Anda di halaman 1dari 5

13.

YESUS MENCUCI KAKI


MURID-MURID-NYA
MEMPELAJARI FIRMAN TUHAN
Bahan cerita:
Matius 26:17-20; Yohanes 13:1-17

Ayat hafalan:
Yohanes 15 :9
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.”

Latar belakang Alkitab


Perjamuan Paskah yang diceritakan dalam Injil Matius dan Yohanes adalah perjamuan yang terakhir kali
bersama para murid sebelum kematian Tuhan Yesus. Pada malam itu Ia rindu sekali untuk bersekutu
dengan murid-murid-Nya. Tuhan Yesus tahu bahwa Yudas akan mengkhianati Dia dan Petrus akan
menyangkali-Nya. Tetapi kasihNya terhadap murid-muridnya tidak berubah. Karena kasih Ia mencuci
kaki mereka satu demi satu.

Pada zaman Tuhan Yesus, mencuci kaki orang adalah pekerjaan seorang budak. Tidak seorangpun dari
antara para murid yang mau melakukan pekerjaan seorang budak. Tetapi Tuhan Yesus bertindak dan
memberikan mereka suatu teladan. Tindakan ini juga menggambarkan bagaimana Ia meninggalkan surga
dan datang sebagai manusia ke dalam dunia, bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Murid-
murid pernah bertengkar mengenai siapa yang terbesar diantara mereka, tetapi melalui tindakan mencuci
kaki para murid, Tuhan Yesus memberi teladan kepada mereka terlebih dahulu. Katanya kepada mereka,
“Yang terbesar diantara mereka adalah dia yang melayani yang lain” (Lukas 22:24-27).

Melayani orang lain dengan kasih Kristus akan membebaskan kita dari perasaan malu, juga dari perasaan
sombong. Tuhan Yesus mengasihi kita dengan kasih yang terdalam, walaupun adakalanya kasih-Nya
tidak dihargai. Dia rindu agar apa yang Dia lakukan, juga dilakukan oleh para murid-Nya. Itulah
sebabnya Dia memberikan teladan pada waktu perjamuan akhir , yaitu dengan mencuci kaki mereka
semua.

MEMAHAMI TUJUAN
Melalui pelajaran ini anak:
• Mengerti bahwa Tuhan Yesus rela mencuci kaki murid-
murid karena kasih-Nya
• Bersedia menerima kasih Tuhan Yesus
• Menyaksikan kasih Tuhan Yesus melalui melayani orang lain.

Bahan yang dibutuhkan


1. Gambar III. 13,1, Tuhan Yesus mencuci kaki Petrus
2. Papan alat peraga
3. Kertas manila merah, 32 x 74 cm.
Persiapan sebelum mengajar
1. Gunting bentuk hati dari kertas manila
dan lipat.
2. Pada bagian luar depan tulis “Hati yang
egois”, dan pada bagian belakang tulis
“Hati yang rela”. Dibagian dalam tuliskan ayat hafalan. (Lihat skets.)

MEMBIMBING ANAK DALAM PELAJARAN

Pembukaan

Cerita ilustrasi: Hati yang rela


Keluarga Harjono sedang duduk-duduk di ruang keluarga. Mereka sedang menikmati buah nangka. Ibu
duduk dekat Tuti, anak yang paling bungsu di keluarga.Udi dan kakak yang tertua, Erik duduk dekat
ayah. Pada saat mereka hampir selesai makan, ayah berkata, “Nanti malam ayah mau pergi ke rumah
teman membawakan buku yang ia perlukan. Ayah mau pergi naik motor dan kalau ada diantara kamu
yang mau ikut, boleh. Nah, siapa yang mau ikut?”
“Saya, saya!” teriak Erik, Udi dan Tuti. Bagi mereka pergi naik motor bersama Bapak merupakan
kesempatan istimewa.
“Tapi hanya satu orang yang boleh ikut,” Kata ayah sambil tertawa.”Ayah akan pilih satu orang di antara
kalian, sedangkan yang lain akan dapat giliran nanti di lain waktu.”
Setelah itu, semua segera pergi, kecuali ayah. Erik menonton TV, Tuti pergi bermain, ayah membaca
koran. Udi pergi membantu ibunya. Pembantu rumah tangga tidak masuk kerja hari ini dan ibu harus
mengerjakan semuanya sendiri. Ibu kelihatan lelah sekali. Melihat itu semua, Udi segera turun tangan
membantu ibu bekerja. Ia segera mengumpulkan kulit buah nangka, membantu ibu membersihkan semua.
Ia mengikuti ibunya ke dapur, mengeringkan peralatan dapur yang sudah dicuci dan membuang sampah.
Ayah terus memperhatikan apa yang dilakukan Udi dari balik surat kabar yang dibaca di ruang keluarga.
Malam hari, sebelum ayah pergi, ia memilih Udi untuk ikut.
“Kenapa Udi?” Erik mengeluh. “Saya ‘kan yang paling besar!”
“Semua ingin pergi dengan ayah naik motor,” kata ayah. “Tapi waktu ibumu perlu pertolongan untuk
membersihkan ruang tamu, tidak ada yang memperhatikan kecuali Udi. Ia membantu ibu sampai selesai.
Karena itu ayah mengajak Udi untuk ikut malam ini. Kalian berdua akan dapat giliran lain waktu.”

Pembahasan
Apakah di rumah kalian juga terjadi seperti itu? Untuk hal yang menyenangkan semua berebut, tetapi
untuk pekerjaan yang biasa dikerjakan pembantu seperti mencuci piring, membereskan ruangan,
mengepel, tidak ada yang peduli, kecuali bila disuruh.
Mengapa Udi berbeda dari saudaranya yang lain? Ia melihat bahwa ibunya kelelahan dan perlu
pertolongan, jadi ia memutuskan untuk menolongnya. Sebenarnya bukan tugasnya dan ibu tidak
memintanya untuk menolong. Ia melakukan dengan hati yang rela, karena ia sangat mencintai ibunya.
Ayah sangat senang melihat Udi menolong ibu bekerja tanpa disuruh. Karena itulah ia memilih Udi untuk
pergi dengannya.

Tuhan Yesus menginginkan semua orang yang mencintai-Nya memiliki hati yang rela untuk melayani
orang lain. Tuhan Yesus sendiri mengasihi dan melayani semua orang. Suatu malam Dia menunjukkan
kepada para murid-Nya bagaimana harus melayani orang lain. Mari kita dengarkan ceritanya!
Cerita Alkitab

Persiapan perjamuan Paskah


Sudah empat hari Tuhan Yesus berada di Yerusalem bersama murid-murid-Nya. Tiap hari Tuhan Yesus
pergi ke Bait Allah untuk mengajar. Malam hari mereka pergi ke Betania dan bermalam di rumah
Lazarus, Maria dan Marta.

Tetapi pada malam ini mereka tidak pergi ke Betania karena besok adalah hari Paskah, karena itu Yesus
memutuskan untuk makan Paskah bersama para murid-Nya di Yerusalem. Setiap keluarga orang Yahudi
merayakannya. Mereka mempersiapkan makan malam yang khusus pada malam sebelum Paskah.
Bersama-sama, mereka makan daging domba yang sudah dikorbankan di Bait Allah, dengan saus yang
pahit dengan roti dan anggur. Sambil mereka makan, mereka mengingat hari Paskah yang pertama, pada
waktu Allah menyelamatkan bangsa Yahudi keluar dari Mesir, tempat mereka menderita sebagai budak
selama empat ratus tahun lamanya.

“Tuhan, di manakah kita akan makan Paskah “ tanya murid-murid kepada Yesus.
Yesus menjawab, “Pergilah ke kota, kepada seseorang dan sampaikan kepadanya bahwa Guru berpesan:
“Di dalam rumahmu, Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku”.

Kedua murid itu pergi ke kota dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Tuan rumah senang
sekali menyambut rombongan Yesus dan murid-murid-Nya. Ia membersihkan ruang atas untuk dipakai.
Murid-murid-Nya mempersiapkan segalanya untuk perjamuan Paskah..

Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya


Pada malam hari Tuhan Yesus datang bersama murid-murid-Nya ke rumah orang itu. Mereka segera naik
tangga menuju ruangan atas, di mana perjamuan Paskah akan dilaksanakan. Waktu mereka masuk mereka
melihat tempayan berisi air di dekat pintu, dan sebuah basi dengan kain lap didekatnya. Dalam
perjalanan, kaki mereka penuh dengan debu, tapi di rumah itu tidak ada pelayan yang membersihkan kaki
mereka. Para murid saling memandang. Tidak ada satupun diantara mereka yang mau melakukan
pekerjaan seorang pelayan. Akhirnya merekapun duduk di sekitar meja dengan kaki yang masih
kotor.Tiba-tiba Yesus berdiri dan melepaskan bagian luar dari pakaian-Nya. Dia mengikatkan kain lap
pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam basi, dan mulai membasuh kaki murid-
murid-Nya, lalu dikeringkan dengan kain lap yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Tiba pada giliran Petrus, Yesus berlutut di hadapannya untuk mencuci kakinya, tapi Petrus tidak
membiarkan Dia melakukan-Nya. Ia berkata, “Tuhan, jangan cuci kakiku.” (Tempelkan gambar.)
“Petrus, kamu belum mengerti apa yang Aku lakukan, tapi nanti kamu akan mengerti,” kata Yesus.
“Tidak!” kata Petrus, “Tuhan tidak boleh mencuci kakiku yang kotor.”
“Petrus, kalau Aku tidak mencuci kakimu, kamu bukanlah murid-Ku lagi,” kata Yesus.
“Kalau begitu, jangan hanya mencuci kakiku saja, tapi cuci juga tangan dan kepalaku,” segera Petrus
berkata. Ia sangat mencintai Tuhan Yesus. Ia mau menjadi murid-Nya selamanya.
“Mencuci kakimu saja sudahlah cukup,” kata Yesus.

Tuhan Yesus menjelaskan apa yang telah Dia lakukan


Setelah Tuhan Yesus selesai mencuci kaki murid-murid-Nya, Dia kemudian duduk kembali.
“Apakah kamu mengerti apa yang sudah Aku lakukan bagi kamu semua?” Dia bertanya kepada murid-
murid-Nya. “Aku adalah Gurumu, jadi sebenarnya bukan Aku yang harus mencuci kaki kamu semua.
Tapi Aku sangat mengasihi kamu semua, dan Aku ingin menunjukkannya dengan mencuci kaki kalian.
Tidak lama lagi Aku akan kembali pulang ke surga dan tidak akan berada bersama kalian lagi. Perbuatlah
kepada sesamamu seperti yang telah Aku perbuat bagimu. Saling mencuci kakilah satu dengan yang lain!
Saling mengasihilah satu dengan lain, sama seperti Aku mengasihi kamu.”

Para murid mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus. Mereka merasa malu dengan sikap mereka
sendiri yang tidak mau saling melayani, tapi mereka juga merasa sangat bahagia, karena Tuhan Yesus
sudah menyatakan kasih-Nya kepada mereka. Dia tidak memarahi mereka, tapi menunjukkan bagaimana
mereka harus saling mengasihi dan melayani sesama.

Penerapan/Respons

Melihat gambar
• Siapa saja yang terlihat pada gambar ini? (Tuhan Yesus,
Petrus dan dua murid lainnya.)
• Di mana mereka berada? (Di ruang atas di rumah seorang
teman.)
• Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan Yesus? (Ia
mencuci kaki Petrus.)
• Coba perhatikan wajah dan tangan Petrus. Apa yang ia
lakukan? (Ia tidak mau Tuhan Yesus mencuci kakinya.)

Tuhan Yesus tahu semua kaki mereka berdebu dan harus dicuci sebelum melakukan perjamuan Paskah.
Tidak ada satupun diantara murid-murid-Nya yang mau melakukan pekerjaan itu, karena itu Tuhan Yesus
memutuskan untuk mencuci kaki mereka.
Walaupun demikian, Tuhan Yesus tidak marah kepada murid-murid-Nya. Dia sangat mengasihi mereka.
Dia ingin agar para murid juga saling mengasihi, sebagaimana Dia mengasihi mereka.

Berdoa dan menerima kasih Tuhan Yesus


Anak-anak, tadinya Petrus menolak ketika Tuhan Yesus hendak mencuci kakinya. Tetapi setelah ia tahu
Tuhan Yesus melakukannya karena Dia mengasihinya, ia kemudian merelakan dibasuh kakinya seperti
murid-murid lainnya. Petrus rindu untuk dibersihkan oleh Tuhan Yesus. Ia ingin merasakan kasih Tuhan
Yesus.
Pagi ini kita semua mau menerima kasih Tuhan Yesus. Mari kita katakan kepada Tuhan Yesus.

(Guru memimpin anak-anak berdoa dengan kata-kata yang sederhana yang diikuti oleh mereka):
“Tuhan Yesus, saya mau menerima kasih-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus, karena Engkau mengasihi
saya. Amin.”

Ayat hafalan
Guru menunjukkan gambar hati, Kemudian dibuka dan anak-anak membaca ayat hafalan. Kemudian
guru memberi penjelasan pada ayat di sebelah kiri dulu. “Seperti Bapa telah mengasihi Aku…”
• Siapakah Aku dalam ayat ini? (Tuhan Yesus.)
• Siapakah yang mengasihi Tuhan Yesus?
(Allah, Bapa-Nya.)
Anak-anak menghafal bagian pertama dan melanjutkannya dengan bagian berikutnya.
• Siapakah yang dimaksud dengan
“kamu”? (Murid-murid Tuhan Yesus.)
Tuhan Yesus mengasihi kita semua seperti Dia mengasihi murid-murid-Nya, karena kita
adalah pengikut-Nya juga.
• Apakah kamu senang Tuhan Yesus mengasihimu?

Percakapan: Bagaimana kasih Tuhan Yesus mengubahkan hati


(Guru menunjukan bagian depan hati.)
Kalau tidak ada kasih Tuhan Yesus dalam hati kita, hati kita menjadi egois.
• Apakah kamu tahu apa artinya egois? (Biarkan anak-anakmenjelaskan kalau mereka sudah mengerti.)
Hati yang egois, adalah hati yang hanya mementingkan diri sendiri. Kita tidak peduli dan tidak mau
menolong orang lain. Tidak mau menolong ibu di rumah, kakak atau adik. Kalau ayah minta tolong,
kamu tidak mau melakukannya. Tapi kalau terpaksa harus dilakukan, kamu melakukannya sambil
mengomel.
Kita berusaha keras supaya hati ini diubahkan, satu saat kita melakukan apa yang harus dilakukan, tapi
setelah itu kita lupa dan bersikap egois lagi.

(Guru menunjukkan bagian belakang hati.)


Pada waktu kasih Tuhan Yesus ada dalam hati kita, kasih-Nya mengubahkan hati kita. Dia membuat kita
mau mengasihi dan menolong orang lain. Setelah hatimu diubahkan kamu mau melakukan perintah-Nya
dan berkata dalam hati, “Saya dapat melakukan sekarang.”
Jika Tuhan inginkan kamu melakukan sesuatu, lakukanlah dengan hati yang rela.

Aktivitas: Membuat Komik 4 panel


Guru membagikan kertas HVS A4 dan alat tulis kepada masing-masing anak.
Jelaskan bahwa mereka diminta untuk membuat komik berdasarkan cerita ilustrasi yang telah mereka
dengar tentang Ayah, Ibu, Erik, Udi dan Tuti.Langak ini nantinya akan diikah pertama adalah membuat
4 kotak pada kertas. Kotak ini nantinya akan diisi adegan gambar cerita.

Kotak 1:
Gambarkan seluruh keluarga duduk bersama sedang makan apel (atau buah yang lain) Selagi mereka
makan, kemudian Ayah berbicara menawarkan seorang diantara mereka ikut dengannya naik
motor(gambar balon bicara keluar dari mulut ayah dan anak-anak yang mengarang kata-katanya).

Kotak 2:
Gambarkan Udi sedang menolong ibu dengan membersihkan kulit apel.Sedangkan Erik sibuk nonton TV
dan Tuti hanya bermain. Ayah memperhatikan semuanya.

Kotak 3:
Gambar Ayah berbicara kepada Erik, Udi dan Tuti. Ayah mengatakan kepada mereka, bahwa ia memilih
Udi untuk pergi bersamanya. Erik keberatan bertanya mengapa Erik yang dipilih .Ayah menjawab
kenapa ia memilih Udi untuk pergi bersamanya (buatlah balon bicara dan karanglah perkataannya).

Kotak 4
Gambar ayah sedang mengendarai motor dan Udi duduk membonceng di belakang. Wajah keduanya
tersenyum gembira.

Anda mungkin juga menyukai