Anda di halaman 1dari 29

Makalah Cara Mendirikan Usaha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah

Melihat realita di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan, karena lowongan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan pencari pekerjaan. Di desa maupun di kota
sama- sama sulit mencari pekerjaan. Kami mencoba untuk meneliti cara mendirikan
usaha, agar muncul usaha- usaha baru untuk para pencari kerja. Langkah pertama
untuk mendirikan usaha yaitu dengan mengetahui tata cara mendirikan suatu usaha
baru. Maka dari itu kami memilih judul makalah “CARA MENDIRIKAN USAHA“
untuk memperdalam materi kewirausahaan.

Makalah ini dilatar belakangi tugas dari guru, selain itu menjadi ajang mengasah
kemampuan kami dalam membuat makalah. Makalah ini berisikan tentang tahap-
tahap membuat usaha baru. Makalah ini juga membuktikan bahwa kami menyukai
dunia usaha dan kami membuat makalah ini karena rasa ingin tahu kami terhadap
dunia usaha.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari makalah ini yaitu kami ingin memberi gambaran kepada pembaca
tentang dunia usaha dan tahap-tahap berusaha/membuka usaha, supaya bagi pembaca
yang ingin membuat usaha baru tidak salah dalam mengambil tindakan. Makalah ini
juga bertujuan memberi wawasan dan pengetahuan yang lebih tentang tahap-tahap
cara mendirikan usaha yang ingin dijalanakan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Darimana Ide Mendirikan Bisnis Baru dapat kita peroleh?

2. Apa Alasan-Alasan Mendirikan Usaha Baru?

3. Bagaimana Memulai Usaha?

4. Bidang Usaha apa yang ingin Dilakukan?

5. Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha?

6. Apa saja Jenis-Jenis Izin Usaha?

7. Bagaimana Proses Pendirian Badan Usaha?

8. Apa saja Faktor Penyebab Kegagalan Usaha?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu
sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengetahui Asal Ide Usaha Baru

2. Mahasiswa mengetahui Alasan-Alasan Mendirikan Usaha Baru


3. Mahasiswa mengetahui Cara Memulai Usaha

4. Mahasiswa mengetahui Usaha Apa yang ingin dilakukan

5. Mahasiswa mengetahui Pengertian dan Jenis-Jenis Usaha

6. Mahasiswa mengetahui Proses Pendirian Badan Usaha

7. Mahasiswa mengetahui Jenis-Jenis Izin Usaha

8. Mahasiswa mengetahui Proses Pendirian Badan Usaha

9. Mahasiswa mengetahui Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

1.4 Metode Penelitian

Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan
menggunakan media internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ide Mendirikan Usaha Baru

Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya


ide pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of Independent Business
Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide
baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya
kesempatan” berjumlah 11%.

Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian
usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:

a. Pengalaman Pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah.
Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang
seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi
produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam
lokasi berbeda.

b. Minat

Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga sky mungkin dapat memulai bisnis
penyewaan alat-alat sky. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan
yang dia senangi.

c. Penemuan Secara Tidak Sengaja

Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas


(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
d. Relasi Atau Bisnis Keluarga

Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi
adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara
bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak
mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak
dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan
akan berjalan.

e. Pencarian Ide Dengan Penuh Pertimbangan

Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk
menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena
hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius
mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber.
Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide
awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas
wirausaha lain.

2.2 Alasan Mendirikan Usaha

Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru:

a. Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan.

b. Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan ,


pemasok, dan bankir yang ideal.
c. Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan
ikatan sah dari perusahaan yang ada. Presiden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum
dari perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan.

2.3 Bidang Usaha

Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni.

Faktor – faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti:

1. Minat atau bakat

Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih
mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.

2. Modal

Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan
keahliaan tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilki modal
uang untuk menjalankan usaha.

3. Waktu
Setiap usaha memiliki masa yang berbeda – beda ada yang dalam jangka waktu
pendek adapula dalam jangka waktu menengah atau panjang.

4. Laba

Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang diinginkan.
Disamping itu dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu
memperoleh laba tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukakn kesalahan
dalm menjalankan usaha nantinya.

Bidang usaha yang dapat digeluti untuk pemula sesuai dengan minat dan bakat,
terutama untuk usaha kecil dan menengah antara lain sbb :

1. Sektor kecantikan

Contohnya: salon dan spa.

2. Sektor keterampilan

Contohnya: service elektronik ( TV, kulkas , radio, AC), Service mesin motor.

3. Sektor Konsultan

Contohnya: konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan psikiater dan


konsultan lainnya.

4. Sektor Industri.
Sektor industri akan menghasilkan suatu produk olahan. Untuk usaha kecil dan
menengah misalnya membuka pabrik makanan.

5. Sektor Tambang

Sektor tambang dapat dilakukan untuk usaha kecil dan menengah seperti usaha
penambangan pasir.

6. Sektor Kelautan.

Usaha yang dapat dilakukan di sektor kelautan adalah usaha penangkapan ikan baik
untuk skala kecil maupun menengah.

7. Sektor Perikanan

Usaha disektor perikanan antara lain membuka usaha tambak ikan atau udang baik di
air tawar maupun di air laut, dan juga dapat membuka usaha pemancingan ikan dan
budidaya ikan hias.

8. Sektor Agribisnis

Usaha di agribisnis dapat dilakukan dengan membuka pertanian jangka pendek


misalnya usaha penanaman sayur mayur, jangka menengah misalnya penanaman
buah-buahan dan jangka panjang misalnya penanaman palawija.

9. Sektor perdagangan.

Usaha di sektor perdagangan dapat dilakukan dengan membuka toko atau kios.

10. Sektor pendidikan.

Usaha disektor pendidikan dapat dilakukan dengan membuka lembaga penelitian atau
kursus-kursus dan mendirikan sekolah atau perguruan tinggi.

11. Sektor percetakan.


Usaha di sektor percetakan dapat dilakukan dengan membuka usaha fotocopy, sablon,
percetakan buku, majalah, koran, atau lainnya.

12. Sektor seni.

Usaha yang dapat dilakukan sektor seni antara lain mengerjakan seni lukis, musik,
ukir, atau menjadi penulis cerita.

13. Sektor kesehatan.

Usaha di sektor kesehatan dapat dilakukan dengan membuka klinik-klinik kesehatan,


praktik dokter bersama rumah sakit,dan apotik.

14. Sektor pariwisata

Usaha disektor pariwisata dapat dilakukan dengan membuka biro perjalanan. Usaha
wiasata membuka tempat penginapan dan tempat-tempat hiburan.

15. Sektor usaha lainnya.

2.4 Memulai Usaha

Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:

1. Faktor keluarga pengusaha;

2. Sengaja terjun menjadi pengusaha

3. Kerja sampingan (iseng)

4. Coba – coba

5. Terpaksa
Cara mulai usaha :

1. Mendirikan usaha baru

Seorang mulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang
harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan
usaha, mulai dari akte notaris sampai ke departemen kehakiman.

2. Membeli perusahaan

Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada. Pembelian
usaha dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang
tidaka aktif, tetapi masih memiliki badan usaha.

3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising)

Model ini dikembangkan dengan memakai nama manajemen perusahaan lain.


Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan
perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang
diberikan oleh franchisor berupa :

- Pemilihan lokasi usaha

- Bentuk bangunan

- Lay out gedung dan ruangan


- Peralatan yang diperlukan

- Pemilihan karyawan

- Penentuaan atau penyediaan bahan baku atau produk

- Iklan bersama

4. Mengembangkan usaha yang sudah ada

Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik
pengembangan berupa cabang atau penambahan kapasitas yang lebih besar.

2.5 Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha

Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan.
Adapun badan hukum yang ada adalah sebagai berikut:

1. perusahaan perseorangan;

2. firma (Fa);

3. perseroan komanditer (CV);

4. koperasi;

5. yayasan;

6. perseroan terbatas (PT).

1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupaka usaha milik pribadi artinya modal dimiliki oleh
perseorangan. Kelebihan perusahaan perseorangan ini yaitu pendiriannya mudah,
modalnya relatif kecil, tidak diperlukan organisasi yang besar, semua wewenang
keputusan manajemen ada ditangan pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak
pemilik usaha. Kelemahan perusahaan perseorangan ini adalah relatif sulit
berkembang karena biasanya menggunakan manajemen keluarga. Contoh perusahaan
perseorangan ini adalah usaha dagang (UD) atau toko bangunan (TB).

2. Firma(Fa)

Firma merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang atau lebih
dan menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Kelebihan firma adalah
manajemen lebih baik dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih mudah. Dan
bertujuan untuk mencari keuntungan semata. Kelebihan firma adalah jka salah satu
pemilik firma tidak ada, akibatnya kelanjutan usahanya menjadi tidak menentu.

3. Perseroan Komanditer

Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan.


Tujuan pendirian perseroan komanditer adalah memberikan peluang bagi
perseorangan untuk ikut menanamkan modalnya dengan tanggung jawab terbatas.
Kelebihan perusahaan jenis ini adalah dalam hal tanggung jawab terutama bagi
sekutu aktif dan pasif.

4. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang. Berikut ini
beberapa jenis-jenis koperasi yang dapat kita dirikan yaitu:

1. koperasi produksi;

2. koperasi konsumsi;

3. koperasi jasa;

4. koperasi serbaguna usaha;

5. koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

6. Yayasan (badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih
menekankan usahanya pada tujuan sosial).

6.Perseroan Terbatas(PT)

Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan hukum
yang memiliki tanggung jawab terbatas. Jenis-jenis perseroan terbatas di indonesia
dilihat dari dua segi yaitu:

1. Segi kepemilikan, terdiri dari tiga jenis:

a. perseroan terbatas biasa

perseroan terbatas biasa adalah PT yang para pendiri, pemegang saham dan
pengurusnya warga negara indonesia dan badan hukum indonesia (dalam pengertian
tidak ada modal asing)

b. perseroan terbatas terbuka

perseroan terbatas terbuka merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman


modal dan dimungkinkan warga negara asing dan atau badan hukum asing mnenjadi
pendiri, pemegang saham, dan atu pengurusnya.
c. Perseroan terbatas (persero)

Perseroan terbatas merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan


Usaha Milik Negara (BUMN)

2. Segi status, dibagi dalam dua jenis, yaitu:

a. Perseroan Tertutup

Perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.

b. Perseroan Terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Modal perseroan terbatas terdiri dari tiga jenis berikut, yakni:

1. Modal dasar (authorized capital)

2. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)

3. Modal Setor (paid-up capital)

2.6 Jenis-Jenis Izin Usaha

Perizinan asaha dalah alat/ instumen untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan
menerbitkan penerbitan usaha. Dalam praktiknya, dokumen-dokumen yang
diperlukan oleh suatu usaha adalah:

1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3. Bukti diri

Di samping dokumen di atas, izin-izin perusahaan lainnya harus segera diurus sesuai
dengan bidang usahany, antara lain:

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen


Perdagangan

2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian

3. Izin Domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan itu


berdiri.

4. Izin gangguan, yang dapat diperoleh melalui kelurahan setempat dimana


perusahaan berdomisili

5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat.

A. PROSEDUR PENGURUSAN IZIN USAHA

Prosedur atau langkah-langkah dalam mendirikan usaha berbadan hokum, antara lain
embuat SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin Gangguan), membuat
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), membuat NPWP (Nomor Induk Wajib Pajak),
embuat TDP (Tanda Paftar Perusahaan), membuat nomor rekening bank atas nama
perusahaa, membat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

1. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha yang
kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau
kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO) adalah
pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di likasi tertentu yang
dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkunagan. Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder Ordonantie) harus
diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.

Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat
Izin Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut.

a. Membuat surat izin tetangga

b. Membuat surat keterangan domisili perusahaan

Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Izin Gangguan (HO), antara lain :

1) Fotocopy KTP permohonan

2) Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah

3) Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani

4) Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan

5) Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

6) Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah

7) Denah lokasi tempat usaha

8) Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui
RT/RW
9) Izin sewa atau kontrak

10) Surat keterangan domisili perusahaan

11) Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris

12) Berita acara pemeriksaan lapangan

2. Membuat Nomor Rekening Perusahaan

Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa


presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal
berikut ini.

a. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan

b. Melakukan setoran modal

c. Menyerahkan bukti setoran

3. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan

Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu, yang
meliputi :

a. Nama perusahaan

b. Logo perusahaan
c. Alamat perusahaan

d. Kartu nama dan tag line (slogan)

e. Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya

f. Stempel perusahaan

g. Maksud dan tujuan usaha

h. Jumlah usaha

i. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)

4. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Sudah menjadi ketetapam pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun
pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP). Apabila
omset penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu
diwajibkan mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan akan
diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Wajib pajak yang
tidak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak akan dikenakan sanksi pidana
sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajaknnya.

5. Membuat Akta Pendirian Perusahaan

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat


dihadapan notaries. Hal ini bertujuan untuk :

a. Menghindari terjadinya perselisihan


b. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan

c. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan)

d. Mengetahui besarnya modal

Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW dianggap
kuarang sah dihadapan hukum.

Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut :

a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri

b. Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)

c. Fotocopy NPWP penanggung jawab

d. Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4

e. Fotocopy lunas PBB tahun terakhir

f. Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor

g. Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung

h. Surat keterangan domisili dari RT/RW

i. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan
komputer)

Setelah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan


mengesahkan perusahaan ke kementrian terkait, yaitu :

a. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

b. Kementrian tenaga Kerja


c. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan

d. Kementrian Pekerjaan Umum

6. Membuat Surat Izin Usaha Perdgangan (SIUP)

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-


DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha
perdagangan yang dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan sesuai dengan tempat/domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan
kepada para wirausaha baik perseorangan, CV, Pt, BUMN, firma, ataupun koperasi.

a. Pengklasifikasian SIUP

SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) SIUP Kecil

2) SIUP Menengah

3) SIUP Besar

b. Proseder permohonan SIUP

1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil

2) Permohonan SIUP besar

c. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha


Perdagangan (SIUP)
Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan harus membawa dokumen
yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas Perindustriandan
Perdagangan kota/ kabupaten.

Dokumen yang diperlukan antara lain :

1) Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan

2) Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

3) Fotocopy NPWP

4) Fotocopy KTP pemilik

5) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

6) Fotocopy KK

7) Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan

8) Fotocopy surat kontrak/ sewa

9) Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4

10) Neraca perusahaan

7. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti bahwa
perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan
pasal 38 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), akta pendirian perusahaan
yang memuat anggaran dasar yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Munusia Republik Indonesia, harus didaftarkan di Panitera Pengadilan
Negara sesuai domisili perusahaan, kemudian diumumkan melalui Berita Negara.

a. Hal-hal yang perlu di daftarkan

1) Akta pendirian perusahaan

2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia

3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak
Asasi Manusia Republik Indinesia.

b. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

1) PERHONAN Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan harus
mendapatkn pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri
Hukum dan hak Asai Manusia terlebih dahulu.

2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP

3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat


Keputusan Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.

4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan

c. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan


(TDP)
Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), antara
lain :

1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan
Koperasi adalah sebagai berikut.

a. Formulir Isian

b. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan

c. Fotocopy Pengesahaan Akta

d. Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian

e. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan

f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha

g. Nomor Pokok Wajib Pajak

h. Fotocopy SIUP

i. Fotocopy KTP

j. Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan

k. Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi

l. Bukti setor biaya administrasi

m. Fotocopy paspor jika pemilik WNA

2) Perusahaan Perorangan (PO)

a. Formulr Isian

b. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan


c. Fotocopy SIUP

d. Fotocopy KTP penanggung jawab

e. Fotocopy NPWP

f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)

8. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkunagan)

Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian mengenai


dampk besra dan penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai
penyelenggaraan kegiatan usaha di idonesia.

a. Fungsi AMDAL

AMDAL digunakan untuk :

1) memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan


lingkungan hidup.

2) Memberikan informasi kepada masyarakat

3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.

4) Membantu proses pengambilan kerutusan

5) Memberikan masukan terhadap penyusunandesain

b. Dasar Hukum AMDAL

Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah :


1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL

2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan Lingkungan


Hidup.

3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran


Air.

4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.

5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistem.

6) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.


2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.

7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.

c. Pedoman Pelaksnaan AMDAL

1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 006 mengenai penyusunan


AMDAL harus menggunakan pedoman Penyusunan AMDAL.

2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang datar
kegiatan wajib AMDAL.

3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Thahun 2002

4) Kewenangan Penilaian didasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


no. 40 Tahun 2000 tantang pedoman tata kerja komisi penilaian AMDAL.

d. Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL


Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy NPWP,
TDP, KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.

2.7 Proses Pendirian Badan Usaha

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham

Rapat ini dilakukan untuk membicarakan pembentukan usaha yang menyangkut hak
dan kewajiban pemegang saham yang nantinya hasil rapat tersebut dibuatkan
notulennya sebagai bukti kesungguhan untuk mendirikan badan usaha.

2. Dibuatkan akta notaris

Di dalam akta notaris, dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang


usaha dan tujuan perusahaan didirikan. Hal ini dibuatkan setelah diadakannya
kesepakatan untuk mendirikan suatu badan usaha.

3. Didaftarkan di pengadilan negeri

Selanjutnya, akta notaris ini akan didaftarka ke pengadilan negeri untuk mendapatkan
pengesahan sebagai badan hukum yang sah.

4. Diberitakan dalam lembaran negara

Badan usaha yang telah memperoleh legalitas dari Departemen Kehakiman akan
diberitakan dalam berita negara.

2.8 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha


Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang
dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna
adalah sebagai berikut:

1. Data dan informasi tidak lengkap

Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap
sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.

2. Salah perhitungan

Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan, misalnya
rumus atau cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil yang dikeluarkan
tidak akurat.

3. Pelaksanaan pekerjaan salah

Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak mengerjakan
usaha secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan,
kemungkinan usaha tersebut gagal sangat besar.

4. Kondisi lingkungan

Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah
selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi perubahan
lingkungan, seperti perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial, ataupun perilaku
masyarakat.

5. Unsur sengaja
Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan. Artinya,
karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya dengan berbagai sebab.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari seluruh materi yang telah kami sajikan dalam makalah diatas, bahwa
setiap wirausahawan yang ingin mendirikan usaha sebaiknya mempelajari terlebih
dahulu tahap demi tahap dalam membuat usaha karena tahapan ini sudah ada
peraturannya. Oleh karena itu, sangat penting sekali mempelajarinya agar dalam
berusaha kita tidak mendapat kesulitan dalam usaha yang dijalankan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai