Anda di halaman 1dari 29

TAPAK SUCI SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL UKM

UNIVERSITAS LAMPUNG
(Tugas Responsi Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan)

Oleh
Kelompok 5
Bilqis Azizah
Henky Yoga Ari Pratama
Humsin Faisal Akbar
Reza Putri
Wulangga Dwi Putra

1614121154
1614121152
1614121149
1614121162
1614121151

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS LAMPUNG

2016

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Setiap manusia memiliki dua naluri pokok yan bertentangan. Yang
pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan khalik-Nya
(sebagai mahluk individu), dan yang kedua dalah keinginan untuk
berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat (sebagai
mahluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah
dua hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan nyata yang
selamaanya akan tetap menjadi dwi tunggal, yang mana tidak ada
masyarakat tanpa kebudayaan dan kebudayaan tanpa masyarakat.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang
merupakan kata jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal,
adapun istilah lain yaitu culture yang merupakan itilah bahasa asing
yang artinya sama dengan kebudayaan dari bahasa latin yaitu colere
yang artinya mengerjakan atau mengolah. Sedangkan arti kebudayaan
itu

sendiri

yaitu

kompleks

yang

mencangkup

pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hokum dan adat istiadat dan lain


kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Dalam konteks yang luas, kita dapat merumuskan budaya sebagai
paduan pola-pola yang merefleksikan respons-respon komunukatif
terhadap rangsangan dari lingkungan. Pola-pola budaya ini pada
giliranya merfleksika elemen-elemen yang sama dalm prilaku

komunikasi individu yang di lakukan mereka yang lahir dan di asuh


dalam budaya itu.
Melalui laporan ini kami sebagai penulis akan mengkaji mengenai polapola

kebudayaan

di

Indonesia.

Indonesia

yang

memiliki

beranekaragam budaya tidak dapat di pisahkan dari budaya yang telah


melekat dalam masyarakat sejak dahulu dan hingga saat ini memiliki
pengaruh yang besar terhadap pola-pola kebudayaan. Didasarkan pada
hal tersebut, kemudian menjadi penting bagi kita untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh tersebut dalam polo-pola kebudayaan yang
terjadi pada masyarakat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian dari pola-pola
kebudayaan masyarakat.
2. Memahami dan menyebutkan komponen dalam pola
kebudayaan masyarakat.
3. Memahami apa saja pengaruh pola kebudayaan
masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai


makhluk monodualisme. Artinya, setiap manusia memiliki
dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah
keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai
makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk
berhubungan

dengan

individu

lain

dalam

konteks

masyarakat (sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan


kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya
merupakan dwi tunggal, yang mana tidak ada masyarakat
tanpa

kebudayaan

dan

tidak

ada

kebudayaan

tanpa

masyarakat (Sulastomo, 2003).


Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B.
Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup
lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok itu (Sulastomo, 2003).
Pengertian pola kebudayaan mencakup:

1.

Pola bersikap yang berlandaskan nilai budaya dan pola


berpikir

2.

Pola bertindak dan berkelakuan dalam masyarakat

3.

Pola sarana benda-benda (fisik).

Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa masyarakat


adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Jadi nilai-nilai tersebut dalam
penggunaannya adalah selektif sesuai dengan lingkungan
yang

dihadapi

oleh

pendukungnya Dari

berbagai

sisi,

kebudayaan dapat dipandang sebagai:


1.

Pengetahuan

yang

diyakini

kebenarannya

oleh

2.

masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut;


Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan
daerah atau tempat yang mempunyai kebudayaan

3.

tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan;


Sebagai pengetahuan yang diyakini kebenarannya,
kebudayaan

adalah

pedoman

menyeluruh

yang

mendalam dan mendasar bagi kehidupan masyarakat


4.

yang bersangkutan
Sebagai pedoman

bagi

kehidupan,

kebudayaan

dibedakan dari kelakuan dan hasil kelakuan; karena


kelakuan

itu

terwujud

dengan

mengacu

atau

berpedoman pada kebudayaan yang dipunyai oleh


5.

pelaku yang bersangkutan.


Sebagai pengetahuan, kebudayaan berisikan konsepkonsep, metode-metode, resep-resep, dan petunjukpetunjuk untuk memilah (mengategorisasi).

Konsep-konsep dan merangkai hasil pilihan untuk dapat


digunakan sebagai pedoman dalam menginterpretasi dan
memahami

lingkungan

yang

dihadapi

dan

dalam

mewujudkan tindakan-tindakan dalam menghadapi dan


memanfaatkan lingkungan dan sumber-sumber dayanya
dalam

pemenuhan

kelangsungan
kebudayaan

kebutuhan-kebutuhan

hidup.
sebagai

Dengan
pedoman

demikian,
bagi

untuk

pengertian

kehidupan

adalah

sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan


hidupnya(Sulastomo, 2003).
Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa
masalah lain yang menyangkut kebudayaan antara lain
unsur kebudayaan. Unsur kebudayaan dalam kamus besar
Indonesia berarti bagian dari suatu kebudayaan yang dapat
digunakan sebagai suatu analisi tertentu. Dengan adanya
unsur tersebut, kebudayan disini lebih mengandung makna
totalitas dari pada sekedar perjumlahan usur-unsur yang
terdapat di dalamnya (Manan, 1989).
Unsur kebudayaan terdiri atas :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan
produk manusia sebagai homoreligius. manusia yang
mempunyai kecerdasan ,pikiran ,dan perasaan luhur,
tanggapan bahwa kekuatan lain maha besar yang dapat
menghitamputikan kehidupannya.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk
manusia sebagian homosocius. Manusia sadar bahwa
tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia
membuat

kekuatan

dengan

menyusun

organisasi

kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama


untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem mata pencarian yang merupakan produk dari


manusia sebagai homoeconomicus menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
contoh bercocok tanam, kemudian berternak, lalu
mengusahakan kerjinan, dan berdagang.
Soerjono

Soekanto

mengemukakan

bahwa ciri-ciri suatu

masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:


1. Manusia

yang

hidup

bersama

sekurang-kurangnya

terdiri atas dua orang.


2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusiamanusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul
sistem

komunikasi

dan

peraturan-peraturan

yang

mengatur hubungan antar manusia.


3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama.
Sistem

kehidupan

bersama

menimbulkan

kebudayaan

karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang


lainnya. Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri
dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan
bagian dari kebulatan yang berifat sebagai kesatuan.
Melville J. Herskovits melihat unsur-unsur kebudayaan atas;
Alat-alat

teknologi,

Sistem

ekonomi,

Keluarga,

dan

Kekuasaan politik (Manan, 1989).


Unsur-unsur besar atau pokok dalam kebudayaan lazim
disebut Cultural universal yang berarti unsur-unsur tersebut
bersifat

universal,

yaitu

dapat

dijumpai

pada

setiap

kebudayaan mana pun di dunia ini. Unsur-unsur universal


tersebut menurut C. Kluckhonn adalah:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan,

alat-alat

rumah

tangga,

alat-alat

transportasi, dan sebagainya)


2. Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian,

peternakan,

sistem

produksi,

sistem

distribusi dan sebagainya)


3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
4.
5.
6.
7.

politik, sistem hukum, sistem perkawinan)


Bahasa (lisan maupun tulisan)
Kesenian (seni rupa, suara, gerak, dan sebagainya)
Sistem pengetahuan
Religi (sistem kepercayaan) segala bentuk aktivitas
kepercayaan mulai dari percaya pada dewa, upacara
keagamaan dan lain-lain.

Menurut Ralph Linton, unsur-unsur tersebut dapat dijabarkan


kedalam unsur-unsur yang lebih kecil atau dapat disebut
dengan Cultural
dijabarkan

ke

Activity.
dalam

Contoh:

aktivitas

unsur

pertanian,

kedua

data

peternakan,

produksi, distribusi. Pertanian dapat dijabarkan menjadi


aktivitas irigasi, mengolah lahan dengan bajak, dan sistem
hak milik atas tanah (Manan, 1989).
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh
masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan
alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi
manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik
spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat
mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam

serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka


akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan
keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian (Manan,
1989).
Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi
sebagai berikut:
1. Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia

melahirkan

mempunyai

kegunaan

utama

di

masyarakat

terhadap

lingkungan

teknologi
dalam

yang

melindungi

alamnya.

Dengan

teknologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah


alam untuk kebutuhan hidupnya, sehingga manusia
dapat menguasai alam.
2. Mengatur tindakan manusia
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat
istiadat yang ke semuanya itu berfungsi untuk mengatur
bagaimana

manusia

bertindak

dan

berlaku

dalam

pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya.


Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan
dinamakan

pula

sebagai

design

for

living artinya

kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perilaku


atau

blue

print

for

behavior, yang

menetapkan

peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan


dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur

normatif

yang

merupakan

bagian

dari

kebudayaan itu di antaranya adalah:


1. Unsur

yang

menyangkut

pertanian,

berhubungan

dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan


dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki

yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang,


dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan
bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan
buruknya.
2. Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan
seseorang.
3. Unsur kepercayaan.
upacara

adat

pada

Misalnya,
saat

harus

mengadakan

kelahiran,

perkawinan,

kematian, dan lain-lain.


4. Sebagai wadah segenap perasaan.
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat
mengungkapkan
masyarakat

perasaan

ataupun

untuk

seseorang
memuaskan

dalam
keinginan,

misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.


Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaannya
masing-masing, berbeda yang satu dengan yang lainnya,
namun setiap kebudayaan memiliki sifat hakikat yang
berlaku umum bagi semua kebudayaan di mana pun juga,
sifat hakikat kebudayaan tersebut adalah:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia
2. Kebudayaan telah ada dan terlebih dahulu ada dari
pada lahirnya sutu generasi tertentu, dan tidak akan
habis

dengan

habisnya

usia

generasi

yang

bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah laku.
4. Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban.
5. Tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan
yang dilarang dan diizinkan

Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan pasti


dinamis,

kebudayaan

pasti

berubah,

gerak

tersebut

merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi


wadah kebudayaan. Selama masyarakat itu dinamis dalam
perkembangannya, maka kebudayaan itu pun akan dinamis
(mengalami

perubahan).

Kebudayaan

akan

mengalami

perubahan akibat dari akulturasi masyarakatnya. Misalnya,


bentuk TV, radio, pulpen, bentuk baju, dan lain sebagainya
yang kita lihat sekarang ini pasti jauh berbeda dengan yang
kita lihat lima atau tiga tahun yang lalu (Manan, 1989).
Dalam akulturasi, tidak semua kebudayaan itu dengan
mudah diterima oleh masyarakat, tetapi ada pula yang sulit
diterima

misalnya

menyangkut

kepercayaan,

ideologi,

falsafah hidup, dan makanan pokok. Sedangkan yang mudah


bisa diterima misalnya peralatan menulis, radio (alat-alat
yang

mengandung

manfaat),

dan

alat

yang

dapat

disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut(Manan,


1989).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan secara
garis besar adalah :
1. faktor kitaran (lingkungan hidup): faktor lingkungan fisik
lokasi

geografis

merupakan

suatu

corak

budaya

sekelompok masyarakat;
2. faktor induk bangsa: ada dua pandangan berbeda
mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan
Barat

dan

pandangan

Timur.

Pandangan

barat

berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari


beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh
terhadap

suatu

corak

kebudayaan.

Berdasarkan

pandangan Barat umumnya tingkat Kaukasoid dianggap


lebih tinggi dari pada bangsa lain, yaitu Mongoloid dan
Negroid. Sedangkan, pandangan timur berpendapat
bahwa peran induk bukan sebagai faktor yang lebih
dulu lahir dan cukup tinggi pada saat bangsa barat
masih tidur dalam kegelapan . hal itu lebih jelas ketika
dalam abad ke-20, bangsa Jepang yang dapat dikatakan
lebih rendah daripada bangsa Barat;
3. faktor saling kontak antar bangsa: hubungan antar
bangsa yang makin mudah akibat sarana perhubungan
yang makin sempurna menyebabkan satu bangsa
mudah berhubungan dengan bangsa lain.
Akibat daripada adanya hubungan ini dapat atau tidak suatu
bangsa mempertahankan kebudayaannya tergantung pada
kebudayaan asing mana yang lebih kuat maka kebudayaan
asli

dapat

bertahan

lebih

kuat.

Sebaliknya

apabila

kebudayaan asli lebih lemah daripada kebudayaan asing


maka lenyaplah kebudayaan asli dan terjadi budaya jajahan
yang sifatnya tiruan(Manan, 1989).

III. PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum


Sebagai perguruan pencak silat terbesar di Indonesia,
Tapak Suci sudah merambah ke berbagai pelosok

Nusantara dan di beberapa negara di Asia dan Eropa. Di


Indonesia, Tapak Suci cukup diminati oleh semua usia
mulai dari anak sampai generasi tua. Perkembangan
yang menggembirakan ini tentunya merupakan takdir
Allah SWT dan disebabkan metode penyebaran Tapak
Suci menggunakan lembaga pendidikan di antaranya
sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi. Sehingga
tidak heran apabila Tapak Suci jarang dijumpai cabang
latihan di kampung-kampung seperti aliran-aliran lain.
Tapi cabang latihan hanya banyak dijumpai di sekolahsekolah. Ini merupakan metode pemasaran yang tepat
karena di lembaga pendidikan ini memiliki konsumen
yang jelas dan pasti tiap tahunnya setiap sekolah
menerima murid baru yang juga merupakan konsumen
Tapak Suci, selain itu juga untuk menjaga citra Tapak
Suci yang merupakan perguruan modern dan terpelajar.
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga yang
sangat

strategis

untuk

memajukan

perkembangan

pencak silat, karena di sinilah tempat berkumpulnya


intelektual, di antaranya mahasiswa sebagai agen
perubahan (pembaharu) dan dosen sebagai akademisi.
Sehingga diharapkan dengan hadirnya Pencak silat di
perguruan tinggi mampu ditelaah secara ilmiah dan
modern sebagai ciri khas dari para intelektual.
Universitas Lampung (disingkat Unila) adalah perguruan
tinggi yang menjadi kebanggaan dan terbesar di
Provinsi Lampung. Merupakan suatu keputusan yang
tepat bila Tapak Suci dijadikan salah satu aktivitas

mahasiswanya
pendorong

sehingga

diharapkan

perkembangan

Lampung.

Namun,

hal

Tapak

yang

bisa

Suci

paling

menjadi

di

Provinsi

utama

yang

melatarbelakangi adalah jika di Unila tidak didirikan


Tapak Suci, maka ada kekhawatiran kalau aliran lain
yang

akan

lebih

dulu

berdiri

akan

menyebarkan

kesesatan dan perbuatan syirik, karena banyak sekali di


tanah air perbuatan tersebut disebarkan melalui bela
diri.
Pada 1998, keadaan Unit Kegiatan Mahasiswa (disingkat
UKM) bela diri sangat memprihatinkan dan lesu, bahkan
tidak

ada

sama

sekali

UKM

bela

diri

yang

mempromosikan atau tampil di acara Program Orientasi


Perguruan Tinggi (disingkat Propti) Unila. Meskipun
pada waktu itu sudah ada bela diri yaitu Kempo dan
Taekwondo, namun sangat sedikit sekali mahasiswa
yang berlatih.
Sebenarnya, Tapak Suci sudah pernah didirikan di Unila
sejak 1989. Pada saat itu, Tapak Suci berkembang
cukup pesat. Adalah Mukhson Hadiwijaya (kini menjadi
pengusaha tambak udang dan menetap di Tulang
Bawang) yang pertama kali merintis Tapak Suci Unila.
Pada waktu justru Tapak Suci Unila dirintis oleh para
mahasiswa Politeknik Unila yang kini sudah menjadi
Politeknik

Negeri

Lampung.

Beliau

sendirilah

dan

dibantu oleh Muhammad Fuad dan Alfandi Saleh (kini


telah menjadi Pendekar Besar) yang melatih.

Namun, sangat disayangkan bahwa Tapak Suci ini


hanya mampu bertahan beberapa tahun saja dan
akhirnya tenggelam. Meskipun begitu, UKM tersebut
sempat melahirkan beberapa kader, di antaranya Gina
(telah menikah dengan Abdul Jabar atlet pelatnas
andalan Lampung) kini masih aktif sebagai wasit juri
Tapak Suci Wilayah Lampung.
Tidak jelas tenggelamnya Tapak Suci pada waktu itu,
namun disinyalir hal ini disebabkan pada waktu itu
belum ada kaderisasi dan penataan organisasi yang
baik. Di samping itu juga pada 1990-1995, Muhammad
Fuad melanjutkan studi untuk menempuh pendidikan
magister

di

Yogyakarta.

Dengan

tidak

adanya

Muhammad Fuad otomatis tidak ada orang dalam


kampus yang mengawasi aktivitas Tapak Suci Unila.
Namun demikian ketika beliau kuliah di Universitas
Gadjah Mada (disingkat UGM), juga memanfaatkan
peluang untuk mencapai tingkat pendekar muda. Ini
merupakan anugerah terbesar Unila memiliki pendekar
Tapak Suci yang juga sebagai dosen, karena jarang
sekali perguruan tinggi yang memiliki pakar di bidang
pencak silat.
Berdasarkan pengakuan pendiri perguruan Merpati
Putih di Provinsi Lampung, beliau menyatakan sebagai
anggota Tapak Suci Unila pada angkatan itu, namun
ketika melanjutkan studi di Jakarta bergabung dengan
Merpati Putih dan kini telah mengembangkannya di
Provinsi Lampung.

Pada tahun 1995 Tapak Suci Unila kembali berdiri, kali


ini Tapak Suci Unila didirikan oleh Andi Gustiawan (kini
telah menjadi jaksa di Bandar Lampung). Pada awal
berdirinya,

UKM

ini

cukup

diminati

tidak

sedikit

mahasiswa Unila yang berlatih Tapak Suci, bahkan sejak


itu

setiap

kegiatan

POMNAS

(Pekan

Olah

Raga

Mahasiswa Nasional) selalu dari Tapak Suci yang


dikirim.
Namun

sejarah

kembali

terjadi,

Tapak

Suci

Unila

kembali tenggelam pada tahun 1998. Kemungkinan


penyebabnya adalah hal yang sama yaitu belum
adanya penataan organisasi yang baik meskipun jumlah
anggota tidak sedikit. Namun demikian angkatan ini
sempat melahirkan kader yaitu Bagus Dwitomo (Pendiri
UKM Pencak Silat Unila).
Pada 1999 di GOR Saburai Bandar Lampung, Pimpinan
Wilayah

Tapak

Suci

Provinsi

Lampung

menggelar

Kejuaraan Wilayah se-Provinsi Lampung. Dari situlah


timbul gagasan dari para alumni Tapak Suci Unila untuk
mendirikan kembali UKM tersebut. Tidak disangkasangka kalau kejuaraan ini juga dihadiri oleh Mukhson
Hadiwijaya (pendiri pertama Tapak Suci Unila) yang
hadir sebagai manajer kontingen Tulang Bawang. Saat
yang sama Gina, Andi Gustiawan, dan Bagus Dwitomo
menjadi wasit juri pada kejuaraan tersebut.
Setahun kemudian, tepatnya pada 9 Maret 2000 pukul
16.30 WIB di lapangan rektorat Unila, Tapak Suci Unila

kembali dibuka oleh Rektor Unila yang diwakili oleh


Pembantu Rektor III Bapak Drs. Sulton Djasmi, M.Pd,
yang sebelumnya dibentuk panitia pembukaan latihan
Tapak Suci Unila yang beranggotakan Iman Darmawan,
Widiyatmoko, Bagus Dwitomo, Okta Defi, Khairunisa,
Eko Praspondita. Acara itu juga tidak terlepas dari
bantuan kader dan siswa Tapak Suci Bandar Lampung.
Pada acara pembukaan ini dihadiri oleh PR III Unila Drs.
Sulton Djasmi, M.Pd, Muhammad Fuad, Dirzon Hisbullah
(Pembina UKM Pencak Silat Unila), Pendekar Besar
Alfandi Saleh, dan pengurus UKM lain di Unila, juga
anggota Tapak Suci Bandar Lampung.
Pada pertama kali Tapak Suci didirikan kembali, latihan
rutin dipegang oleh Iman Darmawan, Bagus Dwitomo,
dan Widiyatmoko. Ketika dibuka pendaftaran kurang
lebih 50 mahasiswa yang bergabung dengan Tapak
Suci, di antaranya Topik Ibnu Groho, Niken, Agung
Mulyono, yang ketika mendaftar sudah menduduki
tingkat kader sehingga langsung dijadikan anggota
pelatih.

Pada

tanggal

10-11

Juni

tahun

2000

dilaksanakan Muscab pertama, dan terpilihlah Iman


Darmawan menjadi ketuanya dan sekretaris adalah
Widiyatmoko. Selama kepengurusan angkatan satu
yang angkatan perintis kegiatan yang dilakukan lebih
difokuskan pada konsolidasi ke dalam dan pemenuhan
sarana latihan. Angkatan pertama pernah mengikuti
kejuaraan nasional Tapak Suci Antar Perguruan Tinggi di
Universitas Brawijaya dan mendapatkan mendali perak
untuk kelas A putri yang diwakili oleh Eko Fitriyani.

Kelebihan dana pada kejuaraan itu akhirnya dapat


dibelikan peralatan latihan yang cukup memadai. Pada
Silatnas I (Silaturahmi Nasional Tapak Suci Antar
Perguruan Tinggi) di Yogyakarta, Tapak Suci Unila
mengutus siswa baru yaitu Angga Busra Lesmana,
Bambang Sutejo, Dimas Prakasa, Mohammad Ibrahim
untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tapak Suci Unila
pernah mendapat kehormatan untuk tampil pada acara
Dies Natalis. Pada angkatan pertama melahirkan acaraacara tradisi di antaranya pendadaran. Muscab, Milad.
Selain mahasiswa,

atas

prakarsa

Bagus

Dwitomo,

Widiyatmoko, dan Ridwan Awaludin, dosen-dosen Unila


yang sebagian besar Pengurus BP KKN, pada akhirnya
menyatakan diri bergabung untuk berlatih Tapak Suci
yaitu Heni Siswanto, S.H., M.H.; Dr. Ir. M. A. Syamsul
Arif; Ir. Sapto Kuncoro; Drs. Hertanto, M.Si.; Drs. Piping
Setia Priangga, M.Si.; Ir. Yanuar, M.T.; Drs. Budi Harjo;
drh. Purnama Edi Santoso; Gunawan Jatmiko, S.H., M.H.;
dan Drh. Madi Hartono. Untuk latihan dosen dipegang
oleh Muhammad Fuad. Semua dosen yang ikut berlatih
akhirnya dijadikan Dewan Pembina Tapak Suci Unila.
Angkatan pertama telah melahirkan kader-kader, di
antaranya Purnomo, Budi Susilo, Ahmad Zainudin.
Angkatan 2 diketuai oleh Widiyatmoko namun di
pertengahan kepengurusan mengundurkan diri karena
sakit parah dan digantikan oleh Bambang Sutejo yang
pada waktu itu menjabat sebagai wakil ketua. Masa
kepengurusan angkatan dua kegiatan yang pernah
digelar antara lain menggelar acara Tapak Suci Expo

yang menyelenggarakan Kejuaraan Wilayah tingkat


Remaja se-Provinsi Lampung, dialog interaktif anti
narkoba, pameran dan bazar, bakti sosial, atraksi Tapak
Suci Unila dalam rangka memperingati Milad ke 2,
ketua pelaksana kegiatan ini adalah Azwar Sitompul.
Pada POMNAS 2001 di Bali beberapa Pesilat Tapak Suci
Unila

mewakili

Provinsi

lampung

pada

kejuaraan

tersebut meskipun belum mendapatkan mendali. Pada


Kejuaraan Nasional Tapak Suci Antar Perguruan Tinggi di
Jogjakarta Widiyatmoko memperoleh mendali perak
kelas F putra dan Sri Widarti mendapat mendali
perunggu untuk kategori tunggal bersenjata putri.
Pada PORDA (Pekan Olah Raga Daerah) Lampung tahun
2002 Pesilat Tapak Suci Unila mendapatkan 3 mendali
emas untuk kategori : regu putri yaitu Sri Widarti, Andra
Desti Ratih, Larasati, klas A putri yaitu Eko Fitriyani,
kelas E putri yaitu Zulia, 2 medali perak untuk kategori :
beregu putra yaitu Angga Busra Lesmana, Mohammad
Ibrahim, Dimas Prakarsa, dan beregu putri oleh Yunita
Dewi yang mewakili kabupaten Tanggamus. 4 mendali
perunggu kategori : kelas B putra yaitu Ridwan
Awaludin, kelas D putri yaitu Andriyani Diah, F putra
oleh Widiyatmoko, dan kategori ganda putra oleh
Bambang Sutejo dan Fajar Hidayat. Pada Kejuaraan
Daerah Pencak Silat Banten pesilat Tapak Suci Unila
diminta

untuk

mewakili

Kabupaten

Lebak

dan

mendapatkan 2 mendali perak yaitu kategori tunggal


putri oleh Andra Desti Ratih, dan beregu putri oleh Sri
Widarti, Andra Desti Ratih, dan Larasati. Pada PORDA

Banten tahun 2002 pesilat Tapak Suci Unila kembali


diminta untuk mewakili Kabupaten Lebak yang pada
akhirnya mendapat mendali perunggu untuk kategori
beregu putri yaitu Yunita Dewi, Andra Desti Ratih, dan
Sri Widarti. Angkatan dua berhasil menciptakan logo
dan moto Tapak Suci Unila. Logo dibuat oleh Wiwi
Irmawati yang memenangkan lomba merancang logo
Tapak Suci Unila pada milad yang pertama. Moto di
buat Oleh Deti Noviyanti yang berbunyi Berlatih
dengan kesucian hati berprestasi untuk ridho Ilahi
yang memenangkan lomba membuat moto pada acara
pendadaran.

Pada

Muscab

yang

ke

dua,

menginspirasikan perlunya Tapak Suci Unila memiliki


AD/ART dan pedoman acara tradisi Tapak Suci Unila.
Angkatan

kedua

telah

melahirkan

kader-kader,

di

antaranya Sri Widarti, Ridwan Awaludin, Eko Fitriyani,


Bambang Sarjiono, Fajar Hidayat, Suharno Zen, Wiwi
Irmawati, Angga Bursa Lesmana, Bambang Sutejo,
Suhendro Prihandono, Dimas Prakasa, Yunita Dewi,
Azwar Sitompul, Mohammad Ibrahim.
Angkatan tiga diketuai oleh Angga Busra Lesmana
dengan sekretaris Nasrulsani. Pada angkatan ini telah
dirumuskannya PD/PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga) Tapak Suci Unila melalui Musyawarah
Cabang

Luar

Biasa

yang

merupakan

pedoman

penyelenggaraan organisasi, dan juga dirumuskannya


Pedoman penyelenggaraan Acara Tradisi untuk menjaga
tradisi Tapak Suci Unila tetap lestari dan tidak bergeser.
Masa

kepengurusan

angkatan

tiga

kegiatan

yang

pernah di lakukan adalah mengikuti Kejuaraan nasional


Pencak silat Antar Perguruan Tinggi di Bandung pesilat
Tapak Suci mendapatkan 1 mendali emas kelas D putri
oleh Zulia, dan 2 mendali perunggu kelas B putra oleh
Ridwan Awaludin, dan kelas F putri oleh Aguslia
Hidayah. POMNAS tahun 2003 di Riau pesilat Tapak Suci
Unila mampu memperoleh 1 mendali emas kelas D putri
oleh Zulia, dan 2 mendali perunggu oleh Widiyatmoko
kelas E Putra, dan Ridwan Awaludin kelas B putra. Pada
PORWIL Sumatera Tahun 2003 di Lampung pesilat Tapak
Suci Unila mendapatkan 2 mendali emas kategori
beregu putri oleh Sri Widarti, Andra Desti Ratih, dan
Wiwi Irmawati. kelas D Putri oleh Zulia. Dengan
mendapatkan

mendali

pada

PORWIL

ini

sehingga

alhamdulillah 4 pesilat Tapak Suci mendapatkan tiket


untuk mengikuti PON (Pekan Olah Raga Nasional) 2004
di Palembang. Angkatan ketiga telah melahirkan kaderkader diantaranya Moh. H. Fanzuri, dan Muhammad Asri
Lubis
Angkatan empat diketuai oleh Nasrulsani dan sekretaris
Chandra Budiman. Pada angkatan ini, Tapak Suci
Universitas Lampung resmi mempunyai sekretariat
yang terletak di Lt.1 Gedung Pusat Komputer Unila.
Angkatan lima diketuai oleh Chandra Budiman dan
sekretaris Agung Sayekti, Peristiwa terpenting pada
angkatan ini adalah telah resminya rancangan tradisi
Tapak Suci Unila menjadi tradisi Tapak Suci Unila
melalui Musyawarah Cabang Luar Biasa dan dimulainya

kegiatan kejuaraan rutin tahunan antar pelajar seLampung dengan nama Kejuaraan Daerah Pencak Silat
Universitas Lampung antar pelajar se-Lampung yang
memperebutkan piala bergilir Gubernur Lampung dan
Rektor Unila.
Angkatan VI diketuai oleh Amiril Yusuf dan sekretarsi
Asna Yanti Delasari. Pada kepengurusan ini melanjutkan
kegiatan sebelumnya, yaitu Kejuaraan Daerah Pencak
Silat

Universitas Lampung antar pelajar se-Lampung

yang memperebutkan piala bergilir Gubernur Lampung


dan Rektor Unila.
Angkatan VII diketuai oleh Agus Kurnia Tanjung dan
sekretaris Ari Prasetiawan. Mengulang kesuksesan pada
dua

kegiatan

sebelumnya,

kepengurusan

ini

juga

melanjutkan Kejuaraan Daerah Pencak Silat Universitas


Lampung

antar

pelajar

se-Lampung

yang

memperebutkan piala bergilir Gubernur Lampung dan


Rektor Unila.
Angkatan VIII diketuai oleh Muhammad Syamroni
Angkatan

IX

diketuai

oleh

Devi

Heriyantoni

dan

sekretaris Aini Salamah. Untuk pertama kalinya dalam


sejarah kepengurusan, yang dapat menyelenggarakan
kejuaraan mahasiswa nasional Invitasi Nasional Tapak
Suci.

Bukan

sekedar

sukses

sebagai

panitia

penyelenggara saja akan tetapi sukses sebagai juara


umum I.

Untuk pertama kalinya pada angkatan X diketuai oleh


seorang wanita yaitu, Marita Dwi Yesida dan sekretaris
Hana Yakhfi Aningsih. Pada Kepengurusan ini dicetuskan
kejuaraan

Tapak

Suci

Pelajar

se-Lampung,

karena

mengingat kecintaan pengurus terhadap perguruan.


Angkatan XI diketua Wawan Santoso dan sekretaris
umum Ummu Hanifah. Tapak suci terbagi atas tiga
departemen, yaitu kaderisasi, organisasi, dan prestasi.
Kepengurusan ini berlangsung dua periode, dan pada
periode

kedua

penambahan

ada

pada

beberapa

kepengurusan

perubahan
yaitu

dan

sekretaris

umum, wakil sekretaris umum, bendahara umum, wakil


bendahara

umum,

kepala

departemen

kaderisasi,

sekretaris departemen kaderisasi, kepala departemen


organisasi, sekretaris departemen komunikasi, kepala
departemen
prestasi.

prestasi

Untuk

dan

sekretaris

kepengurusan

menyelenggarakan

departemen

angkatan

ini

telah

beberapa kejuaraan yaitu Tapak

Suci Unila Cup 2 Pelajar SD, SMP, SMA se-Lampung dan


Kejuaraan Pelajar Tapak Suci se-Regional Sumatra dan
Jawa.

Dan

kepengurusan

terjadi

sejarah

angkatan

ini

besar
karena

juga
telah

pada
terjadi

perpindahan sekretariat dari gedung pusat komputer


lantai satu menuju gedung serba guna Unila.
Angkatan XII diketuai Ali Usman dan sekretaris umum
Wahyu

Arif

Furqon.

Dan

untuk

pertama

kalinya

dilakukan penambahan departemen, yaitu departemen

hubungan masyarakat yang dikepalai oleh Putri F. Arinal


H.
Sesuai hasil wawancara pada turun lapang, struktur
organisasi

Unit

Kegiatan

Mahasiswa

Tapak

Suci

Universitas Lampung masa bakti 2015-2016 adalah


sebagai berikut.
Ketua
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Departemen Kaderisasi
Departemen Organisasi
Departemen Prestasi
Departemen
Media
Sosial

:
:
:
:
:
:
:

Ali Usman
Dian Aprilianti
Yulia Dwi Prastika
Wahyu Arif Furqon
Sukur Pambudi
Reza Fahmi Al Faqih
Ririn Kholidiana

Masyarakat
Adapun program kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Tapak
Suci Universitas Lampung adalah sebagai berikut.
1. Pantas (Penerimaan Anggota Tapak Suci)
2. Latihan wajib setiap Selasa dan Kamis
3. Pendadaran (pelatihan anggota baru) selama dua
hari
4. Kejuaraan pelajar atau mahasiswa setiap tahun
5. Unila Cup, Regional Championship, dan Kejuaraan
Nasional
6. Orientasi calon pengurus
7. Musyawarah cabang
8. Mabit
9. Ujian kenaikan tingkat
10.
Sialita (Silaturahmi Akbar Lima Tahun)
11.
Latihan gabungan setiap enam bulan

3.2. Pembahasan

Unit

Kegiatan

Mahasiswa

Tapak

Suci

Universitas

Lampung adalah salah satu organisasi resmi yang ada


di Universitas Lampung. Hal ini ditandai dengan adanya
pembentukan organisasi tersebut oleh sekumpulan
mahasiswa

yang

memiliki

suatu

struktur

yang

dirumuskan dengan baik yang menerangkan hubunganhubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya, serta memiliki kekuatan hukum.
Hubungan-hubungan otoritas, kekuasaan, akuntabilitas
dan

tanggung

jawabnya

tercermin

dari

adanya

penetapan peraturan dasar/peraturan rumah tangga


pada kepengurusan angkatan ketiga untuk menjaga
organisasi tersebut agar tidak meleset dari tujuan
utamanya serta pembentukan berbagai kepengurusan
di

setiap

angkatan.

Kekuatan

hukum

berdirinya

organisasi ini adalah keputusan dari rektor.


Struktur

yang

ada

juga

bentuk

saluran-saluran

menerangkan
melalui

apa

bagaimana
komunikasi

berlangsung, seperti bagaimana komunikasi antara


ketua dan sekretaris umum serta antar departemen.
Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing

anggotanya,

misalnya

sudah

jelas

bagaimana tugas ketua yang mengurusi dan mengatur


jalannya organisasi, sekretaris umum yang menerbitkan
dan mengatur perihal surat menyurat, bendahara
umum yang mengatur keuangan organisasi, dan antar
kepala departemen, seperti departemen kaderisasi
yang mengatur masalah pengaderan dan mencetak
atlet-atlet

pencak

silat

yang

baru,

departemen

organisasi yang mengatur jalannya organisasi dengan


arahan

dari

ketua,

departemen

prestasi

yang

menyiapkan atlet-atlet pencak silat agar berprestasi


dan departemen media sosial kemasyarakatan yang
mengurus masalah eksternal organisasi yang berkaitan
dengan hubungan kemasyarakatan. Organisasi resmi ini
telah

memiliki

rencana

dan

mengingat

bahwa

ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif


bersifat tidak fleksibel, sesuai yang diatur dalam
peraturan dasar/peraturan rumah tangga.
Unit

Kegiatan

Mahasiswa

Tapak

Suci

Universitas

Lampung dibentuk untuk menjadi sarana partisipasi


masyarakat,

terutama

mahasiswa

dan

dosen

Universitas Lampung dalam berlatih menjadi insaninsan yang bisa bela diri dalam rangka pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup
bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat
mereka capai sendiri. Dengan kerja sama dari berbagai
pihak, seperti alumni, aktivis mahasiswa dan pihak
rektorat, maka Unit Kegiatan Mahasiswa Tapak Suci
Universitas Lampung dapat berdiri sampai saat ini.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan laporan pola kebudayaan yang telah dibuat
maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebudayaan

merupakan

kompleks

yang

mencangkup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat


dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Kebudayaan memiliki bebrapa komponen atau unsur yang tidak bisa
dilepaskan seperti sistem religi, sistem mata pencarian, dan sistem
organisasi kemasyarakatan.
3. Pola kebudayaan pun memberikan pengaruh terhadap kebudayaan
itu sendiri seperti seperti mata pencaharian yang berbeda karena
perbedaan geografis antara satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Sulastomo (2003). Kebudayaan indonesia. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Manan,
Imran.
1989. Antropologi
Pendidikan
Suatu
Pengantar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
Jakarta.
Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai