Anda di halaman 1dari 56

Ns. Dally Rahman, M.Kep., Sp.Kep.

MB
PERAN PERAWAT DALAM
TAHAP TANGGAP DARURAT

YANG HARUS DIINGAT


SEMUA MASALAH YANG MENGANCAM KEHIDUPAN
HARUS MENDAPAT PENANGANAN PRIORITAS

PERAWAT
PENYELAMATAN MELAKUKAN TUGAS TRANSPORTASI
KORBAN
(RESCUE) DIBAWAH KOORDINASI TIM
TANGGAP DARURAT BENCANA

TRIASE DI LOKASI TREATMEN STABILISASI


(TREATMENT) KORBAN
DI LAPANGAN 2
PERAN PERAWAT DALAM TANGGAP
DARURAT
1. PENYEDIAAN ALAT DAN OBAT
2. MEMBANTU KELOMPOK BERESIKO
• ANAK, WANITA, MANULA
• KELOMPOK CACAT/PENYAKIT KRONIK
3. MEMBANTU STRESS BERAT
ORGANISASI DI LAPANGAN
PENJERNIH
GENSET
AIR
K.MANDI
DAPUR
R.MAKAN

BARAK
TIDUR COMM
CENTER

RAWAT
SEMENTARA

POSKO
LAPANGAN
LOGISTIK-OBAT &BMHP

PENGEMASAN UTK BENCANA


•DI RUMAH SAKIT
•DI LAPANGAN / EVAKUASI
PANDUAN PENGGUNAAN OBAT
TERTULIS (DOSIS, CARA MENYIMPAN
INDIKASI, SIDE EFFECT DLL)
PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR

Faktor risiko:
• Kerusakan dan pencemaran lingkungan
• Jumlah pengungsi yang banyak, berdesakan
pada satu ruang tertutup
• Tempat penampungan tidak memenuhi syarat
• Kualitas dan ketersediaan air bersih terbatas
• Kelompok faktor risiko tinggi (balita, ibu hamil
dan usia lanjut)
• Pengungsian dekat dengan sumber
pencemaran dan endemis penyakit menular
Langkah-langkah pencegahan
penyebaran penyakit
• Pengumpulan data menggunakan form terlampir (pk
2)
• Pengolahan, penyajian data, analisis dan interpretasi
dan penyebarluasan informasi
• Kalkulasi kebutuhan logistik untuk penatalaksanaan
kasus dan kebutuhan tenaga medis/perawat untuk
penatalaksanaan kasus juga diperlukan
• Imunisasi (PK 2)
• pengendalian vektor untuk meminimalkan faktor
resiko dan mencegah terjadinya KLB (pk 2)
• Penatalaksaanaan dan penanggulangan penderita
sesuai dengan protap (PK 2)
KEWASPADAAN
UNIVERSAL dalam
Pencegahan Penularan
• Pencegahan penularan infeksi dari patogen yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
infeksius lain:
- HIV - sifilis
- Hepatitis B - malaria
- Hepatitis C - CMV
Salah satu dari upaya pengendalian
infeksi di rumah sakit
Upaya pencegahan dasar atau
standar
–Pada semua kondisi
Bagian inti dari teknik isolasi
Kewaspadaan universal ditujukan untuk
mengisolasi patogen; BUKAN
mengisolasi pasien
Rantai Penularan Infeksi
AGENT
Virus
HIV, HBV, HCV

HOST RESERVOIR
Petugas kesehatan Pasien
luka di kulit, mukosa tidak Darah, cairan vagina,
intak serebrospinal, dll

Paparan
tusukan jarum, teriris,
percikan darah
Virus

• HIV Þ mudah dimatikan


• Dipanaskan 560 C selama 30 menit
• Alkohol
• Klorin 5%
• Di luar tubuh (suhu ruangan): mati dalam 24
jam
• HBV
• Di luar tubuh (suhu ruangan) : tetap hidup
minimal 1 minggu
Petugas kesehatan

Dokter/dokter gigi
Yang bekerja di
Perawat
fasilitas kesehatan
Siswa kemungkinan
Pekarya kontak dengan
Petugas laboratorium darah/cairan tubuh
Petugas laundry pasien
Pengasuh rawat
Daya tahan tubuh!
Teknisi , dll
Paparan

Perkutan
– Tertusuk jarum
– Teriris pisau/skalpel
Paparan
• Kontak dengan membran mukosa atau
• Kontak dengan kulit
yang tidak intak
• luka
• terkelupas
• dermatitis
Cairan tubuh yang infeksius

HIV
Potensial berisiko
Risiko tinggi • Cairan amnion
• Darah • Cairan serebrospinal
• Cairan mani • Cairan pleura
• Cairan vagina • Cairan peritoneal
• ASI • Cairan perikardial
• Cairan sendi
Cairan tubuh yang infeksius
Risiko rendah
• cairan serviks
• muntah
kecuali
• feses terkontaminasi
HIV • air liur darah yang
• keringat terlihat
• air mata
• Urin
• Gigitan/cakaran
Barier/ proteksi

Sarung tangan
Apron
Petugas Masker
Kaca mata pasien
kesehatan
Sepatu tertutup
Plester kedap air
Proteksi
• Sarung tangan

• Harus dipakai tiap kontak


langsung dengan:
ü Darah atau cairan tubuh yang
mengandung virus
ü Membran mukosa atau kulit
yang tidak intak
Proteksi
• Sarung tangan
• Steril
• Non steril
• Rumah tangga
Proteksi

Masker

Untuk mencegah
percikan darah
ke mulut atau
rongga hidung
Proteksi

Kaca mata / goggle


Untuk mencegah
percikan darah ke
konjungtiva
Proteksi

Plester kedap air


Untuk melindungi
luka, kulit
terkelupas, dll
CONTOH MIKRO ORGANISME SETELAH 24
Cuci tangan
JAM DARI TANGAN PERAWAT

PIRINGAN
Cuci tangan sosial KULTUR
• Tiap mulai dan sesudahMENUNJUKKAN
kerja
PERTUMBUHAN
• Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
MIKROORGANIS-
• Setelah melepas sarung tangan, ke toilet
ME SETELAH 24
• kotor JAM TANGAN
Cuci tangan aseptik DILETAKKAN DI
• Tiap prosedur aseptik MEDIA
Cuci tangan
Pilihan alat-alat Pelindung

Tipe Penularan Alat-alat pelindung Contoh

Resiko rendah. - Sarung tangan pelindung tetapi Suntikan , luka minor


Kontak kulit , tidak ada tidak perlu steril
darah yang tampak

Resiko sedang - sarung tangan Pemeriksaan vagina,


Kemungkinan kontak - Jubah, apron mungkin diperlukan memasukan atau
dengan darah memindahkan kanula,
mengelola bahan pemeriksaan
laboratorium, luka besar

Resiko tinggi - Sarung tangan Cara pembedahan mayor


Kemungkinan kontak - Jubah atau apron anti air khususnya di pembedahan
dengan darah, cipratan - Kaca mata ortopedi dan pembedahan
darah yang tidak terkontrol - Masker oral; episiotomi, persalinan,
SC.
U.S. Healthcare Personnel with Documented and
Possible Occupationally Acquired AIDS/HIV
Infection, by Occupation, June 2001*
Documented Possible
Occupation Transmission (No.) Transmission ( No.)
Dental worker, including dentist ---- 6
Embalmer/morgue technician 1 2
Emergency medical technician/paramedic ---- 12
Health aide/attendant 1 15
Housekeeper/maintenance worker 2 13
Laboratory technician, clinical 16 17
Laboratory technician, nonclinical 3 ----
Nurse 24 34
Physician, nonsurgical 6 12
Physician , surgical ---- 6
Respiratory therapist 1 2
Technician, dialysis 1 3
Technician, surgical 2 2
Technician/therapist, other than above ---- 9
Other healthcare occupations ---- 4
Total 57 137
* http://www.cdc.gov/hiv/pubs/facts.htm#Transmission
Penularan HIV pada petugas kesehatan

• Risiko penularan:

• perkutan Þ 0,3%
• Kontak dengan membran mukosa
Þ 0,09%
• Kontak dengan kulit yang tidak intak
Þ < 0,1%
Kejadian paparan perkutan (n=
45)
40
35
30
25 37
20
15
10
5 8
0
saat menyuntik sesudah menyuntik

82.2% terjadi sesudah menyuntik/melakukan tindakan


(recapping, jarum tak tertutup)
Yunihastuti E, and Pokdisus AIDS team, PDPAI scientific meeting 2005
Luka tertusuk jarum
Rata-rata 30 luka tertusuk jarum per 100 tempat
tidur per tahun (EPInet 1999)
38% saat menyuntik
Luka tertusuk jarum
42% setelah menyuntik
vMenutup jarum
(recapping)
Luka tertusuk jarum
42% setelah menyuntik
vMembuang jarum
vMemindahkan
darah/cairan
tubuh lain
Penularan HIV pada petugas kesehatan

• Faktor yang mempengaruhi


• Tusukan dalam
• Peralatan yang baru dipakai pada arteri/vena pasien
• Terdapat darah yang kasat mata
• Pasien AIDS / dalam keadaan lanjut
Þ CD4 rendah dan viral load tinggi
Apabila…

• Tertusuk jarum:
• Bersihkan luka tusukan dengan sabun dan bilas
dengan air mengalir
• Memijat tidak mengurangi risiko
• Selaput lendir terpercik (mulut, mata):
• Bilas dengan air yang mengalir
• Tentukan status sumber darah/cairan tubuh yang
dicurigai
• Laporkan!
Follow up klinis

• Amati tanda-tanda yang menunjukan


serokonversi HIV (dalam 50-70%) dalam
waktu 3 sampai 6 minggu
• Demam akut,
• Lymphadenopathy yang tersebar,
• Erupsi kulit
• Faringitis,
• Gejala-gejala flu non-specific,
• ulkus mulut atau area genital.
Menghindari tertusuk jarum
Hati-hati menutup jarum! Di atas permukaan
rata dan keras
Menghindari tertusuk jarum

One-hand
technique
Pengelolaan Alat/Benda Tajam
(Sharp Precautions)
Pisau bedah, jarum suntik,
pecahan kaca, dsb
Segera singkirkan ke dalam
wadah tahan tusukan oleh
pemakai
Wadah limbah tajam di tempat
strategis, anti tumpah
Dilarang menyerahkan alat
tajam secara langsung
Jangan menutup jarum suntik
dg dua tangan, gunakan satu
tangan
Penanganan alat terkontaminasi
Dekontaminasi
Rendam 10-30’ dalam larutan klorin 0,5%

Cuci dan bilas

Sterilisasi Desinfeksi tingkat tinggi


Otoklaf Oven 1700 Rebus Kimiawi
106 kpa 60’ mendidih 20’ Rendam 20’

Dinginkan

Siap pakai
Alat
Pelindung Diri
Covid-19
Cover All
Kacamata Google
Masker N95
Face Shield
Masker Bedah
Sarung Tangan
Apron Plastik
Sepatu Boot
Shoe Cover
Baju Khusus
Cara
Pemasagan
APD Cover All
Cara
Pelepasan
APD Cover All
Referensi
Baird MS (2016). Manual of Critical Care Nursing (7th ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020). Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta:
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI.
Geng, S., Mei, Q., Zhu, C., Yang, T., Yang, Y., Fang, X., & Pan, A. (2020). High flow nasal
cannula is a good treatment option for COVID-19. Heart & lung : the journal of critical care,
S0147-9563(20)30113-8.
Han Y, Yang H. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus infection
disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med Virol.
Hugo et al (2012). Humidified High Flow Nasal Oxygen During Respiratory Failure in the
Emergency Department: Feasibility and Efficacy. Respiratory Care, 57 (11) 1873-1878
Li G, Fan Y, Lai Y, Han T, Li Z, Zhou P, et al (2020). Coronavirus infections and immune
responses. J Med Virol, 92(4):424-32.
Liu F, Xu A, Zhang Y, Xuan W, Yan T, Pan K, et al. (2020). Patients of COVID-19 may benefit
from sustained lopinavir-combined regimen and the increase of eosinophil may predict the
outcome of COVID-19 progression. Int J Infect Dis; published online March 12.
Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et al. (2020). Air, Surface
Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination by Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) From a Symptomatic Patient. JAMA;
published online March 4.
PERKI (2020). Pedoman BHD dan BHJL pada COVID-19.
http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2020/4/13/pedoman_bhd_dan_bhjl_pada_
covid_19.

Anda mungkin juga menyukai