Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MENURUT H. L.

BLUM

1. Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terbesar, diikuti perilaku, pelayanan


kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan
menjadi dua kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan aspek sosial.

Contoh penyakit: Diare

2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh
kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-
perilaku lain yang melekat pada dirinya.
Contoh penyakit: TBC
3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan


masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak.
Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.

Contoh penyakit: Kanker

4. Genetik

Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir.

Contoh penyakit: Diabetes


ADAPTASI YANG DIGUNAKAN

1. Lingkungan
Penyakit diare dapat diatasi dengan adaptasi perilaku dan adaptasi budaya.
Penyakit diare disebabkan karena kebersihan lingkungannya yang tidak terjaga dan kumuh.
Lingkungan yang kumuh seperti sumber air yang tidak bersih, peralatan makan, bahan
makanan dan tempat mengolah makanan yang tidak higienis menyebabkan infeksi saluran
pencernaan. Maka, adaptasi perilaku dapat dilakukan dengan mengubah perilaku seseorang
yang kurang menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, kerja bakti,
mencuci tangan menggunakan sabun setelah ke toilet, menyimpan dan mempersiapkan
makanan dengan bersih, sering membersihkan dapur dan toilet, serta mengonsumsi makanan
kaya akan potassium, sodium dan serat.
Selain dengan adaptasi perilaku, diare dapat diatasi dengan adaptasi budaya.
Penyakit diare juga dapat disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang buang air besar
sembarangan, seperti di sungai, ladang, hutan, dan semak-semak. Buang air besar
sembarangan mengakibatkan air tercemar dan apabila lingkungan tercemar, makanan yang
akan dimakan juga ikut kotor serta membuat berkurangnya kandungan gizi makanan tersebut.
Kotoran yang dibuang sembarangan akan dikerubung lalat dan bakteri di lalat bisa menyebar
ke makanan dan minuman, sehingga dapat menyebabkan diare. Adaptasi budaya dapat
dilakukan dengan pembuatan jamban di setiap rumah penduduk, dengan demikian dapat
mencegah kontaminasi langsung dengan bakteri-bakteri kotor penyebab penyakit.
2. Perilaku
Penyakit TBC dapat diatasi dengan adaptasi perilaku dan adaptasi fisiologis. TBC
merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru dan disebabkan oleh basil
Mycobacterium Tuberculosis. TBC disebabkan oleh perilaku penderita seperti merokok,
menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya, mengonsumsi alkohol, sering
berhubungan dengan pengidap TBC aktif dan daya tahan tubuh yang lemah. Sehingga,
adaptasi perilaku yang dapat dilakukan adalah tidak merokok, tidak memakai narkoba, tidak
mengonsumsi alkohol, mengonsumsi suplemen untuk menambah daya tahan tubuh,
mengonsumsi antibiotik selama enam bulan atau lebih, serta menggunakan masker atau tisu
saat bersin agar tidak menularkan virus ke orang lain.
Selain menggunakan adaptasi perilaku, TBC dapat diatasi pula dengan menggunakan
adaptasi fisiologis buatan manusia. Pemberian vaksin sebagai langkah pencegahan yang
disebut dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Vaksin jenis ini di Indonesia telah
diberikan padabayi-bayi yang belum berusia dua bulan serta masuk dalam imunisasi dasar.
3. Pelayanan Kesehatan

Adaptasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesembuhan dari


penderita kanker adalah dengan menggunakan adaptasi budaya. Tenaga kesehatan
harus memiliki kualitas yang memumpuni agar dapat mengoptimalkan peralatan dan
obat-obatan dalam proses penyembuhan kanker. Apabila bisa dilakukan secara
optimal, pasien juga bisa mendapatkan kesembuhan dari kanker. Untuk
mengoptimalkan semua fasilitas dan sarana prasarana, para terapis dan juga dokter
harus berkoordinasi agar dapat memberikan pelayanan kepada pasien secara
maksimal. Selain itu, harus ada penambahan fasilitas dalam proses penyembuhan
kanker agar dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau pelayanan
kesehatannya, sehinnga dari tahun ke tahun tingkat kesembuhan pasien kanker bisa
mengalami peningkatan. Penyuluhan juga diperlukan dalam proses penyembuhan dan
pencegahan kanker, supaya masyarakat bisa mengantisipasi gejala kanker sejak dini.

4. Genetik
Diabetes dapat diatasi dengan adaptasi perilaku dan adaptasi fisiologiss. diabetes
adalah penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan
sekresi insulin. Diabetes disebabkan oleh faktor keturunan dan perilaku penderita sendiri,
seperti makan makanan tinggi lemak dan gula yang menyebabkan obesitas dan merokok.
Diabetes dapat diatasi menggunakan adaptasi perilaku, yaitu mengontrol konsumsi lemak
dan gula, tidak merokok, mengonsumsi sayuran dan daging yang diolah dengan direbus,
dipanggang atau dikukus, mengonsumsi banyak buah-buahan, serta berolahraga secara
teratur.

Selain menggunakan adaptasi perilaku, diabetes juga dapat diatasi


menggunakan adaptasi fisiologis. Bagi penderita diabetes, pemenuhan kebutuhan
insulin dalam tubuh dapat disuntikkan insulin buatan yang dibuat oleh manusia dari
bekteri ke dalam tubuh agar hormon insulin dapat mempertahankan tingkat glukosa
dalam darah di dalam tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai