Anda di halaman 1dari 56

Bab

3
Sumber: CD Image, 2004

Kemagnetan
Anda tentu sudah pernah mempelajari magnet. Kegunaan
magnet banyak sekali dipergunakan dalam kehidupan Standar Kompetensi
sehari-hari, seperti magnet banyak dimanfaatkan seba- Mempersiapkan konsep kelis-
gai kompas, alat-alat ukur listrik, telepon, relai, dinamo trikan dan kemagnetan dalam
sepeda, dan sebagainya. berbagai penyelesaian masalah
dan produk teknologi
Pada bab ini kamu akan mempelajari gejala kemag-
netan, sifat-sifat magnet, serta penggunaannya dalam Kompetensi Dasar
kehidupan sehari-hari. Dalam materi bab ini juga kamu
Menerapkan induksi magnetik dan
akan mempelajari hubungan antara kemagnetan dan listrik gaya megnetik pada beberapa
serta magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik produk teknologi
.

A. Pengertian
Kemagnetan
B. Medan Magnetik
C. Gaya Magnet
D. Gaya Gerak
Listrik (GGL)
Induksi

133
A. Pengertian Kemagnetan

Kata “magnet” diduga berasal dari kata “magnesia”,yaitu


nama suatu daerah di Asia Kecil. Diperkirakan beberapa
abad sebelum masehi di daerah itu ditemukan suatu jenis
batuan yang memiliki sifat dapat menarik bahan besi
atau baja. Diperkirakan orang Cina adalah kali pertama
memanfaatkan batu bermuatan ini sebagai kompas, baik
di darat maupun di laut. Selain itu, sekarang orang telah
dapat membuat magnet dari bahan besi, baja, maupun
campuran logam lainnya. Manfaat lain dari magnet adalah
banyak dimanfaatkan alat-alat ukur listrik, telepon, relai,
dinamo sepeda, dan sebagainya.
Seorang ahli matematika dan astronomi berke-
bangasaan Yunani, Thales, banyak menaruh perhatian pada
magnet. Akan tetapi, kajian tentang magnet kali pertama
dilakukan oleh Sir William Gilbert (1544–1603) dengan
menerbitkan hasil kajiannya dalam buku De Magnete.
1. Sifat-Sifat Magnet
Apakah itu magnet? Samakah magnet dengan kemagnetan?
Gambar 3.1 Secara sederhana magnet adalah suatu benda yang memi-
Manfaat magnet dalam ke- liki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan
hidupan sehari-hari tertentu yang berada di sekitarnya. Gejala dan sifat yang
dimiliki oleh megnet itulah yang disebut kemagnetan.

Gambar 3.2
a) Benda yang memiliki sifat
kemagnetan
b) benda-benda yang tidak
memiliki sifat kemagnetan
a b

Sebuah magnet terdiri dari magnet-magnet kecil


yang mengarah ke arah yang sama. Magnet-magnet kecil
ini disebut magnet elementer. Pada logam yang bukan
magnet, magnet elementernya memiliki arah sembarangan
sehingga efeknya saling meniadakan yang mengakibatkan
tidak adanya kutub-kutub di ujung logam.

134 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Setiap magnet memiliki dua kutub magnet, yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Kekuatan sifat kamagnetan yang
paling besar berada pada kutub magnet. Bagaimanakah
sifat-sifat magnet? Selain memiliki sifat menarik logam
tertentu, magnet juga memiliki sifat-sifat tertentu apabila
kutub magnet yang satu berdekatan dengan kutub magnet
yang lain.
Gambar 3.3
tolak-menolak tarik menarik
a) Kutub magnet yang sejenis
(tolak-menolak)
b) Kutub magnet yang tidak
sejenis (tarik-menarik)

a. Kutub-kutub magnet sejenis (kutub utara dengan kutub


utara atau kutub selatan dengan kutub selatan) akan
saling tolak-menolak. Tahukah
b. Kutub-kutub magnet tidak sejenis (kutub utara dengan Anda?
kutub selatan atau kutub selatan dengan kutub utara)
akan saling tarik-menarik.
Apa yang terjadi apabila sebuah magnet batang dipo-
tong pada bagian tengahnya?
Bagian tengah magnet yang terpotong akan mem-
bentuk kutub-kutub magnet yang baru. Kemudian, apa
yang terjadi apabila potongan magnet tadi dipotong lagi?
Ternyata, potongan-potongan magnet tadi akan memben-
tuk kutub-kutub magnet yang baru lagi. Jadi, sebuah mag-
net terdiri dari magnet-magnet kecil yang terletak berderet Listrik dan Gerakan
Pada 1823, ilmuwan Inggris
dari kutub utara menghadap ke arah kutub selatan magnet, bernama William Sturgeon
dan sebaliknya kutub selatan menghadap ke arah kutub membaut magnet listrik per-
tama dengan melilitkan seutas
utara maget. Magnet-magnet kecil tersebut dinamakan kawat pada batang besi. Pada
domain atau magnet elementer. saat arus listrik mengalir pada
kawat, batang besi menjadi
Sifat domain pada baja sulit diatur, berarti baja sukar magnet. Delapan tahun kemu-
dimagnetkan, tetapi apabila telah teratur sukar berubah, dian, ilmuwan Amarika serikat
Joseph Henry memakai efek
atau dikatakan sifat kemagnetan baja tetap. Pada besi, ini untuk membuat motor listrik
domainnya mudah diatur atau mudah dimagnetkan, tetapi pertama.
juga mudah berubah atau sifat kemagnetannya semen- Sumber: Buku Saku Penemuan, 1997

tara.
2. Bahan Magnetik dan Bahan Nonmag-
netik
Apakah semua benda dapat dipengaruhi oleh magnet? Jika
dapat, samakah pengaruh magnet pada setiap benda yang
ada di sekitarnya?
Kemagnetan 135
Fisikawan Kita ketika sebuah magnet tetap didekatkan pada bahan
aluminium, platina, mangan, tembaga, seng, emas, kayu,
dan plastik seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi,
saat didekatkan pada bahan besi, nikel, dan baja, bahan-
bahan yang tidak dapat ditarik dengan kuat oleh magnet
tidak dapat dijadikan magnet. Namun, sebaliknya bahan-
bahan yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet dapat
dijadikan magnet.
Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet disebut
bahan magnetik dan yang tidak dapat ditarik oleh magnet
disebut bahan nonmagnetik. Lebih lanjut, bahan magnetik
Hans Christian Oersted
diklasifikasikan sebagai berikut.
(1777-1851) a. Bahan ferromagnetik, bahan yang ditarik dengan
Hans Christian Oersted kuat oleh magnet. Contohnya, nikel, besi, baja, dan
lahir di kota terpencil Pulau kobalt.
Langland, Denmark. Dia dan
saudara laki-lakinya belajar b. Bahan diamagnetik, bahan yang ditarik lemah oleh
secar mandir dengan sangat magnet. Contohnya, aluminium dan platina.
baiksehingga dapat di terima
di Universitas Copenhagen. c. Bahan diamagnetik, bahan yang sedikit menolak mag-
Akhirnya, saudara laki-laki net. Contohnya, seng, bismuth, dan natrium klorida.
Oersted menjadi pengacara
dan Oersted sendiri men- Berdasarkan asalnya, magnet dibagi menjadi dua kel-
jadi ahli fisika terkenal di ompok, yaitu magnet alam adalah magnet yang ditemukan
Denmark.
Pada suatu hari, tahun 1820 di alam dan magnet buatan adalah magnet yang sengaja
ketika memberikan suatu dibuat oleh manusia.
kulaih, Oersted secara tidak
sengaja meletakkan megnet Berdasarkan sifat kemagnetannya, magnet buatan
jarum sejajar dan berimpit dikelompokan menjadi magnet tetap (permanen) dan
dengan kawat percobaan.
Ketika arus listrik dialirkan megnet sementara. Magnet tetap adalah magnet yang sifat
pada kawat, ternyata magnet kemagnetannya tetap (terjadi dalam waktu yang relatif
jarum menyimpang dari
kedudukan semula. Kemu- lama). Sebaliknya, magnet sementara adalah magnet yang
dian, setelah meneliti lebih sifat kemagnetannya tidak tetap atau sementara.
lanjtu, akhirnya Oersted me-
nyimpulkan bahwa di sekitar Berdasarkan penggolongan magnet buatan serta ke-
arus listrik timbul medan mampuan bahan menyimpan sifat magnetnya maka kita
magnet atau kawat berarus
listrik dapat menimbulkan dapat menggolongkannya bahan-bahan magnetik ke dalam
medan magnet di sekitarnya. magnet keras dan magnet lunak. Contoh magnet keras ada-
Penemuan ini mengilhami
sejumlah penelitian tentang lah baja dan alcomax. Bahan ini sulit untuk dijadikan magnet
kelistrikan dan kemagnetan maka bahan-bahan magnet keras ini sangat sulit untuk di-
oleh ilmuwan-ilmuwan terke-
nal seperti Andre Marie Am- jadikan magnet. Namun, setelah bahan ini menjadi magnet,
pere (Prancis) dan Michael sifat magnetiknya relatif sangat lama. Karena pertimban-
Farady (Inggris).
gan atau alasan itulah bahan-bahan magnet keras ini lebih
Sumber: Tokoh-Tokoh Terkenal
Ilmuwan, 2000 banyak dipakai untuk membuat magnet tetap (permanen).
Contoh pemakaiannya adalah pita kaset dan kompas.

136 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Gambar 3.4
Contoh pemakaian magnet
dalamkehdupansehari-hari

Bahan-bahan magnet kunak, misalnya besi dan mu-


meta, jauh lebih mudah untuk dijadikan magnet. Namun
demikian, sifat kemagnetannya bersifat sementara atau
mudah hilang. Itulah sebabnya, bahan-bahan magnet lu-
nak ini banyak dipakai untuk membuat elektromagnetik
(magnet listrik).
3. Kutub-kutub Magnet
Apakah kamu pernah memperhatikan di mana kutub-kutub
magnet itu? Untuk mempermudah pemahamanmu tentang
bagian magnet yang memiliki gaya tarik terbesar terhadap
benda-benda di sekitarnya.
Bagian magnet yang memiliki gaya tarik terbesar
disebut kutub-kutub magnet. Setiap magnet memiliki dua
kutub dan bagian magnet di antara dua kutub itu disebut
daerah netral.
4. Menentukan Kutub-kutub Magnet
Apabila semua magnet dapat bergerak bebas, magnet terse-
but akan selalu berusaha untuk menempatkan diri sehingga
salah satu kutubnya menghadap kutub utara geografis dan
kutub selatan geografis.
Apabila kamu buat tanda pada kedua ujung magnet,
kamu dapat menentukan arah masing-masing ujung
magnet itu. Menurut kesepakatan para ahli, ujung-ujung
magnet yang mengarah ke kutub utara geografis bumi
disebut kutub utara magnet dan ujung yang mengarah
ke arah utara kutub selatan geografis bumi disebut kutub
selatan magnet.

Kemagnetan 137
Dengan demikian, magnet memiliki dua kutub, yaitu
kutub utara dan kutub selatan. Berdasarkan penentuan
kutub-kutub magnet dapat dimanfaatkan sebuah kompas,
misalnya untuk menentukan haluan kapal atau pesawat
terbang.
5. Membuat Magnet
Ada tiga cara membuat magnet, yaitu menggunakan
arus listrik, dengan cara menggosok, dan dengan cara
induksi.
a. Menggunakan Magnet dengan Menggunakan
Arus Listrik
Jika sebuah besi dililit kawat berarus listrik, besi akan
menjadi magnet-magnet hanya selama arus listrik menga-
lir. Apabila arus listrik dihentikan, sifat magnetik bahan
tadi menjadi hilang kembali. Umumnya, sifat magnetik
elektromagnetik dapat diatur melalui sebuah sakelar yang
berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus
b. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok
Apabila kamu menggosok ujung magnet batang permanen
ke sepanjang permukaan batang besi atau baja dengan
satu arah saja, kutub magnet yang dihasilkan pada ujung
terakhir penggosok selalu berlawanan dengan kutub ujung
magnet penggosoknya.

Gambar 3.5
Membuat magnet menggu-
nakan arus listrik

Kamu perlu perhatikan bahwa pada ujung gosokan,


magnet permanen diangkat tinggi-tinggi di atas bahan
yang dibuat magnet agar kemagnetannya tidak menjadi
lemah.

138 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


c. Membuat Magnet dengan Cara Induksi
Bagaimana membuat magnet dengan cara induksi? Coba
kamu sediakan ssebatang magnet permanen yang kuat
digantung pada tiang seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.6
Membuat magnet dengan cara
digosok

Sepotong besi/baja didekatkan pada kutub utara mag-


net tersebut (tidak menyentuh). Apabila di bawah batang
besi/baja itu diletakkan paku-paku kecil/serbuk besi,
paku-paku/serbuk besi akan ditarik oleh kedua batang
tersebut. Hal ini berarti bahan batang besi/baja tersebut
menjadi magnet.
Peristiwa batang/besi menjadi magnet akibat dide-
katkan pada magnet permanen yangkuat disebut induksi
magnet. Kutub magnet induksi selalu berlawanan denga
kutub magnet permanen.
Jika magnet tersebut kita jauhkan dari batang besi dan
baja, sifat kemagnetan pada besi menjadi hilang, sedang-
kan sifat kemagnetan pada baja tetap. Hal ini disebabkan
sifat kemagnetan yang dimiliki oleh bahan baja lebih kuat
dibandingkan dengan sifat kemagnetan yang dimiliki oleh Gambar 3.7
bahan besi. Membuat magnet dengan cara
induksi
6. Menghilangkan Sifat Kemagnetan
Sebelumnya kita telah mempelajari bagaimana membuat
magnet dengan menggunakan beberarapa cara. Sekarang,
kita akan mempelajari bagaimana menghilangkan sifat
kemagnetan sebuah benda.
Magnet dapat rusak atau hilang sifat kemagnetannya.
Penyebab hilangnya sifat kemagnetan antara lain dengan
cara dipukul-pukul dengan palu, dipanaskan atau dibakar,
dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC).

Kemagnetan 139
a. Dipukul dengan Palu
Magnet yang dipukul dengan palu akan mengakibatkan
magnet tidak beraturan. Ini mengakibatkan magnet kehi-
langan sifat magnetnya.
b. Dipanaskan atau Dibakar
Apabila kita membakar magnet, magnet akan cepat kehi-
Gambar 3.8 langan sifat magnetnya. Hal ini disebabkan magnet kecil
Menghilangkan sifat maget bertambah getarannya yang mengakibatkan magnet kecil
dengan cara dipukul tidak beraturan letaknya.
c. Dialiri Arus Bolak-Balik (AC)
Cara yang terbaik untuk menghilangkan sifat magnet
suatu bahan adalah dengan menggunakan arus bolak-balik
(AC). Dengan menempatkan magnet ke dalam solenoida
yang dihubungkan dengan arus bolak-balik (AC), magnet
secara perlahan akan berpindah mengikuti aliran listrik
bolak-balik dalam solenoida.
Gambar 3.9
Menghilangkan sifat maget
dengan cara dibakar

B. Medan Magnetik
Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet tempat
magnet lain atau benda lain yang dapat dipenagruhi mag-
net mengalami gaya magnet. Jika Anda meletakkan kertas
putih di atas sebuah magnet dan menaburkan garis-garis
gaya magnet dari magnet tersebut. Perhatikan gambar
berikut.
Garis-garis gaya magnet selalu keluar dari kutub utara
magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara
dalam magnet, garis-garis gaya magnet memiliki arah
Gambar 3.10
dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-
Garis gaya manet dapat
ditunjukkan jika serbuk kayu
garis tersebut tidak pernah saling berpotongan. Kerapatan
didekatkan denan magnet garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan
magnet.
140 Fisika untuk SMA/MA kelas XII
Jika dua kutub yang tidak sejenis saling berhadapan
akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang saling ber-
hubungan. Jika dua kutub yang sejenis dan saling berhada-
pan akan diperoleh garis-garis gaya magnet yang menekan
dan saling menjauhi.

Gambar 3.11
a) garis gaya yang sekutub
a b
b) aris-garis gaya magnet yang
tidak searah

Kutub-kutub yang tidak sejenis (utara-selatan) apabila


didekatkan akan saling tarik-menarik,sedangkan kutub-
kutub yang sejenis (utara-utara atau selatan-selatan) apa-
bila didekatkan akan saling tolak-menolak.
1. Medan Magnetik di Sekitar Kawat Lurus
Berarus Listrik
Di sekitar kawat yang berarus listrik terdapat medan mag-
netik yang dapat mempengaruhi megnatik lain. Medan
magnetik adalah ruang di mana magnet lain masih menga-
lami magnetil. Magnet jarum kompas dapat menyimpang
dari posisi normalnya jiak dipengaruhi oleh medan mag-
netik. Pada keadaan diam, kompas selalu menunjukkan
ara utara-selatan.
Gambar 3.12
Hans Christian Oersted adalah orang yang kali per-
Hans Christian Oersted
tama melakukan penelitian untuk menentukan adanya
medan magnetik di sekitar yang berarus listrik. Coba Anda
perhatikan eksperimen Oersted berikut ini.

Kemagnetan 141
Eksperimen 3.1
Mengamati Medan Magnet di SekitarKawat Berarus Listrik
Alat dan Bahan:
· Sebuah sakelar
· Sebuah kompas kecil
· Seutas kawat panjang ± 1 m
Langkah-Langkah Eksperimen:
1. Coba Anda susun rangkaian seperti gambar berikut.

2. Dalam keadaan sakelar (s) terbuka,letakkan kawat di atas kompas


dengan arah memanjang dan kawat sejajar dengan arah jarum
kompas.
3. Kemudian, tutuplah sakelar (s), sperti Gambar (b). Apakahyang
terjadi pada jarum kompas tersebut?
4. Balikkan polaritas baterai seperti Gambar ( c ), lalu lakukan
pengamatan yang sama seperti pada langkah (3).
5. Kemudian, tambahkan jumlah baterai. Ulangi pengamatan yang
sama seperti pada langkah (1) sampai dengan langkah (4).
6. Geserkan kompas hingga menjauhi kawat, kemudian catat
jaraknya. Ulangi pengamatan seperti pada langkah (1) sampai
dengan langkah (4).
7. Apa yang dapat Anda simpulkan?

Gambar 3.13
Eksperimen yang dilakukan
Oersted

Dari eksperimennya, Oersted mengambil suatu kes-


impulan bahwa di sekitar arus listrik ada medan magnetik
sehingga dapat mempengaruhi kedudukan magnet jarum.
Arah garis-garis medan magnetik yang terdapat di sekitar

142 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


kawat berarus sesuai dengan kaidah tangan kanan atau
aturan sekrup putar kanan, seperti yang terlihat pada
gambar berikut.

i
B
B
i Gambar 3.14
B a. Jika arus tegak lurus bidang
ke atas menuju Anda. Arah
medan magnet berputar
B berlawanan arah jarum jam.
Namun, jika arah arus tegak
lurus bidang ke bawah menu-
a b ju Anda arah kedua magnet
berputar searah jarum jam
b. Kaidah Tangan Kanan

Kaidah Tangan Kanan


“Arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik dan arah
lipatan jari-jari yang lainnya menunjukkan arah putaran
garis-garis medan magnetik.”
2. Hukum Biot-Savart
Secara teoritis, Lorentz telah menyatakan besar kuat medan
magnetik atau induksi magnetik di sekitar arus listrik.
Menurut teori Lorentz, besarnya induksi magnetik
yang disebabkan oleh elemen arus adalah berbanding
lurus dengan kuat arus listrik, berbanding lurus dengan
panjang kawat, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
titik yang diamati ke kawat dan arah induksi magnetiknya
tegak lurus terhadap bidang yang melalui elemen arus dan
titik yang diamati.
Pada 1820, setahun setelah Oersted mencetuskan
teorinya,dau orang ilmuwan Prancis bernama Jean Bap-
tise Biot (1774-1862) dan Felix Savart (1791-1841),
mengemukakan perhitungan lebihlanjut tentang induksi
magnetic oleh elemen arus.
Coba Anda perhatikan gambar di atas, sepotong elemen
kawat dl dilalui arus listrik (i). Arus listrik menimbulkan Gambar 3.15

induksi magnetic di P sebesar dB . Jarak titik P ke kawat ....

dl adalah r, dengan arah arus i dan jarak membentuk sudut

Kemagnetan 143
J . Besarnya induksi magnetic di titik P karena pengaruh
elemen kawat yang berarus listrik menurut Biot-Savart
adalah

Dengan menggantikan nilai k menjadi:

10-7 weber/Am
Maka, akan diperoleh:

Untuk nilai l yang sangat panjang sehingga nilai batasnya


ditentukan:
• Batas-batas menjadi dan
• Batas-batas menjadi 0 dan
Dengan mempergunakan gambar di atas akan diperoleh:

Sehingga persamaan di atas dapat ditulis menjadi:

Untuk menentukan nilai induksi magnet (B) pada


persamaan di atas maka persamaan itu perlu diitegrasikan
sehingga akan diperoleh:

144 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Tahukah
Anda?

Karena
Dengan demikian, persamaanya menjadi

Kareta Api Maglev


Keterangan: Selama tahun 1950-an, se-
B = induksi magnetik di titik yang diamati (Wbm-2) orang insinyur dari Inggris, Eric

M0 = 4P ×10−7 WbA-1m-1
Lathwaite, mengembangkan
sebuah motor yang dapat men-
gangkat kereta api di atas rel
i = kuat arus listrik (A) oleh tarikan magnetik. Walau-
pun sekarang digunakan dalam
a = jarak titik dari kawat (m) skala kecil, kereta api Maglev
ini akan menjadi kereta apai
masa depan.
Contoh Soal 3.1 Sumber: Buku Saku Penemuan, 1997

Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus sebesar 4 A. Tentukanlah


besarnya induksi magnetik pada sebuah titik yang berada sejauh 20
cm disebleah kanan kawat. Jika arah arus pada kawat ke atas, ke
manakah arah induksi magnetiknya?

Jawaban :
Diketahui:
i = 4 A; a = 20 cm = 0,2 m
WbA-1m-1

Maka,
Jadi, besarnya induksi megnetik di titik P adalah 4 × 10-5 Wbm-2.
Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah induksi magnetic
di sekitar kawat di sebelah
• Kanan kawat masuk bidang kertas
• Kiri kawat keluar bidang kertas

Setelah penemuan Oersted ini, lalu Biot-Savart men-


jelaskan tentang induksi magnetic di sekitar kawat berarus
listrik, serta Ampere menemukan hubungan antara kuat
arus listrik dan induksi magnetic di sekitar kawat berarus
listrik. Hasil perhitungan yang ditunjukkan Ampere jauh

Kemagnetan 145
lebih sederhana dibandingkan dengan perhitungan yang
telah diberikan Oersted serta Biot-Savart. Ampere menda-
patkannya dengan menggunakan Hukum Gauss, berbeda
dengan Oersted dan Biot-Savart yang menggunakan pen-
delatan Hukum Coulomb.
Menurut Ampere,

Dengan adalah keliling lingkaran di sekitar ka-


wat berarus listrik. Jika jari-jari keliling lingkaran a,
sehingga akan diperoleh persamaan sebagai
berikut.

Jadi, persamaan yang diperoleh Ampere sama dengan


hasil penemuan Biot-Savart, tetapi untuk mendapatan
persamaan tersebut jauh lebih sederhana.
3. Medan Magnetik di Sekitar Kawat Me-
lingkar Berarus Listrik
Jika pada kawat lurus panjang kita dapat menentukan
induksi magnetik pada sembarang titik di sekitar kawat
tersebut. Maka, pada kawat yang bentuknya melingkar,
medan magnetic yang akan ditentukan dibatasi pada
sumbu kawat saja, termasuk pada pusat lingkaran kawat.
Karena induksi magnetik pada sembarang titik di sekitar
arus melingkar sangat kompleks.
Coba Anda perhatikan gambar berikut, sebuah kawat
membentuk lingkaran dengan jari-jari a dialiri arus listrik i.
Jarak titik P ke keliling lingkaran adalah r dan sudut yang
dibentuk oleh r dan sumbu pusat lingkaran adalah A .
Untuk menentukan arah medan magnet pada sumbu
Gambar 3.16 lingkaran, coba Anda gunakan aturan tangan kanan beri-
Sebuah kawat membentuk kut ini.
lingkaran denganjari-jari a

146 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Induksi magnetik di P oleh elemen kawat yang
dilalui arus i adalah sebagai berikut.

Oleh karena r tegak lurus , berarti = 90o sehingga per-


samaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut menjadi
Gambar 3.17
Jari-jari yang dilipat sebahai
arus dan ibu jari arahmedanm-
magnet
Coba Anda perhatikan, vektor dapat diuraikan men-
jadi dua komponen, yaitu yang sejajar dengan sumbu
lingkaran adalah dan yang tegak lurus sumbu lingkaran
adalah . Komponen akan saling menghilangkan dengan
komponen yang berasal dari elemen lain yang berseberan-
gan sehingga hanya komponen saja yang masih tersisa.

Induksi magnetik di titik P dari seluruh bagian ling-


karan yang kelilingnya sama dengan panjang seluruh
kawat adalah

Jika P digeser sehingga menjadi titik pusat lingkaran,


r = a dan = 90o. Induksi magnetik di titik pusat lingkaran
menjadi

Jadi, persamaan di atas digunakan untuk menentukan


induksi magnetik di titik pusat lingkaran kawat dengan
jari-jari a dan arus listrik i.
Untuk suatu kumparan tipis dengan N buah lilitan,
induksi magnetic di titik pusat lingkaran menjadi

Kemagnetan 147
Untuk menentukan induksi magnetik di titik P yang
terletak pada sumbu lingkaran akan diperoleh

Karena sehingga persamaan tersebut dapat


diubah menjadi

Persamaan di atas digunakan untuk menentukan in-


duksi magnetik pada sebuah titik sumbu lingkaran yang
memiliki jari-jari a.

Contoh Soal 3.2


Sebuah kawat yang dibentuk menjadi sebuah lingkaran dengan
jari-jari 20 cm dialiri arus listrik sebesar 6 A. Tentukanlah besarnya
induksi magnetik di titik pusat lingkaran.
Penyelesaian:
Diketahui:
a = 20 cm = 0,2 m; i = 6A
M0i
B=
Dengan menggunakan persamaan 2a akan diperoleh
−7
M0i (4P ×10 Wbm )(6A )
-2

B= = = 6P ×10−6 Wbm -2
2a 2 (0, 2 )
Jadi, induksi magnetik di titik pusat lingkaran adalah
6P ×10−6 Wbm -2 .

4. Medan Magnetik Solenoida


Kumparan panjang yang terdiri dari banyak lilitan kawat
penghantar, yang menyerupai sebuah lilitas pegas disebut
dengan solenoida. Gambar berikut ini ditunjukkan sebuah
solenoida.

148 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Gambar 3.18
Solenoida denganpangang
danterdiri atas M buah lilitan

Misalnya, panjang solenoida l terdiri atas N buah lilitan.


N
n=
Jumlah lilitan setiap satuan panjang menjadi l dan
jari-jari kumparan a. Menurut Biot dan Savart, induksi
magnetic di titk P yang terletak pada sumbu solenoida dan
disebabkan oleh elemen solenoida sepanjang dx adalah
sebagai berikut.

Dengan A adalah sudut antara r dan x.

Dengan cara mensubtitusikan harga r dan dx ke dalam

persamaan akan diperoleh

Jika solenoida sangat panjang sehingga batas-batas sudut-


nya menjadi A 2 = 0o dan A1 = 180o. Untuk titik P yang
terletak di tengah solenoida, induksi magnetic di titik P
akan menjadi

Kemagnetan 149
atau

dengan n adalah banyaknya lilitan per panjang kawat (


). Coba bandingkan dengan penemuan Ampere.

dengan Δl adalah panjang solenoida sehingga

Hasilnya sama, tetapi cara untuk memperoleh persamaan


tersebut lebih sederhana.
Untuk titik P yang berada di ujung kiri dan kanan sole-
noida, persamaannya akan menjadi A 2 = 0o dan A1 = 90o.

atau
Jadi, induksi magnetik pada sumbu solenoida dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan dan

Contoh Soal 3.3


Suatu solenoida panjangnya 8 m dengan jumlah lilitan 1600 lilitan.
Jika pada solenoida megnalir arus sebesar 4 A, tentukanlah induksi
magnetic pada sebiah titik di tengah solenoida yang terletak pada
sumbunya.
Penyelesaian:
Diketahui:
N = 1600 lilitan

l = 16 m ⇒
M0 = 4P ×10−7 WbA -1m -1
i = 4A

150 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Maka,

Jadi, induksi magnetiknya adalah 1, 6P ×10 − 4 Wbm -2 .

2. Medan Magnet Toroida


Apabla sebuah solenoida dilengkungkan sehingga sum-
bunya membentuk sebuah lingaran, solenoida tersebut
disebut toroida. Coba Anda perhatikan gambar sebuah
toroida berikut ini.
Sesuai dengan persamaan induksi magnetik di tengah
solenoida maka besarnya magnetic pada sumbu toroida
akan menjadi persamaan berikut.
Gambar 3.19

Dengan n adalah jumlah lilitan kawat (N) per satuan Sebuah magnet dengan jari-jari a

panjang kawat. Dalam hal ini panjang kawat adalah sama


dengan keliling lingkaran ( 2P r ) sehingga persamaannya
menjadi sebagai berikut.

dengan a adalah jari-jari toroida.


Akan tetapi, menurut Ampere persamaannya akan menjadi
sebagai berikut.

dengan Δl adalah 2P r sehingga

C. Gaya Magnet
Jika sebuah penghantar yang ditempatkan pada medan
magnet atau induksi magnetic maka akan mengalami gaya.
Gaya yang dialami oleh penghantar yang berarus listrik
disebut gaya Lorentz.

Kemagnetan 151
Eksperimen 3.2
Mengamati Medan Magntik di Sekitar Kawat Berarus Listrik
• Alat dan Bahan:
• Selembar pita aluminium (aluminium foil)
• Sebuah magnet U yang kuat
• Sebuah baterai
• Sebuah sakelar
• Dua buah penjepit (klip)

1. Gaya Magnetik pada Sebuah Kawat


Berarus Listrik
Gaya magnet dapat dialami oleh sebuah kawat berarus lis-
trik dalam medan magnet. Untuk memahami gaya magnet
tersebut, coba Anda lakukan eksperimen berikut ini.

Gambar 3.20 a b

Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Coba Anda rentangkan pita aluminium di antara kutub
utara-selatan magnet.
2. Hubungkan ujung-ujung pita ke baterai melalui sake-
lar.
3. Tutuplah sakelar agar arus listrik mengalir melalui
pita.
4. Apa yang terjadi dengan pita aluminium?
5. Balikkan polaritas baterai, kemudian ulangi langkah
nomor 1 sampai dengan nomor 4.
6. Berikan kesimpulan dari eksperimen yang Anda laku-
kan.
Besaran-besaran yang mempengaruhi gaya magnet F
pada sebuah kawat berarus listrik i dalam medan magnet B
dengan cara mengamati besarnya penyimpangan pita alu-
minium. Semakin besar gaya magnet maka akan semakin
besar pula penyimpangan pita aluminium.

152 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Apabila Anda memperbesar kuat arus listrik i dengan
cara menambah jumlah baterai, tanpa mengganti magnet
U, ternyata penyimpangan pita menjadi semakin besar.
Kita dapat simpulkan bahwa besarnya gaya magnet F
bergantung pada magnet U yang semula dengan magnet U
yang lebih kuat, tanpa menambah jumlah baterai, ternyata
penyimpangan pita menjadi semakin besar. Kita dapat
simpulkan pula bahwa besarnya gaya magnet F bergantung
pada induksi magnet B. Jika Anda mengganti pita alu-
minium yang semula dengan pita aluminium yang sedikit
lebih panjang, tanpa menambah jumlah baterai ataupun
mengganti magnet U, ternyata penyimpangan pita menjadi
semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa besarnya gaya
magnet F bergantung pada panjang kawat l .
Kawat penghantar berarus listrik yang ditempatkan dalam
induksi magnetic akan melengkung karena pengaruh gaya
Lorentz.
Coba Anda perhatikan gambar berikut, tampak kawat
melengkung ke kanan sebab induksi magnetik yang arah-
nya keluar tegak lurus bidang gambar.

Gambar 3.21
Sebuah kawat penghantar
berarus listrik melengkung ke
bawah kaena pengaruh gya
i lorenz

Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh penghantar


dengan panjang l yang dialiri arus listrik I dalam medan
magnet homogen B, memenuhi persamaan

dengan Q dalah sudut yangdibentuk oleh arus I dan arah


medan magnet B. Jika Q = 90o atau i dan B saling tegak
lurus, persamaannya menjadi

karena sin 90o = 1

Kemagnetan 153
Jadi, besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh kawat
penghantar sebanding dengan induksi magnetik (B), arus
listrik (i), panjang kawat ( l ), serta bergantung pada sudut
yang dibentuk oleh B dan i.

Gambar 3.22
Penghanta dengan panjang
berarus listrik i dengan medan-
magnet homogen

2. Gaya Magnetik pada Muatan Berge-


rak
Coba Anda perhatikan gambar di bawah ini, untuk muatan
listrik yang bergerak dengan kecepatan v dalam medan
magnet homogen B, penjelasannya adalah sebagai beri-
kut

Gambar 3.23
Muatan listrik q bergerak den-
gan kecepatan v dalam medan
magnet homogen B (searah
medanmagnet masuk bidang
kertas)

Hubungan antara muatan (q) dan kuat arus (i) adalah

. Lalu, ruas kiri dan ruas kanan dikalikan dengan


dl sehingga

Coba Anda subtitusikan nilai idl ke dalam persamaan


F = id l sin Q sehingga diperoleh persamaan

154 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Persamaan di atas serupa dengan persamaan
jika Q = 90o atau sin 90o = 1 besarnya gaya Lorentz pada
sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak da-
lammedan magnet B menjadi .
Untuk menentukan arah gaya Lorentz yang dialami
oleh penghantar berarus listrik maupun muatan listrik yang
bergerak dalam medan magnet yang homogen, digunakan
aturan sekrup. Jika arus listrik i diputar ke arah medan
magnet B, F adalah arah sekrup. Coba Anda perhatikan
gambar berikut.

 Gambar 3.24
v
Aturan sekrup untuk muatan
positif

Arah gaya Lorentz juga dapat ditentukan dengan


menggunakan aturan tangan kanan. Untuk menentukan
arah gaya Lorentz pada muatan positif dengan meng-
gunakan aturan tangan kanan, coba Anda amati gambar
berikut ini. v

Gambar 3.25
Aturan tangan kanan untuk
F muatan positif

Coba Anda perhatikan gambar berikut ini, tiga par-


tikel, yaitu A , B , dan G bergerak dalam medan magnet
homogen yang arahnyatt tegak lurus bidang kertas ⊗ . Jika
diketahui bahwa partikel bermuatan positif, partikel ber-
muatan negatif, dan partikel tidak bermuatan. Coba Anda
tentukan arah pembelokan arah ketiga pertikel tersebut
dengan menggunakan aturan tangan kanan.

Kemagnetan 155
Gambar 3.26
Arah pembelokan dari partikel
, dan dalam medan
magnet.

Jika sebuah partikel bermuatan listrik bergerak dengan


kecepatan v, tegak lurus dengan medan magnet homogen
yang mempengaruhinya. Lintasan partikel tersebut berupa
lingkaran. Gaya Lorentz berfungis sebagai gaya sentripetal
untuk bergerak melingkar ini. Selanjutnya, coba Anda
perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3.27
Gaya yang dialami muatan
bergerak dalam medan magnet

Dari persamaan jika untuk Q = 90o,


persamaannya menjadi

Partikel tersebut bergerak melingkar karena menda-


patkan gaya sentripetal yaitu nilainya sama dengan gaya
Lorentz. Menurut Hukum II Newton, pada gerak melingkar
beraturan berlaku persamaan:

, dengan

156 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Maka,

dengan:
B = induksi magnetik homogen yang arahnya masuk
bidang kertas (Wbm-2)
v = kecepatan partikel (m/s)
q = muatan partikel ( C )
m = massa partikel (kg)
R = jari-jari lintasannya (m)
Jadi, jari-jari sebuah lintasan partikel yang bergerak dalam
medan magnet homogen sebandingdengan momentum
partikel (mv) serta berbanding terbalik dengan besarnya
muatan partikel (q) dan induksi magnetik (B) yang mem-
pengaruhinya.

Contoh Soal 3.4


Sebuah partikel bermuatan 0,6 M C berada dalam medan magnet
homogen B = 10-2 Wbm-2. Jika kecepatan partikel tegak lurus medan
magnetnya dan lintasan partikel berupa lingkaran dengan jari-jari
80 cm, tentukanlah besarnya momentum partikel.
Penyelesaian:
Diketahui:
q = 0,6 C = 6 10-7 C; B = 10-2 Wbm-2; R = 80 cm = 0,8 m
Dengan menggunakan persamaan

sehingga momentum partikelnya adalah

3. Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat


Sejajar
Coba Anda perhatikan gambar berikut ini, dua kawat
penghantar dipasang dan dialiri arus listrik.

Kemagnetan 157
Gambar 3.28
Dua prosespenghantar yang di-
pasang sejajar dialri arus listrik
denganarah
a. searah;
b. berlawanan a b

Ternyata pada gambar (a) kedua kawat saling


mendekati atau tarik-menarik, sedangkan pada gambar
(b) kedua kawat saling menjauhi atau tolak-menolak.
Ini menunjukkan bahwa antara kedua kawat timbul gaya
Lorentz.
Coba Anda perhatikan gambar berikut, besarnya gaya
timbal balik antara satu kawat dan kawat yang lain dapat
diturunkan sebagai berikut.

Gambar 3.29
Gaya timbal balik antara kawat
(I) dan kawat (II)

Kawat pertama (I) akan dipengaruhi oleh induksi


magnetik yang ditimbulkan oleh i2 sebesar B dengan arah
masuk bidang kertas sehingga arah gaya F12 ke kiri.

, dengan sehingga
Besarnya gaya per satuan panjang kawat

adalah
Kawat kedua (II) akan dipengaruhi oleh induksi mag-
netik yang ditimbulkan oleh i1 sebesar B1, dengan arah
masuk bidang kertas sehingga arah gaya F21 ke kanan. Da-
lam contoh ini, i1 dan i2 berlawanan arah sehingga kawat

158 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


(I) dan kawat (II) mengalami gaya tolak-menolak, yaitu F12
pada kawat (I) ke kiri, sedangkan pada kawat (II) mendapat
gaya F21 ke kanan menjauhi kawat (II).

, dengan sehingga
Besarnya gaya per satuan panjang kawat

adalah

Jadi, , dan besarnya gaya per satuan panjang


kawat pada masing-masing kawat adalah

Jika kuat arus pada masing-masing kuat sama (i1 = i2) maka
persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.

Satuan dari adalah N/m.

Contoh Soal 3.5


Dua kawat sejajar satu sama lain berjarak 20 cm, dialiri arus listrik
sama besar. Jika antara kedu akawat timbul gaya tarik-menarik per
satuan panjang kawat sebesar 2 × 10-4 N/m, hitunglah besarnya kuat
arus pada masing-masing kawat.
Penyelesaian:
Dikatahui:
a = 20 cm = 0,1 m; F = 2 × 10-4 N/m
Gaya per satuan panjang dialami kedua kawat memenuhi persa-
maan:

Kemagnetan 159
4. Penerapan Gaya Magnet
Gaya magnet dapat dimanfaatkan pada alat-alat yang
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
gerak, misalnya motor listrik dan alat ukur listrik.
1. Motor Listrik
Motor listrik sederhana arus searah terdiri dari kumparan
yang ditempelkan pada as roda sehingga dapat berputar di
antara kutub-kutub magnet berbentuk ladam. Ujung-ujung
kumparan (koil) dihubungkan dengan cincin belah yang
disebut komutator. Dua blok karbon yang disebut sikat
menekan komutator.

Gambar 3.30
Motor listrik

Arus listrik dialirkan masuk dan keluar dari kumparan/


kolil melalui sikat-sikat karbon. Komutator akan berpoutar
bersamaan dengan kumparan, tetapi sikat-sikat karbon
tidak ikut berputar sehingga kawat-kawat penghubung
baterai tidak melintir (berpilin).
Dua sikat pada komutator mengubah arah arus
sehingga mengubah-ubah gaya lorentz pada keempat
sisi kumparan. Akibatnya, kumparan berputar di antara
dua kutub magnet. Motor listrik mengubah energi listrik
menjadi energi gerak.
2. Alat Ukur Listrik
Salah satu jenis alat ukur listrik yang banyak digunakan
adalah alat ukur jenis kumparan berputar. Bagian utama
dari alat ukur jenis kumparan berputra adalah inti besi
lunak berbentuk silinder yang dililiti kawat membentuk
kumparan. Kumparan dengan inti besi lunak ini diletakkan
di antara kutub-kutub sebuah magnet permanen.
Ketika arus listrik mengalir dalam kumparan maka
di sisi kumparan yang dekat dengan kutub-kutub magnet
mengalami gaya magnet yang berlawanan arah sehingga

160 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Gambar 3.31
a b Alat ukur listrik

menyebabkan kumparan berputar. Karena putaran kump-


aran tersebut ditahan eoleh kedua pegas spiral maka
kumparan mengambil kedudukan pada suatu sudut putaran
tertentu. Makin besar arus listrik yang mengalir ke dalam
kumparan, makin besar pula sudut putarannya. Putaran
dari kumparan diteruskan pegas ke jarum untuk menun-
jukkan angka dengan skala tertentu. Angka tersebut me-
nyatakan besar kuat arus listrik atau besar tegangan listrik
yang diukur. Alat ukur listrik dengan kumparan berputar
banyak digunakan pada galvanometer, amperemeter, dan
voltmeter.

D. Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi


Eksperimen Oersted menunjukkan bahwa arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet. Sepuluh tahun kemudian,
Michael Faraday (1771-1867), seorang ahli Fisika berke-
warganegaraan Inggris dan Yoseph Henry (1797-1878),
seorang ahli Fisika berkewarganegaraan Amerika Serikat,
menemukan kebalikan dari proses tersebut, yaitu medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Akan tetapi,
arus listrik dalam kumparan hanya timbul apabila medan
magnetnya selalu berubah terhadap waktu. Jadi, menurut
Faraday perubahan medan magnet dapat menimbulkan
arus listrik.
1. Fluks Magnetik
Konsep fluks magnetic untuk kali pertama dikemukakan
oleh Ilmuwan Inggris yang bernama Michael Faraday untuk
menggambarkan medan magnetic. Faraday menggambarkan
medan magnet sebagai garis-garis gaya medan. Seberkas
garis gaya yang dilingkupi oleh luas daerah tertentu disebut
fluks garis medan. Oleh karena satu berkas dapat diambil

Kemagnetan 161
untuk sembarang luas tertentu, besarnya suatu fluks ber-
gantung pada luas berkas yang diambil.
Faraday menggambarkan medan magnet dengan bantuan
garis-garis meda. Lalu, garis-garis medan itu dinyatakan
dengan angka-angka. Induksi magnetik B dinyatakan
sebagai kerapatan garis medan. Kerapatan garis medan
didefinisikan sebagai banyaknya garis medan yang me-
nembus suatu bidang secara tegak lurus persatuan luas.
Coba Anda perhatikan gambar berikut.
Dengan menggunakan ungkapan kerapatan garis me-
dan, nilai B pada sebuah titik tertentu dapat dinyatakan
sebagai berikut.

Gambar 3.32
Fokus garis medan menembus
tegak lurus suatu bidang

atau
Oleh karena B bersatuan Wbm-2 dan luas A bersatuan
m2, satuan fluks adalah weber. Persamaan di atas berlaku
untuk medan magnet B yang tegak lurus pada bidang atau
sejajar dengan garis normal pada bidang. Jika kerapatan
garis gaya medan magnetnya membentuk sudut Q terh-
adap garis normal bidang, persamaan fluks magnetiknya
akan menjadi

Dengan Q adalah sudut yang dibentuk oleh induksi mag-


netik B terhadap garis normal bidang.

Gambar 3.33 Jadi, sebenarnya persamaan atau


Arus yang terbentuk pada menyatakan bahwa besarnya fluks magnetik pada sebuah
jarum galvanometer menun-
jukkan bahwa magnet jika titik sama dengan hasil kali induksi magnetic di titik itu
digesekkan bolak-balik dalam dengan luas bidang yang ditembus oleh kerapatan garis
kumparan dapat menimbulkan
arus listrik medan secara tegak lurus.Fluks magnetik merupakan
besaran skalar.

162 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Contoh Soal 3.6
Garis gaya medan magnet B = 10-2 Wbm-2 menembus tegak lurus
bidang seluas 10 cm2. Tentukanlah besar fluks magnetiknya.
Jaaban:
Diketahui:
B = 10-2 Wbm-2
A = 10 cm2 = 10-3 m2
Q=
Karena B ⊥ A, berarti B membentuk sudut nol terhadap garis
0

normal.

1. Hukum Faraday dan Hukum Lenz


Sebuah magnet batang digerakkan mendekati kumparan
kawat dengan kutub utara menghadap pada kumparan.
Ketika magnet sedang bergerak, jarum galvanometer me-
nyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa suatu arus telah
dihasilkan dalam kumparan tersebut.

U S
Galvanometer

U S
Galvanometer

Gambar 3.34
Penyimpangan jarum gal-
U S vamometer
Galvanometer

Penyimpangan jarum galvanometer pada eksperimen


itu menunjukkan bahwa dalam rangkaian timbul arus
listrik. Arus listrik dapat timbul jika ada beda potensial.

Kemagnetan 163
Beda potensial ini ditimbulkan oleh adanya perubahan
fluks magnetic yang dinamakan gaya gerak listrik induksi
(GGL induksi), sedangkan arus yang timbul disebut arus
induksi. Arah arus induksi yang timbul karena adanya
perubahan fluks magnetic dalam kumparan dapat ditentu-
kan dengan menggunakan Hukum Lenz. Menurut Hukum
Lenz, arah arus induksi dalam suatu penghantar adalah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet
yang arahnya melawan perubahan garis gaya yang men-
imbulkannya. Jadi, ketika magnet mendekati kumparan,
jumlah garis gaya yang dilingkupinya bertambah sehingga
timbul arus induksi. Medan magnet yang ditimbulkan
arus induksi berlawanan arah dengan medan magnet dari
magnet batang.

Gambar 3.35
Eksperimen hukum Lenz

Jika Anda tinjau dari gambar di atas, timbulnya arus


listrik pada kumparan sesuai dengan Hukum Lenz. Pada
saat kutub U magnet batang didekatkan pada ujung kump-
aran A, ujung kumparan A akanmenjadi kutub magnet U
dan ujung ku,mparan B akan menjadi kutub magnet S.
Dengan demikian, kumparan AB bersifat magnetik.
Untuk menentukan arah arusnya dapat digunakan
aturan sebagai berikut. Ibu jari sebagai arah kutub U pada
kumparan danjari-jarin lainnya dilipatkan sebagai arah
arus listrik. Dengan menggunakan aturan tersebut dapat
ditentukan arah arus dalam kumparan.
Jika kumparan dijauhi oleh kutub U dari magnet
batang, ujung kumparan A menjadi kutub magnet S dan
ujung kumparan B menjadi kutub magnet U.
Ini berarti bahwa jika didekati oelh kutub magnet apa
pun, kumparan akan memebrikan gaya tolak, sedangkan
jika dijauhi oleh kutub magnet apa pun, kumparan itu akan

164 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


memberikan gaya tarik. Inilah penemuan awal dari Hukum
Lenz untuk menentukan arah arus dalam kumparan.
a. GGL Induksi pada Kawat Dalam Me-
dan Magnet
Coba Anda perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3.36
a) Kawat penghantar PQ
disusun sejau s a dalam medan
magnet B.
b) Target batang ditarik ke luar
kumparan.

Bagaimanakah cara untuk mendapatkan arus induksi


pada sebuah konduktor PQ? Medan magnet homogen
dengan rapat garus gaya B, arahnya tegak lurus masuk
bidang kertas. Sebuah penghantar PQ dapat digerakkan
bebas ke kiri ataupun ke kanan pada kawat melengkung
berbentuk U. Jika penghantar PQ digerakkan ke kanan
dengan kecepatan v dan sejauh s, akan terjadi perubahan
jumlah garis gaya yang dilingkupi oleh penghantar PQ
dengan kawat U sehingga akan timbul arus induksi pada
rangkaian.
Arah arus induksi pada PQ dan kawat, dapat diten-
tukan dengan menggunakan Hukum Lenz. Arah medan
magnet B masuk dan arah kecepatan v ke kanan maka
muatan positif pada batang PQ mendapat gaya ke atas
dari Q ke P, sedangkan muatan negatif mendapat gaya ke
bawah dari P ke Q. Arah arus listrik sesuai dengan arah
muatan positif sehingga arus induksi mengalir dari Q ke
P. Oleh karena arah arus ke atas (dari Q ke P), akan timbul
pula gaya Lorentz F yang arahnya ke kiri (dicaridengan
kaidah tangan kanan).
Persamaan besar gaya Lorentz dapat ditulis sebagai
berikut.

Agar kecepatan penghantar PQ konstan, pada PQ harus


diberikan gaya sebesar F’ untuk melawan gaya Lorentz F
atau F’ = -F. Untuk mempertahankan kecepatan v, gaya F’

Kemagnetan 165
sama besar dengan gaya Lorentz F ke kanan. Penghantar
PQ berpindah sejauh s, dengan kecepatan v dalam waktu
t. Besarnya usaha yang harus dilakukan untuk melawan
gaya Lorentz adalah sebagai berikut.

Usaha yang dilakukan berubah menjadi energi listrik yang


besarnya sebagai berikut.

Usaha itu berubah menjadi energi listrik. Besarnya energi


listrik yang dihasilkan

Berdasarkan hokum kekekalan energi maka persamaan


akan sama dengan persamaan
.

Jarak tempuh (s) per satuan waktu (t) adalah kecepatan


(v) sehingga besarnya GGL induksi yang dihasilkan oleh
kawat PQ adalah

Tanda negatif (-) menunjukkan persesuaian arah gaya


gerak listrik induksi dengan Hukum Lenz.
Apabila sebuah penghantar dengan panjang l dan memi-
liki hambatan R digerakkan dengan kecepatan v dalam
induksi magnetik homogen B, besarnya gaya perlawanan
yang diberikan oleh penghantar memenuhi persamaan

, dengan
Telah diketahui bahwa E = Bl v sehingga didapatkan

Dengan E adalah beda potensial antara P dan Q yang


disebut GGL induksi.

166 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Contoh Soal 3.7

Induksi magnetik homogen B = Wbm-2 tegak lurus masuk


bidang kertas. Kertas PQ dengan panjang 2 m diegrakkan ke kanan
dengan kecepatan 20 m/s. Tentukanlah GGL induksi yang timbul
pada kawat PQ.
Penyelesaian:
Diketahui:
B = Wbm-2
l = 2m
v = 20 m/s
Maka, diperoleh

Jadi, GGL induksi pada kawat PQ sebesar 2 volt dengan arah ar-
usnya dari Q ke P.

a. GGL Induksi karena Perubahan Fluks


Magnetik
Hukum Faraday yang menyatakan bahwa besarnya gaya
gerak listrik bergantung pada kecepatan perubahan fluks
magnetic. Ini berarti bahwa
1) jika jumlah fluks magnetik yang memasuki kumparan
berubah, pada ujung-ujung kumparan akan timbul
GGL induksi;
2) besarnya GGL induksi bergantung pada laju peruba-
han fluks dan banyaknya lilitan pada kumparan.
Coba Anda tinjau kembali gambar berikut ini.

Setelah PQ bergeser sejauh ds, besarnya perubahan


fluks magnetik yang terjadi adalah

Kemagnetan 167
Dari persamaan E = − Bl v sehingga akan berlaku persa-
maan

Untuk N lilitan persamaannya menjadi

Apabila perubahan fluks magnetiknya konstan terhadap


waktu, persamaannya dapat menjadi

Tanda (-) menyatakan arah arus induksi seperti yang

dijelaskan oleh Hukum Lenz. Jika positif, E ber-


nilai negatif. Ini berarti arah arus fluks magnetik induksi

berlawanan dengan arah fluks magnetic utama. Jika


negatif, bernilai positif. Ini berarti, arah fluks magnetic
induksi searah dengan arah fluks magnetik utama.

Contoh Soal 3.8


Jika suatu kumparan dengan 2.000 lilitan berada dalam medan
magnet. Apabila pada suatu kumparan terjadi perubahan fluks mag-
netik sebesar 2 × 10-4 weber dalam waktu 0,02 sekon, tentukanlah
besarnya gaya gerak listrik induksi yang timbul pada ujung-ujung
kumparan itu. Tentukan pula arah arus induksi yang terjadi.
Jawab:
Diketahui:

∅ =
N = 2.000 lilitan
weber
t = 0,02 sekon

Jadi, GGL induksi yang timbl pada ujung-ujung kumparan adalah


20 volt.

168 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


3. Induktansi
Istilah “indukstansi” seringkali Anda mendengarnya, na-
mun kita sering tidak mengetahui istilah ini. Induktansi itu
sndiri artunya “imbasan”. Kita akan membahas mengenai
induktansi atau imbasan dalam suatu medan magnetik.
Dalam pembahasan induktansi taua imbasan ini kita akan
membahas 2 jenis induktansi, yaitu:
a. Induktansi Diri
Coba Anda perhatikan rangkaian listrik tertutup berikut
ini.

Gambar 3.37
Rangkaian pada saat
a. saklar s terbuka lampu pada;
b. saklar s ditutup, lampu men-
yala.

Suatu rangkaian tertutup yang terdiri atas sebuah


lampu, induktor L, dan sumber tegangan E dilengkapi
dengan sakelar s. Pada awalnya, sakelar s dalam keadaan
terbuka Gambar (a) dan lampu dalam keadaan padam.
Kemudian, sakelar s ditutup pada Gambar (b) dan secara
perlahan-lahan lampu menyala. Pada saat arusnya diputus
lagi, lampu tetap menyala beberapa saat, kemudian men-
jadi padam lagi (Gambar (c)). Peristiwa ini menunjuk-
kan timbulnya arus induksi yang disebabkan oleh adanya
perubahan fluks magnetik pada induktor.
Dari peristiwa di atas diperoleh bahwa perubahan
arus pada sebuah kumparan dapat menimbulkan GGL in-
duksi. Besarnya GGL induksi ini berbanding lurus dengan
kecepatan perubahan kuat arusnya pada kumparan. Jika
perubahan arusnya konstan, persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut.

Untuk perubahan yang kecil, persamaannya akan


menjadi

Kemagnetan 169
dengan:
E = GGL induksi diri (volt)
L = induktansi diri kumparan (henry)

= kecepatan perubahan kuat arus (As-1)


Tanda (-) merupakan penyesuaian dari Hukum Lenz.

Contoh Soal 3.9


Dalam sebuah kumparan dengan 2.000 lilitan dan induktansi diri
0,1 H, mengalir arus listrik sebesar 200 mA dan kemudian berubah
menjadi 80 mA dalam waktu 0,02 sekon.Tentukanlah GGL induksi
yang timbul pada kumparan tersebut.
Jawaban:
Diketahui:
N = 2.000 lilitan
i1 = 200 mA = 0,2 A
t = 0,02
L = 0,1 H
i2 = 80 mA = 0,08 A
Dengan menggunakan persamaan

maka,

Induksi diri berharga 1 henry adalah besarnya induk-


tansi yang dimiliki sebuah kumparan apabila pada kump-
aran timbul GGL induksi sebesar 1 volt yang diakibatkan
oleh adanya perubahan kuat arus satu ampere dalam waktu
satu sekon. Oleh karena kecepatan perubahan kuat arus

ditentukan oleh kecepatan perubaan fluks magnetic

, besar induktansi dari suatu kumparan dapat diten-


tukan dengan menggunakan persamaan

dan
GGL induksi yang ditimbulkan oleh perubahan fluks
magnetik sama dengan GGL induksi yang ditimbulkan
oleh perubahan arus sehingga akan diperoleh persamaan

170 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


dengan:
L = induktansi diri kumparan (henry)

∅=
N = jumlah lilitan kumparan
fluks magnetik kumparan
i = kuat arus kumparan (ampere)
Apabila sebuah induktor dilalaui oleh arus listrik, be-
sarnya energi listrik yang dapat dimanfaatkan (tersimpan
dalam) inductor sama dengan energi listrik yang diambil
oleh induktor

Ketiak pengisian inductor, arus berubah dari 0 →


i dalam selang waktu dt . Energi yang dimanfaatkan
menjadi

, dengan
Oleh sebab itu, akan diperoleh

Kemudian, kedua ruas kiri dan kana diintegralkan sehingga


diperoleh

dengan:
W = energi yang dimabil oleh inductor (J)
U = energi yang tersimpan dalam inductor (J)
L = induktansi diri (H)
i = kuat arus yang melalui inductor (A)

Kemagnetan 171
Induksi magnetic pada suatu toroida telah diturunkan,
coba Anda lihat kebali pembahasan mengenai induksi
magnetic pada toroida. Induksi magnetic suatu toroida
memenuhi persamaan sebagai berikut.

Flusk magnetic dalam suatu toroida dirumuskan sebagai


berikut.

Dengan cara mensubtitusikan harga induksi magnetic B


pada persamaan tersebut akan diperoleh persamaan sebagai
berikut.

Dari persamaan

Dari persamaan dan . Maka, akan


diperoleh persamaan sebagai berikut.

dengan:
L = induktansi diri (H)
M0 = permeabilitas magnetic untuk ruang hampa (
4P ×10−7 WbA-1m-1)
N = jumlah lilitan
l = panjang toroida (m)
A = luas penampang (m2)

Contoh Soal 3.10


Jika sebuah toroida dengan luas penampang 8 cm2 dan panjang 80
cm memiliki 800 buah lilitan. Tentukanlah induktansi toroida.

172 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Jawaban:
Diketahui:
−4
A = 8 cm2 = 8 × 10 m2
N = 800 lilitan
l = 80 cm = 0,8 m
M0 = 4P ×10−7 WbA-1m-1
Maka,

a. Induktansi Silang
Coba Anda perhatikan gambar di bawah ini, kumparan
primer (P) dihubungkan dengan sumber tegagan (E) dan
hambatan variabel (R), sedangkan kumparan sekunder (S)
dihubungkan dengan sebuah galvanometer (G). Apabila
pada kumparan primer dilakukan perubahan kuat arus
dengan mengubah-ubah harga R, akan terjadi perubahan
fluks magnetic pada kumparan primer. Perubahan pada
kumparan primer ini akan menimbulkan perubaan fluks
magnetic pada kumparan sekunder dan akan menimbulkan
GGL induksi. Jadi, peristiwa ini disebut induktnasi silang
atau induksi timbal-balik.

Gambar 3.38
Kumparan primer dihubung-
kan dengan sumber tegangan
dankumparan sekunder dengan
galvanometer

sekunder karena pengaruh perubahan fluks magnetik ∅


Besarnya GGL induksi yang timbul pada kumparan

pada kumparan primer dalam waktu dt adalah sebagai


berikut

Kemagnetan 173
GGL pada bagian kumparan sekunder ini juga dapat
ditentukan karena pengaruh arus di kumparan primer
sebesar di1 dalam waktu dt.

M didefinisikan sebagai induktansi silang sehingga dari

persamaan dan akan diperoleh

d ∅1
persamaan sebagai berikut.
M 1 = − N2 → Mdi = N 2 d ∅1
di
dt dt
Apabila kedua ruas kiri dan kanan dari persamaan tersebut
diintegrasikan akan diperoleh persamaan berikut ini.

∅1 = fluks magnetic yang dilingkupi oleh sekunder dan


dengan:

ditimbulkan oleh primer


i1 = kuat arus primer
M = induktansi silang
N2 = jumlah lilitan sekunder
Induktansi silang (M) dapat juga ditentukan dengan meng-
gunakan persamaan sebagai berikut.

Jadi, induktansi silang dapat dibuat persamaannya sebagai


berikut.

dan

174 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


4. GGL Induksi pada Generator
Dari pembahasan yang lalu, Anda sudah memahami cara
menimbulkan arus induksi seperti yang dikemukakan
Faraday, yaitu dengan menggerakkan konduktor dalam
medan magnet. Kamu juga telah melakukan pengamatan
dengan cara menggerakkan magnet keluar masuk konduk-
tor yang berbentuk kumparan sehingga timbul arus induksi
pada konduktor.
Dari pendapat Faraday dan pengamatan yang
telah kamu lakukan maka dapat disimpulkan bahwa baik
kumparan ataupun magnet yang digerakkan sama-sama
menghasilkan arus induksi. Perubahan energi yang terjadi
adalah dari energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip
perubahan energi seperti inilah yang menjadi dasar pem-
buatan dinamo dan generator. Generator adalah mesin
yang mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi listrik.
Generator yang berukuran kecil disebut dinamo. Untuk
memahami cara kerja dinamo atau generator sehingga
dapat menghasilkan arus listrik, ikuti penjelasan berikut
ini.
Pada prinsipnya, generator akan lebih efisien
apabila kumparannya yang dibuat berputar dalam medan
magnet tetap sehingga fluks magnet yang menembus
kumparan itu berubah-ubah secara periodik. Besarnya
GGL induksi yang dihasilkan sesuai dengan jumlah lili-
tan kumparan yang digunakan serta laju perubahan fluks
magnet yang menembus kumparan itu.
Sesuai dengan arah arus induksi yang dihasilkan,
generator dikelompokkan menjadi dua, yaitu generator
yang menghasilkan arus bolak-balik dan generator yang
menghasilkan arus searah. Generator yang menghasilkan
arus bolak-balik disebut generator AC atau alternator. AC
berasal dari kata alternating current yang artinya arus
bolak-balik. Generator yang menghasilkan arus searah
disebut juga generator DC, yang berasal dari kata diorect
current yang artinya arus searah.
Perbedaan antara generator arus bolak-balik
dengan generator arus searah adalah pada bentuk cincin
lucurnya. Generator arus bolak-balik memiliki dua cincin
luncur yang masing-masing dihubungkan dengan ujung-

Kemagnetan 175
ujung kumparan, sedangkan generator arus searah hanya
memiliki satu cincin yang terbelah di bagian tengahnya
dan disebut cincin belah atau komutator. Komponen
generator yang bergerak disebut rotor dan yang diam
disebut stator.
Jika sebuah kumparan penghantar digerakkan dalam
medan magnet dan memotong garis-garis gaya magnet
pad akumpran tersebut akan timbul GGL induksi yang
memenuhi persamaan sebagai berikut.

Persamaan tersebut telah diperkenalkan oleh Faraday da-


lam menentukan GGLinduksi pada sebuah kumparan.
a. Generator Arus Bolak-Balik (AC)
Coba kamu perhatikan gambar generator AC berikut ini.

Gambar 3.39
Generator arus bolak-balik (AC)

Pada generator arus bolak-balik (AC), kumparan dibuat


berputar dalam medan magnet yang diam. Apabila
kumparan diputar, timbullah GGl induksi pada ujung-
ujung kumparan yang dihubungkan dengan cincin-cincin
generator. Arus listrik mengalir melalui sikat-sikat yang
terbuat dari karbon yang dihubungkan dengan cincin-
cincin generator. Selama kumparan berputar, arus listrik
yang dihasilkan adalah arus bolak-balik. Bagian generator
yang berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam
disebut stator.
a. Generator Arus Searah (DC)
Sebuah generator arus searah (DC) sederhana ditunjukkan
pada gambar berikut ini.

176 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Gambar 3.40
Generator arus searah (DC)

Berbeda dengan generator AC yang memiliki dua


cincin, generator DC hanya memiliki satu cincin yang
terbelah di tengahnya sehingga dinamakan cincin belah
atau komutator.
Salah satu belahan komutator selalu berpolari-
tas positif dan belahan komutator yang lain berpolaritas
negatif. Hal ini menyebabkan arus listrik induksi yang
mengalir melalui rangkaian luar (lampu) selalu memiliki
satu arah, yaitu dari komutator berpolaritas positif mela-
lui lampu ke komutator berpolaritas negatif. Arus listrik
semacam ini dinamakan arus searah atau DC (Direct Cur-
rent).
c. Dinamo Sepeda
Dinamo sepeda menggunakan magnet yang berputar dekat
kumparan.
Magnet permanen berputar di dekat sebuah kumparan
diam yang dililitkan pada inti besi. Akibat perputaran
magnet, garis-garis gaya magnet yang memotong kump-
aran berubah-ubah. Hal ini menyebabkan timbulnya GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan sehingga menghasil-
kan arus listrik induksi. Arus listrik induksi akan mengalir
melalui lampu sepeda. Makin cepat sepeda dikayuh maka
makin besar laju perubahan garis-garis gaya magnetnya
sehingga arus listrik induksi yang dihasilkan makin besar
dan lampu tampak menyala lebih terang.

Kemagnetan 177
5. Transformator
Apakah transformator itu? Dalam kehidupan sehari-hari
tentunya kamu sering mendengar atau mungkin telah
menggunakan transformator. Transformator adalah alat
yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
(AC) dari satu nilai tertentu menjadi nilai yang diingin-
kan.

Gambar 3.41
Dinamo sepeda

Transformator atau trafo terdiri dari pasangan kump-


aran primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan pada
inti besi lunak. Kumparan primer berfungsi sebagai input
dan kumparan sekunder berfungsi sebagai output. Prinsip
dasar cara kerja transformator adalah hukum induksi Fara-
day. Kumparan primer dihubungkan ke suatu sumber arus
bolak-balik yang besar arus listriknya senantiasa berubah
terhadap waktu. Arus pada kumparan primer ini bekerja
seolah-oleh mengalirkan atau memutuskan arus searah
secara berulang-ulang sehingga terjadi perubahan garis-
garis gaya magnet yang memotong kumparan sekunder.
Akibatnya, timbul GGL induksi dalam kumparan sekunder
yang berfungsi sebagai output dengan mengalirkan arus
listrik induksi. Dengan menentukan jumlah lilitan yang
sesuai untuk tiap kumparan, dapat dihasilkan GGL kump-
aran sekunder yang berbeda dengan GGL pada kumparan
primer.
Bagaimanakah hubungan antara tegangan dengan jum-
lah lilitan kumparan pada sebuah transformator? Untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut, coba kamu
lakukan percobaan berikut ini.

178 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Eksperimen 3.3
Tujuan Eksperimen:
Menyelidiki hubungan antara tegangan dengan jumlah lilitan kumparan
pada sebuah transformator.
Alat dan Bahan:
Sebuah inti besi lunak, sebuah kumparan 1.000 lilitan, dua buah
kumparan 500 lilitan, sebuah kumparan 250 lilitan, sebuah catu daya
sebagi sumber tegangan AC, sebuah voltmeter AC 0–100 V, serta
kabel penghubung secukupnya.
Langkah-langkah Eksperimen:
1. Coba kamu rangkai alat seperti pada gambar berikut.

Gunakan kumparan pirmer 500 lilitan dan kumparan sekunder juga


500 lilitan.
2. Hubungkan kumparan primer dengan sumber tegangan Ac dari
catu daya 12 volt. Coba amati dan catat angka yang ditunjuk oleh
jarum voltmeter sebagai tegangan keluaran.

No. Lilitan Lilitan Tegangan Tegangan


Primer Sekunder Primer Sekunder
(Np) (Ns) (Vp) (Vs)

1. 500 lilitan 500 lilitan 12 volt ... V

2. 500 lilitan 1.000 lilitan 12 volt ... V

3. 500 lilitan 500 lilitan 12 volt ... V

3. Ganti kumparan sekunder berturut-turut dengan kumparan 1.000


lilitan dan kumparan 250 lilitan. Catat tegangan keluaran tiap

kumparan tersebut.

Pertanyaan:
Coba diskusikan bersama teman-teman Anda dan buatlah kesimpu-
lannya.
Hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
1. Besarnya tegangan induksi pada kumparan sekunder bergantung
pada besarnya tegangan pada kumparan primer.

Kemagnetan 179
2. Besarnya tegangan induksi sebanding dengan jumlah lilitan.
Makin banyak jumlah lilitan kumparan sekunder maka makin
besar tegangannya.
3. Perbandingan antara tegangan sekunder dengan tegangan primer
sama dengan perbandingan jumlah lilitan kumparan sekunder
dengan jumlah lilitan kumparan primer.
Hubungan tersebut dapat ditulis secara matematis sebagai
berikut.

dengan:
Vs = tegangan sekunder (volt)
Vp = tegangan primer (volt)
Ns = lilitan sekunder (lilitan)
Np = lilitan primer (lilitan)
Bagaimanakah hubungan antara perbandingan tegangan, per-
bandingan kuat arus, dan perbandingan jumlah lilitan sebuah trans-
formator? Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut, coba
lakukan percobaan berikut bersama teman-teman Anda.

Contoh Soal 3.11


Sebuah tarfo step-up kumparan primernya terdiri atas 50 lilitan dan
kumparan sekundernya 100 lilitan. Jika tegangan primernya 110 V,
berapakah tegangan pada kumparan sekundernya?
Jawab:
Ditanyakan: Vs = ?
Jawab:

Jadi, tegangan pada kumparan sekunder adalah 220 V.

1. Persamaan Trafo untuk Transformator


Ideal
Apakah jumlah energi yang masuk sama dengan jumlah
energi yang keluar? Menurut hukum kekekalan energi,

180 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


apabila transformator itu adalah transformator ideal maka
jumlah energi yang masuk ke dalam sebuah transformator
sama dengan jumlah energi yang keluar dari transforma-
tor itu. Akibatnya, daya listrik yang ada pada kumparan
primer (Pp) adalah sama dengan daya listrik yang ada
pada kumparan sekunder (Ps). Dengan demikian, secara
matematis dapat ditulis:
Pp = Ps
Karena Pp = Vp Ip dan Ps = Vs Is
Maka,
Vp Ip = Vs Is
Keterangan:
Pp = daya pada kumaparan primer (watt)
Ps = daya pada kumparan sekunder (watt)

Contoh Soal 3.12


Sebuah trafo step-down dihubungakan dengan sumber tegangan
220 V. Trafo ini digunakan untuk menyalakan lampu bertegangan
10 V. Jika kuatarus listrik yang melalui lampu 4 A, berapakah kuat
arus listrik yang melalui kumparan primer?
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 220 V
Vs = 10 V
Is = 4A
Ditanyakan:
Ip = ?
Jawab:

Jadi, arus listrik yang melewati kumparan primer adalah 0,182 A.

Kemagnetan 181
2. Efisiensi Transformator (Rendemen)
Inti transformator terbuat dari pelat-pelat besi. Ketika suatu
tegangan bolak-balik dihubungkan pada transformator
maka akan dihasilkan garis-garis gaya magnet yang selalu
berubah. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya arus pusat
pada inti tarnsformator. Inti transformator terbuat dari besi
yang bersifat sebagai penghantar yang memiliki hambatan
listrik sehingga timbul kehilangan energi dalam bentuk
kalor. Selain itu, kumparan primer dan sekunder yang
terbuat dari kawat tembaga dan bersifat sebagai penghantar
dengan nilai hambatan listrik tertentu juga menimbulkan
kehilangan energi dalam bentuk kalor.
Dalam trnsformator selalu timbul kalor sehingga
energi listrik yang keluar dari transformator selalu lebih
kecil daripada energi listrik yang masuk ke transformator.
Sebagian energi listrik itu berubah menjadi kalor. Keadaan
ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan.
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai per-
bandingan antara daya listrik yang keluar dari transforma-
tor dengan daya listrik yang masuk ke transformator.

atau
Transformator adalah alat atau mesin yang sangat efisien.
Efisiensi transformator dapat mencapai 99%.

Contoh Soal 3.13


Sebuah tarnsformator memiliki tegangan primer 220 V dan tegan-
gan sekunder 110 V. Apabila kuat arus yang mengalir melalui
tegangan primer sebesar 0,2 A, ternyata kuat arus yang mengalir
pada kumparan sekunder menjadi 0,3 A. Berapakah efisiensi trans-
formator itu?
Jawaban:
Diketahui:
Vp = 220 V
Vs = 110 V
Ip = 0,2 A

182 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Is = 0,3 A
Ditanyakan:
h= ?
Jawab:

Jadi, efisiensi transformator adalah 75%.

Ringkasan

Medan magnet adalah ruang disekita arus listrik i dalam medan magnet homogen B
magnet tempat magnet lain atau benda lain yang memenuhi persamaan
dapat dipengaruhi magnet mengalami gaya
magnet. Gaya Lorentz yang dialami muatan listrik q
Besarnya induksi magnetik disebuah titik yang bergerak dengan kecepatan v dalam medan
karena pengaruh kawat lurus panjang d yang induksi magnetik B adalah
berarus listrik memenuhi persamaan.
Jari-jari lintasan sebuah partikel yang
bergerak di dalam medan magnet homogen
Induksi magnetik dipusat lingkaran memenuhi persamaan
memenuhi persamaan.

Besarnya gaya timbal balik antara satu


Induksi magnetik pada sumbu solenoida, kawat dan kawat yang lain per satuan panjang
di tengah solenoida adalah

Di ujung solenoida. Pada bahan ferromagnetik, seperti besi,


atom-atom yang bersifat magnetik berkumpul
atau dalam kelompok–kelompok kecil yang disebut
Induksi magnetik pada sumbu toroida domain. Suhu ketika doamin magnetik mulai
memenuhi persamaan hilang disebut suhu Curie.
Fluks magnetik didefinisikan sebanyaknya
garis gaya magnetik yang menembus suatu luas
daerah tertentu dalam arah tegak lurus dengan
Besarnya gaya lorentz yang dialami fluks magnetik
penghantar dengan panjang l yang dialiri

Kemagnetan 183
Menurut hukum Faraday, gaya gerak listrik Persamaan induktansi diri pada toroida adalah
induksi yang terjadi dalam suatu rangkaian
besarnya berbanding lurus dengan kecepatan
perubahan fluks magnetik yang dilingkupinya.
Motor listrik mengubah energi litrik menjadi
energi gerak. Momen gaya atau torsi yang timbul
atau pada kumparannya memenuhi persamaan
Besarnya GGL induksi yang disebabkan perubahan
arus suatu kumparan/solenoida berbanding lurus Generator adalah alat yang dapat mengubah
dengan cepat perubahan kuat arusnya. energi mekanik menjadi energi listrik. GGL
induksi yang dihasilkan memenuhi persamaan

Besarnya energi listrik pada induktor yang


dialiri arus I adalah

184 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


Tes Kompetensi Bab 3

A. Pilihlah satu jawaban yang benar


1. Besar kuat medan magnetik di suatu titik 6. Dua kawat lurus sejajar masing-masing ar-
yang letaknya sejauh r dari suatu penghantar usnya i1 = 3 A dan i2 = 12 A searah. Jarak
lurus yang dialiri arus I adalah sebanding antara kedua kawat 30 cm. Tentukanlah letak
dengan …. sebuah titik yang berada di antara kedua
a. I d. I/r kawat yang memiliki induksi magnetic nol
b. rI e. 1/rI (diukur dari kawat pertama).
c. r/I a. 6 cm d. 12 cm
2. Kawat berarus listrik memanjang dari barat b. 8 cm e. 24 cm
ke timur. APabila arah arus listrik pada ka- c. 9 cm
wat tersebut dari barat, arah medan magnet 7. Suatu partikel bermuatan 0,04 C bergerak
pada titik-titik yang berada di atas kawat sejajar dengan kawat berarus listrik 10 A.
akan menuju ke …. Jika jarak partikel-partikel 5 cm, kelajuan
a. timur d. selatan
b. bawah e. barat partikel 5 m/s dan = 10-7 Tm/A. Maka,
c. utara gaya yang dialamu partikel-partikel tersebut
3. Sebuah kawat yang berbentuk linkaran den- adalah … N.
gan jari-jari L dialiri arus listrik I. Besarnya a. 0 d. 6
kuat medan magnetic pada pusat lingkaran b. 2 e. 8
itu adalah …. c. 4
a. tidak bergantung pada L 8. Sebuah toroida memiliki jari-jari lingkaran
b. sebanding dengan L2 efektif 10 cm. Banyaknya lilitan pada tor-
c. berbending terbalik dengan L oida tersebut 400 lilitan. Apabila dialiri arus
d. berbanding lurus dengan L listrik sebesar 5 A, induksi magnetic pada
e. berbanding terbalik L2 sumbu toroida adalah ….
4. Tempat kedudukan titik-titik yang memi- a. 0,5 mT d. 2,5 mT
liki besar induksi magnetic yang sama dari b. 1,0 mT e. 4,0 mT
sebiah kawat lurus panjang berarus listrik c. 2,0 mT
adalah berupa …. 9. Suatu muatan positif 0,2 C bergerak dengan
a. garis lurus d. kulit silinder kecepatan 2 m/s dalam medan magnetic yang
b. lingkaran e. kulit bola besarnya 5 Wb/m2. Arah kecepatan muatan
c. dua garus sejajar itu sejajar dengan arah medan magnetic.
5. Dua kawat sangat panjang dipasang vertical Gaya yang dialami muatan tersebut ….
sejajar dengan jarak d, Kawat pertama dialiri a. nol d. 2 N
arus sebesar I ke atas. Titik P (dalam bidang b. 0,08 N e. 50 N
kedua kawat itu) yang terletak di antaranya c. 0,5 N
dan berjarak 1/3d dari kawat pertama. Jika 10. Sebuah kawat beraus listrik 2 A berada
induksi magnetic di titik P besarnya nol, dalam medan magnet homogen 10–4 Wb/
ini berarti arus yang mengalir dalam kawat m2. Jika panjang kawat 5 m dan arah arus
kedua adalah …. berlawanan arah dengan arah medan mag-
a. 1/3 ke bawah d. 2I ke atas netiknya, gaya Lorentz yang mempengaruhi
b. ½ ke bawah e. 2I ke bawah kawat tersebut sebesar ….
c. 3I ke atas

Kemagnetan 185
a. nol d. 10-4 N
-2
b. 10 N e. 10-5 N
c. 10 N-3 d. , tegak lurus masuk bidang gambar
e. nol
11. Perhatikan gambar berikut ini.
14. Jika sebuah kawat digerakkan sedemikina
rupa sehingga memtong garis-garis gaya
suatu medan magnet pada kedua ujung kawat
itu timbul gaya gerak listrik induksi. KAidah
itu dirumuskan oleh ….
a. Maxwell d. Ampere
b. Lenz e. Faraday
c. Foucault
x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus 15. Perhatikan gambar berikut ini.
sama, dengan arah menuju pembaca. Agar
tidak dipenagruhi oleh medan magnetic,
sejauh kompas harus diletakkan di titik ….
a. 5 d. 2
b. 4 e. 1
c. 3
12. Dua partikel q1 : q2 dan m1 : m2 = 1 ; 4 berg-
erak memotong secara tegak lurus medan
magnet homogen dengan kelajuan sama. Kawat ½ lingkaran dengan jari-jari 3 meter
Perbandingan jari-jari kelengkungan per- dialiri arus 6 ampere. Besar induksi magnetic
tama dan kedua adalah …. pada pusat lingkaran (P) adalah ….
a. 1 : 1 d. 1 : 8 a. d.
b. 1 : 2 e. 8 : 1 b. e.
c. 2 : 1
c.
13. Perhatikan gambar berikut.
16. Berdasarkan Hukum Faraday, satuan weber
indetik dengan ….
a. volt per meter
b. watt per meter
c. ampere per sekon
d. volt sekon
e. ampere sekon
17.

Sebuah loop arus berbentuk lingkaran


berjari-jari r dialiri arus I yang menimbulkan
medan induksi (imbas) magnetic B di pusat-
nya P seperti pada gambar di atas. Besar dan
arah B tersebut adalah ….
Sepotong kawat berarus listrik I dengan arah
a. , tegak lurus keluar bidang gam- sejajar sumbu Y, berada di antara kutub mag-
bar net. Kawat akan mendapat gaya Lorentz ke
arah ….
b. , tegak lurus keluar bidang gambar a. sumbu X+ d. sumbu Z+
b. sumbu Y- e. sumbu Z-
c. sumbu X-
c. , tegak lurus masuk bidang gambar

186 Fisika untuk SMA/MA kelas XII


18. Tentukan besarnya GGL induksi pada A dan kawat empat persegi panjang abcd
kumparan sekinder, jika induktansi timbale dilalui arus I2 = 5A. Resultan gaya yang
balik kumparan tersebut 0,01 henry dan pada dialami kawat empat persegi panjang abcd
kumparan primernya terjadi perubahan arus sebesar … mikronewton.
listrik sebesar 5 A dalam selang waktu 0,1 a. 20
sekon. b. 60
a. 0,5 V d. 5,0 V c. 120
b. 1,5 V e. 50 V d. 180
c. 2,5 V e. 220
19. 20. Sebuah kumparan dengan induktansi 0,5 H
dialiri arus listrik yang merupakan fungsi
waktu, menurut persamaan i = (10 + 4t)
ampere, dengan t dalam sekon. Besarnya
GGL induksi pada kumparan adalah ….
a. 2V
b. 4 V
c. 5 V
d. 6 V
e. 8 V
Pada gambar di atas terlukis bahwa kawat
lurus pq dilalui arus listrik sebesar I1 = 10

B. Soal Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar.

1. Dua penghantar I dan III sejajar beraus T dengan kecepatan 20 m/s. Jika hambatan
dengan gaya yang dialami masing-masing dalam rangkaian R = 5 ohm, tentukanlah
penghantar per satuan panjang F1. Jika pada besar dan arah gaya Lorentz yang bekerja
penghnatar I arus dinaikkan 4 kali semual pada kawat MN.
adan jarak kedua penghantar menjadi ½ kali 4. Sebuah solonoida memiliki induktansi 500
semula, gaya pada masing-masing peng- mH. Tentukanlah besar GGL induksi diri
hantar menjadi F2. Tentukan perbandingan yangdibangkitkan dalam kumparan itu jika
besar gaya F1 dan F2. terdapat perubahan arus listrik dari 200 mA
2. Sebuah toroida dengan jari-jari 6 cm terdiri menjadi 50 mA dalam waktu -2 sekon secara
atas 800 lilitan. Berapakah arus yang menaglir beraturan.
pada toroida agar induksi magnetic yang terjadi 5. Dari gambar berikut jika induksi magnetic
dalam toroida adalah 4× 10–3 Wb/m2? 0,2 T dan kawat PQ dengan panjang 40 cm
3. Perhatikan gambar berikut. digeser ke kanan, tentukanlah GGl Induksi
yang ditimbulkan serat arah arus induk-
sinya.

Kawat MN panjangnya 40 cm digerakkan


dalam medan magnet homogen B = 10-2

Kemagnetan 187
6. Sebuah kumparan memiliki induktansi 0,4 H. 8. Sebuah kawat membentuk menjadi 4/5
Jika dalam waktu 1/6 sekon arusnya berubah lingkaran dengan jari-jari 10 cm. Hitunglah
dari 70 mA menjadi 120 mA, berapakah induksi magnetic di titik P yang berada di
besar GGL induksi dirinya? pusat lingkaran jika arus yang mengalir pada
7. Perhatikan gambar berikut. kawat 18 A.
9. Pada sebuah inductor dengan 50 lilitan men-
galir arus yang selalu berubah-ubah terhadap
waktu yaitu sebesar 0,05 A/s dan perubahan
fluks magnetic yang ditimbulkannya sebesar
0,01 W. Tentukanlah:
a. indutansi diri kumparan tersebut;
b. GGL induksi pada ujung-ujung kum-
Kawat MN digerakkan pad amedan magnet paran.
homogen B dengan kecepatan v arah ke 10. Dua buah kawat lurus, panjang, dan sejajar
kanan. Tentukanlah arah gaya Lorentz yang berada pada jarak 40 cm dan masing-masing
dialami oleh MN. dialiri arus listrik 6 A dan 3,5 A berlawanan
arah. Tentukanalah letak ititik P yang memi-
liki induktansi magnetic nol.

Physics in Action
Elektromagnet Superkonduktor
Dalam superkonduktor tidak terdapat hambatan
yang menghalangi aliran muatan listrik. Oleh
sebab itu, tidak ada energi yang terbuang
meskipun arus sangat besar. Elektromagnet yang
menggunakan gulungan superkonduktor dapat
menghasilkan medan magnet yang sangat kuat
dan juga ekonomis. Di Fermilab dekat Chicago,
elektromagnet superkonduktor telah memberikan
keuntungan bagi laboratorium tersebut karena
penggunaan listrik yang sebelumnya boros dan
mahal menjadi murah serta efisien.
Aplikasi lain dari penemuan superkonduktor
adalah penemuan kendaraan maglev atau “magneticall levited”. Pada gambar diperlihatkan
bentuk model dari kendaraan maglev. Maglev memanfaatkan kumparan superkonduktor dan
medan magnet. Kendaraan ini akan bergerak sekitar 6 inchi atau 15 cm di atas rel. Suatu hari
kamu akan dapat menumpang kendaraan ini dengan cepat dan lancar tanpa gangguan dari
satu kota ke kota lainnya.

188 Fisika untuk SMA/MA kelas XII

Anda mungkin juga menyukai