Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

URGENSI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA SEBAGAI


PEDOMAN PERENCANAAN PENGELOLAAN MANGROVE DI
KETAPANG URBAN AKUAKULTUR DESA KETAPANG
KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG

Ketua:
AGUS JOKO LELONO
NIM. 181010201299

Tahun Akademik 2020/2021


Nomor Kontrak: 0176/PKMM/SPKPKM/FH/UNPAM/VI/2021

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2021

0
1
ABSTRAK

Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa ini mengambil judul


“Urgensi Pokok-Pokok Haluan Negara sebagai Pedoman Perencanaan
Pengelolaan Mangrove”. Merupakan bagian dari tema besar “UNPAM Peduli
Mangrove, Dari UNPAM untuk Indonesia”. PKM dilaksanakan di Ketapang
Urban Akuakultur Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang pada
tanggal 6 Juni 2021. Tujuan PKM adalah mengetahui pengelolaan sumberdaya
Mangrove di Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, mengetahui
perkembangan pengaturan sumberdaya Mangrove di Indonesia, dan mengetahui
tanggapan stakeholder terhadap Pokok-pokok Haluan Negara dalam perencanaan
pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang. Mangrove dipilih karena sangat
istimewa yaitu sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora, fauna, dan
pengendali bencana. Pemanfaatan dan pengelolaan mangrove yang bertanggung
jawab menjadi inti dari PKM ini. Acara diisi dengan diskusi dan dialog tentang
pengelolaan dan pengaturan mangrove, sosialisasi Ketapang Urban Akuakultur
sebagai pusat mangrove di Tangerang, deklarasi UNPAM peduli mangrove, dan
penanaman 1000 bibit pohon mangrove. Kegiatan PKM mahasiswa ini mendapat
dukungan luas dari Anggota DPR, Bupati dan Wakil Bupati Tangerang, Rektor
UNPAM, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, dan jajaran Kepolisian.
Semoga keberadaan mangrove di Kabupaten Tangerang semakin lestari, terjaga
dan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Kata kunci: PKM Mahasiswa, Haluan Negara, Pengelolaan Mangrove

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta Alam.
Berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dari Kelompok 1 Kelas 06Huke005 dapat
menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh
Mahasiswa dengan judul “Urgensi Pokok-Pokok Haluan Negara sebagai
Pedoman Perencanaan Pengelolaan Mangrove”.
Penulisan Laporan Akhir PKM Mahasiswa ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan ijin mengikuti Sidang Skripsi
Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Pamulang. Juga untuk memberikan
gambaran tentang kegiatan PKM kami dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan
Tinggi di Ketapang Urban Akuakultur Desa Ketapang Kecamatan Mauk
Kabupaten Tangerang masyarakat pada Tanggal 6 Juni 2021.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Anggota DPR/MPR RI, Bapak H. Johan Rosihan, ST. sebagai
narasumber dan sponsor utama kegiatan PKM,

2. Bupati Tangerang, Bapak Ahmad Zaki Iskandar yang telah


mendukung dan mengijinkan kegiatan PKM di Mauk,

3. Wakil Bupati Tangerang, Bapak Mad Romli yang telah memberikan


sambutan tertulisnya sebagai bentuk dukungan nyata pada kegiatan
PKM kami,

4. Rektor Universitas Pamulang, Bapak Dr. H. E. Nurzaman yang kami


banggakan ditengah kesibukannya berkenan hadir dan ikut serta dalam
PKM kami,
5. Dekan Fakultas Hukum, Bapak Dr. Oksidelfa Yanto, SH., MH. yang
telah mengijinkan dan mendukung penuh,

6. Kepala Prodi Ilmu Hukum, Dr. Taufik Kurrohman, SHI, MH. yang
telah mengijinkan dan mendukung penuh,

7. Penanggung Jawab PKM Prodi Hukum, Bapak Bima Guntara, SH.,


MH. yang telah mengijinkan dan mendukung penuh kelancaran acara,

8. Kepala Dinas Perikanan Tangerang, H. Jainudin, ST., MM. yang


berkenan membacakan sambutan tertulis Wakil Bupati Tangerang dan
membantu 1000 bibit mangrove gratis,

3
9. Staf Ahli Bupati Tangerang Bidang Ekbang, Ibu Dra. Ratih
Rahmawati, MM. yang turut hadir sebagai bentuk dukungan penuh
Pemkab Tangerang dalam PKM ini,

10. Dosen Pembimbing kami, Bapak Dadang Sumarna, SH., MH yang


telah mengarahkan, membimbing dan mendukung penuh sehingga
PKM kami bisa seperti ini,

11. Pengelola Ketapang Urban Akuakultur yang juga Ahli Mangrove


Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Bapak Hari Mahardika, MM.
yang telah membantu administrasi dan kebutuhan lapangan PKM
kami,

12. Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Dr. Iman Imanuddin, SH., SIK.,
MH. yang telah meminjamkan bus operasional Polres untuk
mengangkut para mahasiswa,
13. Kapolsek Mauk, Bapak AKP Rustantiyo yang turut hadir bersama
jajaran untuk menanam mangrove dan mengamankan kegiatan PKM,

14. Camat Mauk yang diwakili Sekcam, Bapak Khalid Mawardi, S.IP.
beserta jajaran satpol PP yang turut menanam dan mengamankan
kegiatan PKM,

15. PLT Kades Ketapang Mauk beserta perwakilan petani dan nelayan
yang turut serta membantu kegiatan di lapangan,

16. Tim liputan dari Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang dan wartawan
lokal yang telah meliput dan menyebarluaskan kegiatan PKM ini, dan

17. Segenap Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang Kelas


06HUKE005 dari kelompok 1 hingga 8 yang telah bahu membahu
mensukseskan acara PKM, serta

18. Semua pihak yang telah membantu PKM ini, semoga Alloh SWT
mencatat kebaikan Bapak/Ibu sebagai amal sholeh dan dibalasNya
dengan kebaikan yang berlipat ganda, aamiin.

Demikian sekilas laporan PKM ini, harapannya ke depan dapat memacu


kami untuk terus menjalankan tri dharma perguruan tinggi dimanapun, kapanpun
dan dalam peran apapun.
Tangerang, 25 Juni 2021

Tim PKM Mahasiswa


Kelompok 01

4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... 1
ABSTRAK .......................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR........................................................................................... 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 5
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 6
I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Permasalahan........................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7
1.3 Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ............................................ 8
1.4 Manfaat Pengabdian kepada Masyarakat........................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Mangrove ................................................................... 10
2.2 Pokok-Pokok Haluan Negara............................................................ 10
2.3 Pengelolaan Mangrove yang Berkelanjutan ...................................... 12
III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah ......................................................... 13
3.2 Realisasi Pemecahan Masalah .......................................................... 13
3.3 Khalayak Sasaran ............................................................................. 14
3.4 Tempat dan Waktu ........................................................................... 14
3.5 Metode Kegiatan .............................................................................. 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sumber Daya Mangrove di Desa Ketapang Kecamatan Mauk
Kabupaten Tangerang ...................................................................... 15
4.2 Ketapang Urban Akuakultur sebagai Pusat Pengembangan
Mangrove di Kabupaten Tangerang ................................................. 16
4.3 Pokok-Pokok Haluan Negara dalam Mendukung Pengelolaan
Mangrove yang Berkelanjutan ......................................................... 19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 22
5.2 Saran ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Tim Pengusul ...................................................................... 26
Lampiran 2. Surat Kontrak Pengabdian ................................................................. 28
Lampiran 3. Surat Tugas Pengabdian .................................................................... 29
Lampiran 4. Surat Pengantar/Permohonan Pengabdian .......................................... 30
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pengabdian............................ 31
Lampiran 6. Surat Keterangan Implementation Arrangement ................................. 32
Lampiran 7. Daftar Para Peserta Kegiatan PKM .................................................... 33
Lampiran 8. Sumber dan Penggunaan Dana ........................................................... 34
Lampiran 9. Foto-foto Kegiatan ............................................................................ 35
Lampiran 10. Link Liputan Media Peduli Mangrove (Tim) .................................... 46
Lampiran 11. Publikasi Media oleh Kelompok ...................................................... 48
Lampiran 12. Publikasi Media Implementation Arrangement ................................. 49
Lampiran 13. Sambutan Tim PKM Mahasiswa ...................................................... 50
Lampiran 14. Sambutan Wakil Bupati Tangerang .................................................. 52
Lampiran 15. Materi TIM PKM Mahasiswa .......................................................... 54
Lampiran 16. Naskah Deklarasi Peduli Mangrove ................................................. 56

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah PKM .................................................... 13


Gambar 2. Peta Desa Ketapang Mauk.................................................................... 15
Gambar 3. Hamparan bibit pohon mangrove yang sudah disemai
di Ketapang Urban Akuakultur Desa Ketapang
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang ............................................. 18

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi Permasalahan

Kawasan Pesisir Mauk menghadapi abrasi pantai yang cukup tinggi


dikarenakan aktifitas manusia dan kegiatan perikanan. Pengelolaan kawasan
hutan mangrove sangat penting dilakukan, karena besarnya manfaat ekosistem
mangrove baik secara ekologi maupun secara ekonomi bagi masyarakat di sekitar
kawasan pesisir Kecamata Mauk. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ikan,
pencegahan degradasi lingkungan laut dan pantai, mencegah abrasi pantai dan
intrusi air laut merupakan peranan strategis hutan mangrove di Kecamatan Mauk.
Pemerintah Kabupaten Tangerang sedang menggalakan penanaman mangrove dan
membuat sosialisasi perlindungan mangrove yang telah ada melalui edukasi dan
pembentukan petani-petani mangrove serta membuat suatu kawasan yang
dikhususkan sebagai tempat wisata sekaligus pembibitan dan penanaman
mangrove untuk Tangerang dan juga Banten. Pemerintah Tangerang
membutuhkan peran serta semua pihak salah satunya akademisi dimana
mahasiswa menjadi bagian didalamnya untuk membantu mengatasi pencegahan
kerusakan ekosistem mangrove di Kecamatan Mauk. Mempertimbangkan hal
tersebut, maka pada PKM Mahasiswa ini diangkat tema besar UNPAM Peduli
Mangrove, dengan subtema Kelompok 01 tentang: Urgensi Pokok-Pokok Haluan
Negara sebagai Pedoman Perencanaan Pengelolaan Mangrove.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh


mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan sumberdaya Mangrove di Desa Ketapang
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang?
2. Bagaimana perkembangan pengaturan sumberdaya Mangrove di
Indonesia?

7
3. Bagaimana tanggapan stakeholder terhadap Pokok-pokok Haluan
Negara dalam perencanaan pengelolaan mangrove di Kabupaten
Tangerang?

1.3 Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat

Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh mahasiswa ini


adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengelolaan sumberdaya Mangrove di Desa Ketapang
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
2. Mengetahui perkembangan pengaturan sumberdaya Mangrove di
Indonesia.
3. Mengetahui tanggapan stakeholder terhadap Pokok-pokok Haluan
Negara dalam perencanaan pengelolaan mangrove di Kabupaten
Tangerang.

1.4 Manfaat Pengabdian kepada Masyarakat

Manfaat kegiatan PKM mahasiswa ini bagi DPR/MPR RI adalah sebagai


berikut:
1. Mendapatkan masukan dan aspirasi masyarakat dari petani dan
nelayan di pesisir pantai Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
2. Tersosialisasikannya program-program DPR/MPR khususnya Urgensi
Pokok-Pokok Haluan Negara kepada stakeholder mangrove di Provinsi
Banten secara umum.
Manfaat kegiatan PKM mahasiswa ini bagi Pemerintah Kabupaten
Tangerang adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui persoalan dalam pengelolaan sumberdaya Mangrove di
Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
2. Mendapatkan wawasan tentang pentingnya Pokok-Pokok Haluan
Negara dalam perencanaan pembangunan secara umum dan
pengelolaan secara khusus.

8
Manfaat kegiatan PKM mahasiswa ini bagi Fakultas Hukum UNPAM
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui persoalan hukum dalam pengelolaan sumberdaya
Mangrove di Kabupaten Tangerang.
2. Menambah jejaring dan memperkuat hubungan dengan berbagai pihak
baik lokal maupun nasional.
Manfaat kegiatan PKM mahasiswa ini bagi Masyarakat Sasaran adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan wawasan baru untuk memperkuat pengetahuan dalam
pengelolaan sumberdaya Mangrove di Desa Ketapang Kecamatan
Mauk Kabupaten Tangerang.
2. Mendapatkan “teman” baru dalam melestarikan mangrove di
Kabupaten Tangerang secara umum.
Manfaat kegiatan PKM mahasiswa ini bagi mahasiswa yang melaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Melatih ilmu yang sudah didapatkan dibangku kuliah untuk
diaplikasikan kepada kehidupan nyata yang akan dihadapi di masa
mendatang yang tentunya akan semakin kompleks,
2. Mendapatkan nerworking dan pengalaman dalam melaksanakan
kegiatan tingkat nasional.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Mangrove

Hutan mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup


di daerah pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal
forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Istilah
“mangrove” digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan
kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau
Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain
bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya 1.
Hutan mangrove merupakan tumbuhan yang memiliki banyak jenis-
jenisnya. Menurut Soemodihardjo et al. 1993 dalam Strategi Nasional
Pengelolaan Ekosistem Mangrove (Buku II), jenis-jenis tumbuhan yang
ditemukan di hutan mangrove Indonesia sekitar 89 jenis yang terdiri dari 35 jenis
pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit.
Penyebaran jenis-jenis mangrove yang ada di Indonesia saat ini banyak
sekali jenis-jensi yang dimiliki. Tetapi dari semua penyebaran jenis-jenis
mangrove hanya beberapa saja nama-nama mangrove yang diketahui. Perlu
adanya sosialisasi dari semua pihak untuk memberikan wawasan tentang
mangrove kepada masyarakat.

2.2 Urgensi Pokok-Pokok Haluan Negara

Secara historis, tahun 1960 merupakan tahun dimana pertama kali


Indonesia memiliki sebuah haluan negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara pada waktu itu menerbitkan sebuah Ketetapan MPRS
NomorI/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia dan Ketetapan

1
http://imred, (Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove Indonesia (Instutute of
Mangrove Research and Development (IMReD))

10
MPRS No. II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar Pola PembangunanNasional
Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969.2
Di era Orde Lama dan OrdeBaru, Haluan Negara perannya menjadi sangat
vital sebagai pedoman pembangunan negara, yang kala itu, wujud formalnya
disebut sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).3 Namun, setelah
reformasi eksistensi Haluan Negara menjadi hilang seiring diamandemennya
UUD 1945 yang menghilangkan eksistensi Haluan Negara dalam konstitusi. 4
GBHN ketika itu dimaknai sebagai haluan negara dalam garis-garis besar sebagai
pernyataankehendak rakyat yang mempunyai landasan idiil Pancasila serta UUD
1945 sebagai landasan konstitusional. 5
Haluan negara secara esensial memuat prinsip-prinsip pokok arah
pembangunan dan penyelenggaraan negara Indonesia. Haluan negara bersifat
memandu dan membimbing serta mengarahkan bekerjanya fungsi-fungsi
kekuasaan negara dan pemerintahan untuk mencapai tujuan-tujuan bernegara.
Karena itu haluan negara dapat dikatakan sebagai merupakan pernyataan
kehendak rakyat yang dituangkan dalam bentuk tertentu yang berlaku mengikat
bagi penyelenggaraan negara dan berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan
negara dan pemerintahan serta pembangunan untuk mencapai tujuan berbangsa
dan bernegara.6

2
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2011. Materi Pengantar Soal
Propenas/GBHN/RPJMN. Jakarta: Kementerian KKP, hal. 2
3
Istilah GBHN ini muncul dari penafsiran Pasal 3 UUD 1945 (sebelum amandemen) yang
menyatakan: “Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis besar daripada haluan negara”. Kemudian dalam perjalanannya dituangkan
dalam bentuk hukum Ketetapan MPR
4
Pasal 3 UUD 1945 sebelum amandemen yang berbunyi, “Majelis Permusyawaratan Rakyat
menetapkan Undang-Undang Dasar dan Garis-Garis Besar dari pada Haluan Negara”, dirubah
rumusannya menjadi “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar”. Lihat Pasal 3 ayat (1) UUD Tahun 1945
5
Moh. Kusnardi-Bintan R. Saragih. 1978. Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem
Undang Undang Dasar 1945. Jakarta: Gramedia, hal. 56. Lihat juga dalam Budiman B. Sagala.
1982. Tugas dan Wewenang MPR di Indonesia. Cetakan Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia,
hal. 96-97
6
Jimly Asshiddiqie. Konstitusionalisme Haluan Negara Untuk Mewujudkan Tujuan Negara
Berdasarkan Pancasila. https://www.icmi.or.id/opini-dan-tokoh/opini/konstitusionalisme-
haluan-negara-untuk-mewujudkan-tujuan-negara-berdasarkan-pancasila.

11
2.3 Perencanaan dan Pengelolaan Mangrove yang Berkelanjutan

Wilayah pesisir sangat dinamik, namun rentan terhadap perubahan dan


tekanan yang berasal dari alam maupun akibat aktivitas manusia. Agar ekosistem
dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara optimal dan terjaga
kelestariannya, diperlukan upaya-upaya perlindungan dari berbagai ancaman
penurunan kualitas dan kuantitas yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas
pemanfaatan sumber daya pesisir tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Kerusakan daya dukung alam merupakan penyebab yang telah dilakukan
oleh tangan manusia yang tidak bertanggungjawab, hal ini sebenarnya
menentukan bahwa daya dukung alam sangat menentukan akan kelangsungan
hidup manusia maupun organisme ekosistem yang lainnya. Jika sudah terjadi
kerusakan yang terjadi akan memperparah dan jika ingin memperbaikinya
membutuhkan waktu yang tidak singkat, tetapi melainkan membutuhkan waktu
yang cukup panjang.7
Menurut Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2012 Tentang Strategi
Nasional Pengelolaan Mangrove pasal 1 ayat 2 yang berbunyi, ekosistem
mangrove adalah kesatuan antara komunikasi vegetasi mangrove berasosiasi
dengan fauna dan mikro organisme sehingga dapat tumbuh dan berkembang pada
daerah sepanjang pantai terutama didaerah pasang surut, laguna, muara sungai
yang terlindung dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir dalam membentuk
keseimbangan lingkungan hidup yang berkelanjutan.8
Sedangkan pada pasal 1 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2012,
Pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan adalah semua upaya
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari melalui proses terintegrasi
untuk mencapai berkelanjutan fungsi-fungsi ekosistem mangrove bagi
kesejahteraan masyarakat.9

7
Wisnu Arya Wardhana, ed., Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 73.
8
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2012, Tentang Pengelolaan Ekosistem
Mangrove, Jakarta, 2012, h. 5.
9
Ibid., Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2012, h. 5.

12
BAB III
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

KELEMBAGAAN/ POTENSI EKOSISTEM DIMENSI SOSIAL &


KEBERAGAMAN KEARIFAN
PEMERINTAH MANGROVE
LOKAL MASYARAKAT

PEMAHAMAN HUKUM PARTISIPASI


MASYARAKAT KAWASAN MASYARAKAT DALAM
PESISIR PENGELOLAAN KAWASAN

PROGRAM PKM MAHASISWA


TENTANG URGENSI POKOK-POKOK HALUAN NEGARA
SEBAGAI PEDOMAN PERENCANAAN PENGELOLAAN
EKOSISTEM MANGROVE BERSAMA ANGGOTA DPR,
PEMERINTAH DAERAH DAN AKADEMISI

PENGELOLAAN KAWASAN
MANGROVE DI DESA
KETAPANG KECAMATAN
MAUK YANG
BERTANGGUNG JAWAB

PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN


MANGROVE DI DESA KETAPANG
KECAMATAN MAUK SECARA
BERKELANJUTAN

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah PKM

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Dalam kerangka membantu Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk


mempertahankan dan meningkatkan keberadaan mangrove di wilayahnya,
khususnya di Desa Ketapang kami mengadakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat oleh mahasiswa dengan bentuk membangun kesadaran hukum

13
masyarakat Ketapang. Kami juga mengundang berbagai pihak untuk turut serta
memikirkan dan bertindak bersama, yaitu:
1. Mengundang pihak legislatif (Anggota DPR) untuk menyalurkan aspirasi
secara langsung,
2. Mengundang pihak eksekutif yaitu Pemerintah Kabupaten Tangerang
untuk melihat langsung situasi di lapangan untuk bertindak konkrit,
3. Mengundang pihak kampus/akademisi untuk bersama legislatif dan
eksekutif bekerjasama di lapangan,
4. Mengundang petani dan nelayan yang sehari-hari bekercimpung dalam
bidang mangrove untuk menambah wawasan mereka terutama dibidang
hukum dan memperkuat jejaring,
5. Melakukan deklarasi bersama dari para pihak untuk komitmen menjaga
dan melestarikan mangrove yang ada bahkan meningkatkannya.
6. Melakukan aksi nyata penanaman 1000 bibit pohon mangrove.

3.3 Khalayak Sasaran

Sasaran kegiatan PKM mahasiswa ini adalah para stakeholder mangrove


di Kabupaten Tangerang, khususnya di Desa Ketapang Kecamatan Mauk.

3.4 Tempat dan Waktu

Tempat pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Ketapang Urban


Akuakultur Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang pada
tanggal 6 Juni 2021.

3.5 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan adalah dialog dan diskusi, sosialisasi, deklarasi


serta penanaman 1000 bibit pohon mangrove. Selain menghadirkan tokoh tingkat
nasional, acara PKM juga diliput khusus oleh media dengan dukungan penuh
Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sumber Daya Mangrove di Ketapang Mauk Kabupaten Tangerang

Desa Ketapang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mauk Kabupaten


Tangerang yang mempunyai luas 4,186 km2 dengan presentase 10,44% terluas
ketiga setelah Desa Mauk Barat yang berada diposisi pertama yaitu 5,520 km2
dengan presentase 13,77%.10
Sedangkan untuk batas wilayahnya Desa Ketapang adalah sebagai berikut:
a. Batas wilayah bagian Utara : Laut Jawa
b. Batas wilayah bagian Selatan : Desa Tegal Kunir Lor
c. Batas wilayah bagian Timur : Desa Marga Mulya
d. Batas wilayah bagian Barat : Desa Mauk Barat
Jarak tempuh ke Kecamatan Mauk sejauh 2,5 km dengan jarak tempuh 7-10
menit, sedangkan jaran raya menuju kecamatan adalah jalan provinsi yang sudah
dibeton dan sangat baik. Adapun jarak tempuh ke Kabupaten yaitu Kabupaten
Tangerang di Tiga Raksa sejauh ± 30 km dengan lama waktu tempuh 1 jam.

Gambar 2. Peta Desa Ketapang (Sumber: Google Maps)

10
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, Kecamatan Mauk 2016, Katalog BPS:
1101002.3603160, h. 1.

15
Mengutip penelitian Hiazatul Fauziah, 2016 bahwa Desa Ketapang
merupakan suatu kawasan pesisir yang telah mengalami perubahan garis pantai
baik yang terjadi abrasi yaitu perubahan garis pantai akibat pengikisan yang
terkena gelombang laut terangkutnya sedimentasi ke perairan laut dan terjadinya
akresi yaitu penambahan luasnya daratan dengan berkurangnya luas perairan laut.
Kemudian dari hasil overlay citra landsat antara tahun 2010-2015 terlihat
tingkat dampak abrasi yang terjadi di laut Desa Ketapang Kecamatan Mauk,
Kabupaten Tangerang-Banten tingkat abrasi antara garis pantai daratan dengan
laut dari rentang 5 tahun telah mengalami perubahan yaitu selisihnya -0.51. Hal
ini terlihat perubahan daratan menjadi berkurang dengan menjoroknya atau
majunya garis laut kedaratan yang disebut dengan abrasi yang sudah terjadi di
Desa Ketapang.
Kesadaran yang dilalukan masyarakat Desa Ketapang terhadap hutan
mangrove sudah cukup baik dalam memperhatikan ekosistem mangrove yang ada
di Desa Ketapang. Dengan dibuktikannya tidak memanfaatkan hutan mangrove
sebagai mata pencaharian warga. Dan mengingikan adanya program rehabilitasi
dan konservasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Masyarakat setempat mengikuti jika adanya diberikan sosialisiasi yang diberikan
oleh pemerintah pusat ataupun swasta untuk memberikan tambahan wawasan
untuk merawat dan menjaga ekosistem laut.

4.2 Ketapang Urban Akuakultur sebagai Pusat Pengembangan


Mangrove di Kabupaten Tangerang

Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam daerah tropika yang


mempunyai manfaat ganda baik aspek ekologi maupun sosial ekonomi. Besarnya
peranan ekosistem mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis
hewan, baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk-tajuk pohon
mangrove serta ketergantungan manusia terhadap ekosistem mangrove tersebut.
Bengen (2000) menyatakan bahwa ekosistem mangrove memiliki fungsi
antara lain : (1) sebagai pelindung pantai dari gempuran ombak, arus dan angin,
(2) sebagai tempat berlindung, berpijah atau berkembang biak dan daerah asuhan

16
berbagai jenis biota (3) sebagai penghasil bahan organik yang sangat produktif
(detritus), (4) sebagai sumber bahan baku industri bahan bakar, (5) pemasok larva
ikan, udang dan biota laut lainnya, serta (6) tempat pariwisata.
Abrasi menjadi penyebab berkurangnya jumlah hutan mangrove di
Kabupaten Tangerang yang cukup massive, tercatat mencapai 579, 2 hektar dalam
kurun waktu 1995 sd 2015 (20 tahun) perlahan kerusakan ini mulai terhenti
dengan Program dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang
lahan mangrove yang tahun 2015 hanya 79.2 hektar sekarang kembali naik
menjadi 212 hektar (2020), diantaranya adalah melakukan program rehabilitasi
dan restorasi hutan mangrove di Kawasan Urban Akuakultur Ketapang Mauk ini,
bahkan Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan rehabilitasi mangrove
seluas 150-an hektar, dan sebanyak 800.000 an batang pohon mangrove yang
tersebar di Kawasan Urban Akuakultur Ketapang 200.000-an, 400.000-an
Tangerang Mangrove Center Tanjung Pasir, serta sisanya Pesisir Desa
Patramanggala Kec. Kemiri dan Pulau Cangkir Kronjo.
Dinas Perikanan bersama Bappeda dan OPD terkait Dssporabudpar dan
DLHK saat ini sedang menggagas Kelompok Kerja Mangrove Kab.Tangerang
untuk mewujudkan pengelolaan ekosistem mangrove lestari dan masyarakat
sejahtera berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden
No. 73 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove,
yang hal ini sesuai dengan Kerjasama Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan
PEMSEA ( Partnership of Environmental Management Seas of East Asia ) atau
Kemitraan Pengelolaan Lingkungan Pesisir Negara-Negara Asia Timur dimana
Kementrian KLHK menjadi Indonesia Focal Point-nya dan Kabupaten Tangerang
menjadi Angggota PNLG sejak 2016.

17
Gambar 3. Hamparan bibit pohon mangrove yang sudah disemai di Ketapang
Urban Akuakultur Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang

Pemerintah Kabupaten Tangerang akan merehabilitasi dan merevitalisasi


mangrove di Desa Ketapang pesisir pantai Kecamatan Mauk untuk menjadi
tempat wisata bahari dan juga wisata mangrove. Penanaman pohon mangrove,
penataan kawasan lingkungan telah dilakukan sejak Desember 2020. Hal ini
merupakan salah satu program RPJMD Kabupaten Tangerang, melalui Gerbang
Mapan (gerakan pembangunan masyarakat pantai) dan Gebrak Pakumis (gerakan
bersama rakyat atasi pemukiman kumuh dan miskin).
Program ini untuk pemanfaatan dan juga pemberdayaan masyarakat pesisir
pantai. Tidak hanya bedah rumah dan bedah lingkungan, namun juga
perekonomian dan juga potensi-potensi daerah yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidup dan derajat masyarakatnya.
Untuk pemberdayaan kawasan ini diserahkan kepada masyarakat,
sehingga kepala desa, BPD, BUMDes-nya semua akan bekerja bersama-sama
dengan masyarakat. Kemudian sarana penunjang sudah disiapkan Puskesmas
Mauk, Pasar Induk Mauk, jalan provinsi, betonisasi jalan Lingkar Utara dan lain-
lain. Termasuk fasilitas penunjang kawasan wisata bahari, tinggal tempat
pelelangan ikan (TPI).

18
Untuk mengatasi semakin menghilangnya kawasan mangrove dan sebagai
respon terhadap terjadinya erosi pantai serta berkurangnya cadangan anakan ikan
di pantai (Noor dkk., 1999) dapat dilakukan dengan penanaman kembali
mangrove di tingkat lokal. Dengan peran serta dari berbagai pihak baik
masyarakat setempat, LSM, perguruan tinggi, instansi pemerintah pusat dan
daerah serta organisasi bahari yang bersangkutan, diharapkan jika program ini
berjalan lancar dalam jangka panjang manfaat dan fungsi mangrove dapat berjalan
dan dirasakan kembali.

4.3 Pokok-Pokok Haluan Negara dalam Mendukung Pengelolaan


Mangrove yang Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi


kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi
mendatang untuk mernenuhi kebutuhan hidupnya (WCED, 1987 dalam Dahuri
dkk., 2004). Selanjutnya Bengen (2004b) berpendapat bahwa pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) merupakan visi dunia internasional
sudah saatnya juga merupakan visi nasional. Visi pembangunan berkelanjutan
tidak melarang aktivitas pembangunan ekonomi, tetapi meganjurkannya dengan
persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak melampaui daya
dukung (carrying capacity) lingkungan alam. Dengan demikian generasi
mendatang tetap memiliki aset sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
(environmental services) yang sama atau kalau dapat lebih baik dari pada generasi
yang hidup sekarang.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang dimaksud dengan
sumberdaya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya manusia
dan sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati.
Pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan pada hakekatnya mempunyai
makna yang sama dengan pengelolaan lingkungan hidup seperti dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

19
dan harus mengacu pada Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Dalam undang-undang
tersebut, yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan
dan pengendalian lingkungan hidup.
Dasar pemikiran penetapan kebijakan pengelolaan mangrove adalah
ekosistem mangrove yang berfungsi sebagai sumber plasma nutfah, tempat
pemijahan, pengasuhan dan tempat larva biota perairan serta sekaligus juga
berfungsi untuk melindungi kawasan pesisir dari kerusakan dan pencemaran, telah
mengalami tekanan yang luar biasa sehingga mengalami degradasi yang
sistematis. Bahwa diperlukan langkah lanjut dan upaya pengelolaan ekosistem
mangrove yang berkelanjutan untuk menjamin kelestarian ekosistem mangrove
guna mendukung pelestarian lingkungan pesisir, kegiatan perikanan yang
berkelanjutan, perlindungan pantai, wisata bahari, dan keperluan ekonomi lainnya.
Mangrove adalah sumberdaya alam yang penting. Dia juga rentan
terhadap pembangunan yang pesat dan tidak terkendali. Sifatnya yang hanya bisa
tumbuh ditempat-tempat tertentu harus dipandang sebagai peluang. Hal inilah
yang menjadi titik tolak pentingnya haluan Negara dalam melindungi mangrove.
Terdapat pola yang berbeda di dalam penentuan arah pembangunan pasca
penghapusan GBHN. UU SPPN mengamanatkan bahwa rencana pembangunan
terbagi menjadi jangka panjang dan jangka menengah yang dituangkan di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Dimana rencana pembangunan
tersebut dititik beratkan pada visi dan misi serta progam dari Presiden terpilih
yang ditetapkan dengan peraturan presiden.
Berbeda dengan GBHN yang dibentuk oleh MPR yang diambil
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar. Sehingga dapat dikatakan bahwa rencana pembangunan pasca
penghapusan GBHN lebih bersifat executive heavy, bukan bersifat parlementary
heavy. Dapat dikatakan, dengan kondisi seperti ini sangat dimungkinkan bahwa

20
pembangunan yang terjadi di Indonesia akan berbeda arahnya disetiap rezim
presiden, sehingga pembangunan akan sangat bergantung pada presiden yang
dihasilkan di dalam konstelasi politik Indonesia.
Selain itu, pembangunan yang bersifat executive heavy sangat berpotensi
untuk tidak mewakili suara rakyat, karena sistem keterwakilan di dalam negara
demokrasi terletak pada lembaga parlemen, dimana di Indonesia sebenarnya tugas
tersebut diletakkan di dalam MPR. Sehingga sangat mungkin bahwa
pembangunan Indonesia ke depan akan bersifat acak dan tidak bersifat
berkelanjutan.
Meneropong masa depan menghidupkan kembali haluan negara harus
dilakukan oleh Mejelis Permusyawaratan Rakyat sebagai ekspresi dari kekuatan
politik yang representatif dan komprehensif. MPR menjadi centrum kekuasaan
perumusan dan penetapan haluan negara. Meskipun MPR sebagai sentrumnya,
akan tetapi MPR dalam perumusan dan pembahasannya hingga kepenetapannya
harus tetap berpijak pada piihan sistem demokratis. Dalam konteks perumusan,
pembahasan hingga ke penetapan, MPR harus mendasarkannya pada prinsip
Democratic Directive Principle of State Policy Making, artinya pembentukan
kebijakan dasar tersebut harus dilaksanakan secara demokratis, dimana fitur
utamanya dari konsepsi demokratis adalah partisipasi publik.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah menyelesaikan pelaksanakan PKM Mahasiswa yang meliputi


diskusi, dialog, sosialisasi, deklarasi dan penanaman langsung bibit pohon
mangrove bersama stakeholder, petani dan nelayan Ketapang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengelolaan sumberdaya Mangrove di Desa Ketapang Kecamatan
Mauk Kabupaten Tangerang sudah berjalan dengan baik dan
mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.
2. Pengaturan tentang mangrove sudah cukup lengkap, namun datangnya
pandemi covid-19 menuntut semua pihak untuk bergerak cepat dan
segera melakukan penyesuaian.
3. Tanggapan stakeholder terhadap Pokok-pokok Haluan Negara dalam
perencanaan pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang sangat
positif. Semua yang hadir setuju bahwa negara membutuhkan arah
yang umum dan jangka panjang sehingga tidak mudah digoyahkan
oleh kepentingan-kepentingan jangka pendek dan pragmatis yang
dapat merusak lingkungan hidup secara umum dan ekosistem
mangrove secara khusus.

5.2 Saran

Dalam suasana diskusi dan dialog yang cair dan hangat dirangkum
berbagai saran menarik sebagai berikut:
1. Mengingat mangrove merupakan sumber daya alam yang mempunyai
berbagai fungsi istimewa, maka perhatian khusus untuk pelindungan
dan pelestarian mangrove sebaiknya tidak hanya di Kecamatan Mauk
saja, namun menyeluruh di seluruh kawasan pesisir pantai se
Kabupaten Tangerang bahkan se Indonesia.

22
2. Pokok-pokok Haluan Negara sangat dibutuhkan untuk memberikan
arah jangka panjang dan umum kepada pemerintah dan seluruh rakyat,
untuk itu kepada Anggota MPR dan Parlemen yang sedang
menggodoknya dimohon untuk selalu cermat, meningkatkan
partisipasi publik dan bekerja secara akuntabel sehingga dapat meraih
dukungan maksimal dari seluruh rakyat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Anwar, Yesmil dan Adang. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: Refika
Aditama, 2013.
Irwan, Zoer’aini Djamal. Prinsip-prinsip Ekologi: Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Ramadhan, M. Isa. Buku Panduan Pencegahan Abrasi Pantai. (tt.p, t.p, Jurusan
Pendidikan Geografi, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2013.
Romimohtarto, Kasijan dan Junawa, Sri. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta: Djambatan, 2017.
Saru, Amran. Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah
Pesisir. Bogor: PT. Penerbit IPB Press, 2014

Skripsi
Fauziah, Hiazatul, Dampak Abrasi Terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Dalam Penanaman Mangrove Di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk,
Kabupaten Tangerang-Banten, Skripsi, UIN Jakarta, 2018.

Internet
https://www.medcom.id/nasional/daerah/Zker1L5K-pesisir-pantai-mauk-bersolek-
jadi-kawasan-wisata (diakses 3 Juni 2021)

https://bantenhits.com/2019/09/14/ssstt-jangan-kaget-2020-2021-akan-muncul-
penampakan-kawasan-wisata-bahari-modern-di-mauk/ (diakses 3 Juni 2021)

Peraturan
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 34 Tahun 2002.

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

25
Lampiran 1. Identitas Tim Pengusul

1. Anggota
1 Nama Agus Joko Lelono
2 JenisKelamin Laki-Laki
3 Jabatan Mahasiswa FH Unpam Kelas 06HUKE005 Reg C
4 NIM 181010201299
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 26 Agustus 1975
6 Email menghijauindonesia@gmail.com
7 No HP 081285298154

2. Anggota
1 Nama Citra Novianti Sianipar
2 JenisKelamin Perempuan
3 Jabatan Mahasiswa FH Unpam Kelas 06HUKE005 Reg C
4 NIM 181010200156
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tangerang, 24 November 1995
6 Email citranovianti24@gmail.com
7 No HP 081386395510

3. Anggota
1 Nama Dewi Novita Sary
2 JenisKelamin Perempuan
3 Jabatan Mahasiswa FH Unpam Kelas 06HUKE005 Reg C
4 NIM 181010200158
5 Tempat dan TanggalLahir Jakarta, 12 November 1983
6 Email dnovitasary83@gmail.com
7 No HP 08170808983

4. Anggota
1 Nama Krisdianti Novita Sari
2 JenisKelamin Perempuan
3 Jabatan Mahasiswa FH Unpam Kelas 06HUKE005 Reg C
4 NIM 181010200148
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 10 November 1999
6 Email novitasari101199@gmail.com
7 No HP 088295960711

26
Lampiran 2. Surat Kontrak Pengabdian

27
28
Lampiran 3. Surat Tugas Pengabdian

29
Lampiran 4. Surat Pengantar/Permohonan Pengabdian

30
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pengabdian

31
Lampiran 6. Surat Keterangan Implementation Arrangement

32
Lampiran 7. Daftar Para Peserta Kegiatan PKM

Peserta Kegiatan PKM pada Tanggal 6 Juni 2021 terdiri dari:

1. H. Johan Rosihan, ST. (Anggota DPR/MPR RI)


2. Wakil Bupati Tangerang (Diwakili oleh H. Jainudin, ST., MM., Kepala
Dinas Perikanan Tangerang)
3. Dr. H. E. Nurzaman (Rektor Universitas Pamulang)
4. Ibu Dra. Ratih Rahmawati, MM. (Staf Ahli Bupati Bidang Ekbang)
5. Camat Mauk (Diwakili Pak Sekcam)
6. Kapolsek Mauk
7. PLT Kades Ketapang
8. Hari Mahardika, MM. (Ahli Mangrove/Pengelola Ketapang Urban
Akuakultur)
9. Dadang Sumarna, SH., MH. (Dosen Pembimbing)
10. Jajaran Polsek Mauk (5 orang)
11. Tim Dinas Kominfo Kabupaten Tangerang (3 orang)
12. Jajaran Satpol PP Kecamatan Mauk (5 orang)
13. Wartawan lokal (2 orang)
14. Karang Taruna Kecamatan Mauk (2 orang)
15. Perwakilan Petani Mangrove di Ketapang (7 orang)
16. Mahasiswa kelompok 1 (4 orang)
17. Mahasiswa kelompok 2 (5 orang)
18. Mahasiswa kelompok 3 (4 orang)
19. Mahasiswa kelompok 4 (5 orang)
20. Mahasiswa kelompok 5 (4 orang)
21. Mahasiswa kelompok 6 (5 orang)
22. Mahasiswa kelompok 7 (4 orang)
23. Mahasiswa kelompok 8 (5 orang)

Ket: Acara mengikuti protokol kesehatan


- Tempat disemprot disinfektan terlebih dahulu
- Seluruh peserta diwajibkan menggunakan masker
- Disediakan tempat cuci tangan
- Duduk menjaga jarak

33
Lampiran 8. Sumber dan Penggunaan Dana

ANGGARAN BIAYA
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAMULANG
KELAS 06HUKE005 REGULER C
TA. 2020/2021 GENAP

KETAPANG URBAN AKUAKULTUR TANGERANG, 5 - 6 JUNI 2021

NO URAIAN ANGGARAN
1 Proposal dan perencanaan Rp 1,720,000
2 ATK Rp 166,000
3 Seragamkelas Rp 3,170,000
4 Dekorasi Rp 1,180,000
5 Akomodasi dan peralatan Rp 2,600,000
6 Transportasi Rp 750,000
7 Konsumsi Rp 5,744,000
8 Perizinan dan keamanan Rp 1,200,000
9 Publikasi media Rp 500,000
10 Dokumentasi video dan film Rp 1,000,000
11 Pembuatansertifikat Rp 560,000
12 Pelaporan Rp 1,410,000

Jumlah Rp 20,000,000

Kebutuhan Anggaran Biaya PKM seluruhnya terbilang "Dua Puluh Juta Rupiah"

Keterangan:
 Anggaran biaya tertutup oleh pemasukan dari Anggota DPR sehingga mahasiswa PKM
kelas 06Huke005 tidak mengeluarkan uang sepeserpun.
 Bibit pohon mangrove sebanyak 1000 polibag diperoleh gratis dari Pemkab Tangerang cq
Dinas Perikanan
 Kendaraan Bus untuk transportasi mahasiswa dari Kampus UNPAM Witana ke Ketapang
Urban Akuakultur PP dibantu oleh Polres Tangerang Selatan
 Pembuatan video acara di Youtube dan publikasi media (23 liputan) dibantu Dinas
Kominfo Kabupaten Tangerang

34
Lampiran 9. Foto-foto Kegiatan

Foto 1. Pengarahan Tim oleh Ketua Kelas, Agus Joko Lelono

Foto 2. Pembukaan oleh MC (Prettylia Eka Yolanda dan


Citra Novianti Sianipar)

35
Foto 3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dipimpin oleh Mirna Fitriyani

Foto 4. Pembacaan Doa oleh Tresno Mandiro

36
Foto 5. Ucapan Terima Kasih oleh Perwakilan Mahasiswa (Sandi Suyudi)

Foto 6. Sambutan Dosen Pembimbing, Bapak Dadang Sumarna, SH., MH.

37
Foto 7. Sambutan Wakil Bupati Tangerang, diwakili Bapak Jainudin, ST., MM.
(Kepala Dinas Perikanan Tangerang) sekaligus membuka acara

Foto 8. Penyampaian Bahan dan Masukan Mahasiswa Tentang Mangrove dari


Aspek Hukum disampaikan oleh perwakilan mahasiswa (Golfin Behuku)

38
Foto 9. Tanggapan dan Masukan dari Rekor Universitas Pamulang,
Dr. H. E. Nurzaman

Foto 10. Tanggapan dan Masukan dari Anggota DPR/MPR RI,


H. Johan Rosihan, ST. (A-451)

39
Foto 11. Pembacaan Deklarasi UNPAM Peduli Mangrove dipimpin Anggota
DPR Bapak H. Johan Rosihan, ST. didampingi Mahasiswa (Bramasto Dwi
Nugroho) dan Mahasiswi (Nessa Syam’ani) serta diikuti
oleh seluruh peserta yang hadir

Foto 12. Penyerahan Cinderamata dari Tim PKM Mahasiswa (diwakili


Fransiskus Feto) kepada Anggota DPR, Wakil Bupati Tangerang, Dinas
Perikanan Tangerang dan Rektor UNPAM

40
Foto 13. Penyerahan 1000 bibit Mangrove dari Wakil Bupati Tangerang kepada
Rektor UNPAM disaksikan Anggota DPR dan Mahasiswa

Foto 14. Penandatangan Deklarasi diatas Spanduk UNPAM Peduli Mangrove

41
Foto 15. Penyampaian Materi tentang Mangrove dan Teknik Penanaman oleh
Hari Mahardika, MM. (Pengelola Ketapang Urban Akuakultur)

Foto 16. Penanaman Mangrove oleh Anggota DPR, Wakil Bupati Tangerang,
Rektor UNPAM, Staf Ahli Bupati Tangerang Bidang Ekbang, Camat Mauk,
Kapolsek Mauk, Dosen Pembimbing dan Perwakilan Mahasiswa

42
Foto 17. Lanjutan Penanaman 1000 bibit Mangrove oleh 8 Kelompok Mahasiswa
FH UNPAM dan Petani Ketapang

Foto 18. Wawancara Media diwakili oleh Ketua Kelas, Agus Joko Lelono

43
Foto 19. Pulang dan pergi meggunakan bus polisi dari Satuan
Sabhara Polres Tangerang Selatan

Foto 20. Makan siang bersama dibawah komando Dewi Novita Sary
dan Krisdianti Novita Sari

44
Foto 21. Foto Bersama 8 Kelompok PKM Kelas 06huke005 dengan Spanduk
UNPAM Peduli Mangrove yang telah ditandatangani peserta deklarasi

Foto 22. Foto Bersama 8 Kelompok PKM Kelas 06huke005

45
Lampiran 10. Link Liputan Media Peduli Mangrove (Tim)
1. https://tangerangonline.id/2021/05/25/unpam-bersama-anggota-dpr-mpr-ri-
ajak-pemkab-tangerang-tanam-bibit-mangrove-di-mauk/
2. https://nawacitapost.com/advertorial/2021/05/25/sebagai-bentuk-
kepedulian-terhadap-lingkungan-pemkab-tangerang-tanam-bibit-mangrove-
di-desa-ketapang/
3. http://kabar6.com/unpam-dan-pemkab-tangerang-berencana-tanam-bibit-
mangrove-di-desa-ketapang-mauk/
4. https://saluransatu.com/2021/05/25/unpam-dan-anggota-dewan-tangerang-
ajak-pemkab-tanam-bibit-mangrove-di-desa-ketapang-mauk/
5. https://bekasimedia.com/2021/05/25/universitas-pamulang-bersama-wakil-
rakyat-ajak-pemkab-tangerang-tanam-mangrove-di-desa-ketapang/
6. https://gerbangpatriot.com/2021/05/25/universitas-pamulang-bersama-
wakil-rakyat-ajak-pemkab-tangerang-tanam-mangrove-di-desa-ketapang/
7. https://www.facebook.com/120900839754526/posts/liputan-kota-
universitas-pamulang-unpam-bersama-anggota-dprmpr-berencana-
mengaja/299307968580478/
8. https://liputankota.com/2021/05/25/unpam-dpr-mpr-akan-tanam-mangrove-
di-pantai-mauk-tangerang/
9. https://tangerangkab.go.id/index.php/detail-konten/show-berita/4121
10. https://banten.poskota.co.id/2021/05/25/pemkab-tangerang-bersama-
mahasiswa-unpam-tanam-bibit-mangrove-di-pesisir-tanjung-kait-bulan-
depan
11. https://www.smartdesa247.co.id/pemkab-tangerang-tanam-bibit-mangrove-
di-desa-ketapang/
12. https://www.suarainvestor.com/cegah-abrasi-pantai-unpam-tanam-
mangrove-di-kabupaten-tangerang/
13. https://wartabanten.id/2021/05/sebagai-bentuk-kepedulian-terhadap-
lingkungan-pemkab-tangerang-tanam-bibit-mangrove-di-desa-ketapang/
14. https://metrobanten.co.id/pemkab-tangerang-jadikan-desa-ketapang-
sebagai-lokasi-penanaman-bibit-mangrove/
15. https://tangerangnews.com/kabupaten-tangerang/read/35359/Pemkab-
Tangerang-Bersama-Unpam-Tanam-1000-Bibit-Mangrove-di-Ketapang-
Urban-Akuakultur
16. https://tangerangonline.id/2021/06/07/pemkab-tangerang-bersama-unpam-
tanam-1-000-bibit-mangrove-di-ketapang-urban-akuakultur-mauk/
17. https://www.tangerangekspres.co.id/2021/06/07/unpam-tanam-1-000-bibit-
mangrove-di-ketapang/
18. https://radar24news.com/universitas-pamulang-dan-pemkab-tangerang-
tanam-mangrove-di-mauk/

46
19. https://wartabanten.id/2021/06/pemkab-tangerang-bersama-unpam-tanam-
1-000-bibit-mangrove-di-ketapang-urban-akuakultur/
20. https://tangerangkab.go.id/detail-konten/show-berita/4166
21. http://suaraindoneaia.com/2021/06/18/06/02/35/383/rektor-unpam-hadiri-
langsung-acara-pkm-yang-dilaksanakan-oleh-mahasiswanya-fakultas-
hukum/nasional/newsskrigmail-com/
22. http://www.newsskri.com/2021/06/unpam-bersama-komisi-iv-dpr-ri-
dan.html?m=1
23. https://tangerangonline.id/2021/06/07/karang-taruna-mauk-apresiasi-
pemkab-tangerang-dan-unpam-tanam-1000-mangrove/
24. https://samuderaberita.com/2021/06/20/pkm-mahasiswa-fh-unpam-boyong-
anggota-dpr-ri-dari-sumbawa-ke-mauk-tangerang/
25. https://samuderaberita.com/2021/06/20/pkm-unpam-di-ketapang-urban-
akuakultur-mauk-kabupaten-tangerang/
26. https://saluransatu.com/2021/06/21/dihadiri-rektor-pkm-mahasiswa-unpam-
tanam-1000-mangrove-di-mauk-tangerang/
27. https://saluransatu.com/2021/06/21/mahasiswa-unpam-ajak-masyarakat-
mauk-tangerang-pkm-peduli-mangrove/
28. https://lingkarbekasi.com/2021/06/21/pkm-mahasiswa-fh-unpam-di-pesisir-
pantai-mauk-kabupaten-tangerang/
29. https://bekasimedia.com/2021/06/22/pkm-mahasiswa-fh-unpam-ayo-
peduli-mangrove/
30. https://lingkarbekasi.com/2021/06/22/dengan-menerapkan-prokes-pkm-fh-
unpam-berhasil-tanam-1000-mangrove-di-mauk-kabupaten-tangerang/
31. https://bekasimedia.com/2021/06/21/mahasiswa-fh-unpam-gandeng-
pemkab-tangerang-pkm-di-pesisir-mauk/
32. https://www.youtube.com/watch?v=v1J5FPoYoi4
33. https://saluransatu.com/2021/12/15/mahasiswa-hukum-unpam-dapatkan-
implementation-arrangements-dalam-perlindungan-mangrove/

47
Lampiran 11. Publikasi Media oleh Kelompok

Sumber: https://samuderaberita.com/2021/06/20/pkm-mahasiswa-fh-unpam-
boyong-anggota-dpr-ri-dari-sumbawa-ke-mauk-tangerang/

48
Lampiran 12. Publikasi Media Implementation Arrangement

Sumber berita: https://saluransatu.com/2021/12/15/mahasiswa-hukum-unpam-


dapatkan-implementation-arrangements-dalam-perlindungan-
mangrove/

49
Lampiran 13. Sambutan Tim PKM Mahasiswa

50
51
Lampiran 14. Sambutan Wakil Bupati Tangerang

52
53
Lampiran 15. Materi Tim PKM Mahasiswa

54
55
Lampiran 16. Naskah Deklarasi Peduli Mangrove

56

Anda mungkin juga menyukai