Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN

PELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN


SARANA RUMAH SAKIT ( IPSRS )
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH


PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA
DINAS KESEHATAN
2022
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA
DINAS KESEHATAN
UPTD. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUARA TEWEH
Jalan Yetro Sinseng Nomor 2, Telepon (0519) 21051-21528, Faximile (0519) 21528 Muara Teweh,
Provinsi Kalimantan Tengah – 73812, email: rsudmtw@baritoutarakab.go.id

PERATURAN DIREKTUR
NOMOR: 800/ /RSUD/I/2022

PANDUAN
PELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN
SARANA RUMAH SAKIT ( IPSRS )
RUMAH SKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang
yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Bangunan rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan
yang sangat mendasar.

Untuk menjamin kesinambungan dan kualitas pelayanan kesehatan


kepada masyarakat ,maka bangunan rumah sakit serta seluruh peralatan dan
perlengkapan yang menyatu didalamnya harus mendapat perhatian dari
pengelola rumah sakit terutama dalam aspek perawatan dan pemeliharaan
yang teratur dan tepat waktu, agar terhindar dari kerusakan yang lebih berat
dan memerlukan biaya perbaikan yang tinggi.

Untuk menjamin keadaan selalu siap operasional maka bangunan


rumah sakit beserta seluruh fasilitas penunjangnya perlu dipelihara sehingga
akan terhindar dari kerusakan yang akan mengaikibatkan terganggunya
pelayanan dalam jangka waktu yang lama.
Bangunan rumah sakit, khususnya bangunan - bangunan tempat
diselenggarakan pelayanan medis mempunyai beberapa kekhususan tersendiri
sesuai dengan fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan, misalnya ruang
operasi, ruang laboratorium, ruang x-ray, poliklinik dan ruang perawatan.
Kekhususan ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanannya ini
menurut adanya ketentuan khusus mengenai bentuk ruangan dan jenis serta
kualitas bahan bangunan yang dipergunakan dalam membuat ruangan
tersebut, sehingga pemeliharaannya harus mengacu kepada aspek-aspek
bahan dan fungsi pelayanannya.

1.2. Tujuan Pedoman Pemeliharaan Sarana.


1. Setiap petugas dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan
bangunan rumah sakit mempunyai pegangan dan acuan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah sakit .
3. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pasien dan keluarganya
yang berkunjung di Rumah Sakit.

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan Pemeliharaan Sarana.


1. Arsitektur bangunan.
2. Utilitas.
3. Halaman.

1.4. Batasan Operasional.


Pemeliharaan bangunan rumah sakit meliputi pemeliharaan dan
perbaikan kecil untuk seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup
arsitektur, utilitas dan halaman.
1. Pemeliharaan.
Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan secara berkala meliputi :
a. Pembersihan,
b. Perapihan,
c. Pelumasan,
d. Penyetelan,
Perbaikan kecil yang dilakukan sesuai keadaan atau kebutuhan meliputi :
a. Pemolesan,
b. Pelapisan,
c. Pengecatan,
d. Penggantian komponen atau suku cadang yang rusak dengan volume
atau nilai perbaikan tidak melebihi 2 (dua) % dari volume atau nilai
keseluruhan per unit.
2. Sasaran kegiatan pemeliharaan.

Arsitektur bangunan, meliputi :


a. Lantai dan tangga,
b. dinding dan partisi,
c. pintu dan jendela,
d. atap dan talang,
e. dan plafon.

Utilitas, meliputi :
a. listrik,
b. plumbing,
c. tata udara (AC),
d. komunikasi dalam gedung,
e. pemadam kebakaran dan lift,
f. instalasi pengelohan air limbah.

Halaman, meliputi :
a. Pagar,
b. lapangan parkir,
c. saluran air hujan
d. tempat sampah.

3. Pelaksanaan pemeliharaan

Pelaksana pemeliharaan bangunan rumah sakit dapat dilakukan


sendiri oleh bagian pemeliharaan sarana rumah sakit yang bersangkutan,
oleh bengkel rujukan atau oleh pihak ketiga.

4. Biaya pemeliharaan.

Biaya pemeliharaan bangunan rumah sakit dibebankan pada


anggaran rutin rumah sakit. Komponen biaya pemeliharaan meliputi biaya
pengadaan bahan, suku cadang, alat kerja bantu.

1.5. Landasan Hukum.


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan  No. …  tentang Struktur
Organisasi Rumah Sakit .
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.

Standar SDM bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit adalah sebagai


berikut.

JUMLAH
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
NAMA JABATAN KEBUTUHAN

1.   KEPALA BAGIAN Kursus

PEMELIHARAAN SARANA D3, D4 / S1 Perbengkelan 1

Menguasai
Komputer &
2. PETUGAS ADMINISTRASI SLTA Surat menyurat 1

3. PETUGAS Magang di
PEMELIHARAAN bangunan (4th
GEDUNG/KAYU SLTA magang) 2

Menguasai
4. PEMELIHARAAN GENSET SLTA Mesin Diesel 2

Menguasai
5. PEMELIHARAAN LISTRIK   instalasi listrik
& TELEPON SLTA (4th magang) 2

Menguasai
instalasi
6. TUKANG PIPA/BESI SLTA perpipaan 2
Menguasai
7. KESEHATAN Managemen
LINGKUNGAN D3 Kesling Limbah 1

Menguasai
sistem
8. PEMELIHARAAN ALAT pendingin (3th
PENDINGIN SLTA magang) 2

Menguasai las
listrik dan Las
9. TUKANG LAS SLTA Asetylin 2

10.   TEHNISI                   ALAT Menguasai


MEDIS D3 Atem peralatan medis 1
BAB III
STANDAR FASILITAS
 

3.1. Denah Ruang.


(Ada Pada Lampiran)
3.2. Standar Fasilitas.
1. Adanya ruang untuk aktifitas.
2. Adanya sarana/peralatan yang dipakai .
2.1. Untuk mendukung kegiatan administrasi pemeliharaan sarana,
diperlukan fasilitas sebagai berikut :
a. Komputer 1 buah.
b. Printer Berwarna 1 buah.
c. Kamera Digital 1 buah.
d. ATK (bolpoin, kertas, spidol, gunting, penggaris, cutter, dll) Sesuai
kebutuhan.
e. UPS 1 buah.
f. Pesawat Telepon 1 buah.
g. Meja 1buah.
h. Kursi 1 buah.
i. Lemari arsip 1 buah.
j. Ruang kerja.

2.2. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan gedung dan kayu,


diperlukan fasilitas sebagai berikut :
a. Ruang kerja
b. Tang 1 bh
c. Water pas 1 bh
d. Obeng 2 bh
e. Gergaji kayu 1 bh
f. Gergaji besi 1 bh
g. Mesin pemotong keramik 1 bh
h. Selang penimbang 10 meter
i. Cangkul 2 bh
j. Timba 2 bh
k. Klem kayu 2 bh
l. Pahat kayu 2 bh
m. Meja kerja kayu 1 bh
n. Serut 1 bh
o. Bodem 1 bh
p. Cetok 2 bh
q. Meteran 50 meter 1 bh
r. Meteran 5 meter 1 bh.
s. Kompresor cat 1 bh.
t. Sekop 1 bh.
2.3. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan genset, diperlukan fasilitas
sebagai berikut :

a. Kunci pas 1 set


b. Kunci ring 1 set
c. Fuller 1 bh
d. Kunci filter oli 1 bh
e. Tangki solar 5000 ltr 1 bh
f. Avo meter 1 bh
g. Ear phone 1 bh
h. Kunci inggris 1 bh
i. Mistar sorong 1 bh
j. Martil 1 bh

2.4. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan listrik dan telepon,


diperlukan fasilitas sebagai berikut :

a. Avo meter analog 1 bh


b. Avo meter digital 1 bh
c. Tang amper 1 bh
d. Obeng 2 bh
e. Kunci pas 1 set
f. Kunci ring 1 set
g. Tang potong 1 bh
h. Tang skun kecil 1 bh
i. Tang skun besar 1 bh
j. Tang kombinasi 1 bh
k. Tang pembulat 1 bh
l. Insert tool 1 bh
m. Telepon kecil 1 bh
n. Ruang kerja 1
o. Meja kerja 1 bh
p. Martil 1 bh
2.5. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan pipa atau besi ,diperlukan
fasilitas sebagai berikut :

a. Gergaji besi 2 bh
b. Ragum 1 bh
c. Pemotong pipa besar 1 bh
d. Mata snei pipa 1 set
e. Snei pipa sedang 1 bh
f. Snei pipa besar 1 bh
g. Kunci pipa 4 bh
h. Mesin bor duduk 1 bh
i. Mistar baja 1 bh
j. Penggaris besi siku 1 bh
k. Mistar sorong 1 bh
l. Tang kombinasi 1 bh
m. Kunci inggris 1 bh
n. Obeng 2 bh
o. Ruang kerja 1
 

2.6. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan kesehatan lingkungan,


diperlukan fasilitas sebagai berikut :

a. Ruang kerja  : Ada


b. Komputer 1 ada.
 
2.7. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan alat pendingin ,diperlukan
fasilitas sebagai berikut :

a. Ruang kerja Ada


b. Alat pengisi referigerant 1 bh
c. Obeng 2 bh
d. Kunci pas 1 set
e. Freon R 22 1 bh
f. Freon R 134 a 1 bh
g. Tang amper 1 bh
h. Avo meter 1 bh
i. Kunci ring 1 set
j. Kunci fliring tool 1 set
k. Freon R 404 1 bh
l. Martil 1 bh.
2.8. Untuk mendukung kegiatan tukang las, diperlukan fasilitas sebagai
berikut :

a. Ruang kerja Ada


b. Penggaris siku besi 1 bh
c. Mistar baja 1 bh
d. Tabung gas elpiji 1 bh
e. Tabung gas asetyllin 1 bh
f. Mesin bor duduk 1 bh
g. Mesin gerinda duduk 1 bh
h. Ragum duduk 1 bh
i. Las listrik 3 phasa 1 bh
j. Las listrik 1 phasa 1 bh
k. Tabung oksigen 1 bh
l. Martil 1 bh
m. Regulator asetillyn 1 bh
n. Regulator oksigen 1 bh
o. Blander las 1 set
p. Obeng 2 bh
q. Tang 1 bh
r. Tang jepret 1 bh
s. Kaca mata las 2 bh
t. Kaca mata gerinda 1 bh
u. Selang las 10 mtr
v. Kabel las listrik 3 mtr
2.9. Untuk mendukung kegiatan teknisi medis, diperlukan fasilitas sebagai
berikut :

a. Ruang kerja
b. Solder listrik 1 bh
c. Timah 1 bh
d. Obeng 2 bh
e. Tang 1 bh
f. Tang cucut 1 bh
g. Tang potong 1 bh
h. Kuas 1 bh
i. Multitester 1 bh
j. Vacuum timah 1 bh.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Yang termasuk di dalam pemeliharaan di bagian arsitektur adalah :

1. Pemeliharaan Lantai.
2. Pemeliharaan Dinding.
3. Pemeliharaan Pintu dan Jendela.
4. Pemeliharaan Plafon.
5. Pemeliharaan Atap.

Untuk pemeliharaan dari Lantai, Dinding, Pintu dan Jendela serta Plafon menjadi
tanggung jawab Cleaning Service, dan apabila ada kerusakan yang memerlukan
perbaikan dan penggantian maka Bagian atau Instalasi dimana kerusakan terjadi
wajib segera melaporkan ke bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit .

Untuk Pemeliharaan Atap di Rumah Sakit pemeliharaannya meliputi pembersihan


sampah yang dilakukan setiap seminggu sekali dan 3 (tiga) bulan sekali untuk
pembersihan rumput.

Perbaikannya meliputi pembongkaran atap yang rusak dan pemasangan kembali


dengan atap yang baru.

Demikian juga dengan pemeliharan dan perbaikan talang. Baik  talang yang tegak
maupun dengan talang yang datar.

Pembersihan meliputi pembersihan dari sampah yang menyumbat di  dalam


talang dan organisme botani seperti rumput/lumut, dan pemasangan paku pada
klem – klem yang lepas.

Apabila talang tebuat dari PVC, talang yang berlubang, lepas sambungan
diperbaiki  dengan mengganti talang PVC yang baru.

 
4.2. UTILITAS.
4.2.1. AIR CONDITIONING UNIT.
Yang termasuk dengan Air Conditioning (AC) unit adalah : Window
unit : Split Unit, dan Package unit.
Pemeliharaan :

1. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit, (case unit)


menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan detergen,
dilakukan setiap sebulan sekali.
2. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat exchanger
condensor, koil pipa evaporator, filter (saringan) dan panci penampung.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengeluarkan window AC dari
rumahnya kemudian dibersihkan mengunakan sikat atau kain pembersih,
deterjen dan compressor angin. PEmeliharaan dilakukan 3(tiga) bulan
sekali.
3. Dilakukan pengisian refrigerant dengan cara memasukkan refrigerant ke
dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis
refrigerant yang digunakan adalah Freon R-12,R-22 atau fluida lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap
perlu.
Perbaikan :

1. AC Split. Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau kuningan atau


jenis lain bila ditemui adanya bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut
sekeliling pipa kemudian diganti dengan isolasi dari salah bahan yang
tersebut di bawah ini :
a. Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.
b. Magnesium karbida, kalsium silikat, busa polietilen kemudian
dilapisi bahan tahan air. Ketebalan bahan isolasi disesuaikan dengan
ketentuan pabrik pembuat AC atau minimal 20.
2. AC Package
a. Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan penggantian
atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali kipas maka tali kipas
harus diganti dengan cara mengatur posisi motor penggerak
sedemikian, sehingga tali kipas dapat diganti dan kemudian diatur
kembali pada posisi yang sesuai dengan ketentuan tegangan tali
kipas dari pabrik pembuatnya dan dilakukan pada saat blower tidak
beroperasi. Pemeriksaan kondisi tali kipas ini dilakukan setiap
minggu. Baut – baut yang ditemukan dalam keadaan kendor pada
saluran pipa refrigeran dilakukan pengokohan. Pengokohan baut
yang kendor, disesuaikan dengan petunjuk dari pabrik pembuat AC
tersebut. Pemeriksaan kondisi baut dilakukan setiap minggu.
b. Dilakukan penyetelan termostat pendingin sesuai dengan kebutuhan
pendinginan di dalam ruangan dengan cara mengatur termostat pada
kondisi temperatur ruangan yang diinginkan. Pemeriksaan kondisi
penunjukan thermostat dilakukan setiap
3. Chiller Pemeliharaan :
a. Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap permukaan luas
unit chiller ini dengan cara menyeka dengan kain atau dengan sikat
b. Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air pendingin
kondensor dan koil pipa pendingin evaporator dengan cara membuka
bagian penutup mesin chiller yang telah ditentukan oleh pabrik
pembuatnya. Pembersihan dilakukan pada saat mesin chiller tidak
beroperasi, dan dilakukan 6 (enam) bulan
c. Untuk penggantian refrigerant mesin chiller dilakukan sesuai
petunjuk mesin tersebut, karena setiap mesin chiller mempunyai
spesifikasi yang
d. Fluida yang digunakan adalah R-22,R11 atau refrigerant lain sesuai
petunjuk pabrik. Penggantian dilakukan bila dianggap

4.2.2. LIFT
Yang termasud lingkup lift adalah sangkar, lampu indikator,
motor penggerak dan panel dan seterusnya

4.2.3. POMPA

Yang termasuk dalam lingkup pompa adalah pompa AC, air


bersih, air kotor,hydran dan sprinkler. dan seterusnya …
4.2.4. PERPIPAAN
1. Pemeliharaan.
Pembersihan terhadap debu pada pipa power house dengan
menggunakan kain. Pembersihan dilakukan sebulan sekali.
2. Perbaikan :

4.2.5. KOMUNIKASI DALAM GEDUNG.

Yang termasuk lingkup komunikasi dalam gedung adalah tata


suara dan telepon.

4.2.6. PEMELIHARAAN LISTRIK

Komponen yang termasuk dalam lingkup pemeliharaan listrik


meliputi : armatur lampu, saklar, stop kontak, pembumian, instalasi
kabel dalam gedung, panel listrik dan UPS.

4.2.7. PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


a. Saluran.
Pemeliharaan dari saluran di atas secara periodic tiap bulan dapat
berupa :
1. Penggelontoran air
2. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
3. Pengambilan endapan.
b. Lubang Pemeriksa ( Bak Control / Man Hole).
Pemeliharaan lubang pemeriksa, sama dengan pemeliharaan
saluran tersebut di atas hanya frekuensinya lebih sering (2 minggu
sekali).
c. Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.
Penggelontoran agar menggunakan air yang lebih banyak.
Pembersihan dilakukan setiap hari.
d. Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras
endapan. Hal ini dilakukan dengan seksama minimal 1 (satu) tahun
maksimal 4 (empat) tahun. Bila limbah cair banyak mengandung
lemak/minyak maka tangki septic dilengkapi dengan alat
penangkap lemak.
e. Bak Pengumpul/Pengangkat.
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjasi
pengendapan di dalam bak pengumpul dan pompa dilakukan tiap 6
(enam) bulan. Pengangkat baru dihidupkan disertai dengan
penyemprotan air terhadap semua permukaan yang kotor.
f. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter.
Pemeliharaan anaerobic filter adalah membersihkan sampah,
tanaman,lumut yang terdapat pada anaerobic filter. Pembersihan
dilakukan tiap minggu.
g. Bak Penampung Lumpur.
Pemeliharaan bak penampung lumpur adalah membersihkan
kotoran, lumut yang menempel pada dinding. Pembersihan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
h. Bak Pengering Lumpur.
Pemeliharaan :
1. Pembersihan sampah, lumut dan tumbuhan lain.
2. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan yang
diperlukan.
3. Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
i. Bak Kaporisasi.
Pemeliharaan :
1. Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit.
2. Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit
menjadi lancer.

4.2.8. PEMELIHARAAN PLUMBING


Plumbing rumah sakit adalah Segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat
plumbing dan pipa dengan peralatannya didalam gedung rumah sakit,
yang bersangkutan dengan system drainase saniter, drainase air hujan,
vent, dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan system kota
atau system lain yang diperbolehkan.
4.2.9. PEMELIHARAAN PEMADAM KEBAKARAN.
System Pemadam Kebakaran terdiri dari :
a. Hidran.
b. Sprinkler.
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

4.2.10. PERPIPAAN.

Komponen yang termasuk lingkup pemipaan adalah pipa air


bersih, pipa hidran, dan pipa sprinkler.

4.2.11.PANEL
Pemeliharaan dan perbaikan kecil pada panel meliputi lampu
indicator dan pengaman.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik bagian Pemeliharaan Sarana diadakan melalui


permintaan barang sesuai SPO Logistik RS :

1. Administrasi.

a. Surat perintah kerja lembur


b. Kertas folio
c. Tinta printer
d. Buku ekspedisi
e. Buku folio
f. Map
g. Pensil
h. Penggaris
i. Staples
j. Isi staples
k. Stipo
l. Slip bon makan
m. Bollpoint.

2. Pemeliharaan Gedung.
a. Pasir
b. Semen
c. Koral
d. Bata
e. Plamir tembok
f. Lem rajawali putih
g. Kertas gosok
h. Calcium
i. Pensil kayu
j. Plamir kayu
k. Pernes
l. Kayu
m. Triplek
n. Laberkol
o. Cat tembok
p. Cat kayu
3. Genset.
a. Bahan Bakar solar
b. Filter oli
c. Filter solar
d. Filter udara
e. Oli mesin
f. Aki
g. Van belt
h. Red silikon
4. Pemeliharaan Listrik & Telepon.
a. Kabel NYY 2×2,5 mm²
b. Kabel NYY 3×2,5 mm²
c. Kabel NYY 4×4 mm²
d. Kabel serabut 2×2 mm²
e. MCB
f. Kontaktor
g. Relay
h. Timer
i. Lampu tl
j. Lampu mercury
k. Lampu sl
l. No fuse breaker
m. Kabel NYY 4×10 mm²
n. Kabel telepon indoor
o. Kabel telepon outdoor
p. Skun kabel
q. Terminal telepon
r. Isolasi listrik
s. Lampu indicator panel listrik
t. Volt meter panel
u. Amper meter panel
v. Klem kabel
5. Pemeliharaan Pipa/Besi.
a. Pipa besi ½ ”
b. Pipa besi ¾ ”
c. Pipa besi 1”
d. Pipa besi 1 ½ ”
e. Pipa besi 2”
f. Tba
g. Pipa pvc ½ ”
h. Pipa pvc ¾ ”
i. Pipa pvc 1”
j. Pipa pvc 1 ¼ ”
k. Pipa pvc 1 ½ ”
l. Pipa pvc 2 ”
m. Pipa pvc 2 ½ ”
n. Pipa pvc 4 ”
o. Pipa pvc 6”
p. Pipa pvc 8”
q. Kran wastafel
r. Stop kran
s. Flexible
t. Gasket
6. Kesehatan Lingkungan.
a. Clorin
b. Abate
7. Pemeliharaan Alat Pendingin.
a. Freon R 12
b. Freon R 22
c. Freon R 134a
d. Freon R 404
e. Pakan las perak
8. Las.
a. Pakan las kuningan
b. Pakan las listrik
c. Oksigen
d. Asetyllin
e. Elpiji
9. Pemeliharaan Alat Medis.
a. Timah
b. Kontak cleaner
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Undang – Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan


bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan. Kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk
kategori tersebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan guna
melindungi karyawan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam atau di
luar rumah sakit.

Dalam Undang – Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan
yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam kondisi sehat
dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari


perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas
pegawai dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang – Undang No 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.
Faktor –faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :

a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.


b. Alat –alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi.
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat - alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain –lain.

Program Keselamatan kerja di bagian Pemeliharaan Sarana :

a. Peraturan keselamatan harus jelas dan dimengerti oleh setiap karyawan.


b. Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh.
c. Ruang gerak bebas.
d. Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup.
e. Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan pegawai.
f. Harus tersedia locker untuk penyimpanan alat – alat tugas.
g. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan, debu
dan pencegahan kebakaran.
h. Ketika melakukan tugas harus selalu mengutamakan keselamatan kerja
(memakai kacamata pada waktu mengelas, memakai sabuk pengaman bila
naik tembok yang tinggi dll).

 
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Pemeliharaan sarana rumah sakit


Input  :
1. Adanya Penanggung Jawab IPSRS SK Direktur
2. Ketersediaan bengkel kerja Tersedia
Proses :
1. Waktu tanggap kerusakan alat ? 15 menit  = ? 80 %
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat sesuai jadwal pemeliharaan  = 100 %
3. Ketepatan waktu kalibrasi alat = 100 %
Output :
1. Alat ukur dan alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu = 100 %
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan Rumah Sakit ini telah


diusahakan disusun dengan sebaik – baiknya. Namun demikian tentu masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunannya yang perlu
mendapatkan perhatian guna penyempurnaannya.

Tanggapan dari pembaca yang berkepentingan dengan pedoman ini sangat


kami harapkan untuk menjadi bahan pertimbangan guna penyempurnaan
penyusunan pedoman Pemeliharaan Sarana Bangunan Rumah Sakit dikemudian
hari.

Ditetapkan di : Muara Teweh


PadaTanggal : 03 Januari 2022
Plt. Direktur RSUD Muara Teweh

dr. TIUR MAIDA


Pembina (IV/a)
NIP. 19780324 200604 2 009

Anda mungkin juga menyukai