Perawatan Saluran Akar Dengan Teknik Preparasi Crown Down Pressureless Gigi Molar Mandibular Dan Inlay Klas 2 Porselain
Perawatan Saluran Akar Dengan Teknik Preparasi Crown Down Pressureless Gigi Molar Mandibular Dan Inlay Klas 2 Porselain
Diskusi Ilmiah
OLEH :
Melati Eka Putri.SR J014201015
Nur Azizah Nahla J0142010
PENDAHULUAN
Patologi yang berasal dari endodontik adalah penyebab utama perawatan darurat dalam
praktik kedokteran gigi, karena gejala nyeri yang dimiliki sebagian besar penyakit ini.Patologi
pulpa adalah perubahan atau cidera yang disebabkan pada jaringan pulpa yang dapat berkembang
menuju daerah periapikal gigi, melalui foramen apikal yang disebabkan oleh patologi periapikal.
Pulpa gigi adalah jaringan ikat halus yang mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh
limfatik, serabut saraf dan sel yang tidak berdiferensiasi, pulpa bertanggung jawab untuk
mempertahankan vitalitas dentin, mempertahankan sensitivitas dan mensuplai dentin dengan zat
yang diperlukan untuk perbaikan. Dentin bergantung pada jaringan pulpa untuk pembentukan
dan pemeliharaannya,(1) Penyakit pulpa dan periapikal sebagian besar disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme. Faktor lain yang dapat memperparah keadaan ini diantaranya adalah perforasi
akar, instrumen yang patah, bahan pengisi saluran akar yang berlebih dan teknik pengisian
saluran akar yang kurang baik. Namun hal-hal tersebut tidaklah signifikan dalam mengakibatkan
kegagalan perawatan saluran akar jika dibandingkan dengan infeksi mikroorganisme. (2)
Tujuan akhir perawatan endodontik adalah retensi jangka panjang pada fungsi gigi
dengan patologi pulpa atau periapikal. Tergantung pada diagnosisnya, terapi ini biasanya
melibatkan preparasi dan obturasi semua saluran akar.(3) Keberhasilan dalam perawatan
obturasi, dengan semua aspek sama pentingnya.Saat ini, perawatan saluran akar yang berhasil
didasarkan pada prinsip yang lebih luas. Prinsip ini termasuk diagnosis dan perencanaan
desinfeksi menyeluruh, dan obturasi.(4) Preparasi sistem saluran akar diakui sebagai salah satu
tahap terpenting dalam perawatan saluran akar. Tahapan ini termasuk pengangkatan jaringan
vital dan nekrotik dari sistem saluran akar, bersama dengan dentin akar yang terinfeksi dan,
dalam kasus perawatan ulang, pengangkatan hambatan logam dan non-logam.(5) Tujuan dari
prosedur pembentukan saluran akar adalah untuk mengangkat dentin yang terinfeksi dari dinding
saluran akar. Perawatan endodontik berfokus pada eliminasi mikroorganisme dengan preparasi
kemo-mekanis saluran akar.“Preparasi kemo-mekanis” yang ideal mengacu pada saluran akar
ruang untuk obturasi tetapi juga memfasilitasi desinfeksi dengan menyebabkan disrupsi biofilm
yang melekat pada permukaan saluran akar. Instrumentasi mekanis yang benar pada saluran akar
harus menghasilkan saluran akar berbentuk tapered dan berbentuk corong yang sesuai dengan
Sudah terdapat banyak jenis preparasi saluran akar baiksecara manual atau secara
otomatis.Adapun teknik preparasi saluran akar manual meliputi teknik konvensional, teknik step-
balanced force, apical box, dan single-length. Untuk preparasi mekanis terdapat conventional
rotary system, dan NiTi system (single file, single length, dan crown-down).(7)
Perawatan jaringan gigi yang terkena karies dapat dilakukan dengan Restorasi secara
direct maupun indirect. Alasan pemilihan restorasi indirect adalah kekuatan dan daya tahan yang
lama; restorasi direct memiliki daya tahan yang lebih rendah, sehingga pada kondisi tertentu
restorasi indirect menjadi pilihan yang terbaik dibanding restorasi direct.(8) Hal ini dikarenakan
restorasi indirek dianggap sebagai metode yang memungkinkan untuk meminimalisir pengerutan
intraoral sehingga efek negatif pengerutan polimerisasi hanya terjadipada permukaan yang
disementasi.(9)
Restorasi indirect juga menjadi pilihan pada kasus yang membutuhkan bentuk, estetik
dan kontak proksimal yang adekuat. Pada kasus yang sulit dilakukan restorasi secara direct,
biasanya dengan menggunakan teknik restorasi indirect, hasil yang memuaskan dapat diperoleh.
Restorasi inlay merupakan restorasi indirect yang dapat digunakan pada kavitas sedang kelas I
dan II. Restorasi inlay juga dapat terbuat dari porcelain, alloy, dan komposit. Akan tetapi, pasien
biasanya menolak menggunakan restorasi metal, sehingga dokter gigi dapat memilih antar dua
PEMBAHASAN
Konsep instrumentasi yang dimulai pada bagian 1/3 coronal saluran akar
oleh Goerig et al. Teknik crown-down partama juga dikenal sebagai teknik
down pressureless, teknik double flare, dan teknik balanced force. Teknik
digunakan dengan urutan dari besar ke kecil dengan gerakan reaming dan
tanpa memberikan tekanan kea rah apikal sehingga teknik ini disebut sebagai
teknik “pressureless”12
6) K-file
8) Lentulo
13) CaOH2
14) Sealer
C. Prosedur Klinis
1. Preassessment13
penting, termasuk konstruksi bayangan dari gigi yang akan dirawat yang
diberikan kepada:
2. Anastesi local
3. Isolasi gigi
pada mahkota adalah menuju saluran akar terluas (misalnya akar palatal
pada gigi molar atas dan akar distal pada gigi molar bawah).Begitu masuk
berguna dalam fase persiapan akses ini adalah round burdengan shank yang
premolar dengan banyak saluran akar di akar bukal, dan dalam kasus
c. mengatasimarginal leakage;
e. memberikan pandangan yang lebih baik dari kamar pulpa karena ada
Setelah terbuka, lantai kamar pulpa dapat diperiksa seperti peta untuk
saluran akar harus dicari di sepanjang sistem alur.Sonde berujung tajam dapat
rendah dan dengan sentuhan ringan) atau dengan bur bulat bershank panjang
kamar pulpa dan lantai membantu dalam menemukan jalan masuk saluran akar
(saluran akar kedua di akar mesiobukal) pada molar rahang atas, rongga akses
harus dibuat dengan ekstensi yang jelas ke arah sisi mesial.Semua dinding kavitas
saluran akar.
Gambar 1. Skema akses saluran akar gigi-geligi (Sumber:Garg N, Garg A.
Textbook of endodontics. 3rd ed. 2014. p. 186)
5. Ekstirpasi pulpa
Jaringan pulpa diangkat tanpa rasa sakit dengan alat khusus yang disebut
kemudian diputar 90o-180o searah jarum jam agar saat ditarik keluar
terlalu pendek atau terlalu panjang. Instrumentasi yang terlalu pendek dari
reaksi benda asing yang tersisa dan sebagai akibatnya regenerasi jaringan
dari intervensi harus berada pada konstriksi apikal karena lokasi ini
Panjang kerja dapat ditentukan dengan beberapa cara, tetapi metode apa
pun yang digunakan harus akurat, dapat diulang, dan dilakukan dengan
stop pada poros ditempatkan ke dalam saluran akar pendek dari panjang
yang diperiksa.
meraba konstriksi apikal. Namun, tidak akan ada umpan balik taktil yang
tepat jika konstriksi apikal telah rusak (misalnya resorpsi akar), jika
perkembangan akar belum mature dari ujung akar, atau jika saluran akar
pengambilan radiograf lagi. Jika ujung instrumen keluar dari kontur akar
buccopalatal);
struktur (anatomi).
impedansi antara dua frekuensi atau rasio dua (atau lebih) impedansi
saluran akar dan elektroda lainnya ke klip bibir yang terhubung dengan
mukosa mulut. Saat instrumen bergerak menuju apeks, perbedaan
impedansi (atau rasio) menjadi lebih besar dan menunjukkan nilai terbesar
dengan tingkat toleransi 0,5 mm. Untuk alasan itu, EAL saat ini digunakan
panjang kerja akan mengikuti jalur yang lebih lurus dari awalnya.
Akibatnya panjang kerja (yaitu jarak antara titik referensi dan tingkat
Selain itu, EAL dapat dihubungkan ke setiap file dari seri untuk terus
a. Setelah akses kavitas, lakukan irigasi pada saluran akar dan mulai
panjang kerja yang digerakkan secara lateral brushing dan gerakan out-
(merah) dan sudah ada tugback berarti sudah tidak dilanjutkan pada
digunakan untuk saluran akar yang besar. Irigasi saluran akar setiap
point.
dan debris dari preparasi saluran akar dapat terjadi yang mengarah ke apikal
dari foramen apikal dengan file kecil selama instrumentasi dapat mencegah
tekanan apical ringan dalam koronal dua pertiga dari kanal. File
tidak boleh dipaksakan dan ditempatkan pendek dari poit of binding.
digunakan dari file yang lebih besar ke yang lebih kecil dan
instrumen.
b. Irigasi harus dilakukan untuk megangkat smear layer dan debris
optimal).
hipoklorit.
9. Pemberian medikamen
saluran akar bisa mati. Jika bakteri bertahan hidup, bakteri mungkin
akanberkembang. Bakteri yang tersisa di tubulus dentin tidak dapat
bakteri sisa dapat meningkat dalam jumlah yang sama seperti pada tahap
yang lama dan paling tidak menimbulkan iritasi pada jaringan periradikular
atau debris yang tersisa di ruang pulpa. Jika proses ini berhasil
pulpa.
aktif dapat diidentifikasi oleh rasa sakit yang signifikan pada saluran
Untuk meredakan situasi yang sulit ini, medikamen intra saluran telah
disarankan. Akses langsung dari agen ini diperlukan pada lesi periapikal.
periapikal.16
10. Obturasi
kondisi untuk jaringan periapikal yang utuh. Di sisi lain, sistem saluran akar
ini tidak dapat diakses oleh sistem kekebalan tubuh dan oleh karena itu tidak
diinstrumentasi, dan berakhir pada panjang kerja. Ada berbagai bahan dan
teknik yang dapat diterima untuk obturasi sistem saluran akar termasuk:
b. Sealer dan single cone dari bahan inti kaku atau fleksibel
carrier.3
Salah satu teknik obturasi yang umum digunakan adalah kondensasi lateral
percha cone kemudian dipilih. Gutta percha yang dipilih harus yang
sesuai dengan preparasi apikal (master cone), gutta percha yang sesuai
harus bisa mencapai panjang kerja dan terjadi tug back (tidak mudah
maupun sealer.7
11. Evaluasi
Dalam bedah medis, operasi bedah yang berhasil tidak selalu menjamin
penyembuhan penyakit yang diobati hal yang sama juga berlaku untuk
periapikal.
Outline Form14
Outline form biasanya diatur oleh restorasi atau karies yang ada. Dalam preparasi
awal gigi, bur karbida digunakan, bur harus dibuat tapering untuk membuat dinding facial
dan lingual lurus yang menyimpang ke oklusal untuk memungkinkan penyisipan dan
penghilangan restorasi. Selama preparasi akhir gigi, titik preparasi dengan diamond point
digunakan, buang email yang rusak atau melemah. Lakukan reduksi central groove
(kurang lebih 1,5-2 mm) mengikuti anatomi gigi yang tidak dipreparasi. Ini akan
memberikan bulk tambahan untuk keramik sehingga memiliki kekuatan. Bentuk outline
harus menghindari kontak oklusal.
Harus ada setidaknya 1,5 mm jarak bebas di semua excrusions untuk mencegah
fraktur keramik. Dinding preparasi harus menunjukkan 6 sampai 8 derajat divergensi
oklusal per dinding. Peningkatan derajat lancip pada keramik diberikan karena restorasi
keramik terikat secara adhesif pada struktur gigi, restorasi harus secara pasif berada
pada preparasi gigi.
Perluas kotak proksimal agar memiliki jarak minimal 0,6 mm untuk pembuatan
cetakan. Lebar isthmus harus minimal 1,5 mm untuk mencegah fraktur. Preparasi
margin supragingiva harus dijaga. Lebar lantai gingiva dari kotak harus kira-kira 1,0
mm.
Semua sudut internal harus dibulatkan dan dinding preparasi harus halus dan rata.
Semua margin cavosurface harus dibuat miring. Bevel dikontraindikasikan karena bulk
diperlukan untuk mencegah fraktur. Chamfer direkomendasikan untuk margin onlay
keramik. Singkirkan karies yang tidak termasuk dalam bentuk outline dengan
menggunakan ekskavator atau round bur pada handpiece kecepatan rendah.
d. Prosuder Lab21
Langkah-langkah lab untuk satu jenis restorasi Leucite-reinforced pressed
ceramic (IPS Empress) sebagai berikut:
1) Setelah preparasi gigi, cetakan dibuat, dan gips kerja dituangkan ke dalam
die-stone. Pola wax restorasi dibuat menggunakan teknik konvensional.
2) Setelah spruing (lihat Gbr. 15.4B), investasi, dan burn-out pola lilin, ingot
keramik shaded dan plunger aluminium oksida ditempatkan ke dalam
tungku khusus (lihat Gbr. 15.4C). Warna dan opasitas dari ingot yang
dipilih (lihat Gambar 15.4D) didasarkan pada informasi yang diberikan
oleh dokter, khususnya warna yang diinginkan dari restorasi akhir dan
warna gigi yang dipreparasi.
3) Pada sekitar 2012°F (1100 °C), ingot keramik menjadi plastik dan
perlahan-lahan ditekan ke dalam cetakan dengan mekanisme otomatis.
4) Setelah dipisahkan dari cetakan, restorasi ditempatkan pada master die dan
working cast untuk penyesuaian akhir dan finishing.
5) Untuk mereproduksi warna gigi secara akurat, pewarnaan permukaan yang
sangat berpigmen biasanya diterapkan.
5) Try-in17,21
Prosedur try-in yaitu inlay atau onlay ditempatkan ke dalam sediaan
menggunakan tekanan ringan untuk mengevaluasi kecocokannya. Jika restorasi tidak
duduk sepenuhnya, penyebabnya adalah permukaan proksimal memiliki kontur yang
berlebihan. Dengan menggunakan mirror, jika diperlukan embrasure harus dilihat dari
aspek facial, lingual, dan oklusal untuk menentukan di mana kontur yang perlu
penyesuaian untuk memungkinkan final seating restorasi, agar menghasilkan posisi dan
bentuk kontak yang benar. Melewatkan dental floss tipis melalui kontak menunjukkan
kekencangan dan posisi kontak proksimal, yang akan memperlihatkan tingkat dan lokasi
kontak berlebih. Kertas artikulasi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kontak
proksimal yang terlalu rapat. Disk atau titik abrasif digunakan untuk menyesuaikan
kontur proksimal dan kontak oklusi. Sambil menyesuaikan intensitas dan lokasi kontak
proksimal, grit instrumen abrasif yang halus digunakan untuk memoles permukaan
proksimal karena ini tidak dapat dipoles setelah penyemenan. Jika kontur proksimal tidak
terlalu berkontur dan restorasi masih belum pas sepenuhnya, persiapan harus diperiksa
lagi seperti sisa bahan tumpatan sementara atau debris. Jika persiapan bersih, gangguan
internal atau marginal juga dapat mencegah restorasi untuk duduk sepenuhnya. Ketika
gangguan ini telah diidentifikasi melalui inspeksi visual yang cermat terhadap margin
atau menggunakan bahan “fit-checker” mereka dapat disesuaikan pada restorasi,
preparasi, atau keduanya. Kesesuaian marginal diverifikasi
setelah restorasi sepenuhnya duduk. Inlay keramik dan onlay biasanya memiliki celah
marginal sedikit lebih besar daripada restorasi emas yang sebanding. Kontur berlebih
yang ringan dapat dihilangkan dengan instrumen diamond dengan grit halus atau karbid
bur finishing. Penyesuaian ini dilakukan sebaiknya setelah restorasi terikat sehingga
fraktur marginal dihindari.
6) Insersi17
e. Restorasi provisori dikeluarkan dan kavitas dibersihkan
f. Aplikasi silane dengan sikat kecil pada permukaan inlay
g. Campurkan bahan sementasi (powder dan liquid) sesuai aturan pabrik menggunakan
spatula plastic sesuai ketentuan perbandingan jenis bahan sementasi yang digunakan.
h. Pegang inlay dengan pinset, ambil semen lalu lapiskan pada permukaan intaglio inlay.
i. Ambil sebagian lain semen, masukkan ke dalam kavitas Insersikan restorasi ke dalam
kavitas lalu instruksikan pasien untuk menggigit dengan bantuan cotton roll (kelebihan
semen harus ke luar dari seluruh tepi restorasi)
j. Bersihkan kelebihan semen dengan kapas dan sonde.
k. Dilanjutkan dengan polimerisasi selama 20 detik
l. Lakukan pengecekan oklusi menggunakan kertas artikulasi.
m. Lakukan Finishing dan polishing