Anda di halaman 1dari 10

FORMULASI DAN EVALUASI PARFUME EUA DE TOILLETE

DARI EKSTRAK MELATI (JASMINE SAMBAC.L)

Disusun Oleh:
SOFIA ARDHINA WIJAYANTI
210105076

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Minyak atsiri dikenal dengan mana minyak essential atau minyak aromatic
yang dihasilkan dari tamanan minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan campuran dari
senyawa yang berwujud cairan yang diperolehdari bagian tanaman, akar, kulit,
batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan menggunakan
uap (Dwi, dkk., 2020). Berdasarka data yang ada, kebutuhan minyak atsiri dunia akan
terus meningkat 8-10%, ditambah dengan semakin meningkatnya industri parfum.
Indonesia termasuk gudang bahan baku minyak atsiri namun dalam pemanfaatannya
masih belum optimal, masih terdapat 40 akomoditas yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Bahan parfum atau pewangi yang digunakan pada suatu produk
dibagi menjadi dua jenis, yaitu pewangi sintetik dan pewangi alami. Pewangi sintetik
memiliki wangi yang lebih tajam sehingga dapat menimbulkan rasa pusing,
sedangkan pewangi alami memiliki wangi yang lebih lembut sehingga lebih nyaman
digunakan (Subakti dan Swadana, 2018).

Parfum merupakan senyawa dari zat pewangi (odoriferous substance) yang


dilarutkan dengan pelarut yang sesuai dengan karakteristiknya. Komposisi utama
pada parfum antara lain zat pelarut, zat pengikat, zan zat pewangi (Koensoemardiyah,
2010). Varian parfume diantaranya eua de parfume, eua de toilette, atau eua de
cologne. Parfume jenis eua de toillete memiliki senyawa aromatic sebanyak 4-8%.
Parfum memiliki tiga tingkat aroma. Yaitu top note, middle note, dan base not. Top
note merupakan aroma pertama kali tercium, paling mudah menguap, dan memudar
terlebih dahulu. Middle note merupakan tingkaan aroma yang dapat bertahan kurang
lebih hingga 1 jam. Base note merupakan aroma dasar yang bertahan paling lama dan
menguap setelah beberapa jam pemakaian (Sharmeen, dkk., 2021). Kualitas parfum
dapat dinilai dari lmanya aroma dan kejernihan parfum (Rahim, dkk., 2021)
Bunga melati (Jasmine sambac.L) merupakan bunga yang banyak digunakan
dalam rangkaian-rangkaian bunga. Melimpahnya hasil panen petani bunga melati
belum sepenuhnya dapat termanfaatkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan adanya proses pengolahan dari bunga melati tersebut menjadi suatu
produk olahan. Salah satunya ialah mengolah bunga elati menjadi minyak atsiri (N.
Hidayat, dkk., 2016). Senyawa dari minyak atsiri bunga melati berupa benzyl asetat
dan linalool merupakan pemberi aroma yang kuat pada mnyak bunga melati.
Komponen ester tertinggi yang terdapat pada bunga melati adalah benzyl asetat (Q.
Ye, X., dkk., 2015). Minyak melati dapat digunakan sebagai bahan baku parfum
berkualitas tinggi (Suyanti, dkk., 2003).

Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian
yang berjudul “FORMULASI DAN EVALUASI PARFUME EUA DE
TOILLETE DARI EKSTRAK MELATI (JASMINE SAMBAC.L)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan sebelumnya, maka di dapat


rumusan masalah yang dapat di ambil sebagai berikut:
1. Bagaimana memformulasikan minyak atsiri bunga melati (Jasmine Sambac.L)
menjadi parfume eua de toillete.
2. Bagaimana mengevaluasi parfume eua de toillete bunga melati (Jasmine
Sambac.L).
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka penulis dilakukan sebagai


berikut:
1. Mendapatkan formulasi parfume eua de toillete melati (Jasmine Sambac.L)
terbaik.
2. Mengetahui karakteristik parfume eua de toillete melati (Jasmine Sambac.L).
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk memberikan tambahan wawasan pada peniliti tentang formulasi


parfume eua de toillete melati (Jasmine Sambac.L).
2. Untuk memberikan informasi mengenai karakteristik parfume eua de toillete
melati (Jasmine Sambac.L).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan senyawa metabolit sekunder yang termasuk dalam


golongan terpen yang disintesis melalui jalur asam mevalonat (Ganjewala, 2009).
Minyak atsiri memberikan aroma tertentu dan khas pada tumbuhan (Muchtaridi,
2015). Saat ini minyak atsiri sudah digunakan sebagai parfum, kosmetik,
antibiotik, antioksidan, imunostimulan, mengurangi stres, dan terapi bagi penyakit
ringan (Pratiwi, 2018). Komponen minyak atsiri apabila terhirup dapat
berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung bereaksi dengan sistem
olfaktori, yang kemudian akan menstimulasi syaraf pada otak (Muchtaridi, 2015).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies
tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap
bagian tanaman yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau
rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga terbentuk dari
hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintetis
(Rahmaisni, 2011). Minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 cara yaitu, penyulingan
(distillation), pengepresan (pressing), ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent
extraction), dan ekstraksi dengan lemak padat (enfleurasi). Umumnya, metode
yang paling sering digunakan adalah penyulingan. Minyak atsiri dalam industri
digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoring
agentdalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek
(Rahmaisni, 2011).Rahmaisni (2011) menyatakan aplikasi minyak atsiri di
berbagai negara banyak digunakan pada berbagai industri antara lain, industri
makanan sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa, industri farmasi
sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, dan anti bakteri, industri bahan pengawet
sebagai insektisida, industri kosmetik dan personal care product seperti sabun,
pasta gigi, lotion, skin care, produk-produk kecantikan, dan sebagainya, dan
industri parfum. Minyak atsiri dapat digunakan dengan dua cara yaitu secara
langsung melalui mulut atau dengan pemakaian luar. Minyak atsiri yang
dikonsumsi secara langsung dapat berupa makanan atau minuman seperti jamu
yang mengandung minyak atsiri, penyedap, flavor ice cream, permen, dan pasta
gigi. Pemakaian luar minyak atsiri antara lain pemijatan, lulur, obat luka, pewangi
(parfum), pewangi ruangan, lotion, dan sebagainya. Minyak atsiri mempunyai
sifat-sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, umumnya larut
dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri akan mengabsorpsi
oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga
sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah (Rahmaisni, 2011). Penggunaan
minyak atsiri sebagai bahan pewangi dalam struktur dasar wewangian ialah
sebagai base note 45-55%, middle note 3040%, dan top note 15-25% dari total
keseluruhan pewangi yang ditambahkan (Hunter, 2009).

B. Parfum

Parfum digunakan untuk memberi keharuman pada badan yang merupakan


campuran dari beberapa aroma (fragrance) yang dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai, konsep parfum dapat menggambarkan personalitas seseorang. Zat pewangi
dapat berasal dari minyak atsiri, natural maupun sintetis. Minyak atsiri baik yang
alami maupun sintetis mengandung konsentrat tinggi sehingga diperlukan pelarut
dalam pembuatan minyak wangi atau parfum sehinga tercapai tingkat homogen
yang sempurna dari beberapa zat yang dikombinasikan, dan juga membantu proses
penguapan minyak atsiri ke udara sehingga zat wangi mudah tercium. Sejauh ini
pelarut yang digunakan untuk pengenceran minyak parfum adalah etanol yang
dianggap lebih aman daripada pelarut lainnya. Persentase volume konsentrat
dalam minyak parfum adalah sebagai berikut: 7 a. Eau de cologne (EDC): 2-5%
senyawa aromatik b. Eau de toilatte (EDT): 10-20% senyawa aromatik c. Eau de
parfum (EDP): 15-30% senyawa aromatik d. Parfum (P): 80-95% senyawa
aromatik Ubaidillah (2007), membagi kualitas bahan dasar parfum berdasarkan
daya menguap bahan (volatilitas):

C. Metode-Metode Produksi Bahan Pewangi Alami

Gomes (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga metode utama yang


digunakan untuk mendapatkan bahan baku alami. (1) distilasi dengan air atau uap;
(2) pengepresan atau proses mekanis lainnya; (3) ekstraksi pelarut, termasuk
supercritical fluid extraction. Metode penyulingan didasarkan pada prinsip bahwa
minyak atsiri yang mudah menguap terbawa ketika tanaman bersentuhan dengan
air mendidih atau uap air. Minyak esensial kemudian diperoleh kembali dengan
mendinginkan uap dalam kondensor dan kemudian sistem dua fase terbentuk
dimana air dan minyak atsiri terpisah berdasarkan kepadatan yang berbeda
sehingga minyak atsiri dapat diisolasi dan dikumpulkan. Metode ekstraksi minyak
atsiri melalui penerapan tekanan mekanis atau kompresi dikenal sebagai
pengepresan, menjadi cara paling sederhana dan cepat untuk mendapatkan minyak
atsiri. Teknik ini digunakan untuk mengekstrak citrus yang ada dalam kulit buah
kecuali minyak jeruk nipis yang kadang disuling. Prosesnya terdiri dari
menghancurkan kulit diantara rol, kemudian minyak esensial dilepaskan oleh
kompresi mekanis dan dipisahkan oleh sentrifugasi. Proses ekstraksi dengan
pelarut terdiri dari menempatkan bahan tanaman aromatik pada pelat berlubang
dan melewati dasar tanaman organik, biasanya heksana petroleum eter, aseton dan
etil asetat. Semua bahan yang larut diekstraksi, termasuk komponen volatil tinggi
dan rendah, pigmen dan lilin aromatik. Keuntungan utama ekstraksi dengan
pelarut daripada distilasi adalah suhu rendah yang digunakan, biasanya dibawah
50°C, terutama ketika berhadapan dengan zatzat termolabil. Ekstrak biasanya
memiliki bau yang lebih alami karena kaya akan monoterpen yang lebih mudah
menguap. Sedangkan untuk ektraksi SFE tidak memiliki kelebihan tidak memiliki
residu dan meningkatkan bau alami, sangat dekat dengan aroma aslinya. Karakter
wangi alami dari ekstaksi SFE menjadi lebih diminati di industry makanan dan
wewangian, meskipun dalam beberapa kasus tertentu mereka memiliki biaya
produksi yang lebih mahal (Gomes, 2005).
Bunga Melati (Jasmine
sambac.L)

Ekstraksi

Ekstrak Bunga Melati


(Jasmine sambac.L)

Formulasi Parfum Eua De


Toillete dari Bunga Melati
(Jasmine sambac.L)

Etanol 96% Vanilla

Evaluasi Parfum Eua De


Toillete dari Bunga Melati
(Jasmine sambac.L)

Optimasi Parfum Eua De


Toillete dari Bunga Melati
(Jasmine sambac.L)
A. Hipotesis
B. Variabel

Anda mungkin juga menyukai