1 2 3 4
Catatan: Penggunaan standar asing seperti ASHRAE Standard, British Standard dan/atau lainnya hanya diperbolehkan bilamana Standar
Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.
3. Literatur dan bahan bacaan yang disarankan 1. ASHRAE Handbook; Fundamental, Application, Refrigeration, Equipment.
2. Carrier; Handbook of Air Conditioning System design.
3. Kementrian ESDM; Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia, Buku 1,2 & 3.
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
D. Sistem Air Kotor/Limbah, Air Kotoran dan Ven (pipa pelepas udara) :
1. Uraian / penjelasan sistem.
2. Jenis-jenis Air buangan dan sumber asal Air buangan.
3. Volume air kotoran/kotor per kapita atau equivalentnya.
4. Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul.
5. Jenis dan bahan pipa yang digunakan.
6. Kemiringan Pipa.
1 2 3 4
H. Sistem Persampahan :
1. Uraian penjelasan jenis-jenis sampah buangan dan pengelolaannya, termasuk sampah B3 (bila ada).
2. Kriteria timbulan sampah per kapita per hari untuk setiap jenis klasifikasi sampah.
3. Perhitungan volume sampah perhari.
4. Penjelasan lokasi dan jenis konstruksi termasuk sistem drainase dan perhitungan dimensi tempat pengumpulan sementara.
5. Uraian penjelasan tentang pewadahan sementara, lokasi Tempat Pengumpulan Sementara dan sistem drainasenya.
6. Penjelasan akses dan manuver kendaraan pengangkut sampah ke tempat pengumpulan sementara.
7. Penjelasan ritasi pengambilan sampah mingguan atau waktu yang periodik lainnya.
C. Sistem Air Kotor/Limbah, Air Kotoran dan Ven (pipa pelepas udara) :
1. Penjelasan tentang sistem air kotor, air kotoran dan ven.
2. Penjelasan jenis-jenis air buangan dan sumber asal air buangan.
3. Beban air kotoran dan air kotor per kapita.
1 2 3 4
G. Sistem Persampahan :
1. Perhitungan volume sampah-sampah perhari.
2. Perhitungan kebutuhan Tempat Penampungan Sampah Sementara.
1 2 3 4
1) Diagram skematik sistem pengangkutan sampah,termasuk trash chute dalam gedung (bila ada).
2) Gambar tapak yang menunjukkan TPS di luar gedung.
3) Gambar detail TPS di dalam gedung, serta persyaratan temperatur dan ventilasi.
4) Gambar tata letak peralatan.
5) Gambar-gambar lain sesuai kebutuhan.
4. SISTEM LINGKUP PEMERIKSAAN
PEMADAMAN 1. Sistem Pipa Tegak Hidran (Standpipe and Hose System)
KEBAKARAN AKTIF 2. Sistem Sprinkler Otomatis (Automatic Sprinkler)
(Sistem-sistem 3. Sistem Pompa Kebakaran (Firepumps Set)
Proteksi Kebakaran 4. Sistem APAR (Portable Extinguisher)
Aktif) 5. Sistem Pemadaman Otomatis dengan bahan/zat aktif lainnya (bila ada)
kode: PKA
PERATURAN, STANDARD / TATA CARA PERENCANAAN & LITERATUR / BAHAN BACAAN
1. Peraturan yang harus ditaati 1. Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
3. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 5 th. 2010 tentang Bangunan Gedung.
4. Peraturan Walikota Bandung tentang Bangunan Gedung ( sedang dalam proses penyusunan ).
5. Regulasi/Ketentuan yang berkenaan dengan unit Pemadam Kebakaran Kota Bandung dan DEPNAKER.
2. Standar yang menjadi acuan tata cara 1. SNI 03-1735 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
perencanaan 2. SNI 03-1736 Tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.
3. SNI 03-1745 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung.
4. SNI 03-3989 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem Springkler Otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
5. SNI 03-1746 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
6. SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
7. SNI 03-1746-1989, Metoda Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangun Rumah dan Gedung.
8. SNI dan/atau standar lainnya, sesuai dengan kebutuhan sistem pemadaman kebakran pada gedung ini.
Catatan: Penggunaan standar asing seperti NFPA, British Standard dan/atau lainnya hanya diperbolehkan bilamana Standar Nasional
Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.
3. Literatur dan bahan bacaan yang disarankan 1. NFPA-13 Standard for the Installation of Sprinkler Systems.
2. NFPA-14 Standard for the Installation of Standpipe, Private Hydrant and Hose Systems.
3. NFPA-20 Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection.
4. NFPA-10 Standard for Portable Fire Extinguisher.
5. BSI-9999 Code of Practice for fire safety in the design, management and use of buildings.
6. Soekartono Soewarno, “Pemahaman Terhadap Instalasi Pemadam Kebakaran Berbasis Air”, BK-Mesin, PII, 2011.
7. Mahoney, Eugene F., Fire Departments Hydraulics.
8. Crane Co., Flow of Fluids Through Valves, Fittings and Pipe.
1 2 3 4
1 2 3 4
E. Sistem APAR :
1. Uraian sistem APAR meliputi penjelasan berikut ini :
a. SIfat bahaya kebakaran, jenis APAR dan ukurannya.
b. Kriteria jumlah APAR.
c. Jarak pemasangan antar APAR.
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
C. Sistem Pencahayaan :
1. Uraian penjelasan tentang kriteria tingkat kuat cahaya yang dipilih untuk tiap jenis ruangan.
2. Uraian tentang konsep pencahayaan alami & konsep pencahayaan buatan.
3. Uraian konsep penghematan enersi, meliputi :
a. Penentuan jenis-jenis lampu berikut armaturnya yang dipilih berikut uraian kuat cahayanya.
b. Pola grouping dan penyalaan lampu.
c. Implementasi sistem penyalaan lampu dengan sensor gerak.
4. Uraian sistem Pencahayaan Darurat, meliputi :
a. Sistem yang diterapkan, sentral atau individual.
b. Konsep aktivasi/penyalaan lampu darurat dalam keadaan emergeny.
c. Titik-titik pencahayaan darurat sesuai dengan konsep evakuasi dalam keadaan darurat.
D. Sistem Pembumian :
1. Penerapan konsep titik pembumian (grounding) untuk penyaluran :
a. Arus Gangguan Hubung Singkat, Arus Bocor dan Residu Muatan.
b. Arus petir sambaran tak langsung.
c. Noise akibat harmonisa atau penyebab lainnya (untuk keadaan yang tertentu dan yang khusus).
2. Konsep titik pembumian (grounding) dan penyamaan tegangan (equipotential bonding) terkait dengan tegangan sentuh dan
tegangan langkah.
1 2 3 4
4. Analisis dan perhitungan penghantaran listrik pada instalasi sumber daya, meliputi :
a. Perhitungan susut tegangan.
b. Perhitungan untuk penentuan ukuran penghantar.
c. Perhitungan arus hubung singkat.
5. Beban maksimum di setiap peralatan pemutus daya (sisi TM dan TR).
6. Kemampuan hantar arus konduktor dan penetapan ukuran diameter kabel (sisi TM dan TR).
7. Kemampuan hantar arus dan penetapan ukuran penampang Busbar (sisi TM dan TR).
8. Arus hubung singkat fasa ke fasa dan fasa ke tanah.
B. Sistem Pencahayaan :
1. Jumlah titik lampu per ruangan sesuai dengan kriteria kuat penerangan di ruangan tersebut.
2. Jumlah kebutuhan penggunaan daya untuk kebutuhan pencahayaan.
3. Kekuatan batere untuk pencahayaan darurat.
C. Sistem Pembumian :
1. Tahanan pembumian yang diperlukan untuk pengaman terhadap tegangan sentuh dan tegangan langkah.
2. Perhitungan jumlah titik pembumian & ukuran penghantar untuk penyaluran arus gangguan pada Instalasi peralatan TM &
Instalasi peralatan TR.
3. Perhitungan untuk penentuan ukuran penghantar & titik pembumian untuk peralatan khusus.
4. Perhitungan untuk penentuan ukuran Penghantar untuk penyamaan tegangan (equipotential bonding) antar badan peralatan.
1 2 3 4
3. Detail Pembumian.
D. Sistem Penangkal Petir :
1. Diagram Sistem Penangkal Petir.
2. Gambar Instalasi Penangkal Petir untuk menjelaskan jalur penghantar menuju titik pembumian.
3. Detail Penangkap, Titik Pembumian dan Penempatan kabel penghantar.
6. SISTEM LISTRIK LINGKUP PEMERIKSAAN
ARUS LEMAH 1. Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran 1. Pusat kontrol dari Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
kode: LAL 2. Instalasi Sistem deteksi dan Alarm Kebakaran.
3. Peranan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran dalam keadaan darurat.
2. Sistem Tata Suara 1. Pusat kontrol dari Sistem Tata Suara.
2. Sistem distribusi suara.
3. Sistem tata suara dalam keadaan darurat.
3. Sistem Telepon 1. Sistem PABX yang digunakan (bila ada).
2. Sistem distribusi saluran ke pesawat telepon.
3. Sistem telpon nirkabel bila ada.
4. Sistem CCTV dan Security 1. Pusat kontrol dari Sistem CCTV dan Sekuriti.
2. Sistem Kamera dan Deteksi Sekuriti dan instalasinya.
3. Peranan Sistem CCTV dalam keadaan darurat.
5. Sistem Building Automation 1. Pusat kontrol BAS.
2. Titik-titik monitor dan kendali BAS.
3. Peranan Sistem BAS dalam keadaan darurat.
1 2 3 4
3. Uraian cara kerja sistem, meliputi penjelasan tentang bagian-bagian yang bekerja secara manual dan otomatis termasuk integrasi
dengan sistem-sistem lainnya antara lain :
a. Sinyal ke Pos PK terdekat.
b. Aktivasi Fan Penekan Saf PK.
c. Aktivasi Sistem Darurat Kebakaran Sistem Elevator.
d. Aktivasi Sistem Tata Udara dan Ventilasi darurat kebakaran.
e. Konsep pemadaman Catu Daya Listrik ketika terjadi kebakaran.
f. Bila gedung dilengkapi dengan sistem security (seperti Access Control System dan CCTV System) harus diuraikan
keterkaitannya dengan fungsi sistem security serta titik-titik deteksi yang dimonitor oleh sistem security.
g. Bila dipasang BAS (Building Automation System) harus diuraikan fungsi sistem deteksi yang dimonitor atau dikendalikan oleh
BAS.
h. Konsep komunikasi Voice yang diterapkan ketika terjadi kebakaran.
4. Jenis kabel dan peralatan yang dipergunakan.
D. Sistem Telepon :
1. Uraian penjelasan sistem komunikasi telepon yang diterapkan.
2. Uraian cara kerja Sistem Telepon dalam keadaan operasi normal maupun darurat kebakaran.
3. Asumsi-asumsi untuk digunakan dalam perhitungan.
4. Jenis-jenis telepon extension yang akan dipasang.
5. Fungsi-fungsi tambahan (features) yang disediakan di PABX.
6. Uraian tentang sistem telekomunikasi nirkabel yang disediakan (bila ada).
1 2 3 4
C. Sistem Telepon :
1. Analisis traffic telekomunikasi dan perhitungan jumlah sambungan TELKOM.
2. Perhitungan jumlah extension dan kapasitas sentral telepon yang diperlukan.
1 2 3 4
4. Gambar pengkawatan (wiring diagram) peralatan sentral Telepon dan panel bantu (terminal box) sebagai sarana antar muka
Sentral Telepon dengan titik telepon.
D. Sistem Closed Circuit Television (CCTV) & Security :
1. Diagram Sistem CCTV & Sekuriti yang mencantumkan jenis, tipe, kapasitas berikut konfigurasi yang diterapkan.
2. Gambar tapak bangunan untuk menjelaskan hubungan dengan instalasi lainnya yang berkaitan.
3. Gambar tata letak kamera dan detektor tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar).
E. Sistem BUILDING AUTOMATION (BAS) :
1. Diagram BAS dan Riser Diagram BAS yang mencantumkan jumlah titik-titik kontrol, monitor dan alarm berikut konfigurasi BAS
master control yang diterapkan.
2. Gambar tata letak titik-titik monitor dan kontrol BAS tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar).
6. SISTEM GAS MEDIK LINGKUP PEMERIKSAAN
DAN GAS BAKAR 1. Instalasi Gas Medis 1. Sistem Gas Oksigen
kode: GAS 2. Sistem Gas Nitrous Oxyde N2O
3. Sistem Vacuum/Suction
4. Sistem Gas lainnya
2. Instalasi Gas Bakar 1. Sistem Gas Kota (CNG-Compressed natural gas)
2. Sistem Gas Elpiji (LPG-Liquefied petroleum gas)
1 2 3 4
2. Uraian penjelasan sistem langganan dan penempatan meter-meter gas (bila menggunakan gas kota).
3. Uraian penjelasan sistem pengamanan ruang penyimpanan gas terhadap bahaya kebakaran dan/atau ledakan meliputi Sistem
Pengamanan Pasif dan Sistem Pengamanan Aktif.
4. Kriteria tekanan tanki penyimpan/tabung, tekanan distribusi dan tekanan di Point of Use.
5. Perhitungan kebutuhan gas.
6. Bahan pipa distribusi dan uraian sistem instalasinya termasuk metoda penyambungan pipa.
7. Perhitungan kehilangan tekanan pada titik terjauh.
8. Perhitungan laju penguapan cairan dalam tanki gas terhadap kebutuhan gas di point of use.
2
6. SISTEM LAINNYA LINGKUP PEMERIKSAAN
kode: MEP 1. Sistem Genset 1. Sisi Mekanikal.
2. Sisi Elektrikal.
3. Aliran Udara Intake dan Exhaust untuk Ventilasi, Radiator dan Pernapasan Mesin.
4. Peredaman Suara Ruang Genset.
5. Sistem Penyediaan Minyak Bakar..
2. Sistem Boiler (bila ada) 1. Sistem Boiler dan Kelengkapan Instalasinya al. Flue Gas Chimney, Safety Valve, dll.
2. Sistem Penyediaan Minyak Bakar.
1 2 3 4
2. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
3. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 5 th. 2010 tentang Bangunan Gedung.
4. Peraturan Walikota Bandung tentang Bangunan Gedung ( sedang dalam proses penyusunan ).
5. Regulasi/Ketentuan yang berkenaan dengan Unit Pemadam Kebakaran Bandung, PERTAMINA dan Depnaker.
2. Standar yang menjadi acuan tata cara 1. SNI 04-0255 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
perencanaan 2. Pedoman Tanki Bahan Bakar untuk Generator Darurat dan Boiler.
Catatan: Penggunaan standar asing hanya diperbolehkan bilamana Standar Nasional Indonesia belum mencakup hal-hal tersebut.
B. Sistem BOILER
1. Uraian penjelasan sistem Boiler, kapasitas, karakeristik dan jenis bahan bakar yang dipilih.
2. Uraian penjelasan sistem ventilasi dan sistem exhaust yang diterapkan.
3. Uraian penjelasan konfigurasi sistem distribusi air panas, distribusi uap (untuk jenis ketel uap).
4. Uraian penjelasan konsep pengendalian kebisingan dan getaran yang diterapkan.
5. Uraian penjelasan konsep pengendalian limbah dan drainase dalam ruang Boiler.
6. Uraian penjelasan konsep pencegahan kebakaran.
7. Uraian penjelasan konfigurasi sistem proteksi dan sistem supervisi & monitoring yang direncanakan.
B. Sistem BOILER
1. Analisis karakteristik pembebanan dan perhitungan penentuan Rating Sistem Boiler.
2. Perhitungan konsumsi bahan bakar dan penentuan kapasitas tanki-tanki bahan bakar.
1 2 3 4
A. Sistem GENSET
1. Tata Letak Sistem Genset dan Sistem Kontrol Operasi Otomatis dan Daya.
2. Gambar sistem peredaman suara pada ruang genset.
3. Gambar saluran udara pendingin radiator dan detail saluran gas buang dan peredam suaranya.
4. Gambar instalasi tanki bahan bakar harian dan mingguan.
5. Gambar sistem dudukan peredam getaran mesin genset.
6. Gambar sistem penanganan limbah dan drainase dalam ruang Genset.
7. Gambar diagram Panel-Panel Kontrol dan Panel Listrik sistem Genset.
8. Gambar diagram Sistem Supervisi/ monitoring Genset.
B. Sistem BOILER
1. Tata Letak Sistem Boiler dan Sistem Kontrol Operasi.
2. Gambar Sistem saluran udara/ventilasi dan saluran gas buang.
3. Gambar Sistem bahan bakar harian dan mingguan.
4. Gambar Blow Down Pit.
5. Gambar diagram instalasi tanki dan pemipaan air dingin, air panas, distribusi uap di ruang Boiler.