SENI BUDAYA
Pada awalnya, konsep kreasi atau penciptaan banyak dikaitkan dengan sisi
religius. Terlebih setiap agama memiliki penjelasan tersendiri mengenai proses
penciptaan, Proses kreasi dan penciptaan juga lebih umum dikaitkan dengan
penciptaan alam semesta dan segala isinya. Prinsip kreasi dan penciptaan
dalam konteks religius juga banyak dikaitkan dengan hal-hal yang berbau
mitos.
Kreasi merupakan salah satu dari tiga prinsip seni. Prinsip seni sendiri terdiri
atas ekspresi, kreasi, dan bentuk seni. Ekspresi manusia yang terlahir sebagai
bentuk penggabungan antara ide dalam diri manusia dan pengaruh luar harus
diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni. Kreasi dalam dunia seni berfokus
pada proses penciptaan bentuk-bentuk karya seni sebagai hasil dari ekspresi.
Sementara itu, bentuk seni merupakan hasil dari kreasi manusia.
Di masa kini, kreasi dalam bidang seni dan budaya tidak hanya berfungsi untuk
menampilkan ekspresi dalam bentuk yang konkret, tetapi juga untuk tujuan
yang lebih luas. Tujuan lain tersebut, di antaranya menjaga dan melestarikan
bentuk seni budaya yang telah ada sebelumnya, mengenalkan bentuk seni
budaya kepada generasi muda, serta mengeksplorasi potensi- potensi yang ada
dalam seni budaya.
Seni budaya Nusantara sangatlah beragam. Banyaknya ragam seni dan budaya
Nusantara juga membuka banyak peluang munculnya proses modifikasi.
Proses modifikasi seni dan budava merupakan bentuk kreasi. Bentuk-bentuk
kreasi seni dan budaya Nusantara terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari
seni rupa, seni tari, seni musik, hingga seni pertunjukan.
1. Seni Rupa
Dalam bidang seni rupa, bentuk kreasi terwujud dalam berbagai bentuk,
baik bentuk seni rupa dua dimensi maupun seni rupa tiga dimensi. Dalam
bentuk seni rupa dua dimensi, kreasi seni budaya tampak melalui
perkembangan seni grafis dan desain, Contohnya, banyak elemen-elemen
kebudayaan tradisional, seperti motif batik dan tenun Nusantara, yang
digunakan dalam desain produk dan kemasan. Contoh lainnya adalah
desain kebaya karya desainer Anne Avantie yang dikreasikan sedemikian
rupa sehingga tampak elegan dan modern, tetapi tetap mengusung pakem-
pakem kebaya, seperti bentuknya yang harus mengikuti bentuk tubuh
pemakainya. Selain seni grafis dan desain, kreasi seni rupa dua dimensi juga
tampak melalui perkembangan dunia animasi dan sinematografi di
Indonesia. Sementara itu, bentuk seni rupa tiga dimensi, kreasi seni budaya
tampak melalui berbagai bentuk instalasi patung, dan desain arsitektur
yang mewakili budaya Nusantara.
2. Seni Tari
Dalam bidang seni tari, bentuk kreasi terwujud melalui bentuk-bentuk karya
modifikasi tari tradisional. Bentuk modifikasi tari dilakukan dengan banyak
cara, seperti menggabungkan elemen dari berbagai tarian tradisional
menjadi kesatuan tarian baru, mengubah tempo dan durasi tarian, atau
menggabungkan elemen tarian tradisional dengan elemen tari
kontemporer. Contoh kreasi tari dilakukan oleh Sanggar Ayodya Pala yang
menghasilkan beberapa tarian modifikasi, seperti tari godeg ayu, goyang
amprog, japin fitroh, dan saman.
3. Seni musik
Dalam bidang seni musik, kreasi seni budaya Nusantara terlahir sebagai
bentuk eksplorasi terhadap unsur-unsur musik, seperti lagu, nada, dan alat
musik tradisional. Bentuk-bentuk kreasi seni musik Nusantara sangat
beragam, mulai dari aransemen ulang lagu daerah dan lagu nasional,
penggunaan alat musik tradisional dalam lagu-lagu modern, hingga
penciptaan musik fusion yang menggabungkan musik tradisional dan musik
modern. Selain itu, dilakukan pula eksplorasi terhadap jenis aliran musik
Nusantara yang telah ada sebelumnya. Contohnya adalah musik dangdut
yang kini diperkaya dengan nuansa pop dan elektronik atau musik campur
sari yang diperkaya dengan nuansa dangdut.
4. Seni Pertunjukan
Dalam bidang seni pertunjukan, kreasi budaya Nusantara ditunjukkan
dengan keberadaan teater-teater kontemporer yang mengangkat ciri khas
teater tradisional. Contohnya, di televisi saat ini banyak bermunculan
program acara komedi yang dengan ciri khas teater tradisional, seperti
lenong, ketoprak, dan wayang orang yang dikemas dengan nuansa modern.
Contoh lainnya adalah keberadaan pertunjukan drama kolosal yang
menggabungkan berbagai unsur seni, mulai dari visual, gerak dan tari,
peran, serta musik. Contoh pertunjukan kolosai seperti ini dapat ditemukan
pada pertunjukan bertajuk Matah Ari yang digelar pada 2012 silam.
Sementara itu, media gambar lain yang seiring digunakan adalah kertas.
Kertas yang digunakan untuk melukis tentu memiliki ketebalan berbeda
dengan kertas yang digunakan untuk menulis. Pemilihan kertas untuk
melukis juga didasarkan pada gaya melukis yang hendak diterapkan.
Contohnya, jika ingin membuat lukisan bergaya realis, jenis kertas yang
cocok digunakan adalah kertas bertekstur halus. Sementara itu, kertas
bertekstur kasar sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan
lukisan bergaya abstrak. Jenis cat yang sangat cocok digunakan untuk
media kertas adalah cat air.
Selain cat dan media gambar, terdapat beberapa alat pendukung lainnya
dalam penciptaan karya lukis, seperti palet, kuas, pisau palet, ember,
dan alat tulis.
Kreativitas dalam menciptakan karya seni lukis juga dapat diterapkan dalam
pemilihan alat dan bahan yang tidak biasa. Contohnya, selain kanvas dan
kertas, masih banyak media lain yang dapat digunakan untuk melukis, seperti
papan, keramik, hingga tembok bangunan. Alat yang dipergunakan pun
bervariasi, seperti cat semprot (pylox), air brush, hingga kosmetik seperti
lipstik. Pemilihan alat dan bahan tergantung pada jenis lukisan apa yang
hendak dihasilkan oleh seniman.
Sementara itu, teknik yang sering digunakan pada pembuatan lukisan cat
minyak ataupun cat akrilik adalah sebagai berikut.
1. Teknik konvensional, atau teknik umum, yakni menggoreskan warna cat
ke atas permukaan media gambar menggunakan kuas.
2. Teknik impasto, yakni teknik membubuhkan cat pada kanvas secara
tebal. Pencampuran warna pada teknik ini dapat dilakukan di atas palet
ataupun kanvas. Teknik ini akan menciptakan tekstur sangat kuat ketika
cat mengering. Teknik ini sangat cocok untuk melukis dengan gaya
impresionistik atau ekspresionistik.
3. Teknik spontan, yakni teknik menyapukan kuas ke atas kanvas secara
cepat dan tidak menggunakan perhitungan tertentu. Teknik ini banyak
digunakan pada pembuatan lukisan abstrak dan ekspresionistik. Teknik
ini bersifat intuitif sehingga menghasilkan efek dramatik, dinamis, dan
ekspresif.
4. Teknik plakat, yakni teknik yang digunakan untuk menghasilkan jejak-
jejak goresan kuat pada kanvas.
5. Teknik transparan, yakni teknik yang dilakukan dengan menggunakan cat
yang teksturnya lebih cair agar menghasilkan kesan tipis saat disapukan
pada kanvas.
c. Membuat lukisan
Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa
tahap perancangan karya seni meliputi tahap eksplorasi, perancangan,
dan perwujudan. Tahapan-tahapan tersebut juga dilakukan pada
pembuatan lukisan. Meskipun demikian, ada beberapa jenis lukisan yang
tidak melalui tahap-tahap tersebut, misalnya lukisan bergaya abstrak
dan ekspresionistik yang tidak melalui tahap perancangan. Perhatikan
skema berikut.
Ide/Gagasan
Oleh karena itu, agar dapat membuat karya tari, beberapa hal perlu
dirancang dan dipersiapkan dengan baik. Hal-hal tersebut, antara lain
sebagai berikut.
Jika akan mementaskan tarian dengan koreografi yang baru, tentukan siapa
yang akan menjadi koreografer. Langkah berikutnya adalah menyusun
kepanitiaan, staf produksi, dan siapa saja yang terlibat dalam pementasan.
Setelah panitia terbentuk, barulah mengadakan pertemuan untuk menentukan
segala sesuatunya (materi pementasan, personal yang terlibat, dan
penanggung jawab) pada pertemuan pertama setelah kepanitiaan/staf
produksi terbentuk.
Mementaskan karya baru memerlukan waktu persiapan lebih lama dan lebih
rumit dibandingkan mementaskan karya yang sudah ada. Pada saat merancang
karya, banyak pertanyaan yang harus dijawab, antara lain sebagai berikut.
1. Konsep tarian yang akan digunakan apakah konsep Barat yang global,
konsep Timur yang detail, atau justru menggabungkan keduanya?
2. Jenis tari yang akan dibuat, apakah tarian yang akan dibuat untuk laki-
laki saja, untuk perempuan saja, campuran, atau justru tarian netral
yang dapat dibawakan, baik oleh penari laki-laki maupun penari
perempuan, dengan perbedaan pada volume gerak dan lebarnya bukaan
kaki?
3. Bentuk penyajian tari, apakah tari tunggal, tari berpasangan, tari
kelompok, ataukah massal/kolosal?
4. Genre tari, apakah tari klasik, kreasi baru kontemporer, atau modern?
5. Tema dari gerak tari apakah imitatif, heroik, romantik, ata drama tari?
6. Iringan musik, apakah musik etnik tradisional, kontemporer. modern,
alternatif, atau justru tanpa bunyi?
7. Properti atau perlengkapan tari yang akan digunakan. apakah bersifat
feminin, seperti kipas, selendang, dan payung; bersifat maskulin. seperti
keris, tombak, dan panah: atau bersifat netral, seperti caping dan
tongkat pendek?
b. Memilih penari
Langkah selanjutnya adalah menentukan siapa genati dan peran yang
akan dibawakan sesuai dengan kemampuan dan kepantasan. Artinya,
pemilihan peran disesuaikan dengan tuntutan peran. Jika untuk
pementasan komersial atau untuk lomba/festival, pemilihan penari
dapat dilakukan melalui audisi. Namun jika untuk keperluan ujian
kompetensi, pemilihan penari dapat menyesuaikan kebutuhan. Selain
itu, untuk tarian yang berat, harus mencari penari yang juga memiliki
fisik relatif kuat dan sehat.
Dalam membuat karya tari, buang jauh-jauh rasa takut karena tidak ada
istilah betul dan salah atau indah dan tidak indah dalam karya tari.
Membuat gerak adalah wilayah 'bebas nilai' karena masuk dalam
wilayah kreativitas. Saat akan membuat tarian, kebebasan berkreasi
yang tidak dibatasi dan diikat dengan berbagai aturan sangat diperlukan.
Jadi, jauhkan pikiran dari berbagai ketakutan bahwa karya tari akan
dianggap jelek atau ditertawakan. Untuk membuat gerak tari yang lebih
leluasa tanpa aturan, perlu diperhatikan juga eksplorasi anggota gerak
yang akan ditampilkan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut.