KLIPING SENI BUDAYA Seni Rupa Seni Musik Seni Tari Seni Teater
KLIPING SENI BUDAYA Seni Rupa Seni Musik Seni Tari Seni Teater
TENTANG
SENI RUPA, SENI MUSIK, SENI TARI & SENI TEATER
DI
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA KELOMPOK :
1. WENTI VATNASARI
2. SUGIARTI
3. DIDIN
4. WENI KELIFA
5. YOTAM
KELAS : X IPS-2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kliping seni budaya ini.
Kami sangat berharap kliping ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita semua.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam kliping ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan kliping yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga kliping sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
kliping ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar ............................................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
Pembahasan
1. Seni Rupa .................................................................................................................. 1
2. Seni Musik Tradisional ............................................................................................. 3
3. Seni Tari Tradisional ....................................................................................... 5
4. Seni Teater ....................................................................................................... 7
ii
1. Seni Rupa
Seni Rupa adalah suatu cabang seni yang menghasilkan karya seni dimana bentuk
dan kualitasnya dapat dirasakan oleh indera manusia, khususnya indera penglihatan dan
indera peraba. Ada juga yang mengatakan pengertian seni rupa adalah cabang kesenian
yang menghasilkan suat karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara umum karena
dapat memiliki bentuk dan wujud nyata dan dapat dilihat.
Dengan kata lain, fine art merupakan suatu karya seni yang fokus pada keindahan
visual dan juga sentuhan. Bagi orang-orang tertentu, karya seni ini dapat menjadi suatu
hiburan tersendiri hanya dengan melihat atau menyentuhnya saja. Melalui cabang seni ini
seseorang dapat menunjukkan ekspresi dalam dirinya kepada orang lain. Berdasarkan
bentuknya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu;
a. Seni 2 Dimensi, yaitu karya seni yang hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang
saja dan mempunyai dimensi panjang dan lebar.Contoh; seni lukisan, seni relief,
seni grafis, dan lainnya.
b. Seni 3 Dimensi, yaitu karya seni yang berbentuk seperti bangun ruang dan memiliki
volume dimana dimensinya terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi. Contoh; seni
patung, seni arsitektur, seni kriya, seni keramik, dan lainnya.
b. Seni Kaligrafi
Sebagai seni tulis yang melahirkan karya artistik yang bermutu tinggi,
kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Bukan hanya
pada teknik penulisan, tetapi juga pada pemilihan warna, bahan tulisan, medium,
hingga pena. Secara teknis kaligrafi juga sangat bergantung pada prinsip geometri
dan aturan tentang k eseimbangan. Aturan keseimbangan ini secara fundamental
1
didukung oleh huruf alif dan titik
yang menjadi penanda dan
pembeda bagi beberapa huruf
Arab. Meski dalam
perkembangannya
muncul ratusan gaya penulisan
kaligrafi, tidak semua gaya
tersebut bertahan hingga saat ini.
Ada sembilan gaya penulisan
kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi.
c. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah
satu cabang dari seni rupa murni
yang berdimensi dua. Dari
pembubuhan cat, para pelukis
mencoba mengekspresikan
berbagai makna atau nilai
subjektif. nilai-nilai yang melekat
pada lukisan dipengaruhi oleh
budaya yang dimiliki pelukisnya.
Seni lukis Indonesia yang
berkembang, pada gilirannya
nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis
mancanegara menjadi pembanding seni budaya Nusantara. Aliran Naturalisme
adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut
aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan
isinya. Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang
lukisannya mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang
mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert
sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi,
sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan
amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk
apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.
Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-
1788).
d. Seni Poster
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat
komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya
dengan ditempel di dinding atau p ermukaan datar lainnya dengan sifat mencari
2
perhatian mata sekuat mungkin.
Karena itu poster biasanya dibuat
dengan warna-warna kontras dan
kuat.
Poster bisa menjadi sarana
iklan, pendidikan, propaganda,
dan dekorasi. Selain itu bisa pula
berupa salinan karya seni
terkenal. Cat poster biasa juga
disebut cat plakat karena meniliki
sifat yang pekat, sifatnya datar
cocok untuk menggambar
dekoratif.
e. Seni Cetak
Teknik pembentukan
dengan cetak dapat memproduksi
barang dengan jumlah yang
banyak dalam waktu relatif
singkat dengan bentuk dan
ukuran yang sama pula. Bahan
cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga,
cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini
digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat
rumah tangga piring, cangkir,
mangkok gelas dll.
Disamping cara-cara
pembentukan diatas, para
pengrajin keramik tradisonal
dapat membentuk keramik
dengan teknik cetak pres, seperti
yang dilakukan pengrajin
genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti
binatang atau tumbuh-tumbuhan.
3
d. Musik Dangdut
e. Musik Pop
b. Musik Krumpyung
Musik yang berasal dari
Yogyakarta ini dimainkan
dengan alat musik yang terbuat
dari bambu atau biasa kita
sebut angklung. Biasanya nada
yang dihasilkan mirip dengan
gamelan jawa, tetapi dalam
Krumpyung gongnya ditiup
dan dipukul supaya berb unyi.
Lagu-lagu yang dibawakan lumayan bervariasi, bisa campur sari, uyon-uyon
dan lagu lainnya.
4
buah alat perkusi yaitu Gambang dan kromong merupakan asal dari nama
jenis musik tersebut.
Musik ini pertama kali diperkenalkan oleh Nie Hoe Kong seorang
pemimpin komunitas Tionghoa pada masa penjajahan belanda. Musik
Gambang Kromong ini biasanya menggunakan tangga nada Pentatonik
China. Lagu-lagu yang sering dibawakan biasanya bertema humor dan
sindiran. Lagunya dibawakan oleh 2 orang yaitu laki-laki dan perempuan dan
dinyanyikan secara bergiliran.
5
Contoh jenis tari tradisional :
a. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Seudati, berasal dari
Arab dengan latar belakang
agama Islam. Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan
dengan suasana keagamaan.
Tarian ini sangat disenangi dan
terkenal di daerah Aceh.Tari
Saman Meuseukat, di lakukan
dalam posisi duduk berbanjar
dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan,
terutama ajaran agama Islam
6
e. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta
Tart Topeng, merupakan sebuah tari
tradisional Betawi dalam menyambut
tamu agung. Tari Topeng, adalah tari
persembahan untuk menghormati tamu
negara.
4. Seni Teater
Seni teater merupakan peristiwa yang bisa menempati beberapa posisi.
Teater jika dilihat ke dalam, merupakan tindakan ekspresif yang memperlihatkan
gejolak rasional dan emosional seorang teaterawan (pelakunya) dalam bentuk-
bentuk artistik panggung. Panggung teater dalam posisi ini bisa juga dianggap
sebagai salah satu representasi dari “sikap” sosial-politik masyarakat, di mana seni
itu berproses dan mendapatkan publiknya. Teater jika dilihat ke luar, dapat
menempati posisi juga sebagai peristiwa sosial, sehingga dalam pengertian ini
teater adalah bentuk aktif dari “tindakan” sosial-politik masyarakat.
Contoh jenis tari teater :
a. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah
dilakukan sejak Zaman Kuno.
Sisa peninggalannya
ditemukan di makam-makam
India Kuno, Mesir, dan
Yunani. Boneka sering dipakai
untuk menceritakan legenda
atau kisah-kisah yang bersifat
religius (keagamaan).
Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan
dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat
yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan
cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan
wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di
belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar.
Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut.
Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
7
Beralih ke luar negeri,
pertujukan Boneka Bunraku
dari Jepang mampu melakukan
banyak sekali gerakan
sehingga diperlukan tiga
dalang untuk
menggerakkannya. Dalang
berpakaian hitam dan duduk
persis di depan penonton.
Dalang utama mengendalikan
kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan
kisahnya.
b. Drama Musikal
Drama musikal
merupakan pertunjukan teater
yang menggabungkan seni tari,
musik, dan seni peran. Drama
musikal lebih mengedepankan
tiga unsur tersebut
dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas
pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian
kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari.
Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar
belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata
pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera.
Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera,
dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang
dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis
musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
c. Teater Dramatik
Istilah dramatik
digunakan untuk menyebut
pertunjukan teater yang
berdasarkan pada dramatika
lakon yang dipentaskan.
Dalam teater dramatik,
perubahan karakter secara
psikologis sangat diperhatikan.
8
Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian
cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus
pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap
situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat
ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga
membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah
karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita
seperti halnya realita.
d. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi
merupakan pertunjukan teater
yang dibuat berdasarkan karya
sastra puisi. Karya puisi yang
biasanya hanya dibacakan,
dalam teatrikal puisi dicoba
untuk diperankan di atas
pentas. Karena bahan dasarnya
adalah puisi maka teatrikalisasi
puisi lebih mengedepankan
estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat
teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk
menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk
mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke
dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
e. Teater Gerak
Teater gerak merupakan
pertunjukan teater dengan
unsur utamanya adalah gerak
dan ekspresi wajah pemainnya.
Dalam pementasannya,
penggunaan dialog sangat
minimal atau bahkan
dihilangkan seperti dalam
pertunjukan pantomim klasik.
Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti
suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh
dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak
inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara
mandiri muncul.