut
kardioid (cardioid) karena bentuk yang seperti hati.
3
y
P[r,θ] 2
r
1
θ
0
-5 -3 -1 1 x
-1
-2
-3
-2
-3
Contoh: rθ = 2 . Untuk θ > 0 bentuk kurva fungsi ini terlihat pada Gb.9.5
2
y y=2
1,5 P[r,θ]
1 r
0,5 θ
0
-1 0 1 2 x 3
-0,5
θ = π θ = 3π θ = 4π θ = 2π
-1
Gb.9.5 Kurva rθ = 2
Pada persamaan kurva ini jika θ = 0 maka 0 = 2; suatu hal yang tidak benar. Ini berarti
bahwa tidak ada titik pada kurva yang bersesuaian dengan θ = 0. Akan tetapi jika θ
mendekati nol maka r mendekati ∞; garis y = 2 merupakan asimptot dari kurva ini.
Perhatikanlah bahwa perpotongan kurva dengan sumbu-x tidak berarti θ = 0 dan terjadi
pada θ = π, 2π, 3π, 4π, dst.
l2 P[r,θ]
P[r,θ]
r r
b
θ θ
O a x O x
3/8
Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
y P[r,θ]
l3 r
A
a θ
β
α
O x
5/8
Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
satelit planet Saturnus. Ia pula yang menemukan celah cincin Saturnus, antara cincin terluar
dengan cincin ke-dua yang paling terang; celah itu kemudian disebut Cassini’s division.
Bangun-geometris yang disebut lemniskat dan oval Cassini merupakan situasi khusus
dari kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang hasil kali jaraknya terhadap
dua titik tertentu bernilai konstan. Misalkan dua titik tertentu tersebut adalah F1[a,π] dan
F2[a,0]. Lihat Gb.9.9.
θ = π/2
P[r,θ]
r
θ=π θ θ=0
F1[a,π] F2[a,0]
( )(
b 4 = r 2 + a 2 + 2ar cos θ × r 2 + a 2 − 2ar cos θ )
= r 4 + a 4 + 2a 2 r 2 − (2ar cos θ) 2 (9.12)
= r + a + 2a r (1 − 2 cos θ)
4 4 2 2 2
Lemniskat. Bentuk kurva yang disebut lemniskat ini diperoleh pada kondisi khusus
(9.14) yaitu k = 1, yang berarti b = a atau PF1 × PF2 = a 2 . Pada kondisi ini persamaan (9.14)
menjadi
0 = r 2 (r 2 − 2a 2 cos 2θ)
Faktor pertama r = 0 akan memberikan sebuah titik. Faktor yang ke-dua memberikan
persamaan
r 2 = 2a 2 cos 2θ
0,2
θ=π θ=0
0
-1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5
-0,2
-0,6
Gb.9.10. Kurva persamaan (9.14), k = 1 = a.
Bentuk lemniskat masih akan diperoleh pada k > 1, misalnya k = 1,1. Pada keadaan ini,
dengan tetap mengambil a = 1, bentuk kurva yang akan diperoleh terlihat seperti pada
Gb.9.11.
θ = π/2
1,5
0,5
θ=π θ=0
0
-2 -1 0 1 2
-0,5
-1
-1,5
Gb.9.11. Kurva persamaan (9.14), k = 1,1 & a = 1.
Oval Cassini. Kondisi khusus yang ke-tiga adalah k < 1, misalkan k = 0,8. Dengan tetap
mengambil a = 1, bentuk kurva yang diperoleh adalah seperti pada Gb.9.12, yang disebut
“oval Cassini”. Kurva ini terbelah menjadi dua bagian, mengingatkan kita pada Cassini’s
division di planet Saturnus.
θ = π/2
1,5
0,5
θ=π θ=0
0
-2 -1 0 1 2
-0,5
-1
-1,5
Gb.9.12. Kurva persamaan (9.14), k = 0,8 & a = 1.
7/8
Darpublic Nopember 2013 www.darpublic.com
∆θ θ θ=α
x
Luas setiap segmen bisa didekati dengan luas sektor lingkaran. Antara θ dan (θ + ∆θ) ada
suatu nilai θk sedemikian rupa sehingga luas sektor lingkaran adalah
Ak = (rk 2 ∆θ) / 2