Sistem Pendidikan
di Indonesia
sekarang sedang
memasuki tahap
pengembangan
sekarang dan untuk
masa depan. Tetapi
Sistem Pendidikan
ini tak luput dari
masalah-masalah
mengenai
pendidikan di Indonesia ini.
Melalui artikel ini saya akan menyampaikan beberapa hal mengenai analisis saya
terhadap Sistem Pendidikan di Indonesia sebagai berikut :
v Analisis permasalahan
v Penyelesaian melalui penerapan teknologi informasi
v Paradigma baru dan e-Education
v Beberapa pemikiran tentang penerapan e-Education
Seperti yang kita sudah ketahui bahwa sudah banyak permasalahan pendidikan di
Indonesia yang sudah banyak terjadi dikarenakan kapasitas institusi pendidikan yang
terbatas yang meliputi:
Ø Ruang
Ø Guru
Ø Fasilitas dan sarana prasarana
Dan ini semua merupakan hal pertama yang menghalangi perkembangan pendidikan di
Indonesia. Keadaan yang sekarang terjadi adalah minimnya batas-batas institusional
dalam hal pendidikan mengenai ruang lingkup pembelajaran.
Proses pembelajaran siswa/i yang terjadi saat ini yaitu “Pendidikan Terbatasi oleh
Ruang” sehingga perkembangan pendidikan menjadi sangat lambat, dan juga tidak
fleksibel terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Ini terjadi karena
siswa lebih di kekang oleh pendidikan terbatas oleh ruang.
mengatasi hal-hal di atas dapat dilakukan dengan menggunakan konsep :
Konsep E-Education
Konsep e-
education
merupakan
konsep
strategis
untuk
mengatasi
keterbatasan
kapasitas
institusi
pendidikan
dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Konsep ini terdiri dari
beberapa hal sebagai berikut :
Sebuah sistem virtual, parallel dengan system nyata/fisis
Bukan sekedar network, Internet, dan aplikasi berbasis Web
Komponen-komponen non-fisis: tugas, diskusi, ujian, dsb®dalam format virtual
Konsep ini lebih tertuju kepada pemanfaatan dan juga efektifiktas dari teknologi yang
ada. Sehingga dapat mempermudah pembelajaran bagi guru dan juga siswa/i serta
meningkatkan dan memajukan system pendidikan sekarang.
Konsep ini tidak luput dari persoalan-persoalan pengimplementasian di system
pendidikan yang meliputi:
Ø Mahal: infrastruktur, materi, sosialisasi
Ø Tidak bias diterapkan untuk semua bidang studi
Ø Perubahan paradigma:
• Pendidikan sebagai layanan (service)
• Institusi pendidikan sebagai penyedia layanan (service
provider)
Informasi
mengenai ilmu
pengetahuan dan
teknologi (IPTEK),
dahulu hanya
didapatkan melalui
penyampaian
materi oleh guru di
lembaga
pendidikan dan
dengan membaca
buku.
Tetapi, sekarang hal
itu bisa didapatkan
melalui media teknologi berupa E-education. Dan perubahan paradigma ini tidaklah
sepenuhnya berefek positif.
Oleh karena itu untuk menerapkan konsep E-education ini harus dilakukan dengan hati-
hati agar tidak berefek buruk bagi system pendidikan di Indonesia.
ANALISIS PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Pendidikan sebagai suatu sistem adalah rangkaian kata dari pendidikan dan
sistem. Untuk itu, sebelum menganalis tentang pendidikan sebagai suatu sistem yang
dikaitakan dengan masalah-masalah pendidikan yang terjadi di indonesia maka
terlebih dahulu diuraikan pengertian pendidikan, pengertian sistem, kaitan pendidikan
dengan sistem.
Kembali kita telaah pengertian sisitem. Sistem adalah sebagai suatu strategi, cara
berpikir, atau model berpikir. Semua yang ada di dunia bisa dipandang sebagai suatu
sistem mulai dari yang besar seperti tata surya, bumi, Negara, orang, peredaran
darah, sampai dengan satu biji gigi dapat dipandang atau dipikir sebagai suatu
sistem. Begitu pula pendidikan dapat dilaksanakan sebagai sistem, kalau suatu
sekolah dipandang sebagai sistem, maka sistem-sistem lain yang ada di sekitarnya
seperti perumahan, pasar, sungai, dan sebagainya disebut suprasistem. Antara sistem
dengan suprasistem ada kalanya berhubungan dan ada kalanya tidak. Bila tidak
berhubungan maka disebut sistem tertutup seperti jam, kipas, dan lain
sebagainya.Sebaliknya Bila sistem itu berhubungan, maka disebut sistem terbuka
seperti pasar manusia, dan sebagainya.Ciri-ciri sistem terbuka adalah sebagai berikut:
Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu input mentah (raw
input), input alat (instrumental input), dan input lingkungan (environmental input).
Masukan mentah (raw input) akan diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok
dalam sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anak didik atau
peserta didik.
1) Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik
dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan
guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-
nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar
pendidikan.
2) Tujuan Pendidikan
Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu
bangsa; tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh suatu lembaga pendidikan; tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan
adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran
tertentu; dan tujuan instruksioal adalah tujuan yang ingin dicapai oh suatu
pokok atau sub-pokok bahasan tertentu.
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik (tanpa
pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-
menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya.
Pendidik adalah orang yang dengan sengaja memengaruhi orang lain untuk
mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata lain pendidik
adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik kearah
kedewasaan. Sedangkan secara akademis, pendidik adalah tenaga
kependidikakn, yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikana yang beerkualifiksi
sebagai pendidik, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Jadi, pendidik
merupakan tenaga profesioanal yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan tugas proses pembelajaran,melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena
kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow dan Alice Crow,
yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak menyarankan
hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak
didik adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan
perkembangan anak.
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah
segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam
peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid
untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan
dapat juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk
memudahkan penyampaian materi pelajaran. Perbedaan sarana pendidikan
dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana
pendidikan untuk “memudahkan penyampaian (mempelajari) materi
pelajaran”, sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan
penyelenggaraan pendidikan”.
(4) Administrasi
(5) Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci.
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang
disusun secara terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana
bagi suatu periode tertentu.
3) Lingkungan masyarakat.
5) Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup
dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
1) Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan
tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan dapat
memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan Tuhannya.
Setidaknya, lulusan tersebut dapat mentransformasikan (mengembangkan
dan melestarikan) budaya yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapat
terbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkan
atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja.
2) Putus Sekolah
Kejadian tersebut adalah satu dari sekian banyak kejadian terjadi di sekitar kita.
Mulai dari kekerasan, pencabulan, perkelahian antar pelajar dan masih banyak lagi.
Tentunya dari masalah-masalah tersebut terdapat kesalahan dari pelaksaaan
pendidikan di lapangan. Sistem telah di susun dengan baik disertai dengan penjelasan
komponen-komponen yang rinci namun pada kenyataannya tidak berjalan dengan
baik. Telah diketahui bahwa apabilah ada salah satu komponen dalam sistem yang
bermasalah maka akan berkaitan dengan komponen lain ataupun mempengaruhi
komponen lain. Seperti contoh masalah yang di jelaskan sebelumnya bahwa guru
dilaporkan orangtua murid karena guru melakukan tindak kekerasan pada anaknya.
Suatu kejadian yang berujung pada hal yang tidak baik. Secara umum kita melihat
bahwa gurulah yang menjadi penyebab masalah utamanya namun jika dikaji secara
tepat dengan berdasarkan pada pandangan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem
tentunya ada banyak komponen lain yang berpengaruh terhadap masalah ini.
Pelaku utama atau komponen utama yang menurut pandangan umum bermasalah
dalam kejadian tersebut adalah guru N selaku pendidik dalam lembaga sekolah.
Pendidik dalam lembaga sekolah memiliki sistem yang lebih ketat dalam
pelaksaannya dan diatur oleh pemerintah. Pendidik dapat disebut sebagai pendidik
apabilah telah melalui pendidikan khusus keguruan dan memiliki tingkat
kepropesionalan yang memadai hingga akhirnya layak dikatakan sebagai pendidik.
Calon pendidik jika ingin menjadi pendidik yang profesional harus menjalani proses
pendidikannya dengan benar pula. Namun jika disesuaikan dengan kenyataan yang
sering terjadi di kalangan masyarakat misalnya seorang orang tua rela membayar
berapapun asal anaknya bisa sekolah atau perguruan tinggi yang bergensi dan pada
saat sang anak memasuki bangku sekolah, sang anak tidak dapat menerima pelajaran
dengan baik sehingga nilai sang anak tidak memenuhi syarat untuk lulus dan
menyebabkan orang tua harus membayar lagi agar anaknya bisa lulus maupun saat
selesai kuliah sang anak tidak mendapat pekerjaan sehingga orang tua membayar lagi
agar sang anak bisa bekerja disuatu instansi. Itulah contoh proses yang tak seharusnya
yang sering terjadi di masyarakat. Dengan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidik yang tidak profesinal bisa diakibatkan proses pendidikan yang dijalaninya
tidak dilakukan dengan cara yang benar. Dan hal ini dapat disimpulkan sementara
bahwa kejadian ini dapat pula terjadi pada guru N. Disamping hal itu, dapat pula
diakibatkan oleh sistem pada lembaga pendidikan yang tidak berjalan dengan benar
sehingga menghasilkan lulusan yang tidak profesional. Sesuai dengan kenyataan yang
terjadi di masyarakat, setiap tahun ribuan hingga ratusan lulusan yang dikeluarkan
dari universitas namun hanya beberapa lulusan yang mendapat pekerjaan karena pada
kenyataannya lulusan yang dikeluarkan adalah rata-rata lulusan yang siap kembang
bukan lulusan yang siap kerja disamping karena lahan pekerjaan yang kurang namun
jika memang menghasilkan lulusan yang siap kerja maka akan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan. Berdasarkan kejadian ini maka perlu dikaji “apa yang salah
dengan sistem pendidikan di indonesia?”. Sehingga dapat pula disimpulkan bahwa
kejadian ini bisa terjadi pada guru N yang disebabkan oleh sistem dalam proses
pendidikan yang dilaluinya tidak berjalan dengan semestinya.
Diposting oleh dalfiana ym di 00.53 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Subyek, obyek atau sasaran
pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi-potensi manusia dapat
dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi
secara efektif dan efisien antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya secara
efektif dan efisien yang memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan potensi-
petensi kemanusiaan itulah yang disebut pendidikan.
Interaksi manusia dengan lingkungannya dalam ruang lingkup pendidikan mengandung
banyak aspek atau elemen-elemen yang sifatnya sangat kompleks. Kompleksitas elemen-
elemen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam ruang lingkup
pendidikan itu membentuk suatu sistem yang disebut sistem pendidikan. Untuk itu
kelompok kami mengkaji dalam makalah analisis pendidikansebagai sistem.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat kita ambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Pendidikan ?
2. Apa Pengertian Sistem ?
3. Bagaimana Pendidikan Sebagai Sistem ?
4. Apa saja komponen-Komponen Dalam Sistem Pendidikan ?
5. Bagaimana Analisis Terhadap Pendidikan Sebagai Sistem ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional yaitu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan atau pedagogi memiliki beberapa pengertian. Pendidikan (pedagogi) secara
etimologis adalah bersala dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan
“AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan
kepada anak.
Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan
yang dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada
orang yang belum dewasa (baca : anak) sehingga timbul hubungan antara keduanya yang
bertujuan untuk mendewasakannya. [1]
B. Pengertian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu kesatuan.
Beberapa definisi system menurut ahli :
1. Menurut Zahara Idris, mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri
atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling membantu
untuk mencapai suatu hasil (produk).
2. Menurut Tatang M. Amirin, Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan
komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan.
3. Menurut Musanef, bahwa Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan
pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat diatur, dan sistem adalah suatu tatanan
dari hal hal yang paling berkaitan dan berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan
dan satu keseluruhan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, sistem merupakan suatu himpunan
atau kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-
unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur,
tersusun secara sistematis (tidak acak), dan saling membantu untuk mencapai suatu
tujuan, dimana masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang semuanya berkaitan
terurut dalam bentuk yang logis.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan ciri-ciri umum dari suatu sistem sebagai
berikut:
1. system merupakan suatu kesatuan yang terstruktur.
2. Kesatuan terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.
3. Mesing-masing komponen memiliki fungsi tertentu dan secara bersama-sama
melakukan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan.[2]
Contoh tubuh manusia terdiri dari jaringan daging, otak, urat-urat, anggota gerak (tangan
dan kaki), dll. Yang tiap komponennya mempunyai fungsi masing-masing yang
satudengan yang lain, satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan.
Oleh karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah system yang disebut sebagai
system pendidikan. Secara teoritis, suatu system pendidikan terdiri dari komponen-
komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan.
d. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan
sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga
pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:
penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.
e. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara lebih
khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara
terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.
E.
A. Kesimpulan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Sistem berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu kesatuan.
Komponen adalah bagian dari sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem. Karena pendidikan dikatakan sebagai sistem, maka komponen-
komponen pendidikan itu meliputi peserta didik, pendidik, materi pendidikan, alat dan
metode, lingkungan pendidikan, dan lain-lain yang menunjang usaha mencapai tujuan.
Pendidikan sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen, antara lain : raw input (sistem
baru), output (tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental input
(budaya, kependudukan, politik, dan keamanan).
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Semoga apa yang telah kami uraikan diatas mengenai
“Metode Pendidikan” dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan kami menyadari sebagai
manusia biasa tidak luput dari kesalahan tidak terkecuali dengan makalah yang kami
susun. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, Rajawali Pers, Jakarta, 1992, hlm 83.
[3] Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta 1991, hal 102.
[4] Umar Tirtahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta,
2000. Hal.52
[5] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Amzah, Jakarta, 2010, hal. 288.
[6] Hadisusanto.dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, UNY press, Yogyakarta, 1995, hal 128.
Saya seorang newbie dikaskus ini,ijinkan saya menyampaikan pendapat saya sebagai
siswa mengenai sistem pendidikan di Indonesia ini
1.Hapus rangking
Menurut saya,ranking hanya menjadi tolak ukur yang hanya menilai aspek kuantitatif
bukan aspek kualitatif. Disamping itu membuat para siswa yang hanya mementingkan
nilai namun praktek lapangannya nol besar, hal ini tentu bertolak belakang dengan tujuan
lembaga pendidikan sebenarnya, yang sebenarnya ingin para siswa nya memiliki
pengetahuan yang berguna dan dapat diamalkan, saran dari saya mengenai masalah ini
adalah Departemen Pendidikan dapat mempertimbangkan lagi agar sekolah yang berada
di Indonesia mengatasi masalah ini dengan menghapus rangking.
Tes masuk di perguruan tinggi negeri membuat para siswa menjadi stress dan tertekan
secara emosional.Tes masuk perguruan tinggi negeri terlampau menyulitkan siswa dan
terciptanya diskriminasi antara mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan mahasiswa
dari perguruan tinggi swasta karena mengganggap masuk perguruan tinggi swasta hanya
dengan modal “kantong” sudah bisa berkuliah dan juga tes masuk perguruan tinggi negeri
membuat diskriminasi antara “si bodoh” dan “si pintar”, “Si pintar” dapat dengan mudah
masuk Perguruan tinggi negeri , sedangkan “si bodoh” matian- matian untuk dapat masuk
perguruan tinggi negeri, memang perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta itu
sama saja, namun orang Indonesia menganggap mahasiswa perguruan tinggi negeri itu
lebih pintar karena melewati tes masuk yang sulit dibandingkan dengan perguruan tinggi
swasta
4.Jangan hapus UN
Menurut saya UN itu jangan dihapus tetapi perbaiki caranya, bagi sebagian orang ingin
UN itu dihapus tapi menurut saya itu adalah tindakan bodoh, karena UN adalah salah satu
cara untuk menilai berhasil atau tidakkah implementasi program pendidikan pemerintah
dan juga menjadi nilai yang paling holisitik dibandingkan penilaian guru disekolah yang
terkesan "pilih-pilih", selain itu nilai UN dapat juga sebagai penentu untuk masuk
PTN,jadi siswa kelas 12 SMA tidak perlu mengikuti SNMPTN untuk masuk pergururan
tinggi seperti uraian diatas, tenaga siswa sudah habis untuk UN tapi masih harus
mengikuti SNMPTN, ironi bukan?
Sekian dari saya, maaf bila ada kata yang kurang berkenan di hati dan tulisan saya
terkesan lancang karena tulisan ini berasal dari pengalaman saya sebagai siswa.