Anda di halaman 1dari 9

INDEPT, Vol. 5, No.

2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PADA


PROSES PRODUKSI RIB A320 DI SHEET METAL
FORMING SHOP
Astin Tiara Pratiwi Sunardi1, Erlian Suprianto 2
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Nurtanio Bandung

ABSTRAKSI

PT. X adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu – satunya di Indonesia dan di
wilayah Asia Tenggara. Dimana kualitas dari produk yang dihasilkan merupakan nilai mutlak yang
harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan customer. Permasalahan yang
dihadapi oleh PT. X adalah terjadi kerusakan atau cacat pada komponen RIB A320 di divisi Operasi
bagian sheet metal forming. Banyaknya produk cacat yang dihasilkan memberikan indikasi bahwa
system pengendalian kualitas yang ada belum mencapai tingkat optimal. Dari permasalahan diatas
tujuan yang ingin dicapai adalah untuk melihat sejauh mana pengendalian kualitas dapat mencapai
tingkat optimal dengan melakukan kemampuan proses yang menggunakan metode peta kendali X
dan R. Hasil pengolahan data menunjukkan beberapa part menyimpang dari batas kendali dan
kemampuan proses daalam pengerjaan masih rendah dikarenakan beberapa factor yaitu manusia,
metode dan mesin. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa masih ditemui adanya
penyimpangan dalam pengendalian kualitas produk yang harus diperbaiki kembali dari segi factor
manusia, metode dan mesin. Upaya penanggulangan agar dapat meminimalisasikan kecacatan
produk adalah dengan melakukan penambahan tools pendukung yang direncanakan berupa DAM,
penggantian karet pelapis material serta memaintenance mesin secara rutin.

Pendahuluan memenangkan persaingan tersebut, salah


Perkembangan dunia industri sekarang satunya dengan meningkatkan produk yang
ini, mengakibatkan semakin banyaknya berkualitas.
persaingan di dalam dunia industry itu sendiri. Suatu perusahaan dikatakan
Pada dasarnya perkembangan dunia industry berkualitas bila perusahaan tersebut
sebagai salah satu penunjang keberhasilan mempunyai sistem produksi yang baik dengan
pembangunan Indonesia, dengan semakin proses terkendali. Melalui pengendalian
ketatnya persaingan yang dihadapi sebuah kualitas (quality control) diharapkan bahwa
perusahaan harus lebih responsive dalam perusahaan dapat meningkatkan efektifitas
menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan pengendalian dalam mencegah terjadinya
diharapkan mampu melakukan suatu langkah produk cacat(defect prevention), sehingga
yang tepat dan menyiapkan strategi – strategi, dapat menekan terjadinya pemborosan dari
konsep – konsep dan teknik yang tepat untuk

6
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

segi material maupun tenaga kerja yang Banyaknya produk cacat yang dihasilkan
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas. memberikan indikasi bahwa system
Permasalahan kualitas telah mengarah pada pengendalian kualitas yang ada belum
titik dan strategi perusahaan secara mencapai tingkat maksimal yang mengacu
menyeluruh dalam rangka untuk daya saing pada tingkat kegagalan nol(zero defect).
dan bertahan terhadap persaingan global Landasan Teori
dengan produk perusahaan lain (La Hatani, Airbus A320 adalah jenis kelompok
2007). Kualitas suatu produk bukan suatu yang pesawat penumpang komersial jarak dekat
serba kebetulan (occur by accident) (Suryadi sampai menengah yang diproduksi Airbus.
Prawirosentono, 2007). Kualitas dapat A320 merupakan pesawat penumpang
diartikan sebagai tingkat atau ukuran pertama dengan sebuah kendali fly-by-wire
kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, digital, dimana pilot mengendalikan
dalam arti sempit kualitas diartikan sebagai penerbangan melalui penggunaan sinyal
tingkat kesesuaian produk dengan standar elektronik dan bukan secara mekanik dengan
yang telah ditetapkan (Juita Alisjahbana, 2005). handel dan system hidraulik. Kelompok
Jadi kualitas yang baik akan dihasilkan dari pesawat A320 (yang termasuk
proses yang baik dan sesuai dengan standar A318,A319,A320 dan A321, serta pesawat jet
kualitas yang telah ditentukan berdasarkan bisnis ACJ) adalah satu – satunya kelompok
kebutuhan pasar. pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang
Berkaitan dengan permintaan diproduksi Airbus.
konsumen, PT. X selalu berusaha untuk RIB
mempertahankan kepercayaan pelanggan. Hal RIB merupakan salah satu komponen
tersebut dilakukan dengan selalu pada Airbus A320. Di dalam pesawat terbang,
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, RIB atau “tulang rusuk” adalah sebuah
walaupun pada kenyataannya selalu ada komponen yang membentuk elemen struktur
beberapa produk yang tidak memenuhi sayap, terutama dalam konstruksi tradisional.
spesifikasi yang diharapkan sehingga terpaksa Dengan analogi definisi anatomi “rib” “tulang
dilakukan reject atau return. rusuk”, rib tulang rusuk menempel pada tiang
Dari Quality Control yang ada di bagian Sheet utama dan dengan diulang pada interval yang
Metal Forming, salah satu komponen yang sering, membentuk rangka untuk sayap.
diproduksi yaitu komponen RIB A320 pada tiga Biasanya rib menggabungkan bentuk airfoil
bulan terkhir, Februari – April 2015 ditemukan sayap dan kulit mengadopsi bentuk ini ketika
beberapa jenis kerusakan. Data tersebut membentang di atas rib tulang rusuk. Fungsi
adalah : RIB yaitu memberi bentuk, strength dan
8
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

rigidity, menempelnya skin, menahan beban


pesawat, mendistribusikan beban pesawat
serta tempat pemasangan struktur komponen Pengolahan Data
lainnya.
Berdasarkan fungsinya RIB memiliki
peran untuk menerima beban momen dan
mendistribusikan beban yang ada pada sayap
pesawat, selain itu juga RIB memiliki peran
sebagai titik pemasangan bagi komponen
struktur lainnya dan menjaga bentuk skin
pesawat.
Pengendalian
Pengendalian merupakan
pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang
dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam
organisasi dan sumber – sumber yang ada
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, secara terus menerus dan
berkesinambungan agar semua dapat Gambar 1 Peta Kerja
berfungsi secara maksimal sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan Mengidentifikasi Cacat yang Terjadi
efisien. Pekerjaan sesungguhnya dari bagian
Kualitas pengendalian mutu dimulai dengan
Kualitas adalah keseluruhan ciri atau pengukuran pertama, dimana data – data yang
karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya berkenaan dengan kerusakan yang terjadi
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dicatat untuk kemudian diukur berdasarkan
pelanggan. Pelanggan yang dimaksud adalah karakteristik kerusakan itu sendiri. Hal ini
bukanlah pelanggan atau konsumen yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan
datang sekali untuk mencoba dan tidak pernah kepada peneliti tentang sejauh mana
kembali lagi, melainkan mereka yang datang kerusakan itu terjadi dalam suatu system
berulang – ulang untuk membeli dan membeli. produksi.
Cacat pengerutan merupakan cacat yang
terjadi akibat kurang tersuplainya energy dari
mesin press karena terlalu ekstrimnya
9
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

perubahan radius pada penampang tools. Di bawah ini merupakan table hasil
Adanya cacat pengerutan yang menyebabkan pengukuran pada cacat pengerutan yang
bentuk ukuran derajat pada penampang RIB terjadi
A320 bervariasi, sehingga ada beberapa part
yang derajat penampangnya berada di luar Tabel 2 Data hasil pengukuran
batas toleransi yang diijinkan.
Tabel 1 Data sampel RIB A320

Tabel 3 Data Perhitungan Peta X dan R Rib


A320

Setelah mendapatkan data tentang


cacat yang terjadi di operasi sheet metal
forming, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengukuran untuk kerusakan yang
terjadi tersebut. Hal ini dimaksudkan
mengetahui ukuran secara pasti dari part yang
dinyatakan scrap atau tidak memenuhi
persyaratan baik dalam segi ukuran atau dalam
bentuk visual.

10
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

= = 88,3

= = 88,4 +

= 88,3 + (0,577. 2,23)


= 89,6
+
-
= 88,4 + (0,577. 2,28)
= 88,3 - (0,577 . 2,23)
= 89,7
= 87,01
-

= 88,4 - (0,577 . 2,28)


= 87,1

Gambar 3 Grafik Peta X

Gambar 2 Grafik Peta Kendali X pada RIB A320


Perhitungan Kedua, karena
perhitungan pertama masih ada out of control
maka dibuang dan dilakukan perhitungan
ulang
Tabel 4 Data Pengukuran

Gambar 4 Grafik Peta R

Menghitung Kemampuan Proses


Kinerja proses atau kemampuan
proses adalah gambaran dari seberapa baik

11
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

suatu proses kerja dijalankan. Kinerja proses Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan
diukur berdasarkan perbandingan level kinerja Cp = 0,45
proses actual dengan level kinerja proses ideal. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah.
Apabila besar Cp lebih besar dari perhitungan Cpk = 0,45
U – L, maka kondisi tersebut memungkinkan Jika Cpk <1,00, maka proses menghasilkan
bahwa nilai/harga tebaran proses lebih besar produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
dari harga spesifikasinya, atau bisa diannggap Diagram Sebab Akibat
proses itu tidak kapabel, sehingga perlu Diagram sebab akibat adalah salah satu
dilakukan perbaikan. Apabila Cp lebih kecil tools yang membantu penulis untuk
daripada perhitungan U – L, maka proses menggabungkan ide – ide mengenai penyebab
tersebut dapat dikatakan memenuhi harga potensial dari suatu masalah. Ada tiga kategori
yang telah dipersyaratkan dalam spesifikasi. penyebab umum yg mengakibatkan produk
Sedangkan apabila besar Cp sama dengan hasil mengalami kecacatan, yaitu manusia, metode
perhitungan, maka proses tersebut dapat dan mesin.
dikatakan marginal atau tebaran proses 1. Analisis factor Manusia (Man)
sepadan dengan spesifikasi proses. Maka hasil Observasi dilakukan dalam bentuk
perhitungannya pemantauan proses secara langsung maupun
wawancara dengan pekerja yang terlibat di
dalamnya. Temuan hasil observasi lapangan
terhadap factor manusia/ pekerja yang
diestimasikan mempunyai pengaruh terhadap
penyebab cacat produk antara lain :
a. Pemberian pelumasan oleh operator pada
tools material tidak merata akibat
operator tidak mengikuti prosedur yang
ada.
Maka;
b. Penggunaan rubber pelapis permukaan
material tidak maksimal karena rubber
yang digunakan oleh operator sudah
dalam kondisi rusak.
2. Analisa Faktor Metode
Beberapa temuan hasil observasi lapangan
terhadapa factor metode yang mempunyaa
pengaruh terhadap cacat produk yaitu:
12
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

Penjadwalan perawatan mesin yang tidak rutin a. Penambahan tools pendukung


3. Analisis Faktor Mesin direncanakan berupa DAM. DAM tersebut
Observasi dilakukan dalam bentuk merupakan alat pendukung dimana
pemantauan proses produksi secara langsung fungsinya sebagai pengarah dari energy
maupun wawancara dengan pekerja yang yang besar akibat radius – radius yang
terlibat didalamnya. Beberapa temuan penting berubah ekstrim. Sehingga mengurangi
hasil observasi lapangan terhadap factor kemungkinan terjadinya pengerutan flens.
mesin, antara lain : Kelebihan alternative penambahan tools
a. Bentuk yang didominasi oleh radius – radius pendukung terletak pada
memungkinkan tersalurnya tegangan tekan pengoperasionalannya mudah dan
melingkar yang tinggi sehingga kemungkinan terjadi cacat bisa lebih
kemungkinan terjadinya cacat pengerutan diminimalisir.
flens. Mesin yang memiliki umur semakin b. Penggantian karet pelapis material yang
tua menyebabkan pengerjaan radius sudah rusak merupakan pekerjaan yang
spesifik mesin mengalami kelambatan terlihat sepele namun memberikan efek
secara langsung terhadap material, dimana
material dalam process sheet dituntut
untuk tidak terjadi goresan (bersentuhan
langsung dengan balon rubber press).
Karet pelapis harus memiliki kekerasan 85
– 95 short A dengan tebal 10 mm.
c. Melakukan penjadwalan perawatan mesin
Gambar 5 Diagram Sebab Akibat secara rutin.
Rekomendasi Penanggulangan Kesimpulan
Setiap penanggulangan terlebih dahulu 1. Sesuai dengan urutan sheet seluruh
dikonsultasikan dengan pihak manajemen proses pengerjaan RIB sudah dilakukan
perusahaan untuk mengetahui kendala dan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
masalah yang mungkin dihadapi pada tahap proses sehingga dapat diambil
pelaksanaannya. kesimpulan proses pengerjaan sudah
Menurut identifikasi potensial masalah, tahap/ benar.
factor mesin merupakan bagian yang dominan. 2. Dalam proses pengerjaan RIB A320 yang
Sehingga beberapa rekomendasi dilakukan di sheet metal forming masih
penanggulangan ditinjau dari factor mesin dijumpai beberapa penyimpangan,. Dari
(peralatan) meliputi : 125 sampel yang diambil didapat
13
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

15sampel part berada di luar batas dengan tebal 10 mm serta maintenance


kontrol. mesin secara rutin juga perlu dilakukan.
3. Berdasarkan pengolahan data,kinerja Saran
proses atau kemampuan proses yang 1. Perusahaan selalu memperhatikan kualitas
dianalisis didapatkan nilaiCp< 1,00 yaitu produk terutama pengendalian proses
0,45 dan Cpk<1,00 yaitu 0,45. Hal ini produk dan dilakukan secara periodic agar
membuktikan bahwa kapabilitas proses dapat di kontrol penyimpangan part yang
rendah karena banyak produk yang terjadi.
kualitasnya berada di luar batas 2. Perbaikan/ maintenance peralatan yang
spesifikasi, sehingga perlu ditingkatkan digunakan dalam proses pengerjaan
performasinya melalui perbaikan senantiasa dilakukan secara periodic dan
proses.Perbaikan proses harus dilakukan tepat sesuai dengan proses yang berlaku.
agar nilai Cp minimal lebih besar dari 3. Perlunya pembinaan kepada karyawan
pada 1 untuk lebih meningkatkan motivasi kerja
4. Dari pembahasan ditemukan beberapa dalam rangka peningkatan kualitas
komponen yang harus dilakukan produk.
pengerjaan ulang dikarenakan masih
adanya cacat produk. Upaya harus DAFTAR PUSTAKA
dilakukan dengan Penambahan tools 1. Agus Ahyari 1990.
pendukung yang direncanakan berupa ManajemenProduksi,
DAM. DAM tersebut merupakan alat PengendalianProduksi, BPFE,
pendukung dimana fungsinya sebagai Yogyakarta.
pengarah dari energy yang besar akibat 2. Arikunto Suharsimi 1989. Prosedur
radius – radius yang berubah ekstrim. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Sehingga mengurangi kemungkinan BinaAksara, Jakarta.
terjadinya pengerutan flens. Penggantian 3. Assauri, Sofjan 1998. Manajemen
karet pelapis material yang sudah rusak Produksi dan Operasi. Fakultas
merupakan pekerjaan yang terlihat sepele Ekonomi Universitas Indonesia,
namun memberikan efek secara langsung Jakarta.
terhadap material, dimana material 4. Bina Produktivitas Tenaga Kerja 1998.
dalam process sheet dituntut untuk tidak Manajemen Mutu Terpadu.
terjadi goresan (bersentuhan langsung Departemen Tenaga Kerja, Jakarta.
dengan balon rubber press).Karet pelapis 5. Crosby, Philip B. 1979 Quality Is Free.
harus memiliki kekerasan 85 – 95 shore New American Library, New York.
14
INDEPT, Vol. 5, No. 2 Juni 2015 ISSN 2087 – 9245

6. Dale, B.G 2003. Developing, 17. Schroeder, Roger G 2007, Manajemen


Introducing and Sustaining TQM. Operasi. Jilid 2-Edisi 3.
www.blackwellpublishing.com p 1-33 PenerbitErlangga, Jakarta.
Agustus 2005. 18. Suryadi Prawirosentono 2007,
7. Elliot 1993. Penjamin Mutu Manajemen Mutu Terpadu Edisi 2.
:http://apriningsih.blogdetik.com/cate Penerbit Bumi Aksara.
gory/artikel-mutu/. ( 1 ) Terry, George R. 1986. Asas –asas
8. Eugene L. Grant, Richard S. Manajemen. Alih Bahasa Winardi,
Leavenworth 1989.Pengendalian Mutu Bandung.
Statistik, Edisi keenam. Penerbit ( 2 ) Tjiptono, Fandydan Anastasia Diana
Erlangga, Jakarta. 2003,Total Quality Management,
9. Feigenbaum, Armand V. (1991) Total Edisi 5. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Quality Control (3rd.ed). New York.
10. Feigenbaum, A.V, Kandahjaya, Hudaya.
1992. Kendali Mutu Terpadu. Erlangga.
11. Gasperz, Vincent 2005.Total Quality
Management. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
12. Hardjosoedarmo, Soewarso 2004.Total
Quality Management. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
13. Juran, J.M 1989. Kepe-mimpinan
Mutu. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.
14. Kotler, Philip and Gary Armstrong
1996. Principles of Marketing, Seventh
Edition, Prentice Hall Inc., Englewood
Cliffs, New Jersey.
15. Nasution, M.N.2005. Manajemen
Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia,
Bandung.
16. Scherkenbach, Wiliam W. ,Demings.
1991.Road to Improvement, SPC Press.
Inc,Knoxville, Tennessee.
15

Anda mungkin juga menyukai