Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI

DAN DISIPLIN DENGAN KINERJA DOSEN


Tuti Sulastri

Abstract

Our research has been done for 3 months with 60 lecturers as the object. In the
research we want to know the relationship among motivation to achievement,
discipline and performance as a lecturer at Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi.
With regard to that, the hypothesis of the research is motivation to achievement and
discipline has significant correlation to lecturer performance. We use regression
test analysis and the result are: a) There is a positive correlation between
motivation to achievement and lecturers performance with correlation coefficient 
y.1= 0.650, b) There is a positive correlation between discipline and lecturers
performance with correlation coefficient  y.2 = 0,615 and c) There is a positive
correlation among motivation to achievement, discipline and lecturer performance
with correlation coefficient  y.1.2 = 0,690. The result of F test with significance
rate 0.05 are: a) Motivation to achievement variables influence on lecturers
performance 42.25 %, b) Discipline variables influence on lecturer performance
37.82 % and c) Motivation to achievement and discipline variables influence on
lecturers performance 47.61 %. Lecturer performance as education staff at
Unisma is influenced on motivation to achievement higher than discipline.

Keywords: Motivation to achievement, discipline and lecturer performance

PENDAHULUAN Untuk menghasilkan sarjana yang


berkualitas sesuai dengan kebutuhan
bad ke-21 ditandai dengan masyarakat dan dapat bersaing di pasar
globalisasi dalam berbagai bentuk bebas, perguruan tinggi harus menata
seperti globalisasi ekonomi. Arus manajemen, diantaranya menilai efektif
barang dan jasa termasuk tenaga kerja dosen dengan cara memperbaiki
ahli akan melintas batas negara tanpa sikap, perilaku, keterampilan, dan
hambatan. Oleh karena itu, bangsa meningkatkatkan pengetahuan para
Indonesia dituntut memiliki keunggulan dosen sesuai dengan keinginan
dalam berbagai bidang kehidupan agar perguruan tinggi. Kinerja dosen sebagai
mampu bersaing dengan bangsa lain. pengajar akan berpengaruh terhadap
Untuk itu, upaya meningkatkan kualitas kualitas proses dan hasil perguruan
sumber daya manusia mutlak diperlukan. tinggi. Dengan kata lain, meningkatkan
Upaya yang cukup strategis dapat kualitas kinerja dosen dalam rangka
melalui pendidikan terutama pendidikan mencapai kualitas perguruan tinggi
tinggi dalam menghasilkan sumber daya sangatlah penting.
manusia terdidik dan profesional.

JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007 13


Indikator yang menentukan berhasil Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
tidaknya pelaksanaan tugas antara lain hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
motivasi berprestasi dan disiplin. Dosen yang dicapai oleh seorang pegawai
yang kurang memiliki motivasi dalam melaksanakan tugasnya sesuai
berprestasi dan disiplin yang tinggi akan dengan tanggung jawab yang diberikan
bekerja kurang efektif dan efisien. kepadanya. (Mangkunegara, 2000:67)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pembatasan Masalah pencapaian kinerja adalah faktor
Ada beberapa faktor yang berkaitan kemampuan (ability) dan faktor motivasi
dengan kinerja dosen sebagai pengajar di (motivation). Hal ini sesuai dengan
perguruan tinggi antara lain kompensasi, pendapat Keith Davis (1985:484) yang
motivasi berprestasi, tingkat pendidikan, merumuskan bahwa:
lingkungan kerja, teknologi, kesempatan Hum an performance = ability motivation
berprestasi, sarana produktivitas kerja, Motivation = attitude + situation
disiplin, keterampilan dan jaminan Ability = knowledge+skill
sosial. Karena luas dan kompleksnya
permasalahan yang ada, peneliti hanya Secara psikologis, kemampuan
membahas kinerja dosen sebagai (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
variabel terikat, motivasi dan disiplin potensi (IQ) dan kemampuan reality
sebagai variabel bebas. (knowledge + skill), artinya pegawai
Pemilihan kedua variabel tersebut yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ
didasarkan atas dugaan bahwa motivasi 110—120) dengan pendidikan yang
berprestasi dan disiplin mempunyai memadai untuk jabatannya dan terampil
hubungan yang erat dengan kinerja dalam mengerjakan pekerjaan sehari-
dosen. hari, ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan. Oleh karena
Tujuan Penelitian itu, pegawai perlu ditempatkan pada
Secara umum tujuan penelitian ini pekerjaan yang sesuai dengan
untuk mengetahui faktor-faktor yang keahliannya. (the right man in the right
berpengaruh terhadap kinerja dosen place, the right man on the right job).
sebagai pengajar di perguruan tinggi. Menurut Bambang Soehendro
Berdasarkan tujuan tersebut dirumuskan (1996:64),”Indikator kinerja adalah
tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk efisiensi, produktivitas, efektivitas dan
mengetahui (a) hubungan antara hal-hal yang menunjukkan kesehatan
motivasi berprestasi dengan kinerja organisasi.” Hal itu tercermin dalam
dosen (b) hubungan antara disiplin kemampuan dosen dalam melaksanakan
dengan kinerja dosen (c) hubungan tugas dan tanggung jawab utamanya
antara motivasi berprestasi dan disiplin sebagai pengajar dan peneliti.
secara bersama-sama dengan kinerja Kinerja seorang dosen bergantung
dosen. pada kemampuan profesional yang
dimilikinya, tantangan tugas, dan
TINJAUAN LITERATUR tanggung jawab yang dipikulnya serta
Hakikat Kinerja kemampuan pemimpin dalam
Prestasi kerja berasal dari kata job mengarahkan tugas-tugas tersebut.
performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang).

14 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007


Hakikat Motivasi dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi
Abraham Sperling seperti yang agar pegawai tersebut dapat
dikutip oleh Mangkunegara (2000:93) menyesuaikan diri terhadap
mengemukakan bahwa “Motive is lingkungannya, sedangkan motivasi
defined as a tendency to activity, started adalah suatu kekuatan yang mendorong
by a drive and ended by an adjustment. seseorang untuk melakukan suatu
The adjustment is said to satisfy the perbuatan untuk mencapai suatu tujuan
motive.”(Motif didefinisikan sebagai dari motifnya. Motivasi berfungsi
suatu kecenderungan untuk beraktivitas, sebagai pemberi tenaga, pendorong
dimulai dari dorongan dalam diri (drive) tingkah laku, pemberi arah, dan pengatur
dan diakhiri dengan penyesuaian diri. tingkah laku.
Demikian juga William J. Stanton Menurut Martin Handoko (1994:9)
mendefinisikan bahwa “A motive is a ada dua jenis motivasi yaitu motivasi
stimulated need which a goal-oriented intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
individual seeks to satisfy.”Artinya suatu intrinsik adalah motivasi yang datang
motif adalah kebutuhan yang distimulasi dari dalam dirinya sehingga tindakan
yang berorientasi kepada tujuan individu yang dilakukan betul-betul mencapai
dalam mencapai rasa puas. tujuan yang bersumber dari dirinya
(Mangkunegara, 2000:93). Motif sendiri. Contoh seseorang belajar dengan
menurut Hasibuan (1999:95) adalah rajin karena ia membutuhkan
suatu perangsang keinginan (want) dan pengetahuan. Motivasi ekstrinsik adalah
daya penggerak kemauan bekerja motivasi yang datang dari luar sehingga
seseorang; setiap motif mempunyai tindakan yang dilakukan bertujuan untuk
tujuan tertentu yang ingin dicapai. mencapai sesuatu yang berada di luar
Motivasi berasal dari kata Latin dirinya. Contoh seseorang giat belajar
movere yang berarti dorongan atau daya karena mengharapkan hadiah dari
penggerak. Menurut Fillmore H. gurunya. Namun, kedua jenis motivasi
Stanford seperti yang dikutip oleh tersebut didasarkan kepada suatu
Mangkunegara (2000:93) bahwa kebutuhan pada dirinya.
motivation as an energizing condition of Maslow seorang tokoh teori
the organism that serves to direct that kepuasan mengemukakan adanya
organism toward the goal of certain tingkatan kebutuhan manusia. Maslow
class.” (Motivasi sebagai suatu kondisi memandang motivasi manusia sebagai
yang menggerakkan manusia ke arah hierarki dari lima kebutuhan yang
suatu tujuan tertentu). Martin Handoko merentang dari kebutuhan paling dasar
(1994:9) mengatakan bahwa motivasi yakni kebutuhan fisiologis sampai
adalah suatu tenaga yang terdapat di dengan kebutuhan yang paling tinggi
dalam diri manusia yang menimbulkan, yakni aktualisasi diri. kelima kebutuhan
mengarahkan, dan mengorganisasikan tersebut adalah:
tingkah laku. Dengan kata lain, motivasi (1) Kebutuhan fisiologis, yakni
adalah dorongan yang menyebabkan kebutuhan untuk makan, minum,
manusia berbuat dan bertindak atau perlindungan fisik, bernafas, dan
sebagai penggerak tingkah laku. seksual. Kebutuhan ini merupakan
(Irwanto,1994:193). kebutuhan tingkat terendah atau
Berdasarkan pendapat para ahli disebut pula sebagai kebutuhan yang
tersebut dapat disimpulkan bahwa motif paling dasar.
merupakan suatu dorongan kebutuhan

JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007 15


(2) Kebutuhan rasa aman, yaitu produktivitas seseorang sangat
kebutuhan akan perlindungan dari ditentukan oleh “virus mental” yang ada
ancaman, bahaya, pertentangan, dan pada dirinya. Virus mental adalah
lingkungan hidup. kondisi jiwa yang mendorong seseorang
(3) Kebutuhan untuk merasa memiliki, untuk mampu mencapai prestasinya
yaitu kebutuhan untuk diterima oleh secara maksimal. Virus mental yan
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dimaksud terdiri dari tiga dorongan
dan kebutuhan untuk mencintai serta kebutuhan, yaitu: need of achievement
dicintai. (kebutuhan untuk berprestasi), need of
(4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu affiliation (kebutuhan untuk memperluas
kebutuhan untuk dihormati dan pergaulan), dan need of power
dihargai oleh orang lain. (kebutuhan untuk menguasai sesuatu).
(5) Kebutuhan untuk mengaktualisasi Motivasi berprestasi dapat
diri, yaitu kebutuhan untuk diartikan sebagai suatu dorongan dalam
menggunakan kemampuan, skill, diri seseorang untuk melakukan atau
dan potensi. Kebutuhan untuk mengerjakan suatu kegiatan atau tugas
berpendapat dengan mengemukakan dengan sebaik-baiknya agar mencapai
ide-ide memberi penilaian dan kritik prestasi dengan predikat terpuji.
terhadap sesuatu.(Mangkunegara, Karakteristik orang yang
2000:95). mempunyai motivasi berprestasi tinggi
Hierarki kebutuhan dari Abraham seperti yang diungkapkan oleh
Mangkunegara (2000: 104) berdasarkan
Maslow ditunjukkan dengan bentuk pendapat McClelland dan Edwar Murray
piramida seperti yang terlihat pada antara lain:
Gambar 1. 1) memiliki tanggung JO, jawab
Februaripribadi
2007
yang tinggi;
Gambar 1. Hierarki Kebutuhan 2) memiliki program kerja berdasarkan
rencana dan tujuan yang realistik
serta berjuang merealisasikannya;
3) memiliki kemampuan mengambil
keputusan dan berani menanggung
5. Self risiko yang dihadapinya;
Actualization 4) melakukan pekerjaan yang berarti
dan menyelesaikannya dengan hasil
4. Esteem or Status yang memuaskan;
5) mempunyai keinginan menjadi
3. Affiliation or Acceptance orang terkemuka yang menguasai
bidang tertentu.
2. Safety and Security Motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) seorang pegawai dalam
1. Physiological menghadapi situasi (situation) kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakan diri pegawai yang terarah
David C. McClelland, seorang ahli untuk mencapai tujuan organisasi
psikologi bangsa Amerika dari (tujuan kerja).
Universitas Harvard, dalam teori
motivasinya mengemukakan bahwa

16 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007


Hakikat Disiplin 3. Terdapat hubungan positif antara
Disiplin dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan disiplin
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai secara bersama-sama dengan kinerja
tujuan organisasi. Handoko (1993:208— dosen.
209) menyatakan bahwa disiplin adalah
kegiatan manajemen untuk menjalankan Konstelasi Hubungan
standar-standar organisasional. Konstelasi hubungan variabel X1
Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, dan X2 dengan Y digambarkan sebagai
yaitu berikut:
1) Disiplin preventif adalah kegiatan
yang dilaksanakan untuk mendorong Gambar 2. Konstelasi Hubungan
para karyawan agar mengikuti
berbagai standar dan aturan ry.1
sehingga penyelewengan- X1
penyelewengan dapat dicegah. Y
2) Disiplin korektif adalah kegiatan X1 ry.2
yang diambil untuk menangani ry.1.2
pelanggaran terhadap aturan-aturan
dan mencoba untuk menghindari
pelanggaran-pelanggaran lebih
lanjut. Kegiatan korektif sering
berupa suatu bentuk hukuman. Keterangan:
Menurut Hasibuan (2000:190), X1= Motivasi Berprestasi
kedisiplinan adalah kesadaran dan X2= Disiplin
kesediaan seseorang menaati semua Y= Kinerja
peraturan perusahaan dan norma-norma ry.1= Koefisien korelasi antara X1 (motivasi
berprestasi) denganY
sosial yang berlaku. Beberapa indikator
(kinerja)
yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan ry.2= Koefisien korelasi antara X2 (disiplin)
antara lain tujuan dan kemampuan, dengan Y (kinerja)
teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, ry.1.2= Koefisien korelasi antara X1 (motivasi
waskat (pengawasan melekat), sanksi berprestasi) dan X2(disiplin) secara
hukuman, ketegasan, dan hubungan bersama-sama dengan Y (kinerja)
kemanusiaan.
Berdasarkan uraian tersebut
disiplin adalah segala tindakan yang METODE PENELITIAN
dilakukan secara efektif dan efisien oleh Populasi dan Sampel Penelitian
seseorang untuk mencapai tujuan. Populasi penelitian ini adalah semua
dosen (tetap maupun tidak tetap) pada
Hipotesis Universitas Islam “45” ( Unisma)
Ada tiga hipotesis dalam penelitian Bekasi. Sebagai sampel penelitian
ini yaitu: diambil enam puluh dosen tetap Unisma.
1. Terdapat hubungan positif antara Pengambilan sampel dari suatu populasi
motivasi berprestasi dengan kinerja dilakukan dengan metode random
dosen; sampling.
2. Terdapat hubungan positif antara
disiplin dengan kinerja dosen;

JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007 17


Instrumen Penelitian setelah uji coba dapat dilihat pada
Instrumen yang digunakan adalah Gambar 3.
angket berupa pernyataan dalam bentuk Setelah melakukan uji validitas,
skala penilaian menurut Likert, yaitu dihasilkan 16 pernyataan motivasi
skor satu sampai dengan skor lima. berprestasi, 14 pernyataan disiplin, dan
Variabel-variabel yang diukur dalam 17 pernyataan kinerja yang valid
penelitian kali ini adalah kemudian diuji reliabilitas dengan
(1) Variabel terikat: kinerja dosen menggunakan rumus Alpha Cronbach
motivasi dan disiplin sebagai dengan kriteria koefisien reliabilitas
variabel bebas (r hitung > r tabel), dan semua
(2) Variabel bebas: motivasi berprestasi pernyataan ternyata reliabel, yaitu
dan disiplin. dengan r hitung motivasi berprestasi
Kisi-kisi instrumen motivasi sebesar r = 0,8203, disiplin r = 0,7884,
berprestasi, disiplin, dan kinerja dosen dan kinerja r = 0,8790, sementara r
tabelnya adalah 0, 378.

Gambar 3.
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi, Disiplin, dan Kinerja Dosen
Variabel Indikator Aspek yang Jml. Jenis
Penelitian Diungkap Item Instrumen
Disiplin 1. Kesadaran 1. Kesadaran 4 Angket dengan
dan ke- 2. Kemam- 3 skala penilaian
mampuan puan Likert
2. Teladan 1. Teladan 2
pimpinan dan pimpinan
sanksi 2. Sanksi 4
3. Loyalitas 1. Loyalitas 1
Kinerja Dosen 1. Kompetensi 1. Beban 4 Angket dengan
pengajar mengajar skala penilaian
2.Kemampuan 6 Likert
mengajar
2. Kompetensi 1. Penelitian 5
peneliti 2.Kegiatan 2
ilmiah

Pengujian Hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis


Data yang diperoleh dalam adalah korelasi dan regresi. Untuk
penelitian ini adalah data kuantitatif menguji hipotesis pertama dan kedua
berupa skor dalam bentuk skala interval. menggunakan regresi sederhana,
Oleh karena itu, teknik analisis data sedangkan hipotesis ketiga
menggunakan statistika deskriptif dan menggunakan regresi berganda dengan
statistika inferensial. terlebih dahulu dilakukan uji
Statistik deskriptif yang digunakan homogenitas varians dan uji normalitas
antara lain: distribusi frekuensi, grafik, data melalui uji Kolmogorov-Smirnov.
nilai rata-rata, dan simpangan baku. Untuk menguji keberartian koefisien
Statistik inferensial digunakan untuk korelasi produk moment digunakan uji-T
menguji hipotesis. Teknik yang dan untuk keberartian regresi digunakan

18 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007


uji-F. Pengujian menggunakan taraf (a) Terdapat hubungan yang positif
nyata 0,05. antara motivasi berprestasi dengan
kinerja dosen dengan koefisien
HASIL DAN PEMBAHASAN korelasi y.1 = 0,650 dan
Deskripsi Data persamaan regresi Ŷ = 29,996 +
Data yang diperoleh melalui enam 0,572 X1 .
puluh responden, pernyataan motivasi (b) Terdapat hubungan yang positif
berprestasi sebanyak 16 butir dengan antara disiplin dengan kinerja dosen
rentang skor antara 16—80 diperoleh dengan koefisien korelasi y.1 =
skor terendah 51, tertinggi 78, nilai rata- 0,615 dan persamaan regresi Ŷ =
rata 67,70, media 69,00, mode 73, dan 32,486 + 0,643 X2.
simpangan baku 6,43; pernyataan (c) Terdapat hubungan yang positif
disiplin sebanyak 14 butir dengan antara motivasi berprestasi dan
rentangan skor 14—70 diperoleh skor disiplin secara bersama-sama
terendah 44, skor tertinggi 70, nilai-rata- dengan kinerja dosen, dengan
rata 56,37, median 57,00, mode 56, dan koefisien korelasi Ry.1.2 = 0,690
simpangan baku 5,42; pernyataan kinerja dan persamaan regresi Ŷ = 24,246 +
sebanyak 17 dengan rentangan skor 0,379 X1 + 0,334 X2.
antara 17—85 diperoleh skor terendah Dengan demikian, hipotesis terbukti.
50, skor tertinggi 81, nilai-rata-rata Semakin tinggi motivasi berprestasi dan
68,72, median 69, mode 67, dan disiplin semakin tinggi pula kinerja yang
simpangan baku 5,66. ditunjukkannya
Hasil pengujian keberartian regresi
Hasil Uji Homogenitas & Normalitas dengan menggunakan uji–F pada taraf
Uji homogenitas dilakukan dengan nyata 0,05 adalah sebagai berikut:
cara menghitung gabungan semua (a) koefisien determinasi 2y.1 yaitu
varians dari semua sampel. Chi kuadrat (0,650) (0,650) = 0,4225 artinya
hitung variabel kinerja dosen atas variabel motivasi berprestasi
motivasi berprestasi adalah 27,05788, mempengaruhi variabel kinerja
dan kinerja dosen atas disiplin adalah dosen sebesar 42,25 % sisanya
12,59859. Chi kuadrat tabel dengan 57,75% berasal dari variabel lain.
tingkat kesalahan 5% adalah 32,671. (b) koefisien determinasi 2y.1 yaitu
Karena, chi kuadrat tabel > chi kuadrat (0,615) (0,615) = 0,3792 artinya
hitung berarti populasi homogen. variabel disiplin mempengaruhi
Hasil uji normalitas berdasarkan uji variabel kinerja dosen sebesar 37,82
Lilliefors sebagai berikut; data kinerja % sisanya 62,18 % berasal dari
dosen atas motivasi berprestasi adalah variabel lain.
0,10033333, data kinerja dosen atas (c) koefisien determinasi Ry.1.2 yaitu
disiplin 0,0358. Diketahui L tabel (0,690) (0,690) = 0,4761 artinya
0,1144. Karena L tabel > L hitung variabel motivasi berprestasi dan
berarti populasi berdistribusi normal. disiplin secara bersama-sama
mempengaruhi variabel kinerja
Hasil Uji Hipotesis dosen sebesar 47,61 % sisanya
Setelah dilakukan analsis, diketahui 52,39 % berasal dari variabel lain.
hubungan dan besar sumbangan yang Motivasi berprestasi memberikan
diberikan motivasi berprestasi dan pengaruh lebih tinggi daripada disiplin
disiplin terrhadap kinerja dosen.

JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007 19


terhadap kinerja dosen sebagai pengajar melaksanakan tugas akademik, serta
di Unisma Bekasi. membiasakan dosen menerima risiko
dari tugas dan tanggung jawabnya.
PENUTUP
Simpulan Untuk mempertinggi disiplin
Berdasarkan hasil pengujian, kinerja disarankan antara lain: membuat
dosen sebagai pengajar di Unisma aturan/tata tertib yang jelas dan
Bekasi dipengaruhi oleh motivasi disosialisasikan sehingga para dosen
berprestasi dan disiplin. Dengan dapat menerima aturan yang berlaku
perkataan lain, makin tinggi motivasi dengan rasa tanggung jawab, penerapan
berprestasi dan disiplin, makin tinggi ketegasan terhadap pelaksanaan
pula kinerja yang ditunjukkannya, . peraturan dan ketentuan yang ada,
Motivasi dan disiplin memberikan menumbuhkembangkan rasa turut
pengaruh yang berarti terhadap kinerja memiliki dan cinta terhadap pekerjaan,
dosen sebagai pengajar di Unisma memberikan penghargaan bagi dosen
Bekasi. Besarnya pengaruh motivasi yang sudah disiplin dan memberikan
berprestasi adalah 42,2%, disiplin teguran bagi yang belum.
37,9%. Diantara kedua variabel bebas
tersebut, motivasi berprestasi 2. Saran bagi Dosen
memberikan pengaruh paling besar. Setiap dosen perlu memiliki kemauan
Pengaruh motivasi berpartisipasi dan untuk terus belajar meningkatkan
disiplin secara bersama-sama terhadap kemampuan profesional dalam hal
kinerja dosen 47,6% dan 52,4% dari merencanakan dan melaksanakan proses
variabel lain. pembelajaran, kemampuan dalam
melaksanakan penilaian proses dan hasil
Saran-saran belajar mahasiswa, kemampuan dalam
Untuk mempertinggi kinerja dosen melaksanakan bimbingan belajar Kepada
sebagai pengajar di Unisma Bekasi mahasiswa serta kemampuan dalam
diperlukan upaya peningkatan motivasi melaksanakan pewnelitian. Dosen perlu
berprestasi dan disiplin. Oleh karena itu ikut serta dan atau mencari peluang agar
disarankan hal-hal sebagai berikut: dapat berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan ilmiah seperti seminar,
1. Saran bagi Perguruan Tinggi lokakarya, penataran, baik dalam bidang
Untuk meningkatkan motivasi keilmuan maupun dalam dalam bidang
berprestasi dalam arti dosen kependidikan.dosen juga perlu
menunjukkan keunggulan prestasi melakukan penelitian mandiri, menulis
diperlukan antara lain: penghasilan buku, diktat dan atau karya ilmiah
yang memadai, penghargaan atas lainnya. Dosen harus siap mengambil
risiko akan tugas dan tanggung jawab
prestasi yang ditunjukkannya,
yang diberikan oleh pemimpin
hubungan baik antara pemimpin
lembaga.
perguruan tinggi dengan dosen,
adanya tugas-tugas yang menantang,
adanya persaingan yang sehat
antardosen dalam berkarya,
memberikan tanggung jawab yang
besar kepada dosen dalam

20 JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007


DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith. 1985. Human Behavior at Work.
Delhi:Mc. Graw-Hill Publishing Company.

Handoko, Martin. 1994. Motivasi Daya


Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius.

Handoko, T. Hani. 1993. Manajemen Personalia


dan SDM. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hasibuan, H. Malayu S.P. 1999. Organisasi dan


Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, H. Malayu S.P. 2000. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.

Irwanto. 1994. Psikologi Umum. Jakarta: PT


Gramedia.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000.


Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

JURNAL OPTIMAL VOL. 1, NO.1 MARET 2007 21

Anda mungkin juga menyukai