Anda di halaman 1dari 2

Mengapa inflasi timbul

Kita telah memberikan definisi "inflasi" semata-mata suatu gejala ekonomi, yaitu sebagai
kecenderungan harga-harga untuk menaik. Sampai batas tertentu kita masih bisa menganalisa sebab-
sebab timbulnya inflasi khusus dari segi ekonomis; dan penentuan sebab-sebab "ekonomi obyektif" ini
seringkali bukanlah tugas yang paling sukar. Masalah inflasi dalam arti yang lebih luas bukan semata-
mata masalah ekonomi, tetapi masalah sosio-ekonomi-politis. Ilmu eko- nomi membantu kita untuk
mengidentifikasi sebab-sebab "obyektif" dari inflasi, misalnya saja karena pemerintah mencetak uang
terlalu banyak.

Jika kita mempertanyakan mengapa pemerintah terus mencetak uang walaupun itu
menyebabkan inflasi, maka jawabannya seringkali berkaitan dengan bidang sosial politik. Contohnya
misalnya karena pemerintah membutuhkan uang untuk operasi keamanan, atau karena adanya
pertarungan politik di antara golongan-golongan politik di dalam negeri dan juga karena pemerintah tak
berdaya menghadapi tuntutan politik golongan-golongan masyarakat tertentu yang menghendaki
"bagian" dari anggaran belanja negara yang lebih banyak dari apa yang bisa disediakan dari sumber-
sumber penerimaan negara.
Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan yang di- jumpai di hampir semua negara
di dunia adalah inflasi. Definisi sing- kat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk me
naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut
inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari
harga barang-barang lain. Kenaikan harga-harga karena, misal- nya, menjelang hari-hari besar, atau yang
terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi. Ke- naikan harga
semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau "pe- nyakit" ekonomi dan tidak memerlukan
kebijaksanaan khusus untuk menanggulanginya.

Kalau seandainya harga-harga dari sebagian besar barang di- atur ditentukan oleh pemerintah,
maka harga-harga yang dicatat oleh Biro Statistik mungkin tidak menunjukkan kenaikan apa pun (karena
yang dicatat adalah harga-harga "resmi" pemerintah). Tetapi dalam realita ada kecenderungan bagi
harga-harga untuk terus menaik. Keadaan seperti ini tercermin dari, misalnya, adanya harga-harga
"bebas" atau harga-harga "tidak resmi" yang lebih tinggi dari harga-harga "resmi" dan yang cenderung
menaik. Keadaan seperti ini disebut "suppressed inflation" atau "inflasi yang ditutupi", yang pada suatu
waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relevan
dalam kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai