Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

Pengertian Budaya Politik

Budaya merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan akal, pikiran atau
berfikir yang merupakan ciri khas manusia. Budaya mempengaruhi perilaku seseorang sesuai
dengan keberagaman wilayahnya. Dalam politik, perbedaan budaya bisa mempengaruhi
perilaku dan tindakan politik seseorang. Budaya politik adalah sistem makna atau sistem
berfikir yang mempengaruhi tindakan-tindakan atau pengelompokan masyarakat dalam
membuat tindakan politik secara kolektif dan bernilai berdasarkan perilaku politiknya

Budaya politik juga dapat diartikan sebagai dasar identitas sosial politik yang
mempengaruhi bagaimana manusia bersatu dan bagaimana mereka bertindak terkait berbagai
hal sesuai identitasnya (seperti: agama, suku, ras, etnis dll). Misalnya peristiwa demonstasi
212 adalah bentuk budaya politik, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan atas dasar
identitas yang berbeda, dimana Ahok pada saat itu beragama non-muslim. Sebuah identitas
dalam hal ini dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan politiknya.

Budaya sudah ada lebih kuat dan lebih dahulu. Sehingga manusia diciptakan oleh
budaya, namun dalam prosesnya manusia juga yang berperan dalam menafsirkan kembali
kebudayaannya berdasarkan konteks sesuai dengan organisasi, lembaga dan kepentingan
yang dianutnya. Penafsiran kembali inilah yang nantinya akan menciptakan berbagai
perbedaan pandangan antara satu individu dengan individu lain dalam memahami sesuatu hal.
Misalnya keberagaman aliran dalam agama islam. Islam dalam perkembangannya dibagi ke
berbagai macam jenis aliran (seperti NU, Muhamadiyah, Syi’ah dll) hal ini karena adanya
perbedaan interpretasi di setiap umatnya.

Setiap gejala atau fenomena yang dilakukan oleh setiap orang akan berbeda, yang
membedakan adalah sistem makna. Oleh karena itu, setiap sesuatu punya makna tertentu
sesuai dengan sistem budaya, makna, dan nilai yang dianut (identitas), itulah yang disebut
sebagai kebudayaan. Misalnya: Seorang memiliki jenggot karena memiliki makna tertentu
yang berbeda di setiap orangnya. Dalam islam jenggot bagian dari ibadah atau Sunnah nabi.

Budaya harus dilihat dalam sebuah konteks tertentu, karena setiap individu
memaknainya berbeda-beda sesuai sistem nilai yang dianut setiap individu/kelompok
tertentu. Politik pada dasarnya memiliki arti kekuasaan, tapi arti kekuasaan sesuai dari sistem
nilai yang tumbuh dalam suatu masyarakat. Budaya politik di setiap wilayah berbeda-beda,
karena punya karakteristiknya masing-masing. Perbedaan budaya bisa melahirkan tindakan
dan perilaku politik yang berbeda antar masyarakat satu dengan yang lainnya. Misalnya
mengenai politik local yang terjadi di Aceh (pemerintahan syariat islam) dan Papua (sistem
noken dalam pemilu). Unsur lokalitas dalam dua peristiwa ini dapat dikatakan sangat penting
dan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat.

Dalam budaya politik terdapat dua pendekatan, yaitu deskriptif-interpretative dan


analisis. Pendekatan awal yang lebih lama dan dominan adalah pendekatan deskriptif-
interpretative, yaitu pendekatan antropologi yang digabungkan dengan sejarah dan institusi,
seperti norma, hukum dsb. Deskriptif-interpretatif mengamati dan mendeskripsikan /
menggambarkan sistem keyakinan yang ada di dalam sebuah masyarakat secara detail berupa
gejala-gejala berupa femonema yang ada dan beredar di masyarakat. Dalam pendekatan ini
budaya politik diartikan sebagai sistem makna/berfikir yang membuat perilaku dan tindakan
politik bermakna atau bernilai. Contohnya dapat dilihat dari karya Geertz, James Scott, Ben
Anderson, Max Weber, Tocquaville, Ibnu Khaldun dsb.

Sedangkan, pendekatan analisis adalah pendekatan yang lebih baru dan tumbuh
pertengahan abad 20. Pendekatan ini memilah budaya politik sebagai sebab dan prilaku
politik sebagai akibat untuk meyakini bahwa segala gejala dan akibat ada sebabnya
(hubungan kausal). Dalam pendekatan analisis banyak menghubung-hubungkan antar satu
gejala dengan gejala lain. Dalam pendekatan analisis budaya politik dikaitkan dengan sistem
makna/berfikir di dalam masyarakat yang dipengaruhi perilaku dan tindakan atau
pengelompokan didalam suatu masyarakatnya.

 Budaya berasal dari kata Sansekerta "budayyah" (jamak dari "budhi") yang berarti akal.
Lebih jelasnya budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan atau diproduksi
oleh akal manusia.
 Secara istilah budaya adalah pola-pola makna yang ditransmisikan secara historis yang
menjelma dalam simbol-simbol Pada kurun waktu yang lama.
 contohnya berbedanya simbol-simbol yang berada di bangunan gereja dan masjid. dalam
hal ini berarti simbol-simbol tersebut memiliki perbedaan budaya atau makna.
 budaya politik juga dapat diartikan sebagai dasar identitas sosial politik yang
mempengaruhi bagaimana manusia menyatu dan bagaimana mereka bertindak terkait
berbagai hal.
 Contoh dari budaya politil yang dipengaruhi oleh identitas adalah peristiwa demo 212 di
mana kekuasaan diperebutkan oleh dua kubu agama yaitu Anis dengan pendukungnya
yang mayoritas muslim dan Ahok dengan pendukungnya yang mayoritas beragama
minoritas (Kristen).
 Selain itu budaya politik juga diartikan sebagai kerangka untuk mengorganisasi
kehidupan untuk menempatkan diri dan orang-orang lain di dalamnya. Yang disebabkan
karena kemungkinan perbedaan identitas, suku, ras, budaya, institusi, dan juga
kepentingan.
 Pendekatannya terbagi menjadi dua:
1. Deskriptif interpretasi. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lama dan
dominan. pendekatan ini juga merupakan penyatuan dari antropologis, historis dan
institusionalis.
Pendekatan analitis. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih baru di mana
pendekatan ini memilih antara sebab dan akibat. kemudian menempatkan budaya sebagai
sebab dan perilaku sebagai akibat, atau dengan kata lain pendekatan ini menghubung-
hubungkan dengan hubungan kausal. Pendekatan ini bersandar pada behaviorisme, rational
choice, dan new institusional.
BAB 2
Sejarah Peradaban Manusia

Kapan manusia muncul? (berdasarkan sains)

Evolusi jutaan ribu tahun lalu bagaimana manusia muncul pertama kali, tanda arkeologi
manusia yang dapat berdiri tegak, bisa menggunakan alat-alat, dan ditemukan penggunaan
bahasa, hidup berburu dan nomaden.. – dikenal Homosapiens.

Berdasarkan arkeologi

Homosapiens (Pra – historis 300 tahun yang lalu di Maroko).

Pada saat itu, menggunakan bahasa, artinya ada alat komunikasi, ada interaksi dan kelompok,
oleh karena itu disebut mahkluk politik oleh zoon politicon dari Aristoteles (manusia
berinteraksi secara sosial antar mahluk satu dengan yang lain, dimana ada yang berkuasa, dan
ada yang dikuasai).

Dalam evaluasi, kenapa bisa ada yang berkuasa? Ditinjau dari fisik, kekuatan langsung yang
ditandai dengan secara alamiah unggul dalam hal fisik dibandingkan mahkluk lainnya, nah
inilah yang kemudian nanti cikal bakal terlahirnya ras unggul.

Dari kekuatan fisik, menciptakan hierarki kekuasaan dan ditambah kondisi yang tidak pasti,
dan mengalami kematian.

Secara antropologis, lahir kepercayaan/keyakinan, agama dan adat istiadat krn lingkungan
yang tidak ada kepastian dan lahir akan factor merasa tidak berdaya dan tau ada kekuasaan
yang lebih kuat darinya, sehingga butuh pertolongan dan petunjuk. Maka lahirlah animism,
dinamisme dan kemudian kepercayaan kepada Tuhan YME.

Pertama kali tahun 500ribuan tahun yang lalu, sebelum masehi. Manusia mulai hidup
menetap di Mesopotamia, yang mencetuskan peradaban pertama kali manusia yang menetap.
Karena wilayah tersebut subur, ada sumber air, dan dapat bercocok tanam (pertanian) untuk
kehidupan sehari-hari. Mulai peradaban yang maju disini, karena ada perkembangan
nomaden-tetap, berburu-pertanian, dll.

Mesir kuno, peradaban selanjutnya setelah Mesopotamia. Raja (firaun) yang menjadi
kekuasaan mutlak bagi jalannya pemerintahan. Setelah ribuan tahun, muncul peradaban
rasional dan empiris. Disini muncul filsuf, Socrates, Plato, Aristoteles dsb.

Kehidupan material adalah cerminan dari dunia ini. – Aristoteles

Kekuatan Romawi hadir, menggantikan Kebudayaan Yunani. Di romawi ini ada campuran
peradaban filsof yunani dengan agama yang baru muncul, khsusunya di sini Agama Yahudi
dan Kristen (rasionalis – spiritualis/helenis). Terjadi di sebelum masehi menuju masehi.
Islam mulai hadir dan berkuasa (abad 7-8 sampai dengan abad 20 Masehi) atau selama
kurang lebih 13 abad, sebagai pengaruh lanjutan dari peradaban helenis – spiritualis. Muncul
peradaban islam yang sangat maju dan berkembang pesat, khsusnya di timur tengah.

Melorotnya islam, pasca abad-13 walaupun masih berkuasa di bawah kekuasaan Turki
Utsmani. Islam banyak mengalami kekalahan, keruntuhan dan banyaknya perpecahan
diantara umatnya dll.

Memasuki peradaban barat, aspek spiritualis mulai menipis dan menghilang. Sedangkan di
peradaban barat, bahkan agama mulai dicoba untuk dipisahkan. Terutama di masa
auflakung/renaisance (pencerahan) agama sudah mutlak dipisahkan dari masyarakat
(Sekulerisme), khusunya dalam hal ini bagi gereja. Balik lagi ke masa peradaban empiris –
rasionalis – duniawi - dan sosialis.

Mahluk politik atau zoon politicon dari pandangan Aristoteles diartikan bahwa manusia pada
zaman pra – historis sudah mulai berinteraksi secara sosial antar mahluk satu dengan yang
lain, dimana ada yang berkuasa, dan ada yang dikuasai. Dalam evaluasi sejarahnya,
penentuan kelompok yang dapat berkuasa ditinjau dari segi fisik atau wujud kekuatan
langsung yang ditandai secara alamiah bahwa mereka unggul dalam hal fisik dibandingkan
mahkluk lainnya (ras unggul). Dari kekuatan fisik, menciptakan hierarki kekuasaan diantara
mereka untuk jadi penguasa.

Secara antropologis, mulai lahirnya kepercayaan/keyakinan, agama dan adat istiadat dalam
diri manusia karena sebab lingkungan yang tidak memiliki kepastian dan lahir dengan kondisi
tidak berdaya, serta tau bahwa di dunia ini ada kekuasaan yang lebih kuat darinya, sehingga
butuh pertolongan dan petunjuk. Maka lahirlah animisme, dinamisme dan kemudian
kepercayaan kepada Tuhan YME.

 Sejarah pertama kali manusia ada, itu dikaji dari beberapa tahapan, antara lain:
1. Pra Historis: manusia pertama (homo sapiens) pada 300.000 tahun yang lalu.
Ditemukan manusia yang sudah berbahasa dan berseni, contohnya sudah mulai ada
yang menyukai lukisan dan lain-lain.
 Dengan begitu jika dibandingkan umur manusia tidak ada apa-apanya dibanding
dengan umur jagat raya yang sudah ber miliaran tahun.
 Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi pada zaman ini, menandakan bahwa
manusia sebagai makhluk politik atau makhluk yang berinteraksi secara sosial antara
satu dengan yang lain di mana ada yang berkuasa dan ada yang dikuasai. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa adanya politik itu dimulai dari munculnya manusia itu
sendiri.
2. Historis kuno: Mesir kuno (zaman Firaun) dan Mesopotamia (Iraq) (3000-5000 SM).
Pada zaman ini bisa dibilang zaman yang relatif baru, di sana baru ditemukan
masyarakat yang menetap.
 Mengapa di Iraq? Karena di Iraq terdapat sungai efrat yang mana masyarakat bisa
bertani dan bercocok tanam karena menetap di lingkungan yang subur.
 Pada zaman ini manusia berpikir secara spiritualis karena mereka mulai menyadari
bahwa kekuatan hidup itu didasarkan pada spiritual bukan pada material.
3. Yunani (600-400 SM). Dimana manusia pada saat itu bertumpu pada pemikiran
rasional dan empiris. Mereka masih percaya pada spiritual namun sudah beranjak dan
bertumpu pada pemikiran yang lebih empiris atau didapati dari pengalaman indrawi.
Pada zaman inilah muncul para filsuf seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain.
4. Romawi dan Hellinisme (300 SM-7M). Masyarakat pada zaman ini sifatnya rasional
spiritual. rasional lebih mengarah pada pemikiran Romawi dan spiritual lebih
mengarah pada agama Yahudi. Oleh sebab itu disebut dengan hellenisme karena
terjadi percampuran pengaruh Plato Aristoteles yang rasional dengan agama.
5. Islam (7-20M). Manusia pada tahap ini bersifat sama seperti zaman Romawi dan dan
Hellinisme yaitu rasional spiritual karena masih melanjutkan dari zaman hellinis yang
sebelumnya.
Barat (1500M). Masyarakat pada zaman ini bersifat rasional empiris dan sekuler. Dimana
barat mulai masuk ketika kekuasaan Islam menurun. Sifat rasional empiris itu diadopsi dari
zaman Yunani Romawi, sedangkan sifat sekuler itu merupakan sifat yang baru atau
kontemporer yang merujuk pada hal-hal duniawi. Pada zaman ini aspek spiritual mulai
menipis bahkan terjadi pemisahan antara negara dengan agama. Tidak ada ada lagi
kepercayaan kekuasaan agama untuk mengontrol negara tetapi harus melihatnya dengan
rasional empiris dan duniawi.
BAB 3
Sejarah Benturan Peradaban (The clash of civilitazion) - Huntington

 Setelah perang 2 negara kapitalis-demokrasi blok barat (US), politik ekonomi ga


mencampuri urusan warganya atau pasar bebas dan negara sosialis-komunis blok
timur (soviet). 2 blok yang sama-sama mempengaruhi perabadaban dunia.
 Konflik antara barat dan timur melahirkan cold war (perang dingin 1945-1990).
Ideologi yang melatarbelakangi perang dingin adalah kapialisme dan totalisme timur.
Yang mengakhiri perang dingin ini di tahun 1991 adalah runtuhnya uni soviet
 Yang buat bubar uni soviet karena runtuhnya blok atau negara-negara komunisme
1990 secara beruntutan, ekonomi kapitalis mulai dijalani di negara sosialisme. Inilah
cikal bakal berjayanya kapitalisme-demokrasi.
 Menurut bukunya Fukuyama “the end of ideology” menjadi pertanda besar bahwa di
dunia hanya ada satu ideology, yaitu ideology besar, ideology barat yaitu kapitalisme-
demokrasi. Karena hampir semua negara pada saat itu menganut demokrasi sebagai
satu-satunya mazhab politik yang lahir di dunia dan dianut banyak negara.
 Setelah perang dingin berakhir, apa yang menjadi dasar pemersatu dan perekat antar
banyak negara agar bersekutu menjadi satu kubu. Menurut Huntington peradaban lah
yang menjadi dasar pemersatu tersebut.
 Hubungan peradaban ini menjadi titik utama pemersatu bangsa, dimana persamaan
peradaban menjadi hal yang menjadikan masing-masing negara bersatu dan
perbedaan peradaban menjadi sumber konflik. (salah satu kesimpulan tesis
huntington)
 Peradaban : pengelompokan budaya tertinggi antar bangsa, semacam identitas budaya
yang lebih luas dan membedakan antara satu budaya dengan budaya lainnya atau
antara manusia satu dengan mahluk yang lainnya
 Budaya : Mengacu pada nilai, keyakinan, norma dan membentuk arah, dimana
perilaku manusia dinilai benar/salah, baik/buruk, pantas /tidak menurut keyakinan
norma itu.
 Peradaban bentuk yang lebih tinggi, lebih dalam dan lebih halus dari budaya itu, dan
karena itulah peradaban lebih luas dari suatu budaya. Peradaban mampu menampung
budaya-budaya dibawahnya. Ada peradaban yang universal dan prural, yang
membahas lebih serius adalah yang prural.
 Peradaban Universal adalah diterima oleh berbagai budaya dan peradaban yang
beragam itu sebagai sebuah hal yang sikapnya positif, seperti pendidikan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dapat diterima oleh masyarakat
prural dan majemuk sebagai intentitas politik.
 Prural maksudnya, sifatnya dapat diterima oleh orang banyak yang memiliki beragam
latar belakang berbeda.
 Yang menjadi titik tekan, karena setiap manusia punya latar belakang yang beragam
dan berbeda, perbedaan ini menjadi sumber konflik yang berkepanjangan antar
masyarakat, akibat perbedaan penafsiran dari norma-noma masyarakat yang berbeda
satu sama lain. Misal, kehidupan setelah mati antara agama hindu dan agama islam,
dimana ada reinkarnasi dengan adanya kehidupan di surga. Bagaimana keberadaan
perempuan di hadapan public antar negara, agama dan kepercayaan. Keterlibatan
perempuan di politik.
 Yang menjadi fokus huntington disini adalah bahwa kita harus mewaspadai adanya
level-level tertentu, Ada penafsiran berbeda setiap kebudayaan yang dimiliki setiap
orang, peradaban ini menyasar pada 2 akibat, sebagai potensi konflik / benturan
(berbeda) atau menjadi potensi kerukunan (sama).
 Kalau hidup dalam komunikasi bangsa yang sama akan menjadi magnet perekat yang
solid, kalau berbeda pandangan justru menjadi sumber keretakan.
 Terdapat silsilah perkembangan peradaban huntington, sejak pra peradaban –
peradaban barat terdapat siklus dimana peradaban pertama mesir kuno, lalu muncul
klasikal mentreitence, lalu peradaban india – hindu dan synic – india. Peradaban turun
temurun : ortodok - islam - barat. Saat ini peradaban barat menjadi peradaban besar
yang banyak diikuti banyak negara lain
 Agama itu peradaban, Islam peradaban Islam, Barat peradaban Kristen dan yahudi,
peradaban rusia/uni soviet ortodok, peradaban india – hindu. Sifatnya umum dan
prural walau beda tapi unik karena masing2 punya dasar untuk melihat hal yang
inklusif yang tak berlaku bagi agama lainnya, akan menjadi benturan jika bersifat
superior, dan bersifat missionary (paling berbahaya) jika disebarkan secara luas
seperti islam dan Kristen.
 Kesimpulan : yang disebut peradaban adalah agama yang merupakan jelmaan nyata
dr sebuah peradaban, karena agama merupakan peradaban yang bersifat umum dan
prural maka menjadi sumber konflik dan disaat bersamaan menjadi sumber
kerukunan, sehingga jika tidak dianyam secara baik dan jika dipaksakan ke peradaban
lainnya akan menjadi perumpahan darah, contoh perang salib.
 Apakah benturan peradaban akan terjadi? Agama wujud peradaban, dan setiap agama
dan peradaban berbeda-beda, sehingga kemungkinan konflik pasti akan terjadi.
Contoh benturan peradaban : perang salib, konflik timur tengah, Lebanon, Balkan,
Israel-palestine, konflik di afrika, Nigeria, gerakan ikhwanul muslim, isis, hizbut
tahrir, DI/TII dan konflik Ahok.
 Agama menjadi cekat pengahalang peradaban, sehingga hal inilah yang membuat
selalu terjadinya benturan peradaban dan menjadi sumber konflik antar masyarakat
karena perbedaan agama, norma dan kepercayaan yang dianut setiap manusia.
 Pada intinya, kita sebenarnya harus mulai ramah terhadap perbedaan setiap peradaban
yang berbeda dengan kita, karena 10-20 tahun lagi kita akan kalah jika tidak mau
membangun relasi yang baik dengan peradaban lain dan akan terpinggirkan.
 Mengapa keanekaragaman peradaban menjadi pengganti sumber konflik global,
karena 1. Peradaban memiliki sifat dasar superioritas, 2. Kemandekan barat sebagai
superioritas dunia, mulai dari pembangunan, solusi, dan ekonomi sudah mapan,
sehingga tidak materialism lagi (post-materialis). Sehingga barat kemungkinan di
masa depan akan runtuh karena masyarakatnya tidak berpacu pada uang, tetapi
mencari kebahagiaan hidup. 3. Cina maju menjadi negara raksasa dan 4. Negara teluk
akan bangkit dari tidurnya dan mulai berkembang dengan minyaknya.
 Setelah perang dunia kedua negara-negara di dunia terbelah dalam tiga kubu yaitu
blok barat yang kapitalis demokrasi, Blok Timur atau negara-negara sosialiskomunis
dan negara-negara non-blok.
 Dalam hal ini kedua blok tersebut, yaitu barat dan Timur sangat menentukan tatanan
politik internasional.
 Menurut Huntington, peradaban (Civilization) adalah dasar hubungan internasional
baru setelah perang dingin berakhir dimana kesamaan peradaban merupakan dasar
bagi kedamaian, sedangkan perbedaan peradaban menjadi sumber benturan antara
negara yang berada dalam peradaban berbeda.
 Peradaban sendiri menurut Huntington adalah pengelompokan budaya tertinggi
bangsa-bangsa dan merupakan semacam tingkat identitas budaya yang lebih luas yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
 Budaya adalah nilai-nilai keyakinan norma-norma yang membentuk dan memberi
arah dan makna hidup manusia dimana perilaku manusia dinilai benar atau salah, baik
atau buruk pantas atau tidak pantas menurut keyakinan atau norma-norma tersebut.
Sedangkan, peradaban adalah bentuk yang lebih tinggi dan dalam dari budaya itu
sendiri, Karena itulah peradaban lebih luas dari satu budaya dimana peradaban
merangkum budaya-budaya yang berada di bawahnya.
 Peradaban itu terbagi menjadi dua yaitu peradaban yang universal dan juga peradaban
yang plural, dalam hal ini perhatian Huntington berfokus pada peradaban yang plural.
 Peradaban universal adalah peradaban yang ada dan diterima oleh berbagai budaya
dan peradaban yang beragaman itu sebagai hal yang positif contohnya pendidikan,
ilmu pengetahuan teknologi dan lain-lain. adapun peradabannya, manusia menilai
positif ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya ini bisa menjadi sumber integrasi
manusia dari peradaban yang beragam itu.
 Yang harus menjadi perhatian adalah peradaban yang plural, karena masing-masing
punya klaim superior atas yang lainnya, maka pluralitas peradaban bisa menjadi
sumber konflik dan benturan antara manusia atau negara yang berada dalam
peradaban berbeda-beda itu. misalnya kepercayaan tentang hidup setelah mati,
hakekat manusia, hubungan antara manusia hubungan antara laki-laki dan perempuan,
dan lain sebagainya. masing-masing peradaban punya cara pandang dan keyakinan
sendiri untuk masalah masalah tersebut karena itu peradaban dasarnya juga plural.
BAB 4

Modernisasi Budaya Politik Demokrasi

 Budaya demokrasi huntington adalah budaya barat.


 Modernisasi (menjadi modern) dimulai dr keruntuhan kekaisaran romawi timur, pada
abad ke 15 yang pusatnya di Turki. Menguatnya kemunculan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang mendorong modernissasi perubahan masyarakat
yang awalnya bertumpu pada kehidupan pertanian dengan teknologi yang terbatas
dengan masyarakat industry yang mengacu ke teknologi, menguatnya pemikiran yang
awalnya tidak rasional menjadi rasional-empiris.
 Melakukan perubahan dengan memberikan threatment seba-akibat dengan
memberikan pembekalan dalam mengubah hal tersebut.
 Penemuan Amerika oleh Colombus, Reformasi agama di dunia Kristen dan Revolusi
Prancis merupakan bentuk - bentuk modernisasi.
 Pusat agama awalnya tersentralisir oleh Paus, ditambah doktrin penembusan dosa
yang diperjual-belikan oleh Gereja sehingga menimbulkan kemarahan umat dan
munculah pemberontakan.
 Modernisasi yang ditandai perkembangan IPTEK dan banyak Revolusi, salah
satunya Industri (mesin uap), menyebabkan pola hidup masyarakat berubah menjadi
berfikir rasional, kehidupan tidak bertumpu pada pertanian, muncul sekularisasi
antara wilayah agama (spiritual) dan duniawi (material), terdapat pembagian kerja
sesuai kebutuhan yang diinginkan (contoh: sakit pergi ke dokter), muncul liberalism
(kebebasan manusia dalam melakukan sesuatu hal / freedom), individualism
(menekankan pentingnya keutuhan individu, manusia rasional yang tidak terpecah
akan konflik tertentu, manusia utuh / division), muncul industrialisasi dan
ketergantungan hidup di kota.
 Industrialisasi adalah satu proses pembuatan produk berdasarkan sains and
technology dalam bentuk yang massif akibat munculnya kapitalisme sebagai bentuk
memproduksi barang berdasarkan modal; muncul kelas menengah (independent,
liberal, rasional, mandiri, dan tidak bergantung kepada orang lain); muncul civil
society sebuah masyarakat yang pola hubungannya bersifat kesukarelaan,
kebersamaan, saling percaya dan hidup manusia diatur oleh interest material tetapi
juga rasa sukarela yang tinggi; tumbuh the idea of progress (kemajuan), tidak
mengagungkan kejayaan masa lalu, tidak romantisme. Inilah yang menjadi cikal bakal
lahirnya demokrasi.
 Demokrasi lahir di Yunani, Athena muncul sebagai negara kota (polis) dalam bentuk
purba dan dilaksanakan secara langsung, disitu mulai dikenal legislatif dan eksekutif,
ada partisipasi politik yang masih sangat terbatas.
 Abad 18, demokrasi dengan pengertian yang kita kenal dan terapkan sekarang
dipraktekan di inggris, dengan participant terbatas, hanya kalangan aristocrat
(ningrat).
 Demokrasi yang dikenal sekarang adalah demokrasi perwakilan. Bersandar pada hak
pilih bagi semua warga dewasa, dan ini merupakan hasil modernisasi politik yang
terjadi percampuran antara Athena dan Eropa Barat, Inggris.
 Di Amerika, demokrasi pertama dengan slogan “one man one vote” hanya berlaku
untuk laki-laki kulit putih. Awal abad 20 perempuan mulai punya hak pilih dalam
demokrasi dan terakhir, tahun 60-an kulit hitam baru punya hak pilih.
 Modernisasi politik berfokus pada duniawi, sekular dan rasionalitas, agama hanya
dilihat sebagai kehidupan setelah mati dan tidak difokuskan untuk kehidupan sehari2.
 Doktrin pemisahan agama/gereja dan negara, atau kekuasaan ilahiah dan duniawi,
wilayah surga dan wilayah dunia merupakan pemikiran St. Agustinus.
 Sekularisasi politik yaitu membedakan wilayah agama dan politik; antara negara dan
gereja; kekuasaan agama dan kekuataan politik; kekuasaan ukhrowi dan politik;
kekuasaan abadi dan sementara.
 Budaya demokrasi dibutuhkan untuk membuat demokrasi tumbuh di sekeliling
masyarakat, dalam konteks itu yang paling awal dan pertama yaitu demokrasi di
Amerika Serikat.
 Pemikiran Alexis Touqveill meneliti demokrasi tumbuh di US, kenapa tidak bisa
tumbuh di Prancis. Touqveill meneliti beberapa negara bagian di US, khususnya dari
budaya politik masyarakatnya. Budaya politik di US, memiliki semboyan “kuatnya
semangat dan pola hidup egalitarian”, atau perasaan sama antar manusia, artinya antar
masyarakat tidak dibatasi oleh tingkatan, tidak hierarkis, dan sangat kuat
memperlakukan antar sesama tanpa memandang orang lain lebih rendah, sehingga
dari budaya politik ini demokrasi bisa berjalan dengan baik dan stabil.
 Pada abad 19, kesetaraan dalam setiap aspek apapun masih sangat langka di tengah
masyarakat belahan dunia lain, oleh karena itu Touqveill melihat itu sebagai peluang
tumbuhnya demokrasi di US.
 Kelemahan demokrasi adalah Mayotarianisme, atau paham mayoritas sebagai salah
satu kenyataan dalam menentukan proses politik, nyatanya sangat mengancam hak
individu, terutama dalam hal ini hak minioritas. Dampak dari ini adalah kekuasaan
menindas, atau tirani. Untuk itu solusi dalam mengatasi permasalahan ini adalah
muncul sistem politik presidensial. Presidensial bisa mengatasi ancaman
mayorianisme karena kekuatannya seimbang antara di kongres dan sena.
 Landasan dan Tonggak suksesnya demokrasi di US banyak dipengaruhi oleh nilai-
nilai agama Kristen terutama nilai setara, kebersamaan dan persatuan dalam hal
semua manusia itu sama di hadapan tuhan, tidak ada hierarki, dan punya hak yang
sama.
 Hubungan Agama dan Politik. Agama sangat penting bagi moral masyarakat, tetapi
tidak formal dalam mengatur politik, sehingga penting untuk aspek sosial aja dan
jangan digabungi satu sama lain. Pengalaman mereka dipaksa beragama akibat
doktrin gereja, Makanya sekularisasi politik menjadi kebutuhan, karena
pencampuradukan agama dan politik akan mengerdilkan agama. Agama jadi tidak
bernilai positif dan tidak membebaskan mereka, justru banyak moderatnya.
 Modernisasi dimulai dari keruntuhan ke kaisaran Romawi pada abad 15, yang ditandai
dengan menguatnya kemunculan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi,
mengeluarkan pemikiran rasional dan empiris, serta eksperimentalis, penemuan Amerika
oleh colombus, dan reformasi Gereja pada abad yang sama.
 Modernisasi politik terjadi bersamaan dengan reformasi gereja di mana manusia tidak lagi
bertumpu pada doktrin gereja namun berpikir lebih rasional.
 Adapun kriteria modernisasi sosial politik adalah rasional, berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi dan revolusi industri yang ditandai dengan ditemukannya
mesin uap, sekularisasi, division of labor, liberalisme, individualisme, urbanisasi,
industrialisasi, kapitalisme, kelas menengah, civil society, the idea of progress, semangat
ingin maju, kebebasan, dan otonomi akal budi.
 Modernisasi pada demokrasi juga ditandai dengan manusia tidak lagi hanya interest pada
kepentingan pribadinya namun juga pada kesukarelaan sosial
 Demokrasi sederhana muncul dengan adanya negara dan kota di Athena, Yunani, di mana
di sana sudah ada legislatif dan eksekutif juga partisipasi publik namun sifatnya masih
terbatas.
 Abad 18 demokrasi dengan partisipasi terbatas dipraktekkan di Inggris namun hanya pada
orang-orang kelas ningrat atau pemilik modal.
 Untuk membentuk demokrasi seperti yang sekarang ini dibutuhkan waktu 200 tahun. Di
Amerika sendiri sebagai negara yang demokrasi tertua, pertama kali menggunakan
prinsip one man one vote namun tetap suara tersebut hanya untuk orang kulit putih
sedangkan suara untuk orang kulit hitam itu baru baru belakangan ini saja.
 Sekularisasi politik adalah pemisahan antara yang sifatnya duniawi dengan yang sifatnya
ukhrawi.
 Sekularisasi politik ini dibutuhkan untuk membedakan mana yang sifatnya abadi dan
mana yang sifatnya sementara.
 Salah satu filsuf yang meneliti hal tersebut adalah St.Agustinus dalam karyanya
"Separation Between Church and State", jadi perlu adanya pemisahan antara kekuasaan
ilahiyah dan kekuasaan duniawi.
 Budaya demokrasi dibutuhkan untuk menumbuhkan demokrasi itu sendiri.
 Sebagaimana ilmuwan Perancis yaitu Alexis de Tocqueville meneliti bagaimana
demokrasi itu tumbuh di Amerika yang penelitiannya tersebut didasarkan pada
keprihatinannya melihat demokrasi tidak tumbuh di Prancis.
 Adapun Amerika dipisahkan antara urusan negara dan agama adalah karena berdasarkan
pengalamannya apabila keduanya digabungkan malah justru banyak mudhorotnya, dalam
hal ini agama seperti dikerdilkan karena ketika disatukan dengan politik itu cenderung
berpikir dan perilakunya sempit.
BAB 5

Islam dan Budaya Politik


Islam bukan hanya sistem keyakinan dan ritual (rukun islam dan rukun imam), tetapi
juga dalam realisasinya terhadap sejarah secara luas, baik sosial, ekonomi dan politik.
Sejatinya islam tidak dapat dipisahkan oleh politik. Islam merupakan bentuk budaya politik
yang unik yang melahirkan bentuk baru dari perilaku politik para umatnya. Islam dalam
budaya politik paling berbeda diantara agama-agama lain, hal ini karena islam bukan hanya
mencangkup aspek spiritual tetapi juga hukum. Hal ini ditandai dengan adanya pemerintahan
berlandaskan syariat islam yang berlandaskan pada al-Qur’an dan as-sunnah.

Nabi Muhammad saw bukan hanya pemimpin spiritual dan agama, tetapi juga
pemimpin umat yang dalam sejarah menjadi entitas pemimpin politik dalam berkehidupan,
baik terhadap para penerusnya di dunia islam. Secara historis ketika Nabi Muhammad saw
wafat, terjadi beberapa konflik dan perbedaan pendapat/paham tentang siapa yang pantas
untuk menjadi penggantinya sebagai pemimpin.

Dalam masa pemerintahan khulafaur Rasyidin, khususnya pada masa Abu Bakar as-
Shidiq, terdapat beberapa penentangan kepemimpinan abu bakar, karena menurut masyarakat
pengganti Nabi haruslah keluarga ataupun keturunan Nabi Muhammad saw itu sendiri.
Begitupula dengan masa khilafah lainnya, yang pada akhirnya kepemimpinan mereka semua
berakhir tragis diwarnai dengan pembunuhan.

Setelah habis masa pemerintahan khilafahur rasyidin ditangan Ali bin Abi Thalib,
Islam melanjutkan kepemimpinannya melalui sistem Muawiyah (dinasti). Disinilah mulai
muncul secara spesifiknya pada abad ke-20 tahun 1924, dimana dikenalnya partai politik
islam dan kekuasaan politik islam dalam dunia internasional.

Secara umum tidak fiqih, tradisi dan surah yang mewarisi politik kepada umat, tetapi
secara historis atau sejarah umat islam dituntut untuk beraspirasi dan menginspirasi negara
lain, dimana hak politik pemimpin dipilih berdasarkan kehendak rakyat/ umat yang dilandasi
oleh al’Quran dan as-sunnah. Sehingga tak mudah mengimplementasikan budaya politik
islam dan menjadi tantangan tersendiri bagi umat untuk menciptakan perpolitikan yang adil
diantara masyarakat yang heterogen. Makanya lahir ijtihad dari beberapa ulama, mengenai
sekulasisasi politik.
Agar pemerintahan islam berjalan synergis, pemimpin harus dibedakan nabi sebagai
pemimpin agama dan nabi sebagai pemimpin politik. Perbedaan pandangan umat dalam
politik islam sudah ada sejak perdebatan tentang sunni dan syiah, kemudian dilanjutkan
dengan kelompok non-blok Ahlsunnah waljamaah, dan khawarij (berpandangan bahwa orang
membunuh harus dibunuh sebagai balasannya).

Konsep wilayatul faqih, kekuasaan para ahli islam yang digagas oleh imam khoemeini di
Revolusi Islam Iran. Imam menjadi pemimpin utama dengan memberikan jabatan dan nama
(yang telah diuji dan diproper test) kepada beberapa ahli agama. Yang menentukan nama-
namanya adalah para ahli hukum islam sebagai pengatur kebijakan pemerintahan dan tata
hukum negaara yang bersifat konseptual. Yang memilih para ahli hukum islam adalah tidak
ada, mereka terpilih dengan hasil musyawarah dan kesepahaman (antar ahli agama lain)
dengan melihat kompetensi dan kemampuan yang memang sudah dapat terlihat jelas.
Misalnya: memang alim, bersandar pada hukum islam dan berilmu tinggi diantara orang-
orang ahli agama lainnya.

 Islam bukan hanya sistem keyakinan dan ritual, namun juga realisasinya terhadap

sejarah secara luas.

 Nabi Muhammad bukan hanya sebagai pemimpin spiritual, namun juga menjelma

sebagai pemimpin politik. Dengan demikian menjadikan Islam disebut tidak dapat

dipisahkan dari politik.

 Masa setelahnya juga kepemimpinan dilanjutkan dengan kekuasaan atau dinasti yang

disebut dengan khilafah dalam kurun waktu yang lama. Sehingga makin meyakinkan

bahwa islam tidak bisa dipisahkan dari politik.

 Studi sejarah banyak yang menemukan bahwa Islam merupakan bagian dari budaya

politik.

 Muncul perbedaan pendapat terkait siapa yang akan menggantikan nabi sabagai

pemimpin umat setelah beliau wafat.


 Abu Bakar sebagai sahabat nabi yang paling senior akhirnya disepakati sebagai

pengganti nabi untuk memimpin umat, meskiun terdapat pandangan bahwa penerus

nabi haruslah Ahlul Bayt.

 Munculnya paham Syiah dan juga Sunni merupakan paham yang berawal dari

perbedaan pandangan politik dimana adanya keyakinan penerus nabi haruslah Ahlul

Bayt. Dengan begitu berbicara tentang Islam sangat berkaitan erat dengan politik.

 Setelah Abu Bakar kepemimpinan diteruskan oleh Umar bin Khatab, selanjutnya

Utsman bin Affan dan kemudian setelah Utsman wafat kepemimpinan diteruskan oleh

Ali bin Abi Thalib.

 Masa selanjutnya digantikan oleh Muawiyyah hingga islam menjadi kekuatan dinasti

yang di klaim islami.

 Sampai abad 20 (1924), Islam mewarnai perpolitikan dunia.

 Islam bukan hanya ritual, namun juga hukum yang mana mensyaratkan negara untuk

menegakannya.

 Warisan politik islam ini masih berasa sampai sekarang dimana hukum negara

bersandar pada penafsiran al-Qur’an dan hadist, seperti Indonesia dan Arab Saudi.

 Islam sebagai entitas budaya dan hukum tidak mudah ditegakan seiring berjalannya

waktu, sebagaimana konsep khilafah yang saat ini banyak ditolak oleh negara-negara.

 Islam tidak mengenal konsep nation state. Islam tidak mengenal konsep kedaulatan

rakyat. Ketika hak politik rakyat sudah diterima, tidak ada warisan politik Islam yang

bisa menentukan siapa yang harus dipilih menjadi pemimpin. Dengan adanya

masyarakat yang heterogen menjadikan prinsip kepemimpinan Islam sulit untuk

diterapkan.

 Kesulitan tersebut melahirkan ijtihad terkait hubungan antara negara modern dan

politik Islam.
 Salah satu hasil ijtihad untuk mengakomodir perkembangan zaman adalah adanya

sekularisasi politik. Dimana memisahkan Islam dengan politik.

 Hasil ijtihad yang lain adalah konsep wilayah al-Faqih seperti yang dianut oleh Iran

sebagaimana gagasan Imam Khomeini, dimana imam mengajukan nama-nama

sebagai orang yang dipilih rakyat untuk menjadi pemimpin.

 Meskipun wujudnya belum terlihat nyata, namun sampai hari ini masih ada aspirasi

untuk menghidupkan kembali politik islam sebagaimana yang dipraktekan nabi,

sahabat dan khalifah sampai abad 20 itu.


BAB 6

Politik Aliran Jawa

 Budaya berasal dari kata Sansekerta "budayyah" (jamak dari "budhi") yang berarti
akal. Lebih jelasnya budaya diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan atau
diproduksi oleh akal manusia.
 Secara istilah budaya adalah pola-pola makna yang ditransmisikan secara historis
yang menjelma dalam simbol-simbol Pada kurun waktu yang lama.
 contohnya berbedanya simbol-simbol yang berada di bangunan gereja dan masjid.
dalam hal ini berarti simbol-simbol tersebut memiliki perbedaan budaya atau makna.
 budaya politik juga dapat diartikan sebagai dasar identitas sosial politik yang
mempengaruhi bagaimana manusia menyatu dan bagaimana mereka bertindak terkait
berbagai hal.
 Contoh dari budaya politil yang dipengaruhi oleh identitas adalah peristiwa demo 212
di mana kekuasaan diperebutkan oleh dua kubu agama yaitu Anis dengan
pendukungnya yang mayoritas muslim dan Ahok dengan pendukungnya yang
mayoritas beragama minoritas (Kristen).
 Selain itu budaya politik juga diartikan sebagai kerangka untuk mengorganisasi
kehidupan untuk menempatkan diri dan orang-orang lain di dalamnya. Yang
disebabkan karena kemungkinan perbedaan identitas, suku, ras, budaya, institusi, dan
juga kepentingan.
 Pendekatannya terbagi menjadi dua:
 Deskriptif interpretasi. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lama dan
dominan. pendekatan ini juga merupakan penyatuan dari antropologis, historis dan
institusionalis.
 Pendekatan analitis. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih baru di mana
pendekatan ini memilih antara sebab dan akibat. kemudian menempatkan budaya
sebagai sebab dan perilaku sebagai akibat, atau dengan kata lain pendekatan ini
menghubung-hubungkan dengan hubungan kausal. Pendekatan ini bersandar pada
behaviorisme, rational choice, dan new institusional

Anda mungkin juga menyukai