GRACE OKTAVINUS S
RACHEL SABRINA N
REGINA TAMBA
SYAWAL LUDIN
TOPAN HARAHAP
VALERI PUTRI
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Orde Baru
A. Latar Belakang
Di tempat lain, tiga orang perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki
Rachmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud
bertemu dengan Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan
Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
(Pangkopkamtib) untuk meminta izin menghadap presiden. Segera setelah
mendapat izin, pada hari yang sama tiga perwira tinggi ini datang ke Istana
Bogor dengan tujuan melaporkan kondisi di ibu kota Jakarta meyakinkan
Presiden Soekarno bahwa ABRI, khususnya AD, dalam kondisi siap siaga
Namun, mereka juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan
untuk mengatasi keadaan ini.
Aksi-Aksi Tritura
Dalam Sidang MPRS yang digelar sejak akhir bulan Juni sampai
awal Juli 1966 memutuskan menjadikan Supersemar sebagai Ketetapan
(Tap) MPRS. Dengan dijadikannya Supersemar sebagai Tap MPRS secara
hukum Supersemar tidak lagi bisa dicabut sewaktu-waktu oleh Presiden
Soekarno. Bahkan sebaliknya secara hukum Soeharto mempunyai
kedudukan yang sama dengan Soekarno, yaitu Mandataris MPRS.
2. Stabilisasi Penyeragaman
Selain itu, para ABRI juga menempati posisi formal dan informal
dalam pengendalian Golkar serta mengawasi penduduk melalui gerakan
teritorial di seluruh daerah dari mulai Jakarta sampai ke daerah-daerah
terpencil, salah satunya dengan gerakan AMD (ABRI Masuk Desa).
Keikutsertaan militer dalam bidang politik secara umum bersifat
antipartai. Militer percaya bahwa mereka merupakan pihak yang setia
kepada modernisasi dan pembangunan. Sedangkan partai politik
dipandang memiliki kepentingan-kepentingan golongan tersendiri.