Proposal Skripsi
Oleh :
Andiani Rachmawati
NIM 5404418055
2
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 35
3.3.1.1 Penilaian Subjektif ............................................................................. 36
3.3.1.2 Penilaian Objektif .............................................................................. 38
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 38
3.3.2.1 Panelis Agak Terlatih......................................................................... 38
3.3.2.2 Panelis Tidak Terlatih ........................................................................ 41
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 42
3.4.1 Variabel Bebas (independent) .................................................................. 43
3.4.2 Variabel Terikat ........................................................................................ 43
3.4.3 Variabel Kontrol ....................................................................................... 43
3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 44
3.5.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 45
3.5.2 Uji Homogenitas ....................................................................................... 46
3.5.3 Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ........................................................ 46
3.5.4 Uji Tukey atau LSD (Least Significan Difference) .................................. 48
3.5.6 Analisis Deskriptif Presentase .................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Diagram alir pembuatan kue gapit ................................................... 18
Gambar 2. 2 Diagram alir proses pembuatan tepung kulit ari kedelai .................. 20
Gambar 3. 1 Skema desain acak lengkap .............................................................. 25
Gambar 3. 2 Diagram Alir Perlakuan Pra Penepungan dengan Metode Hot Water
Blanching. ............................................................................................................. 31
Gambar 3. 3 Diagram Alir Perlakuan Pra Penepungan dengan Metode Steam 32
Gambar 3. 4 Diagram Alir Perlakuan Pra Penepungan dengan Metode
Microwave Blanching. .......................................................................................... 33
Gambar 3. 5 Diagram Pembuatan Kue Gapit Substitusi Tepung Kulit Ari
Kedelai dengan Perlakuan Pra Penepungan Menggunakan Metode Blanching. .. 35
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit ari kedelai bertekstur tipis, lembut, mudah berbau dan tidak tahan
lama. (Kenang V dkk, 2022). Kulit ari kedelai yang tidak segera diolah dan hanya
didiamkan selama empat jam akan berubah warna dari putih menjadi kecoklatan,
tekstur lunak dan menimbulkan aroma tidak sedap. Hasil samping pengolahan
tempe (kulit ari kedelai) umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah padat tersebut, perlu adanya
pengembangan produk dan pemanfaatan limbah padat tersebut salah satunya
sebagai bahan pembuatan pangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai
ekonomis limbah kulit ari kedelai adalah dengan mengolahnya menjadi tepung
agar lebih bermanfaat dan tahan lama. Tepung merupakan produk yang memiliki
kadar air rendah sehingga masa penyimpanannya lebih tahan lama (Koswara
dalam Kholidah, 2015).
7
Kendala dalam pengolahan kulit ari kedelai yang cepat mengalami reaksi
pencoklatan setelah disimpan lebih dari empat jam. Pencoklatan enzimatis tidak
diinginkan karena pembentukan warna coklat pada bahan pangan sering diartikan
sebagai bentuk kerusakan dan penurunan mutu. Salah satu pencegahan terjadinya
reaksi enzimatis yaitu dengan menginaktivasi enzim oksidase yaitu dengan cara
pemanasan blanching (Agustin, 2020). Menurut Effendi (2012) metode blanching
merupakan suatu proses pemanasan yang diberikan pada suatu bahan makanan
yang bertujuan untuk menginaktivasi enzim, melunakkan jaringan dan
mengurangi kontaminasi mikroorganismme merugikan sehingga memperoleh
mutu produk yang dikeringkan, dikalengkan dan dibekukan dengan kualitas baik.
Blanching dapat dilakukan dengan menggunakan air panas, uap air panas dan
microwave.
8
Pada pra eksperimen yang dilakukan oleh peneliti, pembuatan kue gapit
substitusi tepung kulit ari kedelai 5% menghasilkan kue yang keras, kue gapit
substitusi tepung kulit ari kedelai 10% menghasilkan kue yang agak keras, kue
gapit substitusi tepung kulit ari kedelai 15% menghasilkan kue yang renyah dan
tidak cepat melempem, kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai 20%
menghasilkan kue yang tidak renyah, kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai
25% menghasilkan kue yang agak berongga dan tidak renyah, kue gapit substitusi
tepung kulit ari kedelai 50% menghasilkan kue yang berongga, mudah hancur dan
tidak renyah, kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai 100% menghasilkan kue
yang tidak dapat dibentuk dan bertekstur lunak.
9
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan kualitas kue gapit substitusi tepung kulit ari
kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode hot water
blanching, steam blanching dan microwave blanching
2. Untuk mengetahui total bakteri pada tepung kulit ari kedelai dengan
perlakuan pra penepungan menggunakan metode hot water blanching, steam
blanching dan microwave blanching?
10
1.5 Manfaat Penelitian
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kusnadi (2014), menyatakan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin lama
waktu blanching dapat menurunkan tingkat pencoklatan. Hal ini ada kaitannya
dengan aktivitas enzim yang semakin turun akibat perlakuan panas. Pada
penelitian Gloria,dkk (2016) menghasilkan data bahwa dalam proses blanching 5
menit menghasilkan kandungan gula 4,83 lebih rendah dibandingkan dengan
proses blanching selama 10 menit yaitu 5,67. Pada penelitian Agmanda (2017)
menyatakan bahwa kandungan serat kasar pada tepung kulit ari kedelai dengan
metode steam blanching lebih tinggi yaitu 4,67% dibandingkan dengan tepung
kulit ari kedelai dengan metode hot water blanching yaitu 4,67%. Namun, pada
kadar protein menampilkan hasil yang sebaliknya. Kadar protein tepung kulit ari
kedelai dengan metode hot water blanching lebih tinggi yaitu 32,54%
dibandingkan dengan tepung kulit ari kedelai dengan metode steam blanching
yaitu 30,91%.
12
2.1 Landasan Teori
2.2.1 Kue Gapit
Kue gapit merupakan kue kering tradisional yang berasal dari Cirebon, Jawa
Barat. Kue gapit memiliki banyak bentuk seperti kipas, persegi dan ada juga yang
bentuknya digulung. Kue gapit yang digulung biasanya disebut dengan kue
semprong (Khikmawati, 2013). Kue gapit terbuat dari tepung beras, telur, gula
pasir, garam, santan, margarin dan wijen (Bogasari, 2013) dalam proses
pembuatanya dengan cara dipanggang dicetak dengan cetakan kue gapit yang
terbuat dari besi yang memiliki ukiran batik didalamnya, setelah adonan agak
kering, kue dapat dibentuk diatas cetakan. Dinamakan kue gapit karena dalam
proses pencetakannya digapit atau dijepit. Ciri khas kue ini mulai dari bentuknya,
tekstur kering, renyah, warna kuning kecoklatan dan rasanya manis. Kue gapit
memiliki tekstur, kering, renyah (crispy), dan sifatnya tahan lama serta
mempunyai ciri khas rasa yang manis gurih dan bertekstur renyah.
13
Persyaratan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut
Tabel 2. 1 Standar Mutu Kue Kering (SNI 2973-1992)
14
lempeng total maks.20 maks.20 maks.20 maks.20
APM/g
8.2 Coliform <3 <3 <3 <3
APM/g
8.3 E.coli maks 1,0 x maks 1,0 x maks 1,0 x maks 1,0 x
koloni/
8.4 Kapang G 102 102 102 102
Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2973-1992
Bahan Jumlah
Tepung beras 100 g
Telur 60 g
Gula pasir 50 g
Santan 60 ml
Margarin 15 g
Garam 1 g
Wijen 2 g
a) Tepung Beras
Tepung yang biasa digunakan dalam proses pembuatan kue gapit adalah
tepung beras. Tepung beras banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue
karena mempunyai struktur yang kuat (Rusmono, 1983). Tepung beras merupakan
salah satu komposit dan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral dan
15
vitamin. Tepung beras dapat dihasilkan dari beras patah maupun menir, baik dari
beras pratanak maupun beras biasa (Malibun, 2019). Dalam pembuatan kue gapit,
tepung beras berfungsi sebagai bahan utama yang membuat kue gapit dapat
renyah dalam waktu yang cukup lama.
b) Telur
Telur merupakan salah satu produk hewani yang dikenal sebagai bahan
pangan sumber protein yang bermutu tinggi (Cornelia, 2014). Telur sebagai bahan
pangan memiliki banyak kelebihan misalnya kandungan gizi yang tinggi, harga
relative murah dibandingkan dengan sumber protein lainnya (Idayanti, 2009).
Dalam pembuatan kue gapit, telur berfungsi sebagai pengika antara bahan basah
dan bahan kering untuk menjaga kekokohan tekstur dan memberi warna pada kue
(Huda, 2017).
c) Santan
Santan kelapa adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan dari daging
kelapa yang diparut, diperas dan ditambahkan air. Santan kelapa dikategorikan
sebagai emulsi minyak dalam air (Cahya, 2014). Dalam pembuatan kue gapit
santan berfungsi sebagai penambah cita rasa dan aroma.
d) Gula Pasir
e) Lemak
16
f) Wijen
1) Penimbangan Bahan
Pada tahap ini dilakukan penimbangan bahan yaitu tepung beras, telur,
gula pasir, santan, margarin, wijen dan garam sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan dalam resep.
17
2) Pencampuran Bahan
Pada tahap ini dilakukan pencampuran bahan yaitu tepung beras, telur,
gula pasir, margarin, santan, wijen dan garam. Proses pencampuran bahan
diawali dengan memasukkan telur dan gula pasir kedalam kom adonan dan
dimixer hingga mengembang. Setelah itu dimasukkan tepung beras, santan,
margarin cair, wijen dan garam lalu diasuk menggunakan ladle soup sampai
adonan tercampur rata.
3) Pencetakan Adonan
4) Pengemasan
Pada tahap ini kue gapit yang telah dingin dikemas didalam toples agar
kue gapit tetap renyah dan terhindar dari kontaminasi makanan.
18
2.2.6 Kulit Ari Kedelai
Kulit ari kedelai merupakan limbah industry pembuatan tempe dan tahu
yang didapat setelah melalui proses perebuasan dan perendaman kacang kedelai
yang dipisahkan dengan cara diinjak atau dengan menggunakan mesin pemecah
biji kedelai (Krishaditersanto, 2021). Setelah melalui proses ini kulit ari kedelai
hanya dijadikan pakan ternak oleh masyarakat. Mengingat kandungan gizi yang
masih cukup tinggi pada kulit ari kedelai berpotensi untuk dijadikan sebagai
bahan pangan alternatif salah satunya yaitu dijadikan tepung sebagai bahan
tambahan pembuatan kue atau makanan lainnya (Tutsiana, 2020).
Protein 11,7%
Lemak 1,40%
Abu 4,5%
Serat 27%
Masalah utama dalam penggunaan kulit ari kedelai sebagai bahan makanan
adalah aroma langu yang dapat mempengaruhi kualitas makanan tersebut kurang
disukai oleh konsumen (Astawan, 2017). Upaya yang dapat dilakukan untuk
menyamarkan aroma langu yaitu dengan cara pemanasan blanching lalu diolah
menjadi produk olahan lain salah satunya menjadi tepung. Selain untuk
menyamarkan aroma langu, tepung juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dan
membuat penyimpanannya dapat tahan lama. Karakteristik tepung kulit ari kedelai
adalah tekstur tepung yang kurang halus, warna agak kecoklatan, mampu
menyerap air dalam jumlah besar.
19
Gambar 2.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Kulit Ari Kedelai
2.2.8 Blanching
20
metode microwave blanching, bahan pangan direndam didalam air dan
dimasukkan pada microwave 800 watt.
21
dibandingkan dengan hot water blanching (Astuti M, 2012).
Kue gapit merupakan kue tradisional yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.
Kue gapit memiliki banyak bentuk seperti kipas, persegi da nada juga yang
bentuknya digulung. Kue gapit yang digulung biasanya disebut dengan kue
semprong (Khikmawati, 2013). Pada penelitian yang telah diteliti oleh Syamsiah
(2018) dan Tutsiana (2018) menunjukkan bahwa produk dengan substitusi 15%
tepung kulit ari kedelai merupakan produk terbaik dilihat dari aspek warna, rasa,
aroma, tekstur dan kesukaan masyarakat. Pada penelitian ini peneliti
mengembangkan kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai 15% untuk
mendapatkan hasil terbaik dengan perbedaan pra penepungan menggunakan
metode blanching. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan
pra penepungan menggunakan metode hot water blanching, steam blanching dan
microwave blanching. Adapun variabel kontrol dalam penelitian ini adalah
pembuatan kue gapit dengan substitusi tepung kulit ari kedelai 15%, formula
bahan kue gapit dengan substitusi tepung kulit ari kedelai 15% dan peralatan
pembuatan kue gapit dengan substitusi tepung kulit ari kedelai 15%.
22
Diagram Alir Kerangka Berpikir
23
2.4 Hipotesis
Ada perbedaan kualitas kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai dengan
perlakuan pra penepungan menggunakan metode hot water blanching, steam
blanching dan microwave blanching.
Tidak ada perbedaan kualitas kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai
dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode hot water blanching,
steam blanching dan microwave blanching.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
R X O1
K O2
R = random
X = perlakuan
25
Berikut adalah gambar desain eksperimen pada pembuatan kue gapit
substitusi tepung kulit ari kedelai dengan metode hot water blanching, steam
blanching dan microwave blanching.
26
3.2 Prosedur Pelaksanaan
27
3.2.2 Formula Resep
Formulasi yang dikenakan sebagai perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut :
Bahan F0 F1 F2 F3
Tepung beras 85 g 85 g 85 g 85 g
Tepung kulit 15 g 15 g 15 g 15 g
ari kedelai
Telur 60 g 60 g 60 g 60 g
Gula pasir 50 g 50 g 50 g 50 g
Santan 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
Margarin 15 g 15 g 15 g 15 g
Wijen 2g 2g 2g 2g
Garam 1g 1g 1g 1g
28
Tabel 3.2 Alat dalam pembuatan kue gapit
29
3.2.4 Tahapan Pelaksanaan Eksperimen
Tahap awal dalam pembuatan kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai
dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching adalah
melakukan persiapan bahan dan alat.
1. Persiapan Alat
Alat yang akan digunakan pada pembuatan kue gapit substitusi tepung kulit
ari kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching
yang berbeda adalah timbangan digital, kom adonan, mixer, ladle soup, sumpit
dan cetakan kue gapit elektrik. Peralatan tersebut sudah dilakukan proses kontrol
sebelumnya yaitu memastikan kebersihan alat yang akan digunakan.
2. Persiapan Bahan
Persiapan bahan pada tahap ini merupakan proses dalam pemilihan bahan
yang berkualitas baik serta memiliki jumlah yang sesuai dengan takaran resep.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kue gapit substitusi tepung kulit ari
kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching
meliputi tepung beras, tepung kulit ari kedelai, telur, margarin, gula pasir, wijen
dan garam.
Pada tahap persiapan bahan, peneliti mengolah kulit ari kedelai terlebih
dahulu dengan metode pengolahan blanching. Berikut tahapan mengolah kulit ari
kedelai :
30
A. Blanching
Kulit ari kedelai yang telah dicuci menggunakan air bersih diperas lalu
diblanching dengan tiga metode blanching yaitu hot water blanching, steam
blanching dan microwave blanching.
Pada metode ini, kulit ari kedelai dicuci bersih lalu diblanching dengan air
panas suhu 90°C selama 5 menit lalu diangkat.
Gambar 3.2 Diagram Alir Perlakuan Pra Penepungan dengan Metode Hot
Water Blanching.
31
b) Steam blanching
Pada metode ini kulit ari kedelai dicuci bersih lalu diblanching dengan uap
air panas suhu suhu 90°C selama 5 menit lalu diangkat.
Gambar 3.3 Diagram Alir Perlakuan Pra Penepungan dengan Metode Steam
Blanching.
32
c) Microwave blanching
Pada metode ini, kulit ari kedelai dicuci bersih lalu diblanching didalam
microwave 800 watt selama 5 menit lalu diangkat.
Pembuatan tepung kulit ari kedelai dimulai dari kulit ari kedelai dicuci bersih
kemudian diblanching dengan metode hot water blanching, steam blanching dan
microwave blanching kemudian untuk menjadi tepung dilanjutkan dengan proses
pengeringan menggunakan sinar matahari,tahap selanjutnya kulit ari kedelai yang
sudah kering digiling menggunakan grinder dan diayak dengan ayakan 80 mesh
untuk menghasilkan tepung yang halus.
33
3.2.4.2 Tahap Pelaksanaan
1. Penimbangan Bahan
Pada tahap ini dilakukan penimbangan bahan yaitu tepung beras, tepung kulit
ari kedelai, telur, margarin, santan, wijen dan garam.
2. Pencampuran Bahan
Pada tahap ini dilakukan pencampuran bahan yaitu tepung beras, tepung kulit
ari kedelai, telur, margarin, santan, wijen dan garam. Proses pencampuran bahan
diawali dengan memasukkan telur dan gula pasir kedalam kom adonan dan
dimixer hingga mengembang. Setelah itu dimasukkan tepung beras, tepung kulit
ari kedelai, santan, margarin cair, wijen dan garam lalu diaduk menggunakan ladle
soup sampai adonan tercampur rata.
3. Pencetakan Adonan
4. Tahap Penyelesaian
Tahap terakhir dari proses pembuatan kue gapit yaitu tahap pengemasan.
Pada tahap ini kue gapit yang telah dingin dikemas didalam toples agar kue gapit
tetap renyah dan terhindar dari kontaminasi makanan.
34
Berikut adalah diagram pembuatan kue gapit substitusi tepung kulit ari
kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching.
Gambar 3.5 Diagram Pembuatan Kue Gapit Substitusi Tepung Kulit Ari Kedelai
dengan Perlakuan Pra Penepungan menggunakan Metode Blanching.
35
3.3.1.1 Penilaian Subjektif
a) Uji Inderawi
Metode penilaian dalam uji inderawi ini menggunakan skala garis dengan
kriteria sebagai berikut :
36
b) Uji Kesukaan
Uji kesukaan dilaksanakan dengan cara pemberian hasil eksperimen kue gapit
substitusi tepung kulit ari kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan
metode blanching kepada panelis, kemudian panelis diminta untuk memilih satu
produk diantara produk lain. Pengujian dilakukan untuk mengetahui respon
panelis terhadap mutu suatu produk. Penilaian dilakukan dengan cara panelis
mengemukakan responnya yang berupa suka atau tidak suka terhadap sifat
karakteristik produk yang diuji meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Pada
pengujian uji kesukaan ini menggunakan 7 skala kesukaan sebagai berikut :
Tidak suka 2
Agak suka 4
Cukup suka 5
Suka 6
Sangat suka 7
37
3.3.1.2 Penilaian Objektif
Panelis agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih
untuk mengetahui sifat-sifat tertentu. Panelis agak terlatih dapat dipilih dari
kalangan terbatas dengan menguji kepekaannya terlebih dahulu, sedangkan data
yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan data analisis (Arbi, 2019).
Panelis agak terlatih digunakan untuk menguji produk kue gapit substitusi tepung
kulit ari kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode
blanching secara inderawi yang meliputi aspek warna, aroma, tekstur dan rasa.
Panelis agak terlatih dalam penilaian ini dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan
Tata Boga Universitas Negeri Semarang yang telah menempuh mata kuliah
Analisis Mutu Pangan dan telah lolos tahapan seleksi panelis.
38
reliabilitas instrument. Menurut Suharsimi Arikunto (2006) validasi instrument
adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument. Instrument
dapat dikatakan valid apabila panelis dapat mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010).
39
3.3.2.1.2 Tahap Penyaringan
Calon panelis yang telah lolos pada tahap wawancara akan melanjutkan
ke tahap penyaringan. Tahap penyaringan berfungsi untuk mengetahui
kemampuan calon panelis. Penyaringan dilakukan dengan memberikan 10 sampel
kue gapit yang diperoleh dari 10 toko berbeda dengan kualitas yang berbeda.
Penyaringan dilakukan sebanyak 6 kali ulangan. Data yang diperoleh dari hasil
penyaringan dihitung menggunakan range method dengan kriteria sebagai berikut
:
4. Melatih agar ada pengertian yang sama tentang sifat-sifat yang akan dinilai,
kriteria dan metode pengujian yang digunakan serta memperkecil perbedaan
masing-masing penguji dalam memberikan penilaian.
40
Tahap pelatihan dilakukan sebanyak 6 kali. Pengulangan pada tahap pelatihan
sebanyak 6 kali memiliki tujuan untuk mengetahui calon panelis apakah valid dan
reliabel atau tidak. Data hasil yang diperoleh pada tahap pelatihan kemudian
dihitung menggunakan range method sebagai berikut :
lebih maksimal.
Setelah lolos dari tahap pelatihan, calon panelis harus melewati tahap
evaluasi kemampuan. Panelis diminta menilai sampel dengan kualitas berbeda.
Data pada pengujian evaluasi kemampuan kemudian dianalisis menggunakan
range method. Syarat internal panelis yang reliabel yaitu rasio dari calon panelis
memiliki nilai lebih besar dari 60%. Panelis yang lolos pada tahap evaluasi
kemampuan dapat dikatakan sebagai panelis yang valid dan reliabel. Sehingga
penilaian uji inderawi dapat dilakukan oleh panelis agak terlatih yang lolos pada
tahap seleksi.
Panelis tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dipilih berdasarkan
jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan (Setyaningsih dkk,
2010). Menurut Setyaningsih dkk, 2010 panelis tidak terlatih memiliki anggota
yang tidak tetap dan fleksibel. Seleksi panelis tidak terlatih hanya berdasarkan
pada latar belakang social dan bukan berdasarkan kepekaan individu. Panelis yang
dipilih adalah masyarakat di daerah Gunungpati sebanyak 80 orang untuk menilai
kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai dengan pra perlakuan menggunakan
metode blanching.
41
Adapun kisi-kisi pedoman uji kesukaan dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai
berikut:
42
3.4.1 Variabel Bebas (Independent)
a. Bahan
a. Alat
b. Proses pembuatan
43
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data dari hasil
pengujian secara sistematis dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan pada proposal (Sugiyono, 2019). Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui total bakteri serta mutu
yang meliputi uji inderawi dan tingkat kesukaan masyarakat dari ketiga sampel
kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai dengan perlakuan pra penepungan
menggunakan metode blanching. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis varians klasifikasi tunggal dan analisis deskriptif
presentase.
44
3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas perlu dilakukan sebagai pra syarat hipotesis. Uji normalitas
merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak (Nuryadi et al., 2017). Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan metode uji liliefors karena jumlah sampel kurang dari
30 (Sudjana, 2002). Pengujian uji normalitas dapat dilakukan dengan aplikasi
SPSS versi 25 dan Microsoft excel. Langkah uji normalitas menggunakan
Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut :
2 ∑
Menghitung mean
3 √∑
Menghitung simpangan baku (s). S =
6 Menghitung S(Z1)= ∑
45
3.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas perlu dilakukan sebagai uji pra syarat. Uji homogenitas
merupakan prosedur pada uji statistik untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.
Uji homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki
karakteristik yang sama (Nuryadi et al, 2017). Untuk mengetahui data bersifat
homogeny atau tidak dilakukan pengujian menggunakan aplikasi SPSS versi 25
atau dengan Microsoft excel. Langkah pengujian uji homogenitas menggunakan
Microsoft excel adalah sebagai berikut :
Data yang telah dilakukan uji pra syarat kemudian ditentukan analisis data
yang akan digunakan. Jika data memiliki distribusi normal dan memiliki sifat
homogeny maka analisis data yang dilakukan menggunakan uji parametrik
Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (ANAVA). Jika data tidak berdistribusi
normal maka dilakukan uji non parametrik yaitu menggunakan Kruskal Wallis.
Analisis varian klasifikasi tunggal merupakan teknik analisis untuk menguji
perbedaan rata-rata dengan banyak kelompok yang terpilih secara acak (Kadir,
2010). Pada penelitian datayang diuji adalah mutu inderawi meliputi warna,
aroma, tekstur dan rasa. Analisis ini bertujuan untuk menjawab hipotesis dan
46
mengetahui ada tidaknya perbedaan kue gapit hasil eksperimen. Uji ANAVA
dapat dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 25 dan juga Microsoft excel.
Rumus analisis varian klasifikasi tunggal pada Microsoft excel adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
a = banyaknya sampel
b = jumlah panelis
X = nilai persampel
47
3.5.4 Uji Tukey atau LSD (Least Significan Difference)
Uji tukey merupakan uji lanjutan apabila dari perhitungan analisis varian
klasifikasi tunggal menyebutkan adanya perbedaan, jika tidak ada perbedaan
maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau uji tukey. Untuk mengetahui seberapa
besar perbedaan antara sampel kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai dengan
perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching, dilakukan uji tukey
dengan nilai pembanding. Uji tukey dapat dilakukan menggunakan aplikasi SPSS
versi 25.
%= x 100%
Keterangan :
% = skor presentase
48
2) Menghitung jumlah skor minimal
5) Menghitung rentangan
Berdasarkan hasil dari perhitungan maka akan diperoleh data interval skor
dan kriteria dari kue gapit substitusi tepung kulit ari kedelai dengan perlakuan pra
penepungan menggunakan metode blanching seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8 Interval Tingkat Kesukaan dan Kriteria Kesukaan Interval Kriteria
Kesukaan
49
DAFTAR PUSTAKA
50
dengan Flavor Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis L.). Jurnal Teknologi
Pertanian (Agricultural Technology Journal, 13(1), 15-24.
Khikmawati, N. F. (2014). Kualitas kue gapit dengan komposit tepung ubi
ungu. Food Science and Culinary Education Journal, 3(1).
Kusnadi, A., 2014. Pengaruh Suhu Blanching Dan Lama Blanching Terhadap
Karakteristik Tepung Hati Nanas (Ananas Comosus L. Merr.). Tugas
Akhir Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan.
Bandung.
Malibun, F. B., Syam, H., & Sukainah, A. (2019). Pembuatan rice crackers
dengan penambahan beras merah (Oryza nivara) dan serbuk daun kelor
(Moringa oleifera) sebagai pangan fungsional. Jurnal Pendidikan
Teknologi Pertanian, 5(2), 1-13.
Meng, S., Chang, S., Gillen, A. M., & Zhang, Y. (2016). Protein and Quality
Analyses of Accessions from the USDA Soybean Germplasm Collection
for Tofu Production. Food Chemistry. 213, 31-39.
Muchlisun, A., 2015. Karakteristik Apel Manalagi Celup Yang Dibuat Dengan
Variasi Lama Blanching Dan Suhu Pengeringan. Tugas Akhir Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Jember. Jember.
Mulyati, S. (2012). Uji Hedonik. Bandung: Universitas Pasundan Bandung.
Nova, C. F. (2017). Pengaruh subtitusi mocaf (modified cassava flour) dan
penambahan jus daun bayam (Amaranthus Spp) terhadap sifat
organoleptik kue gapit. Jurnal Tata Boga, 6(1).
Nuryadi, N., Astuti, T. D., Sri Utami, E., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar
Statstk Penelitan.
Purwoko, D. O. (2009). Pengaruh Ketebalan Dan Konsentrasi Larutan Gula
Selama Proses Dehidrasi Osmosis Terhadap Karakteristik Fisikokimia
Dan Sensoris Manisan Kering Jambu Biji (Psidium guajava L.) (Doctoral
dissertation, Prodi Teknologi Pangan Unika Soegijapranata).
Setyaningsih, D., Apriyantono, A., & Sari, M. P. (2014). Analisis Sensori untuk
industri pangan dan argo. PT Penerbit IPB Press.
Sudjana. 2002. Metode statistika. Bandung : Tarsito. Sudjono, Anas.
51
Alfabeta.
Tajuddin, K. (2022). Pengembangan Produk Berbasis Tepung Beras Berkecambah
dan Tepung Tapioka Melalui Pembuatan Bihun = Product Development
Based On Germaned Rice Flour and Tapica Flour Through The
Manufacturing of Vermicelli. Universitas Hasanuddin.
Thakur, A.K., Pan, R. S., Singh, I. S., & Shumbhu, V. B. (2022). Influence of
blanching and frozen storage on quality characteristics of vegetable
soybean (Glycine max). Indian Journal of Agricultural Sciences, 92(4),
480-4.
Ticoalu, G. D., & Maligan, J. M. (2015). Pemanfaatan ubi ungu (Ipomoea batatas)
sebagai minuman berantosianin dengan proses hidrolisis enzimatis. Jurnal
Pangan dan Agroindustri.
Tustiana, Y., & Setyaningsih, R. (2020). Kesukaan masyarakat terhadap
pembuatan brownies bersubstitusi tepung kulit ari kacang kedelai. Jurnal
KELUARGA Vol, 6(1).
Wulandari, E. S. (2018). Pengaruh lama blanching dan lama pemanggangan
terhadap karakteristik cookies ganyong (Canna edulis Ker) difortifikasi
iodium (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik).
52
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara
Nama/NIM :
Jenis Kelamin :
Usia :
No. Telp :
Tanggal Pengujian :
Petunjuk :
Pertanyaan :
1. Apakah saudara bersedia menjadi calon panelis?
a. Ya, bersedia
b. Tidak bersedia
2. Apakah saudara bersedia meluangkan waktu untuk menjadi panelis?
a. Ya, bersedia
b. Tidak bersedia
3. Apakah saudara saat ini dalam keadaan sehat?
a. Ya
b. Tidak
53
4. Apakah saudara saat ini mengalami gangguan pengelihatan?
a. Tidak
b. Ya
5. Apakah saudara saat ini menderita gangguan kesehatan mulut seperti
sariawan, sakit gigi, dan sebagainya dalam waktu satu bulan terakhir?
a. Tidak
b. Ya
6. Apakah saudara menderita ganguan pernafasan seperti flu dan pilek dalam
waktu satu bulan terakhir?
a. Tidak
b. Ya
7. Apakah anda merokok?
a. Tidak
b. Ya
8. Apakah anda tahu mengenai kue gapit?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda pernah mengonsumsi kue gapit?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda tahu bahan dasar pembuatan kue gapit?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah anda tahu bagaimana warna kue gapit yang baik?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda tahu bagaimana tekstur kue gapit yang baik?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah anda tahu bagaimana aroma kue gapit yang baik?
a. Ya
b. Tidak
54
14. Apakah anda tahu bagaimana rasa kue gapit yang baik?
a. Ya
b. Tidak
Peneliti
Andiani Rachmawati
NIM 5404418055
55
Lampiran 2 Formulir Penyaringan
FORMULIR PENYARINGAN
Nama :
NIM :
Sampel :
Petunjuk :
Dihadapan saudara disajikan 4 sampel kue gapit dengan kode dan kualitas
yang berbeda. Saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap sampel
berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan dengan memberikan tanda
ceklis pada kolom yang tersedia. Sebelum atau sesudah memberikan penilaian
saudara diminta untuk meminum air putih terlebih dahulu. Atas kerjasama saudara
saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Andiani Rachmawati
NIM 5404418055
56
Lampiran 3 Formulir Uji Inderawi
FORMULIR UJI INDERAWI
Nama :
Usia :
Tanggal Seleksi :
No. Hp :
Sampel :
Petunjuk :
Dihadapan saudara/I disajikan 4 sampel kue gapit substitusi tepung kulit
ari kedelai dengan perlakuan pra penepungan menggunakan metode blanching.
Saudara dimohon untuk memberi penilaian atas keempat sampel tersebut.
57
Lampiran 4 Formulir Uji Kesukaan
Nama :
Usia :
Tanggal Seleksi :
No. Hp :
Petunjuk :
Peneliti
Andiani Rachmawati
NIM 5404418055
58
LEMBAR PENILAIAN UJI KESUKAAN
59
60