Yesus Mencuci Kaki Murid2 - Rene
Yesus Mencuci Kaki Murid2 - Rene
Ayat hafalan:
Yohanes 15 :9
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.”
Pada zaman Tuhan Yesus, mencuci kaki orang adalah pekerjaan seorang budak. Tidak seorangpun dari
antara para murid yang mau melakukan pekerjaan seorang budak. Tetapi Tuhan Yesus bertindak dan
memberikan mereka suatu teladan. Tindakan ini juga menggambarkan bagaimana Ia meninggalkan surga
dan datang sebagai manusia ke dalam dunia, bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Murid-
murid pernah bertengkar mengenai siapa yang terbesar diantara mereka, tetapi melalui tindakan mencuci
kaki para murid, Tuhan Yesus memberi teladan kepada mereka terlebih dahulu. Katanya kepada mereka,
“Yang terbesar diantara mereka adalah dia yang melayani yang lain” (Lukas 22:24-27).
Melayani orang lain dengan kasih Kristus akan membebaskan kita dari perasaan malu, juga dari perasaan
sombong. Tuhan Yesus mengasihi kita dengan kasih yang terdalam, walaupun adakalanya kasih-Nya
tidak dihargai. Dia rindu agar apa yang Dia lakukan, juga dilakukan oleh para murid-Nya. Itulah
sebabnya Dia memberikan teladan pada waktu perjamuan akhir , yaitu dengan mencuci kaki mereka
semua.
MEMAHAMI TUJUAN
Melalui pelajaran ini anak:
• Mengerti bahwa Tuhan Yesus rela mencuci kaki murid-
murid karena kasih-Nya
• Bersedia menerima kasih Tuhan Yesus
• Menyaksikan kasih Tuhan Yesus melalui melayani orang lain.
Pembukaan
Pembahasan
Apakah di rumah kalian juga terjadi seperti itu? Untuk hal yang menyenangkan semua berebut, tetapi
untuk pekerjaan yang biasa dikerjakan pembantu seperti mencuci piring, membereskan ruangan,
mengepel, tidak ada yang peduli, kecuali bila disuruh.
Mengapa Udi berbeda dari saudaranya yang lain? Ia melihat bahwa ibunya kelelahan dan perlu
pertolongan, jadi ia memutuskan untuk menolongnya. Sebenarnya bukan tugasnya dan ibu tidak
memintanya untuk menolong. Ia melakukan dengan hati yang rela, karena ia sangat mencintai ibunya.
Ayah sangat senang melihat Udi menolong ibu bekerja tanpa disuruh. Karena itulah ia memilih Udi untuk
pergi dengannya.
Tuhan Yesus menginginkan semua orang yang mencintai-Nya memiliki hati yang rela untuk melayani
orang lain. Tuhan Yesus sendiri mengasihi dan melayani semua orang. Suatu malam Dia menunjukkan
kepada para murid-Nya bagaimana harus melayani orang lain. Mari kita dengarkan ceritanya!
Cerita Alkitab
Tetapi pada malam ini mereka tidak pergi ke Betania karena besok adalah hari Paskah, karena itu Yesus
memutuskan untuk makan Paskah bersama para murid-Nya di Yerusalem. Setiap keluarga orang Yahudi
merayakannya. Mereka mempersiapkan makan malam yang khusus pada malam sebelum Paskah.
Bersama-sama, mereka makan daging domba yang sudah dikorbankan di Bait Allah, dengan saus yang
pahit dengan roti dan anggur. Sambil mereka makan, mereka mengingat hari Paskah yang pertama, pada
waktu Allah menyelamatkan bangsa Yahudi keluar dari Mesir, tempat mereka menderita sebagai budak
selama empat ratus tahun lamanya.
“Tuhan, di manakah kita akan makan Paskah “ tanya murid-murid kepada Yesus.
Yesus menjawab, “Pergilah ke kota, kepada seseorang dan sampaikan kepadanya bahwa Guru berpesan:
“Di dalam rumahmu, Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku”.
Kedua murid itu pergi ke kota dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Tuan rumah senang
sekali menyambut rombongan Yesus dan murid-murid-Nya. Ia membersihkan ruang atas untuk dipakai.
Murid-murid-Nya mempersiapkan segalanya untuk perjamuan Paskah..
Tiba pada giliran Petrus, Yesus berlutut di hadapannya untuk mencuci kakinya, tapi Petrus tidak
membiarkan Dia melakukan-Nya. Ia berkata, “Tuhan, jangan cuci kakiku.” (Tempelkan gambar.)
“Petrus, kamu belum mengerti apa yang Aku lakukan, tapi nanti kamu akan mengerti,” kata Yesus.
“Tidak!” kata Petrus, “Tuhan tidak boleh mencuci kakiku yang kotor.”
“Petrus, kalau Aku tidak mencuci kakimu, kamu bukanlah murid-Ku lagi,” kata Yesus.
“Kalau begitu, jangan hanya mencuci kakiku saja, tapi cuci juga tangan dan kepalaku,” segera Petrus
berkata. Ia sangat mencintai Tuhan Yesus. Ia mau menjadi murid-Nya selamanya.
“Mencuci kakimu saja sudahlah cukup,” kata Yesus.
Para murid mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus. Mereka merasa malu dengan sikap mereka
sendiri yang tidak mau saling melayani, tapi mereka juga merasa sangat bahagia, karena Tuhan Yesus
sudah menyatakan kasih-Nya kepada mereka. Dia tidak memarahi mereka, tapi menunjukkan bagaimana
mereka harus saling mengasihi dan melayani sesama.
Penerapan/Respons
Melihat gambar
• Siapa saja yang terlihat pada gambar ini? (Tuhan Yesus,
Petrus dan dua murid lainnya.)
• Di mana mereka berada? (Di ruang atas di rumah seorang
teman.)
• Apa yang sedang dilakukan oleh Tuhan Yesus? (Ia
mencuci kaki Petrus.)
• Coba perhatikan wajah dan tangan Petrus. Apa yang ia
lakukan? (Ia tidak mau Tuhan Yesus mencuci kakinya.)
Tuhan Yesus tahu semua kaki mereka berdebu dan harus dicuci sebelum melakukan perjamuan Paskah.
Tidak ada satupun diantara murid-murid-Nya yang mau melakukan pekerjaan itu, karena itu Tuhan Yesus
memutuskan untuk mencuci kaki mereka.
Walaupun demikian, Tuhan Yesus tidak marah kepada murid-murid-Nya. Dia sangat mengasihi mereka.
Dia ingin agar para murid juga saling mengasihi, sebagaimana Dia mengasihi mereka.
(Guru memimpin anak-anak berdoa dengan kata-kata yang sederhana yang diikuti oleh mereka):
“Tuhan Yesus, saya mau menerima kasih-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus, karena Engkau mengasihi
saya. Amin.”
Ayat hafalan
Guru menunjukkan gambar hati, Kemudian dibuka dan anak-anak membaca ayat hafalan. Kemudian
guru memberi penjelasan pada ayat di sebelah kiri dulu. “Seperti Bapa telah mengasihi Aku…”
• Siapakah Aku dalam ayat ini? (Tuhan Yesus.)
• Siapakah yang mengasihi Tuhan Yesus?
(Allah, Bapa-Nya.)
Anak-anak menghafal bagian pertama dan melanjutkannya dengan bagian berikutnya.
• Siapakah yang dimaksud dengan
“kamu”? (Murid-murid Tuhan Yesus.)
Tuhan Yesus mengasihi kita semua seperti Dia mengasihi murid-murid-Nya, karena kita
adalah pengikut-Nya juga.
• Apakah kamu senang Tuhan Yesus mengasihimu?
Kotak 1:
Gambarkan seluruh keluarga duduk bersama sedang makan apel (atau buah yang lain) Selagi mereka
makan, kemudian Ayah berbicara menawarkan seorang diantara mereka ikut dengannya naik
motor(gambar balon bicara keluar dari mulut ayah dan anak-anak yang mengarang kata-katanya).
Kotak 2:
Gambarkan Udi sedang menolong ibu dengan membersihkan kulit apel.Sedangkan Erik sibuk nonton TV
dan Tuti hanya bermain. Ayah memperhatikan semuanya.
Kotak 3:
Gambar Ayah berbicara kepada Erik, Udi dan Tuti. Ayah mengatakan kepada mereka, bahwa ia memilih
Udi untuk pergi bersamanya. Erik keberatan bertanya mengapa Erik yang dipilih .Ayah menjawab
kenapa ia memilih Udi untuk pergi bersamanya (buatlah balon bicara dan karanglah perkataannya).
Kotak 4
Gambar ayah sedang mengendarai motor dan Udi duduk membonceng di belakang. Wajah keduanya
tersenyum gembira.