Anda di halaman 1dari 13

.

SENI BUDAYA

Nama : Damara Azaria Sukmana


Kelas : X Animasi 1
A. Pengertian Kreasi
Secara etimologi, kata kreasi berasal kata dalam bahasa Inggris, yakni creation,
yang bermakna "segala tindakan untuk mewujudkan sesuatu yang bersifat
abstrak, seperti ide, pemikiran, dan gagasan, ke dalam bentuk yang konkret".
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreasi dimaknai
dalam dua pengertian, yakni "hasil daya cipta; hasil daya khayal" dan "ciptaan
buah pikiran atau kecerdasan akal manusia". Kegiatan berkreasi juga dapat
dimaknai sebagai kegiatan mencipta.

Pada awalnya, konsep kreasi atau penciptaan banyak dikaitkan dengan sisi
religius. Terlebih setiap agama memiliki penjelasan tersendiri mengenai proses
penciptaan, Proses kreasi dan penciptaan juga lebih umum dikaitkan dengan
penciptaan alam semesta dan segala isinya. Prinsip kreasi dan penciptaan
dalam konteks religius juga banyak dikaitkan dengan hal-hal yang berbau
mitos.

Kreasi merupakan salah satu dari tiga prinsip seni. Prinsip seni sendiri terdiri
atas ekspresi, kreasi, dan bentuk seni. Ekspresi manusia yang terlahir sebagai
bentuk penggabungan antara ide dalam diri manusia dan pengaruh luar harus
diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni. Kreasi dalam dunia seni berfokus
pada proses penciptaan bentuk-bentuk karya seni sebagai hasil dari ekspresi.
Sementara itu, bentuk seni merupakan hasil dari kreasi manusia.

Di masa kini, kreasi dalam bidang seni dan budaya tidak hanya berfungsi untuk
menampilkan ekspresi dalam bentuk yang konkret, tetapi juga untuk tujuan
yang lebih luas. Tujuan lain tersebut, di antaranya menjaga dan melestarikan
bentuk seni budaya yang telah ada sebelumnya, mengenalkan bentuk seni
budaya kepada generasi muda, serta mengeksplorasi potensi- potensi yang ada
dalam seni budaya.

Dalam menghasilkan kreasi seni budaya, seorang seniman harus memahami


benar elemen dan unsur asli dari seni dan yang hendak dikreasikan. Selain itu,
seniman juga harus jeli dalam melihat perkembangan zaman dan kondisi
masyarakat saat ini. Hal tersebut merupakan bekal untuk menciptakan bentuk
kreasi seni yang tidak hanya menyiratkan ciri khas yang tak lekang dimakan
zaman, tetapi juga sesuai dengan selera masyarakat.
B. Bentuk-bentuk Kreasi Seni Budaya
Nusantara

Seni budaya Nusantara sangatlah beragam. Banyaknya ragam seni dan budaya
Nusantara juga membuka banyak peluang munculnya proses modifikasi.
Proses modifikasi seni dan budava merupakan bentuk kreasi. Bentuk-bentuk
kreasi seni dan budaya Nusantara terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari
seni rupa, seni tari, seni musik, hingga seni pertunjukan.

1. Seni Rupa
Dalam bidang seni rupa, bentuk kreasi terwujud dalam berbagai bentuk,
baik bentuk seni rupa dua dimensi maupun seni rupa tiga dimensi. Dalam
bentuk seni rupa dua dimensi, kreasi seni budaya tampak melalui
perkembangan seni grafis dan desain, Contohnya, banyak elemen-elemen
kebudayaan tradisional, seperti motif batik dan tenun Nusantara, yang
digunakan dalam desain produk dan kemasan. Contoh lainnya adalah
desain kebaya karya desainer Anne Avantie yang dikreasikan sedemikian
rupa sehingga tampak elegan dan modern, tetapi tetap mengusung pakem-
pakem kebaya, seperti bentuknya yang harus mengikuti bentuk tubuh
pemakainya. Selain seni grafis dan desain, kreasi seni rupa dua dimensi juga
tampak melalui perkembangan dunia animasi dan sinematografi di
Indonesia. Sementara itu, bentuk seni rupa tiga dimensi, kreasi seni budaya
tampak melalui berbagai bentuk instalasi patung, dan desain arsitektur
yang mewakili budaya Nusantara.

2. Seni Tari
Dalam bidang seni tari, bentuk kreasi terwujud melalui bentuk-bentuk karya
modifikasi tari tradisional. Bentuk modifikasi tari dilakukan dengan banyak
cara, seperti menggabungkan elemen dari berbagai tarian tradisional
menjadi kesatuan tarian baru, mengubah tempo dan durasi tarian, atau
menggabungkan elemen tarian tradisional dengan elemen tari
kontemporer. Contoh kreasi tari dilakukan oleh Sanggar Ayodya Pala yang
menghasilkan beberapa tarian modifikasi, seperti tari godeg ayu, goyang
amprog, japin fitroh, dan saman.
3. Seni musik
Dalam bidang seni musik, kreasi seni budaya Nusantara terlahir sebagai
bentuk eksplorasi terhadap unsur-unsur musik, seperti lagu, nada, dan alat
musik tradisional. Bentuk-bentuk kreasi seni musik Nusantara sangat
beragam, mulai dari aransemen ulang lagu daerah dan lagu nasional,
penggunaan alat musik tradisional dalam lagu-lagu modern, hingga
penciptaan musik fusion yang menggabungkan musik tradisional dan musik
modern. Selain itu, dilakukan pula eksplorasi terhadap jenis aliran musik
Nusantara yang telah ada sebelumnya. Contohnya adalah musik dangdut
yang kini diperkaya dengan nuansa pop dan elektronik atau musik campur
sari yang diperkaya dengan nuansa dangdut.

4. Seni Pertunjukan
Dalam bidang seni pertunjukan, kreasi budaya Nusantara ditunjukkan
dengan keberadaan teater-teater kontemporer yang mengangkat ciri khas
teater tradisional. Contohnya, di televisi saat ini banyak bermunculan
program acara komedi yang dengan ciri khas teater tradisional, seperti
lenong, ketoprak, dan wayang orang yang dikemas dengan nuansa modern.
Contoh lainnya adalah keberadaan pertunjukan drama kolosal yang
menggabungkan berbagai unsur seni, mulai dari visual, gerak dan tari,
peran, serta musik. Contoh pertunjukan kolosai seperti ini dapat ditemukan
pada pertunjukan bertajuk Matah Ari yang digelar pada 2012 silam.

C. Merancang Karya Seni Budaya


Nusantara
Kreasi seni budaya Nusantara dihasilkan oleh serangkaian proses yang cukup
panjang. Kreasi seni budaya Nusantara juga harus melalui proses perancangan
sebelum terwujud dalam bentuk seni yang konkret. Untuk menghasilkan suatu
kreasi dan karya seni, berikut adalah beberapa bentuk rancangan karya yang
dapat ditempuh.

1. Rancangan Karya Seni Lukis


Dalam merancang kreasi karya seni lukis, terdapat beberapa hal yang
patut diperhatikan, yakni sebagai berikut.
a. Memilih alat dan bahan
Pembuatan karya seni lukis dimulai dengan pemilihan material berupa
alat dan bahan. Umumnya, karya seni lukis dibuat dengan menggunakan
dua elemen, yakni cat dan media gambar, seperti kertas atau gambar.
Jenis cat yang banyak digunakan untuk melukis, di antaranya cat air, cat
minyak, dan cat akrilik. Cat air adalah jenis cat dengan pigmen sangat
lembut yang cocok untuk digunakan melukis pada bidang berupa kertas.
Cat air memiliki sifat transparan. Cat minyak adalah jenis cat yang
pigmen warnanya dapat diencerkan dengan terpentin. Cat minyak
sangat cocok digunakan untuk pembuatan lukisan yang mengutamakan
detail serta jangkauan gradasi warna yang lebih lebar dan awet. Ciri khas
dari cat minyak adalah memiliki aroma yang menyengat dan
membutuhkan waktu lama untuk kering. Sementara itu, cat akrilik
adalah jenis cat yang pigmen warnanya lebih besar dari cat air, memiliki
daya tutup permukaan yang cukup luas, dan bersifat transparan. Ciri
khas dari cat akrilik adalah memiliki aroma yang tidak menyengat, cepat
kering, dan membutuhkan benda-benda pendukung, seperti gel pengilap
dan varnish pengilap untuk menampilkan kesan kilap.

Pada umumnya, media gambar yang banyak digunakan oleh pelukis


adalah kanvas, yakni kain tenunan dengan daya cengkeram dan daya
serap yang kuat, serta bersifat anti retak. Kain tenun yang digunakan
sebagai kanvas umumnya telah dilapisi dengan plamir atau cat dinding
antibocor. Pelapisan cairan antibocor pada kanvas disesuaikan dengan
jenis kanvasnya. Semakin halus tekstur kanvas, semakin sedikit pula
pelapisan yang dilakukan. Kanvas merupakan media yang tepat untuk
melukis menggunakan cat minyak dan cat akrilik.

Sementara itu, media gambar lain yang seiring digunakan adalah kertas.
Kertas yang digunakan untuk melukis tentu memiliki ketebalan berbeda
dengan kertas yang digunakan untuk menulis. Pemilihan kertas untuk
melukis juga didasarkan pada gaya melukis yang hendak diterapkan.
Contohnya, jika ingin membuat lukisan bergaya realis, jenis kertas yang
cocok digunakan adalah kertas bertekstur halus. Sementara itu, kertas
bertekstur kasar sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan
lukisan bergaya abstrak. Jenis cat yang sangat cocok digunakan untuk
media kertas adalah cat air.
Selain cat dan media gambar, terdapat beberapa alat pendukung lainnya
dalam penciptaan karya lukis, seperti palet, kuas, pisau palet, ember,
dan alat tulis.

1. Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menyapukan cat ke atas


permukaan media gambar. Bentuk kuas cat air cenderung lebih halus
dibandingkan kuas cat minyak ataupun akrilik. Bagian ujung bulu kuas
ada yang datar, bundar, ataupun meruncing. Biasanya, bulu pada kuas
menggunakan serat buatan dan rambut hewan musang.
2. Palet merupakan alat untuk mencampurkan aneka warna cat yang akan
digunakan untuk melukis. Palet cat minyak memiliki permukaan datar
dan luas, sedangkan permukaan palet cat air memiliki lubang-lubang
yang cekung.
3. Pisau palet merupakan alat yang berfungsi sama dengan kuas, yakni
menempelkan cat pada permukaan kanvas. Bedanya, pisau palet lebih
sering digunakan untuk menempelkan cat yang lebih tebal.
4. Ember berisi air digunakan untuk mencuci dan membersihkan ujung
kuas yang digunakan untuk melukis.
5. Alat tulis, seperti pensil, penggaris, dan penghapus, digunakan untuk
membuat sketsa lukisan sebelum dituangkan ke dalam kanvas.

Kreativitas dalam menciptakan karya seni lukis juga dapat diterapkan dalam
pemilihan alat dan bahan yang tidak biasa. Contohnya, selain kanvas dan
kertas, masih banyak media lain yang dapat digunakan untuk melukis, seperti
papan, keramik, hingga tembok bangunan. Alat yang dipergunakan pun
bervariasi, seperti cat semprot (pylox), air brush, hingga kosmetik seperti
lipstik. Pemilihan alat dan bahan tergantung pada jenis lukisan apa yang
hendak dihasilkan oleh seniman.

b. Memilih teknik melukis


Meskipun setiap pelukis memiliki gaya tersendiri dalam menciptakan
suatu karya, umumnya teknik yang digunakan tetap sama. Dalam
penciptaan karya lukis, terdapat beberapa teknik melukis yang sering
digunakan dan bergantung pada jenis cat yang digunakan. Berikut
adalah teknik yang sering digunakan pada pembuatan lukisan cat air.
1. Teknik flat washes, yakni teknik menyapukan kuas cat ke kertas agar
memperoleh hasil sapuan yang rata.
2. Teknik graded washes, yakni teknik membuat tingkatan warna pada
kanvas untuk menggambarkan kesan jauh dan dekat.
3. Teknik variegated washes, yakni teknik menyapukan kuas untuk
menghasilkan warna-warna yang berbeda dan akan menyatu ketika
disapukan pada kertas.
4. Teknik broken wash, yakni teknik sapuan kuas yang bertujuan untuk
menghasilkan jejak warna dan sapuan kasar.
5. Teknik sapuan kuas kering, yakni teknik menyapukan kuas ke media
gambar dengan sapuan yang mendetail.
6. Teknik blocking in, yakni teknik mengeblok sebuah bidang secara
merata menggunakan kuas.
7. Teknik overlaid glazing, yakni teknik untuk menghasilkan kesan warna
yang saling bertumpuk.
8. Teknik spattering, yakni teknik mengetuk-ngetukkan kuas yang penuh
dengan cat pada jari sehingga butiran dan bercak cat jatuh pada
media gambar.

Sementara itu, teknik yang sering digunakan pada pembuatan lukisan cat
minyak ataupun cat akrilik adalah sebagai berikut.
1. Teknik konvensional, atau teknik umum, yakni menggoreskan warna cat
ke atas permukaan media gambar menggunakan kuas.
2. Teknik impasto, yakni teknik membubuhkan cat pada kanvas secara
tebal. Pencampuran warna pada teknik ini dapat dilakukan di atas palet
ataupun kanvas. Teknik ini akan menciptakan tekstur sangat kuat ketika
cat mengering. Teknik ini sangat cocok untuk melukis dengan gaya
impresionistik atau ekspresionistik.
3. Teknik spontan, yakni teknik menyapukan kuas ke atas kanvas secara
cepat dan tidak menggunakan perhitungan tertentu. Teknik ini banyak
digunakan pada pembuatan lukisan abstrak dan ekspresionistik. Teknik
ini bersifat intuitif sehingga menghasilkan efek dramatik, dinamis, dan
ekspresif.
4. Teknik plakat, yakni teknik yang digunakan untuk menghasilkan jejak-
jejak goresan kuat pada kanvas.
5. Teknik transparan, yakni teknik yang dilakukan dengan menggunakan cat
yang teksturnya lebih cair agar menghasilkan kesan tipis saat disapukan
pada kanvas.

c. Membuat lukisan
Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa
tahap perancangan karya seni meliputi tahap eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan. Tahapan-tahapan tersebut juga dilakukan pada
pembuatan lukisan. Meskipun demikian, ada beberapa jenis lukisan yang
tidak melalui tahap-tahap tersebut, misalnya lukisan bergaya abstrak
dan ekspresionistik yang tidak melalui tahap perancangan. Perhatikan
skema berikut.

Kondisi Internal Kondisi Eksternal


(perasaan, ide, gagasan Ekplorasi Ide (alam, sosial, budaya,
dalam diri) politik, dll)

Ide/Gagasan

Model dengan Sketsa


Model Tanpa Sketsa Perancangan
Melalui Sket

Perwujudan (pemberian warna,


pendetailan, finishing)

Dalam pembuatan lukisan, seniman harus melakukan eksplorasi terlebih


dahulu untuk menentukan ide, gagasan, dan tema yang akan diangkat dalam
bentuk lukisan. Tahap selanjutnya adalah menentukan gaya lukisan yang
hendak diterapkan: apakah bergaya abstrak, realistik, impresionistik, atau gaya
lainnya? Selanjutnya, tentukan jenis media yang akan digunakan untuk
membuat lukisan. Setelah itu, buatlah sketsa atau rancangan kasar dari lukisan
yang hendak dibuat. Jika lukisan yang akan dibuat bergaya abstrak atau
ekspresionistik, pembuatan sketsa atau rancangan tidak diperlukan.

Untuk lebih memahami tentang langkah pembuatan lukisan, simaklah contoh


pembuatan lukisan bergaya realistik dengan media kanvas dan cat minyak
berikut.
1. Buatlah sebuah sketsa pemandangan dengan memperhatikan
perspektif.
2. Ambillah beberapa tube cat dan tuangkan pada palet. Jangan mengambil
terlalu banyak warna. Warna yang terbatas akan menghasilkan efek
keserasian.
3. Sapukan warna-warna terang pada bidang-bidang sketsa secara tipis dan
merata dengan terpentin yang cukup dan kuas agak lebar.
4. Sapukan warna-warna yang lebih tua pada subiek gambar untuk
mendapatkan karakteristik, volume, tekstur, dan efek pencahayaan yang
tepat.
5. Sapukan warna-warna pada detail lukisan agar subjek pemandangan
menjadi lebih realistik. Kuas yang digunakan harus lebih kering,
sedangkan cat digunakan agak tebal untuk menimbulkan jejak yang jelas
dan kuat.
6. Lakukan tahap finishing atau penyelesaian dengan memberikan varnish
pada lukisan. Pemberian varnish akan menjadikan lukisan lebih tahan
lama dan tidak mudah terkena debu.

2. Rancangan Karya Seni Tari


Membuat karya tari bagi banyak orang terasa 'menakutkan. Ketakutan itu,
antara lain merasa bahwa karya tari akan dinilai tidak bagus atau akan
ditertawakan. Padahal, jika dicoba terlebih dahulu, bisa saja akan
menghasilkan sebuah karya tari yang bagus dan disukai banyak orang.
Pertanyaan yang sering muncul saat membuat tarian adalah mana yang
harus ditentukan terlebih dahulu, gerakan, judul, atau justru tema tarian?
Tema tarian biasanya sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara. Tema
yang digunakan contohnya tentang flora dan fauna, aktivitas sehari-hari,
atau bebas.

Oleh karena itu, agar dapat membuat karya tari, beberapa hal perlu
dirancang dan dipersiapkan dengan baik. Hal-hal tersebut, antara lain
sebagai berikut.

a. Menentukan tema dan jenis sajian


Untuk mempersiapkan pergelaran tingkat sekolah, hal pertama yang
harus dilakukan adalah menentukan apa yang akan dipergelarkan.
Tentukan terlebih dahulu apakah akan mempergelarkan tarian yang
sudah ada atau harus membuat tarian baru? Jika akan mempergelarkan
tarian yang sudah ada, beberapa hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut.

1. Menentukan jenis/ judul tarian yang akan dipentaskan.


2. Menentukan bentuk tarian yang akan dipentaskan (solo/tari tunggal,
duet, trio, kelompok, atau massal), jumlah penari, dan siapa yang
akan membawakan tarian.
3. Menentukan jumlah tarian yang akan dipentaskan.
4. Menentukan nama-nama penari dan tarian yang akan dipentaskan,
beserta penanggung jawab tiap materi yang akan dipentaskan.
5. Menentukan jadwal dan tempat latihan (berkoordinasi dengan
bagian lain untuk pengaturan jadwal per tari dan jadwal latihan
gabungan.
6. Menentukan tempat penyewaan kostum.

Jika akan mementaskan tarian dengan koreografi yang baru, tentukan siapa
yang akan menjadi koreografer. Langkah berikutnya adalah menyusun
kepanitiaan, staf produksi, dan siapa saja yang terlibat dalam pementasan.
Setelah panitia terbentuk, barulah mengadakan pertemuan untuk menentukan
segala sesuatunya (materi pementasan, personal yang terlibat, dan
penanggung jawab) pada pertemuan pertama setelah kepanitiaan/staf
produksi terbentuk.

Mementaskan karya baru memerlukan waktu persiapan lebih lama dan lebih
rumit dibandingkan mementaskan karya yang sudah ada. Pada saat merancang
karya, banyak pertanyaan yang harus dijawab, antara lain sebagai berikut.

1. Konsep tarian yang akan digunakan apakah konsep Barat yang global,
konsep Timur yang detail, atau justru menggabungkan keduanya?
2. Jenis tari yang akan dibuat, apakah tarian yang akan dibuat untuk laki-
laki saja, untuk perempuan saja, campuran, atau justru tarian netral
yang dapat dibawakan, baik oleh penari laki-laki maupun penari
perempuan, dengan perbedaan pada volume gerak dan lebarnya bukaan
kaki?
3. Bentuk penyajian tari, apakah tari tunggal, tari berpasangan, tari
kelompok, ataukah massal/kolosal?
4. Genre tari, apakah tari klasik, kreasi baru kontemporer, atau modern?
5. Tema dari gerak tari apakah imitatif, heroik, romantik, ata drama tari?
6. Iringan musik, apakah musik etnik tradisional, kontemporer. modern,
alternatif, atau justru tanpa bunyi?
7. Properti atau perlengkapan tari yang akan digunakan. apakah bersifat
feminin, seperti kipas, selendang, dan payung; bersifat maskulin. seperti
keris, tombak, dan panah: atau bersifat netral, seperti caping dan
tongkat pendek?

b. Memilih penari
Langkah selanjutnya adalah menentukan siapa genati dan peran yang
akan dibawakan sesuai dengan kemampuan dan kepantasan. Artinya,
pemilihan peran disesuaikan dengan tuntutan peran. Jika untuk
pementasan komersial atau untuk lomba/festival, pemilihan penari
dapat dilakukan melalui audisi. Namun jika untuk keperluan ujian
kompetensi, pemilihan penari dapat menyesuaikan kebutuhan. Selain
itu, untuk tarian yang berat, harus mencari penari yang juga memiliki
fisik relatif kuat dan sehat.

c. Memilih penata musik


Penata musik nantinya perlu mengadakan diskusi dengan penata tari
untuk menentukan jenis musik iringan tari yang akan digunakan. Musik
iringan tari dapat dilakukan melalui proses edit menggunakan musik
pengiring yang sudah ada atau membuat musik pengiring baru.

Musik pengiring dengan proses edit tentunya akan lebih sedikit


mengeluarkan biaya dibandingkan merekam untuk pembuatan musik
pengiring baru. Musik pengiring dengan proses edit dilakukan dengan
memotong dan menyambungkan musik yang sudah ada untuk dijadikan
sebuah musik pengiring baru. Meskipun demikian, hal tersebut bukan
berarti mudah. Penata musik harus memiliki keahlian khusus untuk
memilih lagu yang sesuai dengan tari yang akan dipentaskan.

Sementara itu, musik pengiring harus ditentukan dengan latihan bersama


antara penari dan pemusik sebelum melakukan proses perekaman. Perekaman
musik pengiring juga harus dilakukan di studio yang memadai agar kualitas
rekaman bagus. Ketika rekaman sudah selesai, langkah berikutnya adalah
menyatukan gerak dengan musik iringan. Henata tari memadukan gerak
dengan iringan yang sudah adi, artinya harus bersikap kompromis. Penata tari
harus o berkompromi dengan adanya "kesalahan' saat rekaman, hingga kadang
ada yang harus berubah. Perubahan bisa adi pada gerak, ritme, tempo, durasi,
bahkan kadang ada yang harus dibuat lagi, atau malah dibuang.
d. Memilih penata busana dan rias
Penata busana dibutuhkan untuk menyiapkan kostum dengan membuat
kostum baru atau memadupadankan kostum yang sudah ada.
Sementara itu, penata rias diperlukan untuk melakukan riasan, termasuk
tata rambut yang sesuai agar penari terlihat bagus saat melakukan
pementasan.
e. Eksplorasi gerak
Membuat karya tari tidak sesulit yang dibayangkan. Hal mendasar yang
harus dapat dipenuhi untuk membuat karya tari adalah mau memulai.
Memulai membuat karya tari memang tidak mudah, tetapi bukan berarti
tidak bisa. Bagong Kussudiardja, salah seorang koreografer yang sudah
menciptakan ratusan tari, menyarankan bahwa yang perlu dan penting
dilakukan dalam membuat karya tari adalah bergerak dulu, Tidak usah
terlalu mementingkan teori, yang penting bergerak. Pembuatan karya
tari dapat juga dimulai dengan mempraktikkan gerak yang sudah
dikuasai, lalu dikembangkan atau diubah menjadi gerak baru. Setelah
itu, carikan atau buat musik pengiring yang cocok, sehingga jadilah
sebuah tarian.

Dalam membuat karya tari, buang jauh-jauh rasa takut karena tidak ada
istilah betul dan salah atau indah dan tidak indah dalam karya tari.
Membuat gerak adalah wilayah 'bebas nilai' karena masuk dalam
wilayah kreativitas. Saat akan membuat tarian, kebebasan berkreasi
yang tidak dibatasi dan diikat dengan berbagai aturan sangat diperlukan.
Jadi, jauhkan pikiran dari berbagai ketakutan bahwa karya tari akan
dianggap jelek atau ditertawakan. Untuk membuat gerak tari yang lebih
leluasa tanpa aturan, perlu diperhatikan juga eksplorasi anggota gerak
yang akan ditampilkan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.

1. Melakukan eksplorasi gerak tangan dengan merentangkan tangan ke


samping, julurkan ke depan, tuka tutup naik turun, gerakkan telapak
ke luar dan ke dalam, gerakkan jari jari, dan cari kemungkinan gerak
vebanyak banyaknya, Putar bahu, tekuk lurus tangan. Padukan gerak
lengan bahu dan telapak serta jari-jari. utia berkali kali sampai
menemukan bentuk, pose, atau gerak yang disukai.
2. Melakukan eksplorasi gerak kaki dengan mengangkat Laki, menekuk,
memutar badan, kemudian meletakkan kaki atau melakukan
tumpuan pada lutut. Ganti dengan kaki lainnya. Langkahkan kaki
dengan berbagai cara dan ritme. Lakukan beberapa kali, sampai
menemukan bentuk dan gerak yang unik.
3. Melakukan eksplorasi gerak tubuh dengan melakukan liukan,
mendhak yang ekstrem, nglayang, merunduk, atau mayuk. Cobalah
melakukan gerak dan pose yang unik. Padukan dengan gerak tangan
dan kepala. Bawa berpindah tempat dengan melangkah, kemudian
kembali ke tempat semula.
4. Kombinasikan temuan dari eksplorasi gerak tangan dan kaki, cobalah
dengan berbagai tempo dan ritme yang berbeda-beda sampai
menemukan pengulangan yang enak. Diulangi kiri dan kanan, lalu
gerak tangan di tempat saja, gerak tangan sambil berjalan, berlari,
melompat, berguling, trisig, atau kengser.
5. Carilah musik pengiring, misalnya musik etnik, boleh dari dalam
negeri atau pun mancanegara. Ambil bagian-bagian yang menarik,
sambung dengan yang lain, jangan lupa untuk tetap mencantumkan
komposernya. Jadi, sangat mungkin terdapat beberapa judul lagu
untuk sebuah tarian.
6. Sambungkan gerak-gerak yang sudah ditemukan, padukan dengan
musik etnik yang sudah ditemukan, lalu edit dengan rapi.

Anda mungkin juga menyukai