Sekolah Mata pelajaran Kelas / semester Alokasi Waktu : Sekolah Dasar : Pendidikan Agama Katolik : III / Dua : 1 X 25 menit ( 1 pertemuan )
I. Standar Kompetensi : Memahami tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama, Yesus Kristus, dan Gereja turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah sehingga terdorong untuk makin mengenal dan terlibat dengan sesama dan lingkungan.
Siswa mampu mengenal Yohanes Pembaptis dan memahami karyakarya Yesus sehubungan dengan Sakramen Baptis, Ekaristi dan Tobat.
III. Indikator
1. Siswa dapat menceritakan pengalaman pada pesta perpisahan. 2. Siswa dapat menjelaskan bagaimana kisah Perjamuan Malam Terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya. 3. Siswa dapat memberikan contoh sikap rela berkorban pada orang lain seperti yang dilakukan Yesus pada umat-Nya.
IV. Tujuan Pembelajaran Agar siswa mampu mengerti dan memahami bagaimana kisah perjamuan malam terakhir yang dialami oleh Yesus serta dapat mencontoh sikap rela berkorban yang dilakukan oleh Yesus.
V. Materi Pembelajaran Perjamuan Malam Terakhir Uraian Materi: 1. Sikap-sikap rela berkorban bagi sesama.
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokas i Waktu 1. Pendahuluan Guru memberi salam pada Siswa menjawab salam dari 1 siswa, Selamat pagi anak- guru, Selamat pagi bu menit anak. 2. guru. berdoa bersama Indik ator
Langkah 1: Apersepsi 1. Guru bertanya pada siswa Siswa menjawab pertanyaan 2 mengenai pengalaman yang diberikan oleh guru. menit Indik ator 1
kalian yang pernah mengikuti upacara perpisahan? Entah dengan orang tua, sahabat, atau saudara kita? Lalu
bagaimana perasaan kalian jika berpisah dengan orang yang kalian cintai? 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya Anak-anak pelajaran hari ini Siswa memperhatikan apa 1 kita akan belajar tentang yang dikatakan oleh guru. menit Indik ator 1, 2
pelajaran
kalian dapat mencontoh sikap Yesus yang rela berkorban bagi orang lain.
Langkah 2: Kegiatan inti 1. Guru memberikan cerita Siswa mendengarkan cerita 5 menit Indik ator 2, 3 Indik ator 2, 3
kepada siswa dengan alat yang diberikan oleh guru. peraga (Cerita terlampir). Setelah bercerita,
memberikan pertanyaan
memperdalam cerita. Anak- anak bagaiman kesan kalian setelah mendengar tadi? cerita
Langkah 3 : 2. Guru memberikan penjelasan Siswa materi pada menggunakan alat peraga dan oleh guru. gambar. Anak- anak,dalam Perjamuan Malam Terakhir terdapat tiga aspek, yaitu mendengarkan 5 Indik ator 1,2 dan 3 siswa penjelasan yang disampaikan menit
peristiwa peristiwa
merayakan makan bersama dengan para murid. Peristiwa kurban, dimana tubuh Yesus dan
mengurbankan
darahnya sendiri untuk umat manusia. Peristiwa syukur, dimana pada saat itu Yesus bersyukur pada Bapa-Nya di surga ketika Ia mengambil roti dan anggur kepada untuk para
diserahkan
inilah piala darahku, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa.
Kenangkanlah Aku dengan merayakan peristiwa ini. Itu seperti dengar yang dari sering Imam kita saat
Perjamuan Terakhir, Yesus menyerahkan diri-Nya bagi kita. Tubuh dan darah Yesus menjadi minuman meminta makanan bagi supaya kita. dan Ia
peristiwa
tersebut kita ulangi sebagai peringatan akan Dia. Langkah 4 : 1. Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan 3 untuk penjelasan diberikan. Anak-anak apa saja peristiwa yang dalam Malam memperdalam yang diberikan oleh guru. yang telah menit Indik ator 2, 3
Perjamuan Terakhir?
Langkah 5 : 1. Guru meminta siswa untuk Siswa membuat niat yang 2 menuliskan niat yang akan akan dilakukan sebagai menit dilakukan dalam mewujudkan wujud rela berkorban pada sikap rela berkorban pada orang lain. orang lain. Indik ator 3
Langkah 6 : 1. Guru memberikan peneguhan Siswa memperhatikan apa 3 bagi siswa, Anak-anak kita yang disampaikan oleh guru. menit Indik ator
telah
belajar
tentang
1,
Perjamuan Malam Terakhir, dimana dengaan sebelum Yesus para Ia berkumpul muridNya menderita
dan 3
sengsara. Dari pelajaran kita hari ini ibu harap nantinya kalian sikap dapat Yesus meneladani yang rela
mengorbankan diri-Nya bagi umat-Nya. Berkorban tidak harus dengan mengorbankan nyawa seperti yang dilakukan oleh Yesus, tapi dimulai dari hal kecil seperti teman Selain berbagi yang itu
rejeki
pada
membutuhkan.
Terakhir,
menyerahkan diri-Nya bagi kita. Tubuh dan darah Yesus menjadi minuman meminta makanan bagi supaya kita. dan Ia
peristiwa
Penutup 1. Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa bersama sambil 1 doa penutup bersama-sama bergandengan tangan dengan menit sambil bergandengan tangan teman.
satu
sama
lain.
Doa
dipimpin oleh guru ) 2. Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam dari
pada siswa, selamat siang guru, selamat siang bu anak-anak sampai jumpa di guru, terima kasih bu guru pelajaran minggu depan
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Komkat KWI. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar. Jakarta, 2002. 2. Gambar Perjamuan Malam Terakhir.
IX. Penilaian Menggunakan pertanyaan: 1. Teladan apa yang dapat kita petik dari sikap Yesus dalam kisah Perjamuan Malam Terakhir? 2. Berikan contoh sikap rela berkorban yang dapat kita lakukan bagi orang lain?
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Praktikan
Sr. Krisanti CB
Fransisca Rohmawati
LAMPIRAN
Burung Pelikan
Pada saat terjadi masa paceklik, dimana-mana terjadi kelaparan, karena sulit sekali mendapatkan makanan. Hal itu juga pernah dialami oleh burung pelikan. Induk burung pelikan sudah terbang menjelajah ke mana-mana, terbang setinggi-tingginya untuk mencari apa saja yang dapat dijadikan makanan. Sang burung pelikan ingat akan anak-anaknya yang ditinggalkannya di sarang. Ia berpikir: Apa kiranya yang dapat diberikan sebagai makanan untuk anakanakku?. Kemudian ia terbang lebih jauh dan lebih lama lagi, tetapi usahanya itu tampak sis-sia. Tidak ada sesuatu pun yang dapat dibawa pulang untuk anak-anaknya. Ia kembali berpikir: Kalu tidak ada yang dapat dimakan, bagaimana dengan nasib anak-anakku? Kasihan sekali! Pasti mereka mati. Tetapi mereka tidak boleh mati! Akhirnya, kembalilah burung pelikan itu ke sarangnya tanpa membawa apaapa untuk anak-anaknya. Sesampainya di sarang, anak-anaknya yang sudah menunggu lama sambil menahan rasa lapar mengangakan mulutnya mengharapkan makanan. Mereka sudah lemah dan tidak berdaya karena kelaparan. Tetapi tidak apaapa. Maka menciap-ciaplah mereka dan semakin lama semakin lemah. Apa yang akan terjadi? Apakah mereka akan mati? Melihat hal itu, sang burung pelikan nekat merobek dadanya dan memberikan dagingnya sendiri untuk menjadi makanan bagi anak-anaknya. Akhirnya, anak-anak burung pelikan itu telah memberikan nyawanya, menyerahkan hidupnya, mengurbankan dirinya demi anakanaknya.