Anda di halaman 1dari 24

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN

QUIZIZZ DALAM UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA


DI MADRASAH ALIYAH LABORATORIUM JAMBI
PROPOSAL

DISUSUN OLEH:

M. TABAL KARUNIA A1A322026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI


2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengembangan karakter siswa adalah proses pembentukan dan peningkatan


kualitas karakter siswa melalui pendidikan dan pengalaman di sekolah. Karakter siswa
meliputi nilai-nilai moral, etika, kepribadian, sikap, dan keterampilan sosial yang
penting untuk keberhasilan dalam kehidupan.
Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi adalah sebuah lembaga
pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter siswa dengan pendekatan Islam
dan keilmuan. Tujuan utama dari Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi adalah
untuk melahirkan generasi yang memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan
mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Dalam konteks Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi, pengembangan
karakter siswa dilakukan melalui pendidikan yang holistik, terintegrasi dan berbasis
keilmuan Islam. Kurikulumyang diterapkan di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium
Jambi mencakup pembelajaran agamaIslam, bahasa Arab, bahasa Inggris, matematika,
ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam,bahasa Indonesia, seni dan budaya,
serta olahraga.
Selain itu, Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi juga memberikan
perhatian khusus pada pengembangan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler
dan pengalaman belajar di luar kelas. Kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan
meliputi olahraga, kesenian, literasi, kepemimpinan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi ini, Sekolah Madrasah Aliyah
LaboratoriumJambi berupaya untuk membentuk siswa yang memiliki karakter yang
kuat, mandiri, bertanggung jawab, jujur, disiplin, peduli, dan berakhlak mulia. Hal ini
diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa
depan dan menjadi pemimpin yang berkontribusipositif bagi masyarakat dan bangsa.
Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi juga menekankan pentingnya
pembentukan karakter siswa melalui pengembangan spiritual dan nilai-nilai keislaman.
Siswa diberikan pembelajaran agama Islam yang mendalam dan diharapkan mampu
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga diberikan
pengalaman praktis dalam mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan-kegiatan
seperti shalat berjamaah, puasa, dan ibadah lainnya.
Pengembangan karakter siswa di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi
dilakukan secara terus-menerus dan melibatkan seluruh stakeholder dalam proses
pendidikan. Guru dan stafpengajar berperan penting dalam pembentukan karakter siswa
melalui penerapan nilai-nilai keislaman dan pendekatan pembelajaran yang mendukung
pengembangan karakter. Orang tua dankeluarga siswa juga diharapkan berpartisipasi
aktif dalam mendukung pengembangan karakter siswa di luar lingkungan sekolah.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pengembangan
karakter siswa menjadi semakin penting sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan
kehidupan di masa depan. Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi memahami
pentingnya hal ini dan berupaya untuk memberikan pendidikan yang holistik dan
terintegrasi untuk membentuk siswa yang berkarakter kuat, berakhlak mulia, dan
berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Selain itu, Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi juga menerapkan
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan berbasis teknologi untuk memfasilitasi
pengembangan karakter siswa. Siswa diberikan akses ke berbagai sumber belajar dan
teknologi yang mendukung proses pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif.
Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi juga mengadopsi program-
program khusus untuk pengembangan karakter siswa, seperti program pengembangan
kepemimpinan, program pengembangan keterampilan sosial, dan program
pengembangan kreativitas. Program-program ini dirancang untuk membantu siswa
mengembangkan berbagai aspek karakter yang diperlukan untukmeraih kesuksesan di
masa depan.
Sebagai sekolah yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, Sekolah
Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi telah berhasil mencetak lulusan-lulusan yang
berkarakter kuat dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Banyak
alumni Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi yang telah sukses dalam berbagai
bidang, seperti akademisi, pengusaha, dan pejabat publik.
Dalam kesimpulannya, Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi
merupakan lembaga pendidikan yang sangat peduli pada pengembangan karakter siswa.
Sekolah ini menawarkan pendidikan yang holistik dan terintegrasi, dengan fokus pada
pengembangan karaktersiswa melalui pendekatan Islam dan keilmuan. Dengan
pendekatan ini, Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi berhasil membentuk
siswa yang berkarakter kuat, mandiri, bertanggung jawab, jujur, disiplin, peduli, dan
berakhlak mulia, yang siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Selain itu, Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi juga menempatkan
pentingnyapengembangan karakter siswa sebagai bagian integral dari proses
pendidikan. Hal ini tercermin dalam kurikulum yang diterapkan, yang mencakup
pembelajaran agama Islam dan keilmuan, pengembangan keterampilan sosial dan
kepemimpinan, serta kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan karakter
siswa.
Pengembangan karakter siswa di Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi
juga didukungoleh lingkungan belajar yang kondusif dan penuh kasih sayang. Guru dan
staf pengajar yang berkualitas dan berkomitmen tinggi berperan penting dalam
mendukung pengembangan karakter siswa. Selain itu, Sekolah Madrasah Aliyah
Laboratorium Jambi juga menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif, dengan
memanfaatkan teknologi dan berbagai metode pembelajaran yang interaktif dan kreatif.
Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi ini, Sekolah Madrasah Aliyah
LaboratoriumJambi berhasil mencetak lulusan-lulusan yang berkarakter kuat, berakhlak
mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Lulusan Sekolah
Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi siap menghadapi tantangan kehidupan di masa
depan dan dapat menjadi pemimpin yang berintegritas dan bertanggung jawab.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pengembangan
karakter siswa menjadi semakin penting sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan
kehidupan di masa depan. Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi memahami
pentingnya hal ini dan berupaya untuk memberikan pendidikan yang holistik dan
terintegrasi untuk membentuk siswa yang berkarakter kuat, berakhlak mulia, dan
berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk karakter siswa.
Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
akademik, tetapi juga untuk mengembangkan karakter positif seperti etika, moralitas,
integritas, dan tanggung jawab. Untuk mencapai hal ini, madrasah Aliyah Laboratorium
Jambi perlu mengidentifikasi dan menerapkan strategi yang efektif.
Dalam era digital seperti sekarang, penggunaan teknologi telah meluas di
berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Media Quiziz telah menjadi
solusi yang
efektif dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah. Media
Quiziz merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menyediakan konten pembelajaran yang interaktif, mudah diakses,
dan dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks pembelajaran.
Penerapan media Quiziz dapat memberikan berbagai keuntungan, terutama
dalam meningkatkan karakter siswa. Pertama, media Quiziz menawarkan fleksibilitas
dalam belajar di luar lingkungan sekolah. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran
dari mana saja dan kapan saja, sehingga meningkatkan keterlibatan mereka dalam
proses pembelajaran. Kedua, media Quiziz memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab dalam pembelajaran. Mereka dapat
mengatur waktu belajar, menyelesaikan tugas-tugas mandiri, dan menguji pemahaman
mereka sendiri melalui latihan atau ujian online. Ketiga, media Quiziz dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerjasama siswa melalui forum diskusi
online atau kolaborasi dalam proyek-proyek kelompok.
Namun, di Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi, penggunaan media Quiziz
masih terbatas dan belum dioptimalkan. Hal ini mempengaruhi upaya peningkatan
karakter siswa di sekolah ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media Quiziz yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memfasilitasi
pengembangan karakter positif mereka. Dengan menerapkan media Quiziz yang inovatif
dan interaktif, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar, mengembangkan
keterampilan kepemimpinan, bekerja dalam tim, dan berperilaku baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam skenario ini, pengembangan media Quiziz menjadi sangat penting untuk
meningkatkan karakter siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi. Melalui
pengembangan media Quiziz, siswa akan memiliki akses ke konten pembelajaran yang
interaktif dan mudah diakses, meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran,
mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab, serta meningkatkan keterampilan
komunikasi dan kerjasama. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan karakter siswa di
Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi.
Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi saat ini semakin pesat.
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dapatdimanfaatkan untuk
meningkatkan
kualitas pendidikan. Menurut Tambun (2020: 24) pembelajaran akan lebih efisien dan
aktif apabila teknologi dan informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak- anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arahkedewasaan (Arta, 2015:1).
Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya (Mega, 2019: 90). Menurut UU
No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan Indonesia bertujuan agar masyarakat indonesia
mempunyai pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini
menunjukkanbahwa proses pendidikan nasional mencakup berbagai aspek kehidupan
diri manusia dan masyarakat.
Kurikulum dan Guru merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sistem
pendidikan, karena itu guru dituntut untuk dapat berinovasi agar kualitas proses
pembelajaran meningkat dan kualitas pendidikan juga meningkat (Widiastini, N.P.D,
Candiasa, I.M dan Suharta IGP, 2018: 1). Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 merupaan serangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah
dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006
(KTSP). Dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran (Widyastono, 2014: 131).
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi komunikasi aktif antarasiswa dengan guru
dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses pembelajaran, ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung secara bersama-
sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara siswa dan guru (Suprihatiningrum, 2016:
81). Dalam proses pembelajaran guru masih menemukan kendala pada saat penyampaian materi
pembelajaran, khususnya untuk guru matematika. Hal ini dikarenakan dalam penyampaian materi
guru masih kesulitanmemberikan gambaran konkret dari materi tersebut, sehingga materi yang
disampaikan sulit dipahami oleh peserta didik. (Sundayana, 2015: 2-3).
Menurut Mashuri (2019: 1) “Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai
peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia, serta
mendasari perkembangan ilmu teknologi modern”. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika
perlu diberikankepada semua peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
lanjutanuntuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis,
kristis dan kreatif serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.
Menurut Yolanda dan Wahyuni (2020: 170):
Matematika adalah ilmu yang paling banyak manfaatnya di dalam kehidupan ini. di dalam
kehidupan sehari-hari mulai dari hal paling sederhana sampai hal yang paling kompleks semuanya
menggunakan ilmu matematika. Matematika walaupun tidak semua orang menyukainya tanpa
disadari selalu digunakan setiap waktu.
Adapun tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2013 yaitu:
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, danmenafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Banyak peserta didik yang menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sulit,
walaupun demikian semua orang tetap harus mempelajari matematika karena matematika
merupakan sarana untuk memecahkan masalahdalam kehidupan sehari-hari (Sundayana, 2015:
26). Mempelajari matematika diperlukan suatu proses berpikir karena matematika pada
hakikatnya
7
berkenaan dengan struktur dan ide abstrak yang disusun secara sistematis dan logis melalui proses
penalaran dedukatif. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang dapat kreatif dengan menggunakan
teknologi sebagai mediapembelajaran di kelas. Salah satu pokok pembahasan materi matematika
di SMP yaitu bangun ruang sisi datar. Untuk menanamkan konsep bangun ruang sisi datar kepada
peserta didik tidak mudah, hal ini karena bangun ruang sisi datar pada hakikatnya bersifat abstrak
sama halnya dengan materi matematika yang lain.
Menurut Sundayana (2015: 24) :
Konsep-konsep belajar matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berpikir
dari hal-hal yang konkret menuju hal yang abstrak dan juga dapat mengaitkan materi yang
diajarkan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.
Materi pembelajaran yang bersifat abstrak seperti bangun ruang sisi datar, tidak efektif
apabila diajarkan menggunakan metode konvensional yang hanya menjelaskan materi pelajaran
dengan kata-kata saja. Maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang
matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan
juga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika.
Oleh karena itu, dalam mempelajari matematika kurang tepat bila dilakukan dengan cara
menghafal, melainkan harus dengan benda atau media pembelajaran yang nyata, menarik, efektif,
efisien, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
Menurut Arsyad (2015: 10), media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan pada saat proses belajar mengajar untuk menyampaikan informasi agar menumbuhkan
minat belajar siswa. Adapun manfaat dari media pembelajaran adalah: 1) Media pembelajaran
dapat menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran; 2) Media pembelajaran dapat
memperjelas materi pelajaran yang disampaikan; 3) Mediapembelajaran dapat membuat metode
pembelajaran lebih bervariasi; 4) Media pembelajaran dapat membuat siswa lebih aktif pada saat
proses pembelajaran. (Rusman, 2013: 172).
Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkanminat dan motivasi
belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media dapat menyederhanakan masalah
terutama dalam menyampaikan hal-hal yang baru dan asing bagi siswa. Hal ini sejalan dengan
dikemukakan oleh Sundayana (2015: 25) “Penggunaan media pembelajaran membantu pengajar
dalam menyampaikan materi sehingga lebih menarik perhatian para peserta didikagar bisa
memahami materi yang disampaikan dengan baik. Pemilihan media yang akan digunakan guru
harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu guru hendaknya memilih media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat peserta didik sehingga media pembelajaran
yang dikembangkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika
8
kelas VIII SMPN 1 Siak Hulu pada tanggal 24 Oktober 2019diperoleh informasi bahwa (1) Guru
matematika di sekolah ini jarang menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan
komputer pada saat proses belajar mengajar di kelas. Alasan mengapa guru matematika di sekolah
ini belum menggunakan media seperti komputer yaitu kurang memahami dalam penggunaan
media pembelajaran dan proses pembuatannya cukup memakan waktu yang lama. Padahal di
sekolah tersebut sudah di fasilitasi komputer tetapi hanya ada 20 komputer saja. (2) pada proses
pembelajaran, guru sudah mengaitkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari hanya
dengan metode ceramah saja, tidak menggunakan media.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahmi Daulati tahun 2017 mengungkapkan bahwa dalam
pembelajaran matematika guru masih menggunakan alat bantu konvensional yaitu seperti papan
tulis, buku, diklat, ensiklopedia dan lain-lain. Penggunaan alat bantu konvensional ini belumdapat
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Seiring berjalan nya waktu kegiatan pembelajaran
matematika cukup menyulitkan siswa dan guru saat pandemi Covid-19, sekolah diliburkan dan
siswa pun harus belajar dari rumah. Pandemi covid-19 telah mengganggu proses pembelajaran
secara konvensional. Maka diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan
tersebut.Pembelajaran secara daring adalah salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah
tersebut. Dengan pembelajaran daring, siswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana
mereka dapat mengikuti proses pembelaran dari rumah masing-masing maupun dari tempat mana
saja (Hamidah, 2020:219). Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif pembelajaran yang mampu
menjadikan pelajaran matematika begitu menyenangkan, salah satu cara mengurangi kebosanan
saat pembelajaran adalah dengan memberikan kuiskepada peserta didik. Apalagi kuis yang
diberikan secara online, tentu siswa akan menjadi lebih bersemangat. Salah satunya adalah
dengan menggunakan aplikasi yang sudah ada dan disediakan oleh pihak ketiga. Dalam
penelitian ini peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran menggunakan
powerpoint yang di dalamnya terdapat slideslide yang berisikan materi-materi dan dibuat
semenarik mungkin menggunakan hyperlink agar siswa dapat termotivasi dalam proses belajar di
kelas. Media pembelajaran ini juga berbantuan dengan aplikasi game edukatif didalam nya yang
dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif
pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Kemajuan dan perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat sangat berpengaruh
dalam berbagai kehidupan salah satunya berdampak positif dalam bidang pendidikan yang
mengakibatkan mutu pendidikan meningkat. Penggunaan smartphone dan internet yang seimbang
dan dimanfaatkan dengan baik khususnya pada dunia pendidikan, hal ini akan membawa bidang
pendidikan untuk maju dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi. Maka dari itu dari perkembangan tersebut memunculkan berbagai aplikasi game
dalam dunia pendidikan yang dapat digunakan di smartphone maupun laptop (Mulyati dan
Evendi, 2020:
9
65). Quizizz merupakan salah satu aplikasi pendidikan berbasis game, yang membawa aktivitas
multi pemain ke ruang kelas dan membuatnya di kelas latihan interaktif dan menyenangkan.
Implementasi menggunakan game quizizz siswa dapat melakukan latihan didalam kelas pada
perangkat elektronik mereka.
Game quizizz memiliki karakteristik permainan seperti avatar, tema, meme, dan musik
menghibur dalam proses pembelajaran. quizizz juga memungkinkan siswa untuk saling bersaing
dan memotivasi mereka belajar sehingga hasil belajar bisa meningkat. Hal ini menjadi tantangan
bagi guruagar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran
yang menyenangkan dapat diciptakan melalui penggunaan berbagai macam model, metode
ataupun dengan mengunakan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat membuat siswa
menjadi bersemangat untuk belajar dan lebih mudah memahami materi.
Melalui pengembangan media pembelajaran berbantuan quiziz, diharapkan dapat
membantu guru menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan meningkatkan
perhatian dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian proses
pembelajaranmatematika akan terasa lebih menyenangkan dan menarik.
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pengembangan media pemebelajaran dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBANTUAN QUIZIZZ DALAM UPAYA PENINGKATAN
KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH LABORATORIUM JAMBI”.

10
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah yang hendak
diselidiki dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana hasil kevalidan pengembangan
media pembelajaran berbantuan quizizz dalam Upaya peningkatan karekter
siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi”.
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran matematika
berbantuan quizizz.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan media pembelajaran matematika berbantuan
quizizz ini diharapkan memberikan manfaat:
1) Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik untuk memahami pembelajaran yang
variatif
2) Bagi Guru
Memudahkan guru dalam penyampaian materi pada saat proses
belajar mengajar dan membantu guru sebagai inovasi dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas guru.
3) Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman calon guru yang profesional dan dapat
dijadikanmasukan dalam mengembangkan media pembelajaran.
1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah

11
1) Produk yang dikembangkan menggunakan aplikasi quizizz.yang
didalamnya terdapat teks, gambar, efek suara, musik, dan animasi yang
digabung menjadi suatu media pembelajaran.
2) Produk ini dapat dijalankan di smartphone maupun di komputer/laptop
3) Produk ini dilengkapi dengan soal soal latihan yang disertai dengan
feedback yang akan muncul ketika peserta didik memasukkan jawaban
yang dapat mengevaluasi materi yang dipelajari.
4) Produk ini juga dilengkapi dengan tampilan review question untuk
melihat kembali jawaban yang kita pilih.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan Karakter

2.1.1 Pengertian Karakter


Dharma Kesuma, dkk (2011: 11) menyatakan bahwa karakter adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku, jadi suatu karakter melekat melekat dengan nilai dari perilaku
tersebut. Sedangkan Suyanto (Zubaedi, 2012: 11) menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selanjutnya, Muchlas Samani, dkk (2011: 43) mengungkapkan bahwa karakter dimaknai
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas
maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap
dan perilaku kehidupan sehari-hari. Senada dengan hal itu, Masnur Muslich (2011: 84) menyatakan
bahwa karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.
Secara umum menurut Doni Koesoema A. (2010: 79) mengemukakan bahwa karakter dapat
didefinisikan sebagai unsurpsikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Karakter jika dipandang dari sudut behavioral yang menekankan unsur kepribadian yang dimiliki
individu sejak lahir. Karakter dianggap sama dengan kepribadian, karena kepribadian dianggap
sebagai ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari lingkungan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai
yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang memiki hubungan dengan lingkungan berdasarkan
dengan norma yang ada dalam masyarakat.
2.1.2 Konsep Pendidikan Karakter
Masnur Muslich (2011: 84) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, dan negara menjadi manusia yang kamil.
Senada dengan hal itu, Muchlas Samani (2011: 45) menyampaikan bahwa pendidikan karakter
adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Deny Setiawan mengutip pendapat Kirschenbaum dan Golemen menjelaskan bahwa
pendidikan karakter pada hakikatnya adalah pendidikan nilai yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Senada dengan hal itu, Lickona (1991)
mengemukakan bahwa pendidikan nilai/moral yang menghasilkan karakter, didalamnya
mengandung tiga komponen karakter yang baik, yakni : pengetahuan tentang moral (moral
knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perbuaatan moral (moral action). Tindakan
(moral action) yang meliputi: dorongan berbuat baik, kompetensi, keinginan, kebiasaan (habit).
Perasaan (moral feeling) yang meliputi: kata hati, rasa percaya diri, empati, cinta kebaikan,
pengendalian diri dan kerendahan hati. Pengetahuan (moral Knowing) yang meliputi: kesadaram
moral, pengetahuan nilai-moral, pandangan kedepan,penalaran moral, pengambilan keputusan dan
pengetahuan peserta didik. (Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun III,Nomor 1, Februari 2013).
Selanjutnya, Dharma Kesuma, dkk (2011: 5) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai
pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang
didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Senada dengan pendapat di atas,
Doni Koesoema A. (2011: 123) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah keseluruhan
dinamika relasional antara pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari
luar dirinya, agar pribadi tersebut semakin dapat menghayati kebebasan sehingga dapat
bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain
dalam hidup mereka.
2.2 Media Google classroom
2.2.1 pengertian Media Google classroom
a. Pengertian Media
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti
”tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dengan kehadiran media di dunia ini, maka seseorang akan mudah terbantukan, sehingga
segala sesuatu yang sedang dilakukan akan mudah terselesaikan. Bahkan, media ini bisa
mengurangi terjadinya kesalahpahaman antara pemberi informasi atau penerima informasi.
Selain itu, media bisa dimanfaatkan untuk kita belajar, semakin banyak kita belajar semakin
bertambah pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh seseorang.
Seiring dengan perkembangan zaman, media mengalami perkembangan juga, yang
tadinya media hanya dalam bentuk kertas saja, sekarang media sudah bisa diakses melalui alat
elektronik,
seperti handphone, computer, laptop, dan sebagainya. Kemudahan akses untuk memperoleh
media seharusnya dimanfaatkan dengan bijak supaya seseorang atau kelompok tidak ketinggalan
informasi.
Selain itu, di dalam dunia pendidikan pasti akan terjadi komunikasi antara peserta didik
dengan guru atau pengajar dan sering dikenal dengan istilah media pembelajaran. Sudah menjadi
sangat umum kalau informasi berupa ilmu pengetahuan yang ada pada dunia pendidikan harus
diberikan dengan maksimal agar peserta didik dapat menerima ilmu pengetahun dan wawasannya
bertambah.
B. Pengertian Google classroom
Google Kelas adalah layanan web gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah,
yang bertujuan untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa
harus bertatap muka. Tujuan utama Google Kelas adalah untuk merampingkan proses berbagi
file antara guru dan siswa.
Layanan Google Classroom ini diperkenalkan sebagai fitur G-Suite for Education pada
tanggal 6 Mei 2014, diikuti dirilis publiknya pada tanggal 12 Agustus 2014. Pada bulan Juni 2015,
Google mengumumkan API kelas dan tombol berbagi untuk situs web, yang memungkinkan
administrator sekolah dan pengembang selanjutnya terlibat dengan Google Classroom. Pada bulan
Maret 2017, Google membuka kelas untuk mengizinkan pengguna Google pribadi masuk kelas
tanpa persyaratan memiliki akun G Suite for Education, dan pada bulan April, memungkinkan bagi
pengguna Google pribadi untuk membuat dan mengajar kelas (Imaduddin, 2018 : 4).
Iftakhar (2016:12) mendefinisikan Google Classroom sebagai berikut: Google Classroom is
considered as one of the best platforms out there for enhancing teachers' workflow. "It provides a
set of powerful features that make it an ideal tool to use with students. ‘Classroom helps teachers
save time, keep classes organized, and improve communication with students. It is available to
anyone with Google Apps for Education, a free suite of productivity tools including Gmail, Drive
and Docs. Google kelas dianggap sebagai salah satu platform terbaik di luar sana untuk
meningkatkan alur kerja guru. Google Classroom ini menyediakan satu set fitur canggih yang
membuat alat yang ideal untuk digunakan dengan siswa. Kelas membantu guru menghemat waktu,
menjaga kelas tetap teratur, dan meningkatkan komunikasi dengan siswa. Hal ini tersedia bagi
siapa saja dengan Google Apps for Education, suite gratis alat produktivitas termasuk Gmail, Drive
dan Documents.
Sedangkan menurut Numertayasa (2017:137) mendefinisikan Google Classroom sebagai
suatu serambi pembelajaran campuran untuk setiap ruang lingkup pendidikan sehingga dapat
memudahkan seorang guru dalam membuat, membagikan, dan menggolongkan setiap penugasan
tanpa kertas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa Google Classroom merupakan media
pembelajaran berbasis jejaring sosial dalam mendukung proses pembelajaran terutama pada kelas
virtual, dimana Google Classroom menyediakan fasilitas untuk berbagi materi, berkomunikasi dan
berdiskusi dengan teman maupun guru serta mengerjakan tugas secara online yang dapat
digunakan kapan saja dan dimana saja.
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Google classroom
a. Kelebihan :
1. Mobile friendly
Google classroom sangat mobile friendly bagi pemula, mengapa demikian? Karena dapat
kita ketahui bahwa aplikasi ini sangat mudah dan tentunya tidak sulit dalam mengakses, bahkan
pemula pun dapat mengakses ini dengan baik.
2. Mengelola tugas dengan baik
Google classroom juga dapat mengelola tugas dengan baik karena google classroom
sendiri memiliki fitur yang mudah dalam memperlihatkan halaman yang menyediakan halaman
tugas yang diberikan oleh pengajar. Google classroom sendiri juga dapat membuat sebuah tugas
maupun materi dalam bentuk dokumen, gambar dan lain sebagainya.
3. File masuk ke google drive
Seluruh file yang ada di google classroom dengan file yang berbentuk doc, mp4, pdf,
maupun zip secara otomatis masuk ke dalam google drive, sehingga pengguna tidak perlu ribet
lagi mencari file di google classroom ditempat penyimpanan lain.
4. Memudahkan dalam meninjau tugas yang belum dikirim
Dengan menggunakan google classroom dapat meninjau kembali file tugas yang belum
dikirim kepada pengajar, sehingga kalian tidak perlu cemas apabila nanti terjadi salah kirim
tugas. Di google classroom sendiri memiliki fitur dari meninjau tugas yang belum dikirim.
5. Mudah melihat pengumuman yang diberikan pengajar
Google classroom sendiri memudahkan para pengajar memberikan sebuah informasi baik
itu tugas, absensi maupun yang lainnya. Dengan ini para pengajar tidak perlu ribet lagi dalam
memberikan pengumuman melalui sebuah sms maupun yang lainnya.
b. Kekurangan :
1. Tampilan terlalu sederhana dan kurang menarik
Tampilan dari google classroom terkesan sangat sederhana dan kurang menarik perhatian
peserta didik sehingga para peserta didik sering sekali terkesan malas untuk membuka google
classroom ini.
2. File menjadi eror apabila google drive penuh
Apabila file di google drive penuh maka para pengajar ataupun peserta didik tidak dapat
mengirim file. Dengan hal ini mengharuskan mereka untuk membeli kembali drive baru maupun
menginstall sebuah penyimpanan cloud.
3. Waktu dalam mengirim tugas dapat diatur dengan bebas
Hal ini sangat tidak baik, karena dapat membuat para peserta didik menjadi curang karena
dapat mengatur waktu dalam mengirim, misalnya seorang peserta didik telat dalam mengirim
tugas, maka dia dapat menyetel waktu dalam mengirim tugas dengan mengundurkan waktunya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif pada penelitian ini. Penelitian


dilakukan dengan melakukan pengamatan di sekolah, melibatkan beberapa guru dan siswa SMA
sebagai narasumber, dan auditorium penelitian terletak di Jambi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan fokus pada interpretasi data dan pengalaman individu dalam
mengatasi karakter siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Content Analysis pada
materi pembelajaran melalui pengamatan.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi
kasus. Data dari guru juga dapat diambil dengan analisis data. Hasil wawancara dan data dari
guru dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yaitu analisis tematik dan naratif. Proses
analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan konten dengan hashtag spesifik yang terkait
dengan media pembelajaran, dan kemudian memberi nilai pada pesan yang ada didalamnya agar
mendukung pengembangan media pembelajaran yang lebih efektif.
Validitas data dijaga dengan cara konfirmasi dengan narasumber yang berbeda serta nara
sumber yang ahli, dan juga dengan triangulasi data dari beberapa sumber yang berbeda.
Sedangkan keandalan data diukur dengan mengecek konsistensi data yang diperoleh dari
berbagai sumber, serta dengan membuka data kepada peneliti lain untuk mendapatkan review
dan saran.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama sebulan terhitung mulai pada bulan Maret sampai
bulan Juni tahun 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAS Laboratorium Jambi
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen atau individu yang memiliki
karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang menjadi subjek dari penelitian tersebut. Dalam konteks
proposal tersebut, populasi yang dikaji adalah siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam
mengakses bahan-bahan ajar karena kurangnya fasilitas pembelajaran dan terbatasnya waktu
belajar di sekolah.Dengan mengetahui dan memahami populasi, peneliti dapat merancang sampel
yang representatif dan memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian.
Hal ini juga akan membantu peneliti untuk fokus pada tujuan penelitian, memahami kondisi riil
dari populasi yang diteliti dan meningkatkan akurasi hasil penelitian. Populasi dari penelitian ini
adalah semua siswa kelass X di MAS Laboratorium Jambi.
2. Sampel
* Teknik Sampling
- Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai
berikut:
- Siswa-siswa yang memiliki keterbatasan dalam mendapatkan fasilitas pembelajaran
yang dibutuhkan di sekolah
- Siswa-siswa tersebut terdiri dari berbagai macam jenis kelamin, usia, dan latar
belakang pendidikan
- Jumlah sampel sebanyak 50 siswa SMA.
* Pengumpulan Data
- Data yang diperoleh untuk penelitian adalah melalui wawancara, kuesioner, serta
observasi di lapangan.
* Analisis Data
- Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data dari semua responden.
- Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan pewawancaraan.
- Data-data diolah menggunakan sistematisasi data seperti grafik, tabel, diagram dan
teknik statistik lainnya.
* Interpretasi Data
- Dalam interpretasi data, akan digunakan beberapa teknik analisis, seperti regresi,
analisis korelasi, dan uji-t statistik untuk memperlihatkan hubungan antara variabel yang ada
dengan penggunaan media pembelajaran Instagram sebagai solusi yang tepat dalam masalah
kurangnya fasilitas pembelajaran di sekolah.
Dengan demikian, rancangan sampel tersebut dapat dijadikan sebagai panduan
pengambilan sampel di penelitian yang digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran
Instagram dalam mengatasi kurangnya fasilitas pembelajaran pada SMA.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel Independent (Variabel Bebas)
a. Media Pembelajaran Instagram: Variabel ini mencakup segala hal yang berkaitan
dengan pemanfaatan Instagram sebagai media pembelajaran, seperti penggunaan fitur, konten,
strategi,
dan sebagainya.
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)
a. Hasil Pembelajaran: Variabel ini mencakup segala aspek yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa, seperti kemampuan memahami materi, kemampuan menyatakan dan menerapkan
konsep, dan sebagainya.
3. Variabel Intervening (Variabel Intervensi)
a. Fasilitas Pembelajaran: Variabel ini merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
hubungan antara media pembelajaran Instagram dengan hasil pembelajaran, seperti kegiatan
praktikum, bimbingan dari guru, atau sumber daya yang tersedia di sekolah.
4. Variabel Moderator (Variabel Pemoderasi)
a. Keterampilan Teknologi: Variabel ini dapat mempengaruhi efektivitas media
pembelajaran Instagram dalam membantu siswa memahami materi, seperti keahlian
menggunakan teknologi bagi guru atau siswa
3.5 Alat Pengumpulan Data
1. Pedoman Observasi: Pedoman observasi dapat digunakan untuk mengamati sikap,
perilaku, atau aktivitas siswa saat menggunakan media pembelajaran Instagram. Pedoman
observasi ini dapat meliputi item seperti interaksi siswa dengan media pembelajaran Instagram,
tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran, atau reaksi siswa terhadap halaman konten yang
tersedia.
2. Wawancara: Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui pandangan siswa, guru,
atau tenaga pendidik seputar penggunaan media pembelajaran Instagram. Dalam wawancara,
peneliti dapat menanyakan pertanyaan terkait pengalaman siswa, kesan guru tentang kualitas
pembelajaran lewat Instagram, dan faktor-faktor yang menghambat penggunaan media tersebut.
3. Angket: Angket dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman luas dari para siswa
tentang pengalaman mereka dalam menggunakan media pembelajaran Instagram. Dalam angket,
peneliti dapat menanyakan tentang kesan siswa tentang pengalaman pembelajaran menggunakan
media Instagram, kelebihan dan kekurangan yang mereka temukan, dan pandangan mereka
tentang efektivitas media tersebut.
4. Tes: Tes dapat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan melalui media pembelajaran Instagram. Tes dapat berisi soal-soal pengetahuan,
kemampuan menerapkan konsep, atau kemampuan kreativitas dalam
memanfaatkan media tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Yusuf, Maulana. 2018. Penerapan Google Classroom Pada Pembelajaran Bahasa Inggris di
Lembaga Kursus Bahasa Inggris (e-Home dan Fun Learning). Vol. IV, No. 4.
Ananda, Rusyadi. 2019. The Effect of Learning Strategies and Learning Independence on Learning
Outcomes in Learning Evaluation Subject. International Journal on Language Research and
Education Studies. Vol 3, No.3.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Referensi.
Branch, Robert Maribe, 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach. New York : Springer.
Diemas dan Rina. 2017. Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar di SMK Mahardika Surabaya.
Vol. 02, No.01.
Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.
Iftakhar, Shampa. 2016. Google Classroom What Works and How. International Journal of
Education Sciences. Vol. III, No. 1.
Imaduddin, Muhammad. 2018. Membuat Kelas Online Berbasis Android dengan Google
Classroom.
Yogyakarta : Garudhawaca.
Jetro, Grace, Thomas. 2012. E-Learning and its Effect on Teaching and Learning in a Global Age.
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. Vol. 2, No.1.
Kurnia, Dwitia. 2019. Model ADDIE Untuk Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kemampuan
Pemecahan Masalah Berbatuan 3D Pageflip. Vol.1, No.01.
Nadziroh, Faridatun. 2017. Analisa Efektifitas Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning. Vol. II,
No. 1. Naidu, Som. 2005. Learning & Teaching With Technology. Taylor & Francis e-
Library.
Nana, Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai