Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN EAU DE PARFUM BERBAHAN MINYAK

ATSIRIMURNI
(Laporan Praktikum Agroindustri Minyak Atsiri )

Oleh

M.Ariq Ibrahim A
2014231033
Kelompok 4

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri diartikan sebagai zat berbau yang terkandung dalam tanaman yang
didapat melalui proses ekstraksi Minyak ini disebut juga minyak menguap,
minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah
esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.
Berdasarkan komponen atau penyusun minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua
yaitu minyak atsiri yang mudah dan sulit dipisahkan dengan penyusun
murninya. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki berbagai
jenis tanaman yang tumbuh subur. Tanaman tersebut terdiri dari buah-buahan
dan bunga. Pemanfaatan secara langsung buah-buahan dapat dikonsumsi secara
langsung sedangkan bunga dapat dijadikan sebagai hiasan.Tanaman buah-
buahandan bunga memiliki kandungan yang jika diproses secara lebih lanjut
dapat meningkatkan nilai jual,kandungan tersebut yaitu minyak. Minyak yang
terkandung didalamnya sering dikenal sebagai minyak atsiri atau essensial oil.
(Qodri, 2020).

Bahan parfum atau pewangi yang digunakan pada suatu produk dibagi menjadi
dua jenis, yaitu pewangi sintetik dan pewangi alami. Pewangi sintetik memiliki
wangi yang lebih tajam, sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, sedangkan
pewangi alami memiliki wangi yang lebih lembut sehingga lebih nyaman
digunakan. Pewangi alami yang dihasilkan dari bahan minyak atsiri memiliki
pengaruh bagi manusia baik secara fisik maupun psikologis. Tidak seperti
wewangian sintetik yang hanya mengeluarkan bau harum dan tidak memiliki efek
apapun, minyak atsiri yang merupakan ekstrak tumbuhan aromatik dapat
memberikan rangsangan psikologis (Gunawan dan Pudji, 2021).
Salah satu produk yang berbahan dasar minyak atsiri adalah parfum. Parfum
merupakan campuran minyak atsiri dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut yang
digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, objek, atau
ruangan. Parfum terbagi atas 3 yaitu Eau de Parfume (EDP), Eau de Toillet
(EDT), Eau de Cologne (EDC). Perbedaan dari 3 jenis parfum ini terletak pada
konsentrat bahan wewangian dan daya tahan dari parfum. Semakin tinggi
konsentratnya, maka daya tahan dari parfum akan semakin lama pula
(Putri dkk., 2022).

1.1. Tujuan

Tujuan praktikum pembuatan parfum ini adalah untuk mengetahui formula


parfum terbaik
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2023 pukul


7.30. Tempat pelaksaa praktikum dilakukan di ruang laboratorium pengujian
mutu hasilpertanian, Jurusan teknologi hasil pertanian, Fakultas pertanian.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan sabun ini adalah botol parfum,
gelas ukur, dan kerta penguji aroma
Bahan yang digunakan yaitu minyak atsiri, alkohol pelarut dan fix active
2.3 Prosedur Praktikum

Minyak Atsiri

4 ml minyak
atsiri Pemasukan kedalam botol

16 ml alkohol Pelarutan
pelarut
Pendiaman selama 1-3 hari
didalam kulkas

Eaude Parfum

Gambar 1. Diagram alir pembuatan parfum

Prosedur praktikum pembuatan Eau de Parfum sebagai berikut. Pertama,


menyiapkan bahan baku minyak atsiri. Kedua, dimasukan kedalam botol
sebanyak 4 ml. Ketiga, dilarutkan dengan alkohol sebanyak 16 ml. Keempat,
Didiamkan selama1-3 hari didalam kulkas. Kelima didapatkan hasil Eau de
Parfum dan parfum siap digunakan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Kelompok Karakteristik Gambar


1 Warna:kuning bening
Aroma:Segar,jasmine,ada sensasi
wangi citrus(Peach
natural,vanila,jasmine,citrus
Berhasil/Tidak:Berhasil

2 Warna:Bening keruh
Aroma:Pineapple,lily,vanila
Berhasil/Tidak: Berhasil

3 Warna: Kuning bening


Aroma: Peach,mint,royal musk
Berhasil/Tidak:Berhasil
4 Warna: Jernih
Aroma: Segar(Pineapple,lily of
vlley,English pear freasia
Berhasil/Tidak: Berhasil

5 Warna:Bening jernih
Aroma:Segar,manis,tidak
menyengat(english pear
freesia,peppermint,vanilla)
Berhasil/Tidak:Berhasil

6 Warna:kuning bening
Aroma:segar,manis,ada sensasi
terapinya(tangerine,peach,vanila)
Berhasil/Tidak:Berhasil

7 Warna:Kuning bening
Aroma:manis,seagr,flowery
Berhasil/Tidak:Berhasil

3.2 Pembahasan

Pembuatan eau de parfum berbahan minyak atsiri menggunakan berbagai


kombinasi didapatkan hasil yaitu kelompok 1 memiliki warna kuning bening,
aroma segar,jasmine,sensasi citrus aroma tersebut timbul dikarenakan
pencampuran antara peach natural,vanila,jasmine, dan citurs, parfum tersebut
tergolong berhasil. Pada kelompok 2 termasuk pada indikator tidak berhasil
dikarenakan memiliki warna bening keruh, aroma pineapple,lily,vanila dan
tergolong parfum yang gagal karena memiliki warna yang keruh. Kelompok 3
memiliki warna kuning bening, aroma segar,mint,muskyyang timbul perpaduan
antara peach,mint,royal musk dan tergolong parfum yangberhasil. Kelompok 4
memiliki warna bening jernih, aroma segar yang berasal dari pineapple,lily of
vlley,pear fresia dan tergolong parfum yang berhasil.

Kelompok 5 memilik warna bening jernih, aroma segar,manis,tidak menyengat


yang berasal dari paduan english pear fresia,pepermint, vanila dan tergolong
parfum yang berhasil. Kelompok 6 memiliki warnsa kuning bening, aroma
segar,manis,sensasi terapi yang berasal dari tangerine,peach,vanilla yang
tergolong parfum berhasil. Kelompok 7 memiliki warna kuning bening, aroma
manis,segar,flowery yang berasl dari jasmine,peach,english pear freesia dan
tergolong parfum yang berhasil.

Suspensi merupakan campuran zat heterogen. Partikel dalam suspensi lebih


besar daripada pertikel yang ditemukan dalam larutan. Komponen suspensi dapat
merata dengan cara mekanis, seperti dengan menggoyangkan atau mengaduknya,
Namun, jika suspensi diamkan selama beberapa saat, partikel menjadi turun ke
bawah dan komponen akan mengendap. Suspensi dapat menjadi faktor yang
menyatakan larutan parfum tersebut dikatakan stabil atau tidak. Terbentuknya
larutan yang heterogen karena terdapat tegangan antarmuka antara solut (fase
padat) dengan pelarut (fase cair). Setiap sediaan yang tidak stabil akan
cenderung berusaha untuk menstabilkan keadaannya. Terbentuknya suspense
bisa disebabkan oleh adanya perbedaan berat jenis dan viskositas antar minyak
atsiri sehingga ketika dicampur akan menjadi keruh yang berarti larutan tersebut
bersifat heterogen dan tidak stabil. Partikel-partikel dalam suspensi akan terlihat
dengan mata telanjang, dan melalui filtrasi mereka dapat dipisahkan. Karena
partikel yang lebih besar, suspensi cenderung buram dan tidak transparan, karena
mereka tidak memancarkan cahaya. Larutan adalah campuran homogen dari dua
komponen atau lebih. Agen yang melarutkan zat adalah pelarut. Substansi yang
terlarut dalam larutan adalah zat terlarut. Semua partikel dalam larutan memiliki
ukuran molekulatau ion, sehingga mereka tidak dapat diamati dengan mata
telanjang. Kebanyakan pelarut umumnya adalah cairan. Di antara jenis-jenis
cairan, air dianggap sebagai pelarut universal, karena dapat melarutkan banyak
zat daripadapelarut lainnya. Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh
susunan komposisinya (Ginting, 2021).

Minyak atsiri merupakan produk hasil sisa metabolisme sekunder dari tanaman
yang biasa digunakan untuk kesehatan. Namun minyak atsiri tidak hanya dari
tanaman saja melainkan dapat juga diperoleh dari hasil degradasi trigliserida
oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis. Minyak astiri memiliki karakterstik
yaitu mudah menguap pada suhu kamar karena titik uapnya rendah, mempunyai
rasa getir dan memiliki aroma wangi sesuai dengan tanamam yang
menghasilkannya. Sebagaian besar minyak atsiri termasuk kedalam golongan
senyawa organik terpena dan terpenoid yang larut dalam minyak. Secarakimia
senyawa terpena minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
monoterpena dan seskuiterpen. Berdasarkan komponen atau penyusun minyak
atsiri dapat dibagi menjadi dua yaitu minyak atsiri yang mudah dan sulit
dipisahkan dengan penyusun murninya. Faktor yang mempengaruhi hasil
minyak atsiri adalah umur tanaman dan curah hujan (Qodri, 2020).

Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa
aroma, fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk
tubuh manusia, objek, atau ruangan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan kualitas parfum tetapi dengan biaya produksi yang lebih
murah adalah menggunakan campuran surfaktan yang berfungsi sebagai fixative
dan solubilizer paling tua. Setiap produk wewangian mengandung pelarut
tambahan sebagai media atau foundation baik itu parfum asli ataupun sintetis.
Zat pelarut yang biasa digunakan berupa metanol atau alkohol. Pada pembuatan
Eau De Parfum (EDP) digunakan alkohol pelarut, keuntungan yang diberikan
oleh alkohol sebagai pelarut adalah mengikat bahan essensial, aroma yang lebih
tahan lama, serta pengeringannya yang cepat. Alkohol juga memberikan efek
dingin pada kulit, sehingga pada pembuatan Eau De Parfum (EDP) harus
didiamkan selama 1 sampai 3 hari untuk menghilangkan sensasi dingin dari
alkohol tersebut. Eau De Parfum (EDP) ialah wewangian yang memiliki
konsetrasi minyak yaitu 15-20% dan memiliki sifat cenderung kental serta
berminyak. Jenis golongan Eau De Parfum (EDP) memiliki wewangian yang
memiliki kadar alkohol sedikit (Prasetya, 2021).

Eau De Parfum dan Eau De Toilette adalah sediaan kosmetik berbentuk cair
yang merupakan campuran bahan kimia dan/atau bahan lainnya digunakan
untuk memberikan bau harum. Eau De Parfum adalah sediaan kosmetik
berbentuk cair dari campuran bahan kimia atau lainnya dengan kadar pewangi
11-15% untuk memberikan aroma harum. Eau De Toillet adalah sediaan
kosmetik berbentuk cair yang merupakan campuran bahan kimia atau lainnya
dengan kadar pewangi 6-10% untuk memberikan aroma harum. Sementara itu,
parfum adalah campuran minyak essensial dan senyawa aroma, fiksaktif, dan
pelarut untuk memberikan wangi pada tubuh manusia, objek, ataupun ruangan
(Prasetya, 2021). Wewangian saat ini memiliki berbagai jenis yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda.

Beberapa jenisnya yaitu EDP, EDT, dan parfum. EDP adalah jenis wewangian
yang paling umum dipasaran saat ini. EDP ialah wewangian yang memiliki
konsetrasi minyak yaitu 15-20% dan memiliki sifat cenderung kental serta
berminyak. EDT atau Eau de toilette adalah jenis wewangian yang
menimbulkan aroma yang ringan dibadingkan dengan EDP biasanya jenis EDT
memberikan efek menyegarkan yang sanagat cocok digunakan sehari hari. Jenis
EDT ini memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan kandungan
kadarminyaknya. Konsetrasinya yaitu kisaran 5-15%. EDT memiliki sifast yang
mudahmenguap karena kandungan alkohol yang tinggi yang hanya dapat tahan
sekitar 2-3 jam. Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial
dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau
wangi untuk tubuh manusia, objek, atau ruangan. (Suwarno dkk.,2019).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari pembuatan eau de parfum berbahan minyak


atsiri murni yaitu didapatkan hasil formula yang terbaik pada kelompok 5
denganformulasi minyak atsiri english freesia, peppermint, dan vanilla hal ini
dikarenakan memiliki warna paling jernih yang dimana kejernihan parfum
ditandai sebagai produk parfum yang berhasil dan adanya warna keruh pada
parfum menyatakan bahwa formula penyusunan eau de parfum tersebut tidak
tersuspensi dengan baik atau komposisi minyak atsiri yang digunakan sebagai
top note, middle note dan base note tidak tercampur dengan rata dan tdak
adanya keterikatan satu sama lainnya saat dicampurkan dengan alkohol absolut
sebagai pelarut parfumnya.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah pada saat melakukan
praktikum pembuatan parfum yang akan meracik atau membuat parfum
sebaiknya seluruh anggota kelompok agar seluruh anggota kelompok ikut
merasakan dan mengetahui proses pembuatan parfum dari awal hingga parfum
itu terbuat.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, M., Ginting, Z., dan Ishak. 2021. Analisis kandungan patchouli alcohol
Dalam formulasi sediaan minyak nilam aceh utara sebagai zat pengikat pada
Parfum EDT. Jurnal teknologi kimia. 10(1): 13-14.

Qodri, U. L. 2020. Analisis kuantitatif minyak atsiri dari serai sebagai


aromaterapi Jurnal farmasi tinctura.1(2): 64-65.

Gunawan, I., dan Pudji, R. 2021. Formulasi dan evaluasi parfum tipe eau de
toilette (edt) senarai jingga. Jurnal Kesehatan, 12 : 257-265.

Putri, L. E., Rustini, R., Kamal, S., Surya, S., Rizal, R., Nofrizal, N., & Alhabil, L.
2022. Penyuluhan pemanfaatan minyak atsiri cengkeh dan serai sebagai
aromaterapi aplikasi parfum masker. Jurnal Pengabdian Masyarakat Dharma
Andalas. 1(1): 149-154

Prasetya, L. A. 2021. Formulasi dan evaluasi parfum tipe eau de toilette minyak
atsiri daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) (Doctoral
dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Suwarno, T., Hardiyati, I., dan Simanjutak, P. 2019.Pembuatan dan evaluasi


Parfum padat dari minyak atsiri vanila, melati, ait, jeruk manis dalam
Kemasan bros.Jurnal ilmiah kedokteran. 6(3):102-103.
LAMPIRAN
Gambar 1. Kelompok 1 Gambar 2. Kelompok 2

Gambar 3. Kelompok 3 Gambar 4. Kelompok 4

Gambar 5. Kelompok 5 Gambar 6. Kelompok 6

Gambar 7. Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai