Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Tahun 2022

ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.go
.id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk
Provinsi Papua Barat 2022
Berdasarkan Susenas Maret 2022
ISSN :
No. Publikasi : 91000.2211
Katalog BPS : 3201023.91
Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm

Jumlah Halaman : xi + 136 halaman
id
Penulis/Penyusun:
o.
.g
BPS Provinsi Papua Barat
ps
t.b
Penyunting:
ra
ba

ua
ap
Gambar Kulit:
//p

s:
tp
ht
Diterbitkan Oleh:
© BPS Provinsi Papua Barat
Dicetak Oleh:
CV. Nario Sari
Sumber Ilustrasi:
freepik.com
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/

atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
KATA PENGANTAR
Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas adalah survei yang

dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan pendekatan
rumah tangga. Data yang dihasilkan merupakan sumber bagi penghitungan
beberapa indikator seperti kemiskinan, kesenjangan pendapatan, dan
ketahanan pangan.
Informasi yang disajikan pada buku ini merupakan hasil kegiatan

Susenas yang dilakukan pada bulan Maret 2022. Buku ini memberikan
gambaran mengenai pengeluaran dan konsumsi per kapita sebulan pada
id
tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Papua Barat. Selain itu, disajikan pula
o.
.g
konsumsi penduduk Provinsi Papua Barat dalam satuan protein dan kalori.
ps
Informasi pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga sangat bermanfaat

t.b
ra
khususnya bagi pemerintah yang sedang berfokus pada pertumbuhan

ba
ekonomi yang inklusif, membangun ketahanan pangan, dan mengendalikan

ua
perubahan harga-harga.
ap
//p
Dengan terbitnya publikasi ini, semoga dapat memperkecil kesenjangan

s:
tp
antara kebutuhan dan penyediaan data di Provinsi Papua Barat. Kepada

ht
semua pihak yang telah berkontribusi positif dalam penerbitan publikasi ini
diucapkan terima kasih.
Manokwari, Juni 2023
Plt. Kepala BPS Provinsi Papua Barat,
JOHANNIS LEKATOMPESSY
v Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
RINGKASAN
Publikasi Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua

Barat Tahun 2022 diterbitkan sebagai respon terhadap permintaan data
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga di Provinsi Papua Barat yang
mulai meningkat. Pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga merupakan
variabel proxy yang digunakan sebagai pendekatan pengukuran pendapatan
rumah tangga. Karena pendekatan pendapatan rumah tangga cenderung
undercover, maka BPS menggunakan informasi pengeluaran untuk konsumsi
rumah tangga sebagai pengganti variabel pendapatan. Penggunaan data
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga cukup luas antara lain: 1)
penghitungan persentase penduduk miskin yaitu persentase penduduk
id
o.
dengan pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis kemiskinan, 2)
.g
pengukuran ketimpangan pendapatan yang diukur dengan ketimpangan
ps
t.b
pengeluaran, 3) pengukuran pemenuhan kecukupan gizi khususnya konsumsi

ra
kalori dan protein.

ba
Publikasi ini menggambarkan:

ua
ap
1) Rata-rata pengeluaran penduduk di Provinsi Papua Barat pada Maret

//p
2022 sebesar Rp 1.448.505,- per kapita per bulan.

s:
tp
2) Kabupaten dengan pengeluaran rata-rata per kapita tertinggi adalah

ht
Kabupaten Maybrat yaitu sebesar Rp 1.740.050,-, sedangkan yang

terendah adalah Kabupaten Sorong Selatan yaitu sebesar Rp 824.107,-.
3) Persentase rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di
Papua Barat sebesar 49,97 persen dan bukan makanan sebesar 50,03
persen. Dengan kata lain, pangsa pengeluaran pangan di Papua Barat
sebesar 49,97 persen.
4) Kabupaten Tambrauw memiliki ketahanan pangan paling rendah di
Papua Barat. Sementara Kota Sorong memiliki ketahanan pangan paling
baik di Papua Barat.
5) Terdapat sekitar 20 komoditas makanan yang paling banyak dikonsumsi
di Papua Barat. Diantaranya adalah beras, minyak goreng, telur ayam
ras, daging ayam ras, ekor kuning, kembung, gula pasir, bawang merah,
Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022 vii
cakalang, mie instan, daging babi, bawang putih, cabe rawit, kangkung,
ikan segar lainnya, ketela pohon, susu bubuk, talas, pisang lainnya, dan
kakap.
6) Rata-rata konsumsi kalori (kkal) dan protein (gram) per kapita sehari di
Provinsi Papua Barat adalah 1.879,75 kkal dan 55.32 gram protein.
Sumber kalori dan protein dibagi menjadi dua yaitu dari makanan yang
dimasak di rumah dan makanan dan minuman jadi dengan perbandingan
1.676,35 : 203,40 kkal dan 49,98 : 5,34 gram protein per kapita sehari.
10) Ada tiga kelompok makanan yang menjadi sumber kalori terbanyak di
Provinsi Papua Barat yaitu padi-padian (772,15 kkal), minyak dan kelapa
(287,14 kkal), dan makanan dan minuman jadi (203,40 kkal). Sedangkan
tiga kelompok makanan sumber protein terbanyak yaitu padi-padian
id
(18,16 gram), ikan/cumi/udang/kerang (15,60 gram), serta makanan dan
o.
.g
minuman jadi (5,34 gram).
ps
11) Terdapat a satu kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memenuhi

t.b
ra
standar kecukupan kalori dan protein yaitu kabupaten Fakfak dengan

ba
rata-rata konsumsi kalori sebesar 2.139,97 kkal sehari dan rata-rata

ua
ap
konsumsi protein sebesar 67,63 gram.

//p
12) Kabupaten Sorong Selatan merupakan kabupaten dengan rata-rata

s:
konsumsi kalori maupun protein per kapita sehari terendah di Provinsi

tp
ht
Papua Barat yaitu kalori sebesar1.526,60 kkal dan protein sebesar 35,53
gram.
viii Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ v
RINGKASAN........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 3
id
o.
1.1 Umum ................................................................................
.g 3
ps
1.2 Sistematika Penyajian ....................................................... 3
t.b
1.3 Metode Survei ................................................................... 4

ra
1.4 Konsep dan Definisi .......................................................... 6

ba
ua
ap
BAB II. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI ............................. 11

//p
2.1 Pangsa Pengeluaran Pangan ........................................... 15

s:
tp
2.2 Ragam Konsumsi dan Pengeluaran .................................. 21

ht
2.3 Pola Konsumsi dan Pengeluaran Ikan ............................... 27
BAB III. POLA KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN ......................... 31

2.1 Konsumsi Kalori dan Protein Kelompok Komoditas ............ 35
2.1 Konsumsi Kalori dan Protein Kabupaten/Kota .................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 39

LAMPIRAN .......................................................................................... 43
ix Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan

menurut Kabupaten/Kota, Maret 2022 ............................. 16

menurut Kabupaten/Kota, Maret 2022 ............................. 18
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
x Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Tabel.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan untuk Makanan dan

Bukan Makanan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat
(Rupiah), Maret 2022 ................................................................ 45
Tabel.2 Persentase Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan untuk

Makanan dan Bukan Makanan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat, Maret 2022 ........................................................... 46
Tabel.3 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut

Kelompok Barang menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat,
Maret 2022 ................................................................................ 47
id
o.
Tabel.4 Rata-rata Konsumsi dan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Beberapa
.g
Jenis Bahan Makanan, Maret 2022............................................. 61
ps
t.b
Tabel.5 Rata-rata Konsumsi Kalori (Kakl) dan Protein (Gram) per Kapita
ra
Sehari menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, Maret

ba
2022 ......................................................................................... 75
ua
ap
Tabel.6 Rata-rata Konsumsi Kalori (Kakl) dan Protein (Gram) per Kapita
//p
Sehari menurut Kelompok Makanan, Maret 2022 ......................... 76

s:
tp
ht
xi Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
1.1 Umum
Sejalan dengan tugas pokok BPS dalam melaksanakan kegiatan
pemerintah di bidang statistik, BPS menyelenggarakan pengumpulan data
sosial ekonomi melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) setiap
tahun. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada publik, hasil
Susenas Maret 2022 di Provinsi Papua Barat telah diterbitkan publikasi
“Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat Tahun 2022” pada 28
Desember 2022. Publikasi tersebut menyajikan “potret” kondisi sosial
ekonomi masyarakat meliputi: kondisi kesehatan, pendidikan, fertilitas,
keluarga berencana, ketenagakerjaan, perumahan, dan kondisi sosial
ekonomi lainnya.
id
o.
Pada bulan Juni ini, BPS Provinsi Papua Barat kembali menerbitkan
.g
hasil Susenas Maret 2022 dengan judul “Analisis Pola Pengeluaran
ps
t.b
Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Tahun 2022”.

ra
ba
Pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga merupakan variabel

ua
proxy yang digunakan sebagai pendekatan pengukuran pendapatan rumah

ap
tangga. Karena pendekatan pendapatan rumah tangga cenderung

//p
s:
undercover, maka BPS menggunakan informasi pengeluaran untuk

tp
konsumsi rumah tangga sebagai pengganti variabel pendapatan.

ht
Penggunaan data pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga cukup luas

antara lain: penghitungan persentase penduduk miskin yaitu persentase
penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis
kemiskinan, pengukuran ketimpangan pendapatan yang diukur dengan
ketimpangan pengeluaran, dan pengukuran pemenuhan kecukupan gizi
khususnya konsumsi kalori dan protein.
1.2 Sistematika Penyajian
Publikasi ini disusun dalam dua bagian. Bagian pertama, penjelasan

terdiri dari penjelasan umum, ruang lingkup, jenis data yang dikumpulkan,
Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022 3

konsep dan definisi dan sistematika penyajian. Penjelasan ini bertujuan
untuk menginformasikan gambaran umum dari publikasi Analisis Pola
Pengeluaran untuk Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Papua Barat Tahun
2022 yang meliputi jenis data yang disajikan, tingkatan atau level penyajian
data dan keterbatasannya serta konsep dan definisi yang digunakan dalam
pelaksanaan Susenas tahun 2022.
Bagian kedua menyajikan data pengeluaran konsumsi penduduk
Provinsi Papua Barat hasil Susenas Maret tahun 2022. Penyajian data
dikelompokkan menurut kabupaten/kota.
1.3 Metode Survei
id
o.
1.3.1 Ruang Lingkup .g
Pelaksanaan Susenas Maret 2022 mencakup 345.000 rumah
ps
t.b
tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 514 Kab/Kota di

ra
Indonesia. Pelaksanaan Susenas Maret 2022 di Provinsi Papua Barat

ba
mencakup 6.660 rumah tangga sampel yang tersebar di 12 kabupaten

ua
ap
dan satu kota. Dari 6.660 target sampel rumah tangga Susenas Maret
//p
2022 di Provinsi Papua Barat, berubah menjadi 6.442 sampel rumah

s:
tp
tangga akibat adanya blok sensus yang muatan rumah tangganya tidak
ht
mencapai 10. Dari 6.442 target rumah tangga sampel, sebanyak 6.301
rumah tangga yang berhasil dicacah atau sebesar 97,86 persen.
Data yang disajikan cukup representatif untuk disajikan sampai
dengan tingkat kabupaten/kota tetapi tidak dapat dipisahkan menurut
daerah tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan). Data tidak mencakup
rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus dan rumah
tangga khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya. Semua sampel
rumah tangga dicacah dengan menggunakan kuesioner VSEN22.KP.
4 Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

1.3.2 Kerangka Sampel
Pembentukan kerangka sampel Susenas dilakukan melalui dua
tahap. Kerangka sampel tahap pertama adalah keragka sampel induk
atau master sampling frame, yaitu sekitar 40 persen dari BS SP2020
yang ditarik secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size
jumlah Kepala Keluarga (KK) hasil Rekap Daftar Penduduk (RD)
SP2020. Daftar 40 persen BS SP2020 ini sudah ada kode stratanya.
Sebelum dibentuk kerangka sampel induk, seluruh BS hasil SP2020
distratifikasi menurut klasifikasi daerah tempat tinggal (urban-rural).
Stratifikasi BS dilakukan untuk meningkatkan presisi dan efisiensi
desain. Stratifikasi juga memberikan jaminan keterwakilan sampel dari
id
tiap kelompok/strata.
o.
.g
Kerangka sampel tahap kedua pada Susenas Maret 2022 adalah
ps
daftar populasi rumah tangga hasil pemutakhiran di setiap BS terpilih.

t.b
ra
Implicit stratification juga dilakukan pada rumah tangga yaitu

ba
berdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga (KRT). Hal ini

ua
ap
dilakukan untuk menjaga keterwakilan dari nilai keragaman karakteristik

//p
rumah tangga.
s:
tp
ht
1.3.3 Desain Sampel

Rancangan sampel Susenas Maret 2022 adalah paket sampel
untuk mendapatkan data yang representatif sampai dengan kabupaten/
kota. Pencacahan dilaksanakan pada bulan Maret dengan total sampel
sebanyak 6.666 rumah tangga dari 666 BS. Pemilihan sampel dilakukan
secara sistematik sehingga komposisi BS berdasarkan stratifikasi
disetiap kabupaten/kota.
1.3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui
wawancara tatap muka antara pencacah dan responden. Keterangan

individu ditanyakan kepada individu yang bersangkutan yang menjadi
responden. Keterangan tentang rumah tangga dikumpulkan melalui
wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah
tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik
rumah tangga.
1.3.5 Pengolahan Data

Proses pengolahan data meliputi tahap perekaman data,
pemeriksaan konsisitensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan
tahap tabulasi, sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan komputer.
Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan awal
id
o.
atas kelengkapan isian daftar pertanyaan dan penyuntingan terhadap
.g
ps
isian yang tidak wajar. Termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi)

t.b
antara satu jawaban dengan jawaban yang lainnya. Proses perekaman

ra
ba
data dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Setelah terbentuk raw data, di

ua
BPS provinsi dilakukan kegiatan validasi sederhana. Tahap terakhir dari

ap
proses pengolahan dilakukan BPS psat, yaitu proses validasi lengkap

//p
s:
untuk menghasilkan data yang bersih (clean data).

tp
ht
1.4 Konsep dan Definisi

Blok Sensus
Blok sensus (BS) merupakan wilayah kerja dari seorang petugas
lapangan pada Susenas Maret 2022. Blok sensus terpilih sudah
ditentukan oleh BPS dan terdaftar pada Daftar Sampel Blok Sensus
(DSBS). BS harus mempunyai batas-batas yang jelas/ mudah dikenali,
baik batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat
(SLS seperti RT, RW, dusun, lingkungan, dsb) diutamakan sebagai
batas SLS tersebut.

Rumah Tangga
Rumah tangga (ruta) dibedakan menjadi ruta biasa dan ruta khusus.
Ruta biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal
bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga yang dicakup
dalam Susenas hanya rumah tangga biasa.
Ruta biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Termasuk
rumah tangga biasa adalah:
1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri;
id
2. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus
o.
.g
tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan
ps
sensus tersebut masih dalam blok sensus yang sama

t.b
ra
dianggap sebagai satu ruta;

ba
3. Ruta yang menerima anak kos kurang dari 10 orang dengan

ua
makan. Anak yang kos dicatat sebagai anggota ruta;

ap
//p
4. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar

s:
dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus

tp
ht
makannya sendiri-sendiri dianggap satu ruta biasa.
Rumah tangga khusus mencakup:

1. Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat
tinggal yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur
oleh suatu yayasan atau badan, misalnya asrama perawat,
asrama mahasiswa, asrama TNI (tangsi). Anggota TNI yang
tinggal di asrama bersama keluarganya dan mengurus
sendiri kebutuhan sehari-harinya bukan ruta khusus;
2. Orang-orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, panti
asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya;
3. Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos)

yang berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang;
Anggota Rumah Tangga
Anggota ruta/ART adalah semua orang yang biasanya bertempat

tinggal di suatu ruta (kepala ruta, suami/istri, anak, menantu, cucu,
orang tua/mertua, famili lain, pembantu ruta atau anggota ruta lainnya).
Termasuk anggota ruta:
1. Bayi yang baru lahir.

2. Tamu yang sudah tinggal 1 tahun atau lebih, meskipun
belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk
tamu menginap yang belum tinggal 1 tahun tetapi sudah
id
meninggalkan rumah nya 1 tahun atau lebih.
o.
3.
.g
Orang yang tinggal kurang dari 1 tahun tetapi berniat untuk
ps
menetap (pindah datang).

t.b
ra
4. Pembantu ruta, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan

ba
makannya bergabung dengan ruta majikan.

ua
5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya

ap
//p
kurang dari 10 orang.

s:
6. Kepala ruta yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak

tp
ht
pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 1

tahun) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau
pekerja tambang.
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita
Rata-rata Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan

untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga. Konsumsi rumah tangga
dibedakan atas konsumsi makanan dan bukan makanan tanpa
memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk
kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran
untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu
terakhir, sedangkan konsumsi bukan makanan dihitung sebulan dan
setahun terakhir. Baik konsumsi makanan, maupun bukan makanan
selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran Rata-rata sebulan.
Angka-angka konsumsi/pengeluaran Rata-rata per kapita yang disajikan
dalam publikasi ini diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh
rumah tangga (baik mengonsumsi makanan maupun tidak) terhadap
jumlah penduduk.
Pangsa Pengeluaran Pangan
Pangsa pengeluaran pangan adalah rasio pengeluaran untuk
id
belanja pangan terhadap pengeluaran total penduduk selama satu bulan.
o.
.g
ps
t.b
Konsumsi Kalori dan Protein

ra
ba
Besarnya konsumsi kalori dan protein dihitung dengan mengalikan

ua
kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi dengan nilai kandungan kalori

ap
dan protein setiap jenis makanan berdasarkan daftar konversi zat gizi
//p
s:
berpedoman pada hasil koordinasi dengan Direktorat Penganekaragaman

tp
Konsumsi Pangan, Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan

ht
Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional berdasar Daftar Konversi

Bahan Makanan (DKBM) tahun 1990.

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
2.1 Pangsa Pengeluaran Pangan
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan nilai belanja
berbagai macam jenis kebutuhan yang dilakukan oleh rumah tangga
dalam satu periode baik bulanan atau tahunan. Pengeluaran rumah
tangga terdiri atas dua kelompok, yaitu pengeluaran makanan dan
bukan makanan. Pada kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan
makanan didahulukan, sehingga pada kelompok masyarakat
berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar
pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan
peningkatan pendapatan, maka lambat laun akan terjadi pergeseran
pola pengeluaran, yaitu porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk
makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk
id
o.
bukan makanan (BKP, 2010). Hal ini sejalan dengan teori Maslow
.g
ps
(1943) yang menyatakan bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi
t.b
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan mulai dari

ra
yang paling rendah bersifat fisiologis seperti makan, sampai yang

ba
ua
paling tinggi berupa aktualisasi diri (Maslow, 1984).

ap
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator

//p
yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk

s:
tp
serta mencerminkan pendapatan keluarga (Sugianti, 2009). Hukum

ht
Engle menyatakan jika selera tidak berbeda maka persentase

pengeluaran akan menurun dengan meningkatnya pendapatan
(Nicholson, 1995). Hal ini merupakan suatu generalisasi yang
mengaitkan antara pangsa pengeluaran pangan dan pendapatan.
Kondisi ini disebabkan karena makanan merupakan bahan kebutuhan
pokok yang meningkat lebih lambat dibandingkan pendapatan.
Rata-rata pengeluaran per kapita selama sebulan untuk semua
kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat ditampilkan pada gambar 2.1.
Secara regional wilayah Provinsi Papua Barat, pengeluaran rata-rata
per kapita penduduk sebesar Rp 1.448.505,-. Apabila dilihat menurut
kabupaten/kota, sebanyak lima kabupaten memiliki rata-rata
pengeluaran yang berada di atas angka provinsi. Kabupaten dengan

pengeluaran rata-rata per kapita tertinggi adalah Kabupaten Maybrat
yaitu sebesar Rp 1.740.050,-, sedangkan yang terendah adalah
Kabupaten Sorong Selatan yaitu sebesar Rp 824.107,-.
Dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, ada dua
kabupaten yang memiliki Rata-rata pengeluaran perkapita dibawah satu
juta rupiah yaitu, Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten
Tambrauw. Sebelas kabupaten/kota lainnya berada pada pengeluaran
perkapita di atas satu juta rupiah.
Maybrat 1.740.050
Kota Sorong 1.613.242
id
Teluk Bintuni 1.551.523
o.
Manokwari .g 1.547.738
ps
Fakfak 1.521.148
t.b
Papua Barat 1.448.505

ra
Kaimana 1.425.629
ba
Sorong 1.420.473
ua
ap
Manokwari Selatan 1.330.813

//p
Raja Ampat 1.116.866

s:
Pegunungan Arfak 1.097.925

tp
Teluk Wondama
ht
1.053.679
Tambrauw 957.983
Sorong Selatan 824.107
Sumber: BPS, Susenas Maret 2022

menurut Kabupaten/Kota, Maret 2022
Menurut Undang-Undang RI No 18 tahun 2012 tentang pangan,

ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan sampai ke
tingkat perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup dalam jumlah dan mutu, aman, beragam, dan terjangkau.
Terdapat beberapa aspek dalam undang-undang tersebut yaitu
ketersediaan pangan yang berbasis pemanfaatan sumber daya lokal,

keterjangkauan fisik dan ekonomi oleh masyarakat, dan pemanfaatan
atau konsumsi pangan (BKP, 2017). Menurut FAO (2016), ketahanan
pangan adalah kondisi dimana individu atau rumah tangga menerima
akses secara fisik ataupun ekonomi untuk mendapatkan pangan bagi
seluruh anggota rumah tangga dan tidak beresiko kehilangan
keduanya.
Tercapainya ketahanan pangan merupakan salah satu bagian
dari kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (TPB/SDGs), selain untuk mengakhiri kelaparan
dan meningkatkan pertanian berkelanjutan. Sebagai salah satu tujuan
pembangunan nasional, pemerintah menyusun peraturan perundang-
undangan untuk memperkokoh tujuan ketahanan pangan yang akan
id
o.
dicapai pada tahun 2030. Implementasinya dapat dilihat pada beberapa
.g
produk hukum diantaranya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013
ps
t.b
tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, Peraturan

ra
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian

ba
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dan Peraturan Pemerintah Nomor

ua
ap
17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

//p
Pangsa pengeluaran pangan merupakan salah satu indikator

s:
tp
ketahanan pangan. Semakin besar pangsa pengeluaran untuk pangan

ht
berati ketahanan pangan semakin berkurang. Semakin tinggi

kesejahteraan masyarakat suatu wilayah, pangsa pengeluaran
penduduknya semakin kecil, demikian sebaliknya (Deaton dan
Muellbauer (1980) dalam Ilham dan Sinaga, 2007). Dalam ilmu
ekonomi, hukum Engle mengatakan bahwa saat pendapatan
meningkat, proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk membeli
makanan berkurang, bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan
meningkat. Hukum ini menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran
konsumen untuk produk makanan (dalam persenan) meningkat lebih
kecil daripada peningkatan pendapatan.

39,65
40,87
41,54
43,68
44,80
44,80
48,30
48,67
48,82
49,92
50,03
50,18
53,67
55,09
60,35
59,13
58,46
56,32
55,20
55,20
51,70
51,33
51,18
50,08
49,97
49,82
46,33
44,91
Sorong
Fakfak
Kaimana
Kota Sorong
Maybrat
Sorong Selatan
Teluk Wondama
Manokwari Selatan
Tambrauw
Teluk Bintuni
Manokwari
Papua Barat
Raja Ampat
Pegunungan Arfak
id
o.
Makanan Bukan Makanan
.g
ps
t.b
Gambar 2.2 Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan

ra
menurut Kabupaten/Kota, Maret 2022

ba
ua
Gambar 2.2 menggambarkan persentase rata-rata

ap
pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Papua Barat

//p
sebesar 49,97 persen dan bukan makanan sebesar 50,03 persen.

s:
tp
Secara langsung diketahui bahwa pangsa pengeluaran pangan di

ht
Papua Barat sebesar 49,97 persen. Pangsa pengeluaran pangan di

Papua Barat yang kurang dari 50 persen ini menunjukkan bahwa
pengeluaran untuk makanan penduduk di Papua Barat lebih sedikit
dibandingkan untuk bukan makanan. Jika dilihat menurut kabupaten/
kota, terdapat tiga kabupaten/kota yang memiliki pangsa pengeluaran
pangan kurang dari 50 persen yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten
Maybrat, dan Kota Sorong. Kabupaten Tambrauw memiliki pangsa
pengeluaran tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain yaitu
sebesar 60,35 persen. Hal ini menggambarkan bahwa Kabupaten
Tambrauw memiliki ketahanan pangan paling rendah di Papua Barat.
Sementara Kota Sorong memiliki ketahanan pangan paling baik di
Papua Barat.

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
2.2 Ragam Konsumsi dan Pengeluaran
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang
harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan
salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27
UUD 1945 (Bulog, 2014). Selain itu juga pangan merupakan salah satu
faktor penentu kualitas sumber daya manusia (Octadiana, 2016).
Penduduk di Papua Barat bervariasi antara penduduk asli dan
pendatang (orang-orang yang datang dan tinggal menetap di Papua
Barat). Keberagaman suku, adat budaya, dan wilayah geografis
menyebabkan pemilihan makanan pokok penduduknya sangat
beragam. Faktor lainnya adalah tingkat pendapatan penduduk dan
harga komoditas di suatu wilayah.
id
o.
Jika dilihat menurut komoditas makanan yang terdapat pada data
.g
ps
Susenas Maret 2022, terdapat sekitar 20 komoditas makanan yang
t.b
paling banyak dikonsumsi di Papua Barat. Diantaranya adalah beras,

ra
ba
minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, ekor kuning,
ua
kembung, gula pasir, bawang merah, cakalang, mie instan, daging babi,
ap
bawang putih, cabe rawit, kangkung, ikan segar lainnya, ketela pohon,
//p
susu bubuk, talas, pisang lainnya, dan kakap.

s:
tp
Pada kelompok padi-padian, rata-rata konsumsi beras per kapita

ht
sebulan di Papua Barat sebesar 6,17 kg. Jika dilihat menurut

kabupaten/kota, rata-rata konsumsi beras per kapita sebulan tertinggi di
kabupaten Fakfak yaitu sebesar 6,98 kg dan terendah di kabupaten
Sorong Selatan yaitu sebesar 3,29 kg. Sementara untuk rata-rata
pengeluaran konsumsi beras di Papua Barat sebesar 74.982 rupiah per
kapita sebulan. Kabupaten Teluk Bintuni memiliki rata-rata pengeluaran
konsumsi beras tertinggi yaitu sebesar 89.442 rupiah per kapita
sebulan, dan terendah di kabupaten Sorong Selatan sebesar 32.688
rupiah.
Ketela pohon sebagai salah satu komoditas dalam kolompok umbi-
umbian yang paling banyak dikonsumsi penduduk di Papua Barat. Rata-rata
konsumsi per kapita sebulan di Papua Barat sebesar 0,69 kg. Konsumsi

tertinggi terdapat di kabupaten Tambrauw yaitu sebesar 1,92 kg dan terendah
di kota Sorong yaitu sebesar 0,31 kg. Sementara pengeluarannya, di provinsi
Papua Barat sebesar 7.367 rupiah. Pengeluaran tertinggi terdapat di
kabupaten Maybrat yaitu sebesar 12.894 rupiah dan terendah terdapat di
kabupaten Raja Ampat yaitu sebesar 6.285 rupiah. Selain ketela pohon, talas
atau keladi juga termasuk komoditas kelompok umbi-umbian yang paling
banyak dikonsumsi. Konsumsi keladi di Papua Barat sebanyak 0,60 kg,
tertinggi di kabupaten Pegunungan Arfak yaitu sebesar 3,63 kg dan terendah
di kota Sorong sebesar 0,11 kg. Sementara pengeluarannya, di provinsi
Papua Barat sebesar 6.914 rupiah. Pengeluaran tertinggi terdapat di
kabupaten Pegunungan Arfak yaitu sebesar 26.092 rupiah dan terendah
terdapat di kota Sorong yaitu sebesar 1.609 rupiah.
Pada kelompok ikan/udang/cumi/kerang, komoditas yang paling
id
o.
banyak dikonsumsi penduduk di Papua Barat adalah ikan ekor kuning, ikan
.g
kembung/lema/tatare, ikan cakalang/dencis, ikan segar lainnya, dan ikan
ps
kakap. Konsumsi ikan ekor kuning di Papua Barat sebesar 0,42 kg per kapita
t.b
ra
sebulan. Konsumsi ikan ekor kuning teringgi di kabupaten Manokwari yaitu

ba
sebesar 0,65 kg dan yang terendah di kabupaten Pegunungan Arfak yaitu

ua
sebesar 0,06 kg. Sementara pengeluarannya, di provinsi Papua Barat sebesar

ap
14.240 rupiah. Pengeluaran tertinggi terdapat di kabupaten Manokwari yaitu

//p
s:
sebesar 26.506 rupiah dan terendah terdapat di kabupaten Pegunungan Arfak

tp
yaitu sebesar 1.791 rupiah.

ht
Kemudian untuk kelompok daging, komoditas yang paling banyak

dikonsumsi penduduk Papua Barat adalah komoditas daging ayam ras dan
daging babi. Konsumsi daging ayam ras di Papua Barat sebesar 0,33 kg per
kapita sebulan. Konsumsi tertinggi terdapat di kota Sorong yaitu sebesar 0,48
kg dan yang terendah di kabupaten Raja Ampat yaitu sebesar 0,04 kg.
Sementara pengeluarannya, di provinsi Papua Barat sebesar 14.762 rupiah.
Pengeluaran tertinggi terdapat di kabupaten Teluk Bintuni yaitu sebesar
20.925 rupiah dan terendah terdapat di kabupaten Raja Ampat yaitu sebesar
2.141 rupiah. Untuk komoditas daging babi, konsumsi per kapita sebulan di
Papua Barat sebesar 0,17 kg. Konsumsi tertinggi terdapat di kabupaten
Tambrauw yaitu sebesar 0,78 kg dan terendah di kota Sorong yaitu sebesar
0,03 kg. Sementara pengeluarannya, di provinsi Papua Barat sebesar 10.403

rupiah. Pengeluaran tertinggi terdapat di kabupaten Tambrauw yaitu sebesar
31.120 rupiah dan terendah terdapat di kota Sorong yaitu sebesar 2.780
rupiah.
Pada kelompok telur dan susu, komoditi yang paling banyak
dikonsumsi adalah telur ayam ras dan susu bubuk. Rata-rata konsumsi
telur ayam ras per kapita sebulan di Papua Barat sebanyak 6,48 butir.
Jika dilihat menurut kabupaten/kota, rata-rata konsumsi telur ayam ras
per kapita sebulan tertinggi di kota Sorong yaitu sebanyak 8,46 butir
dan terendah di kabupaten Sorong Selatan yaitu sebanyak 2,56 butir.
Sementara untuk rata-rata pengeluaran konsumsi telur ayam ras di
Papua Barat sebesar 17.272 rupiah. Kabupaten Teluk Bintuni memiliki
rata-rata pengeluaran konsumsi telur ayam ras tertinggi yaitu sebesar
id
23.068 rupiah, dan terendah di kabupaten Sorong Selatan sebesar
o.
.g
6.868 rupiah.
ps
t.b
Pada kelompok telur dan susu, komoditi yang paling banyak

ra
dikonsumsi adalah telur ayam ras dan susu bubuk. Rata-rata konsumsi
ba
telur ayam ras per kapita sebulan di Papua Barat sebanyak 6,48 butir.
ua
ap
Jika dilihat menurut kabupaten/kota, rata-rata konsumsi telur ayam ras

//p
per kapita sebulan tertinggi di kota Sorong yaitu sebanyak 8,46 butir
s:
tp
dan terendah di kabupaten Sorong Selatan yaitu sebanyak 2,56 butir.

ht
Sementara untuk rata-rata pengeluaran konsumsi telur ayam ras di

Papua Barat sebesar 17.272 rupiah. Kabupaten Teluk Bintuni memiliki
rata-rata pengeluaran konsumsi telur ayam ras tertinggi yaitu sebesar
23.068 rupiah, dan terendah di kabupaten Sorong Selatan sebesar
6.868 rupiah.
Selanjutnya pada kelompok sayuran, komoditas yang paling banyak
dikonsumsi adalah bawang merah, bawang putih, cabe rawit, dan kangkung.
Konsumsi bawang merah di Papua Barat sebesar 2,43 ons. Jika dilihat
menurut kabupaten/kota, rata-rata konsumsi bawang merah per kapita
sebulan tertinggi di kabupaten Fakfak yaitu sebanyak 2,90 ons dan
terendah di kabupaten Sorong Selatan yaitu sebanyak 1,23 ons.
Sementara untuk rata-rata pengeluaran konsumsi bawang merah di

Papua Barat sebesar 11.277 rupiah. Kabupaten Pegunungan Arfak
memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi bawang merah tertinggi yaitu
sebesar 15.764 rupiah, dan terendah di kabupaten Sorong Selatan
sebesar 4.626 rupiah.
Pada kelompok buah-buahan, konsumsi tertinggi per kapita
sebulan untuk komoditas pisang lainnya (pisang kepok) yaitu sebanyak
0,74 kg. Konsumsi tertinggi terdapat di kabupaten Kaimana yaitu
sebanyak 1,88 kg dan terendah di kota Sorong yaitu sebanyak 0,31 kg.
Sementara untuk rata-rata pengeluaran konsumsi pisang lainnya di
Papua Barat sebesar 10.164 rupiah. Kabupaten Fakfak memiliki rata-rata
pengeluaran konsumsi pisang lainnya tertinggi yaitu sebesar 12.564
rupiah, dan terendah di kabupaten Pegunungan Arfak sebesar 2.705
id
o.
rupiah. .g
Minyak goreng merupakan komoditas dari kelompok minyak dan
ps
t.b
lemak yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Papua Barat yaitu
ra
sebanyak 1,11 liter. Konsumsi tertinggi terdapat di kabupaten

ba
ua
Pegunungan Arfak yaitu sebesar 1,43 liter dan terendah di kabupaten

ap
Sorong Selatan yaitu sebesar 0,53 liter. Sementara untuk rata-rata

//p
pengeluaran konsumsi minyak goreng di Papua Barat sebesar 24.624

s:
tp
rupiah. Kabupaten Manokwari memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi

ht
bawang merah tertinggi yaitu sebesar 31.726 rupiah, dan terendah di

kabupaten Sorong Selatan sebesar 10.250 rupiah.
Terakhir, komoditi mie instan merupakan komoditas dari kelompok
bahan makanan lainnya yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk
Papua Barat yaitu sebanyak 3,21 bungkus. Konsumsi tertinggi terdapat
di kabupaten Teluk Bintuni sebanyak 3,89 bungkus dan terendah di
kabupaten Sorong Selatan sebanyak 1,63 bungkus. Sementara untuk
rata-rata pengeluaran konsumsi mie instan di Papua Barat sebesar
10.824 rupiah. Kabupaten Fakfak memiliki rata-rata pengeluaran
konsumsi mie instan tertinggi yaitu sebesar 12.745 rupiah, dan terendah
di kabupaten Sorong Selatan sebesar 5.008 rupiah.

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
2.3 Pola Konsumsi dan Pengeluaran Ikan
Hambatan pertumbuhan tubuh atau stunting pada anak
biasanya terjadi karena masalah kurang gizi yang kronis dan
diakibatkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama. Kondisi itu membuat pertumbuhan pada anak menjadi
terganggu. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia
(SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Papua Barat pada
tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun 2021. Prevalensi stunting di Papua Barat sebesar 30
persen di tahun 2022. Angka ini naik 3,8 persen dibandingkan
id
tahun 2021 yaitu sebesar 26,2 persen. Hal ini sangat
o.
.g
disayangkan karena berdasarkan letak geografisnya, Papua
ps
t.b
Barat memiliki wilayah perairan sangat luas yang dapat

ra
menghasilkan sumber protein hewani tinggi seperti ikan.

ba
ua
Ikan merupakan salah satu bahan pangan hewani yang

ap
//p
berasal dari kelompok perairan. Ikan sangat dibutuhkan

s:
manusia karena merupakan sumber protein dan sangat kaya

tp
ht
akan nutrisi seperti asam lemak omega-3, asam lemak tak

jenuh, kalsium, yodium, vitamin A, vitamin D, vitamin B6 dan
vitamin B12. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menargetkan Angka Konsumsi Ikan (AKI)
Nasional tahun 2022 sebesar 59,53 kilogram per kapita perv
tahun yang setara ikan utuh segar. Dalam rangka pencapaian
target tersebut, KKP terus menggencarkan Program Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk wilayah
yang memiliki angka stunting yang tinggi.
Konsumsi ikan masyarakat Papua Barat dibedakan

menjadi kelompok ikan/hewan air lainnya segar dan kelompok
ikan/hewan air lainnya diawetkan. Pada Maret 2022, rata-rata
konsumsi ikan segar penduduk Papua Barat sebanyak 35,79
kg per kapita setahun. Sementara konsumsi ikan yang
diawetkan sebanyak 6,14 ons per kapita setahun. Berdasarkan
kabupaten/kota, konsumsi ikan segar tertinggi di kabupaten
Raja Ampat yaitu sebanyak 50,70 kg per kapita setahun.
Sementara konsumsi ikan segar terendah berada di kabupaten
Pegunungan Arfak yaitu sebanyak 9,15 kg per kapita setahun.
Konsumsi kelompok ikan diawetkan tertinggi di kabupaten kota
id
Sorong yaitu sebanyak 8,52 ons per kapita setahun.
o.
.g
Sementara konsumsi ikan diawetkan terendah berada di
ps
kabupaten Teluk Wondama yaitu sebanyak 2,72 ons per kapita

t.b
ra
setahun.
ba
ua
Berdasarkan data ini, konsumsi ikan di Papua Barat

ap
dan di kabupaten/kota belum ada yang mencapai target AKI

//p
s:
yang ditetapkan oleh KKP. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi
tp
ht
pemangku kebijakan, karena wilayah yang tidak terdapat ikan

seperti Pegunungan Arfak dimana angka stunting juga sangat
tinggi. Selain pasokan ikan yang perlu diperhatikan, harga ikan
juga sangat mempengaruhi masyarakat dalam mengonsumsi
ikan.
Rata-rata pengeluaran per kapita per tahun untuk
kelompok ikan segar pada tahun 2022 sebesar Rp.1.134.850.
Sementara untuk kelompok ikan diawetkan hanya sebesar
Rp.41.540. Berdasarkan kabupaten/kota, pengeluaran ikan
segar tertinggi di kabupaten Maybrat yaitu sebesar

Rp.1.775.785 per kapita setahun. Sementara pengeluaran ikan
segar terendah berada di kabupaten Pegunungan Arfak yaitu
sebanyak Rp.401.806 per kapita setahun. Pengeluaran
kelompok ikan diawetkan tertinggi di kabupaten Pegunungan
Arfak yaitu sebesar Rp.114.567 per kapita setahun. Sementara
konsumsi ikan diawetkan terendah berada di kabupaten Teluk
Wondama yaitu sebesar Rp.13.057 per kapita setahun.
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
Tingkat kecukupan gizi dapat digunakan sebagai indikator untuk
menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk yang dihitung berdasarkan
banyaknya kalori dan protein yang dikonsumsi. Besarnya konsumsi kalori dan
protein dihitung dengan mengalikan kuantitas setiap makanan yang
dikonsumsi dengan nilai kalori dan protein setiap jenis makanan berdasarkan
daftar konversi zat gizi. Saat ini daftar konversi zat gizi berpedoman pada hasil
koordinasi dengan Direktorat Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Deputi
Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pngan, Badan Pangan
Nasional berdasar Daftar Konversi Bahan Makanan (DKBM) tahun 1990.
Berdasarkan standar rekomendasi dari hasil Widyakara Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG) ke-11 tahun 2018, angka kecukupan gizi yang
dianjurkan untuk masyarakat Indonesia adalah standar kecukupan kalori dan
id
protein per kapita sehari masing-masing sebesar 2.100 kkal dan 57 gram
o.
.g
protein. Secara nasional, rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari pada
ps
kondisi Maret 2022 sebesar 2.079,09 kkal berada di bawah standar

t.b
ra
kecukupan. Namun untuk konsumsi protein sebesar 62,21 gram, sudah

ba
berada di atas standar kecukupan konsumsi protein nasional.

ua
ap
//p
s:
3.1 Konsumsi Kalori dan Protein Kelompok Komoditas

tp
ht
Rata-rata konsumsi kalori dan protein penduduk Papua Barat per

kapita per hari hasil Susenas Maret 2022 sebesar 1.879,75 kkal dan
55,32 gram protein. Berdasarkan standar kecukupan konsumsi kalori dan
protein per kapita per hari maka Rata-rata konsumsi kalori dan protein
penduduk di Papua Barat pada Maret 2022 masih berada di bawah
standar kecukupan. Data tentang porsi zat gizi yang dikonsumsi
penduduk dan berasal dari makanan jadi, dipisahkan dengan konsumsi
dari makanan dan minuman yang disiapkan (dimasak) di rumah karena
perubahan porsi makanan jadi mungkin mengindikasikan perubahan pola
konsumsi yang berkaitan dengan modernisasi.
Pada Tabel 5 juga menunjukkan konsumsi kalori dan protein

penduduk yang dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan

minuman yang dimasak di rumah serta konsumsi makanan dan minuman
jadi. Rata-rata konsumsi kalori dan protein di Papua Barat masih lebih
banyak didominasi oleh makanan yang dimasak di rumah dibandingkan
dengan makanan dan minuman jadi. Rata-rata konsumsi kalori makanan
dimasak dirumah sebesar 1.676,35 kkal sementara dari makanan dan
minuman jadi sebesar 203,40 kkal. Untuk rata-rata protein makanan
dimasak di rumah sebesar 49,98 gram sementara dari makanan dan
minuman jadi sebesar 5,34 gram.
Tabel 6 menyajikan Rata-rata konsumsi kalori (kkal) dan protein

(gram) per kapita sehari menurut kelompok makanan di Provinsi Papua
Barat. Untuk padi-padian, konsumsi kalori per kapita sehari adalah
772,15 kkal dan protein sebanyak 18,16 gram. Kelompok padi-padian
id
o.
inilah yang menjadi penyuplai sumber kalori dan protein terbesar di
.g
ps
Provinsi Papua Barat.
t.b
ra
Konsumsi kalori untuk kelompok makanan jenis ikan/udang/cumi/

ba
kerang sebanyak 84,31 kkal dan 15,60 gram protein per kapita sehari,
ua
daging sebanyak 70,76 kkal dan 3,73 gram protein, sayur-sayuran

ap
//p
sebanyak 43,99 kkal dan 3,17 gram protein, dan minyak dan kelapa
s:
sebanyak 287,14 kkal dan 0,08 gram protein.

tp
ht
Jenis bahan makanan tertinggi untuk konsumsi kalori dan

protein yaitu beras/beras ketan sebesar 745,93 kkal kalori dan 17,45
gram protein per kapita sehari. Artinya, setiap orang di Provinsi Papua
Barat mendapat rata-rata kalori sebanyak 745,93 kkal dan protein
sebanyak 17,45 gram dari konsumsi beras/beras ketan.
3.2 Konsumsi Kalori dan Protein Kabupaten/Kota

Tabel 6 menyajikan Rata-rata konsumsi kalori dan protein per
kapita sehari menurut kabupaten/kota. Dari seluruh kabupaten/kota di
Provinsi Papua Barat, terdapat satu kabupaten yang konsumsi per kapita
seharinya memenuhi standar kecukupan konsumsi kalori dan protein
yaitu Kabupaten Fakfak dengan rata-rata konsumsi kalori sebesar

2.139,97 kkal sehari dan rata-rata konsumi protein sebesar 67,63 gram
sehari. Kabupaten Fakfak merupakan kabupaten tertinggi rata-rata
konsumsi kalori per kapita seharinya yaitu 2.139,97 kkal sehari.
Sedangkan Kabupaten Sorong Selatan merupakan kabupaten dengan
rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari terendah di Provinsi Papua
Barat yaitu 1.526,60 kkal sehari.
Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa rata-rata konsumsi protein

per kapita sehari di semua kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Ada
lima kabupaten/kota memenuhi standar kecukupan protein (57 gram),
yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong,
Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten Manokwari Selatan. Kabupaten
Sorong Selatan merupakan daerah terendah dalam rata-rata konsumsi
id
o.
protein per kapita sehari yaitu sebesar 35,53 gram. Sedangkan yang
.g
ps
tertinggi konsumsi protein per kapita sehari yaitu Kabupaten Fakfak
t.b
sebesar 67,63 gram.

ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (2022), Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk

Indonesia per Provinsi Maret 2022.Jakarta.BPS
BPS (2022), Pengeluaran untuk Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk
Indonesia per Provinsi Maret 2022. Jakarta.BPS
Indonesia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.
Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 5360. Sekretariat
Negara.Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang No.28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) ke-11 tahun 2018
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kota Medan, 2010. Analisis dan
id
Penyusunan Pola Konsumsi dan Supply Pangan Kota Medan. Medan
o.
.g
Maslow, Abraham H. (1984). Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi
ps
dengan Ancangan Hierarki Kebutuhan Manusia (Judul Asli:

t.b
Motivation and Personality). Diterjemahkan oleh Nurul

ra
Iman.Jakarta:PT. Pustaka Binaman Pressindo.

ba
ua
Sugianti. 2009. Faktor Resiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di

ap
Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor: Fakultas

//p
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

s:
Nicholson, W. 1995. Teori Mikroekonomi: Prinsip Dasar dan Perluasan.

tp
ht
Jakarta: Binarupa Aksara.

Octadiana P, Tri. 2016. Karakteristik Keluarga dan Ketersediaan Pangan
Keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Tanjung Rejo Medan Tahun
2013 [Skripsi]. Medan: Fakultas Ilmu Kesejahteraan Masyarakat,
Unuversitas Sumatera Utara.
Bulog.2014. Pengertian Ketahanan Pangan. Retrieved April 18, 2022, from
https://http://www.bulog.co.id/beraspangan/ketahanan-pangan/.
Kemenkes RI. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2022.
Kementerian Kelautan dan Perikanan.2022.Angka Konsumsi Ikan per
Provinsi. Retrieved April 18, 2022, from https://kkp.go.id/brsdm/sosek/
artikel/41211-angka-konsumsi-ikan-per-provinsi

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
LAMPIRAN
Tabel 1. Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan untuk Makanan dan

Bukan Makanan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat
(Rupiah), Maret 2022
Konsumsi Konsumsi Bukan

Kabupaten/Kota Jumlah
Makanan Makanan
(1) (2) (3) (4)
Kab. Fakfak 786 454 734 694 1 521 148
Kab. Kaimana 714 003 711 626 1 425 629
Kab. Teluk Wondama 623 025 430 653 1 053 679
Kab. Teluk Bintuni 873 843 677 680 1 551 523
Kab. Manokwari 771 141 776 597 1 547 738
Kab. Sorong Selatan 454 943 369 164 824 107
Kab. Sorong 729 130 691 344 1 420 473
Kab. Raja Ampat 652 930 463 936 1 116 866
id
Kab. Tambrauw 578 146 379 837 957 983
o.
Kab. Maybrat 806 105 .g 933 945 1 740 050
Kab. Manokwari Selatan 770 873 559 940 1 330 813
ps
Kab. Pegunungan Arfak 561 955 535 970 1 097 925

t.b
Kota Sorong 724 506 888 737 1 613 242

ra
ba
Provinsi Papua Barat 723 855 724 651 1 448 505

ua

ap
//p
s:
tp
ht

LAMPIRAN
Tabel 2. Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan untuk

Makanan dan Bukan Makanan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat, Maret 2022
Konsumsi Konsumsi Bukan

Kabupaten/Kota Total
Makanan Makanan
(1) (2) (3) (4)
Kab. Fakfak 51,70 48,30 100,00
Kab. Kaimana 50,08 49,92 100,00
Kab. Teluk Wondama 59,13 40,87 100,00
Kab. Teluk Bintuni 56,32 43,68 100,00
Kab. Manokwari 49,82 50,18 100,00
Kab. Sorong Selatan 55,20 44,80 100,00
Kab. Sorong 51,33 48,67 100,00
Kab. Raja Ampat 58,46 41,54 100,00
id
Kab. Tambrauw 60,35 39,65 100,00
Kab. Maybrat 46,33
o. 53,67 100,00
.g
ps
Kab. Manokwari Selatan 57,92 42,08 100,00
t.b
Kab. Pegunungan Arfak 51,18 48,82 100,00

ra
Kota Sorong 44,91 55,09 100,00

ba
Provinsi Papua Barat 49,97 50,03 100,00

ua

ap
//p
s:
tp
ht

LAMPIRAN
Tabel 3. Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan menurut Kelompok

Barang (Rupiah), Maret 2022
Papua Barat
KELOMPOK BARANG RATA-RATA PENGELUARAN

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 78 774
Umbi-umbian 25 311
Ikan/udang/cumi/kerang 98 032
Daging 37 583
Telur dan susu 38 412
Sayur-sayuran 78 977
Kacang-kacangan 11 365
id
Buah-buahan 37 630
o.
Minyak dan kelapa .g 26 611
Bahan minuman 24 007
ps
Bumbu-bumbuan 19 364
t.b
Konsumsi lainnya 12 427

ra
ba
Makanan dan minuman jadi 137 239

ua
Rokok 98 123
ap
JUMLAH MAKANAN 723 855

//p
s:
BUKAN MAKANAN
tp
Perumahan dan fasilitas rumah tangga 456 694

ht
Aneka barang dan jasa 144 504

Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 24 889
Barang tahan lama 38 514
Pajak, pungutan, dan asuransi 43 541
Keperluan pesta dan upacara/kenduri 16 508
JUMLAH BUKAN MAKANAN 724 651
JUMLAH 1 448 505

LAMPIRAN

Barang (Rupiah), Maret 2022 (Lanjutan)
Kabupaten/kota: Fakfak

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 86 731
Umbi-umbian 30 418
Daging 25 892
id
Buah-buahan 54 717
o.
ps
t.b

ra
ba

ua
Rokok 121 615

ap

//p
s:
BUKAN MAKANAN
tp

ht

JUMLAH 1 521 148

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Kaimana

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 82 950
Umbi-umbian 27 956
Daging 35 593
id
Buah-buahan 59 795
o.
ps
t.b
ra

ba

ua
Rokok 75 306
ap

//p
s:
BUKAN MAKANAN
tp
ht

JUMLAH 1 425 629

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Teluk Wondama

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 62 806
Umbi-umbian 28 938
Daging 37 088
id
o.
Buah-buahan 25 347
.g
Minyak dan kelapa 18 891
ps

t.b
ra
ba

ua

ap
Rokok 115 764

//p

s:
tp
BUKAN MAKANAN
ht

JUMLAH 1 053 679

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Teluk Bintuni

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 92 842
Umbi-umbian 25 377
Daging 63 706
id
o.
Buah-buahan .g 33 900
ps

t.b
ra
ba

ua

ap
Rokok 148 605

//p

s:
tp
BUKAN MAKANAN
ht

JUMLAH 1 551 523

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Manokwari

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 83 237
Umbi-umbian 20 550
Daging 45 420
id
Buah-buahan 48 563
o.
.g
ps

t.b
ra
ba

ua

ap
Rokok 84 593
//p

s:
tp
BUKAN MAKANAN
ht

JUMLAH 1 547 738

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Sorong Selatan

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 33 508
Umbi-umbian 51 326
Daging 25 264
id
o.
Buah-buahan 19 157
.g
ps

t.b
Bumbu-bumbuan 7 787
ra
ba

ua

ap
Rokok 67 173
//p

s:
tp
BUKAN MAKANAN
ht

JUMLAH 824 107

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Sorong

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 75 811
Umbi-umbian 23 295
Daging 43 367
id
o.
ps

t.b
ra
ba

ua

ap
Rokok 99 540
//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 420 473

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Raja Ampat

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 88 741
Umbi-umbian 17 984
Daging 11 786
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 161 157

//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 116 866

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Tambrauw

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 72 542
Umbi-umbian 23 861
Daging 45 047
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 117 973

//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 957 983

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Maybrat

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 86 408
Umbi-umbian 68 761
Daging 59 400
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 108 086

//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 740 050

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Manokwari Selatan

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 77 416
Umbi-umbian 29 174
Daging 47 973
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 85 901
//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 330 813

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Pegunungan Arfak

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 71 948
Umbi-umbian 70 437
Daging 51 362
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 21 835
//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 097 925

LAMPIRAN

Kabupaten/kota: Kota Sorong

(1) (2)
MAKANAN
Padi-padian 78 712
Umbi-umbian 10 262
Daging 28 520
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap
Rokok 92 378
//p

s:
tp
ht
BUKAN MAKANAN
JUMLAH 1 613 242

LAMPIRAN
Tabel 4. Rata-rata Konsumsi dan Pengeluaran Per kapita Sebulan

Beberapa Jenis Bahan Makanan, Maret 2022
Papua Barat
JENIS BAHAN MAKANAN SATUAN BANYAKNYA NILAI (Rp)
(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,17 74 892
Ketela pohon/singkong Kg 0,69 7 367
Talas/keladi Kg 0,60 6 914
Ekor kuning Kg 0,42 14 240
Cakalang, dencis Kg 0,35 10 824
Kembung, lema/tatare, banyar/banyara Kg 0,47 12 855
Kakap Kg 0,21 6 310
Ikan segar/basah lainnya Kg 0,33 7 823
id
o.
Daging babi Kg
.g 0,17 10 403
Daging ayam ras Kg 0,33 14 762
ps
Telur ayam ras Butir 6,48 17 272

t.b
Susu bubuk Kg 0,06 7 096

ra
Kangkung Kg 0,70 8 084

ba
ua
Bawang merah Ons 2,43 11 277

ap
Bawang putih Ons 2,26 10 250

//p
Cabe rawit Kg 0,16 8 912

s:
Pisang lainnya Kg 0,74 6 684

tp
Minyak goreng Liter 1,11 24 624

ht
Gula pasir Ons 6,69 11 741

Mie instan Bungkus 3,21 10 802

LAMPIRAN

Beberapa Jenis Bahan Makanan, Maret 2022 (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,98 80 929
Kakap Kg 0,57 12 837
id
o.
Daging babi Kg
.g 0,07 4 058
ps

t.b

ra

ba

ua
ap

//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 5,81 79 054
Kakap Kg 0,48 11 761
id
Daging babi Kg 0,22 10 589
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,24 9 513
ps

t.b

ra

ba

ua

ap
//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 5,21 59 895
Kakap Kg 0,23 8 175
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,21 11 176
ps

t.b

ra

ba

ua

ap
//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,63 89 442
Kakap Kg 0,24 11 470
id
o.
.g
ps

t.b

ra

ba

ua
ap

//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,67 79 793
Kakap Kg 0,06 3 485
id
o.
.g
ps

t.b

ra

ba

ua
ap

//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 3,29 32 688
Cakalang, dencis Kg 0,01 511
Kakap Kg 0,15 5 108
id
o.
.g
ps

t.b

ra

ba

ua

ap
//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,05 71 418
Kakap Kg 0,10 4 118
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,41 15 204
ps

t.b

ra

ba

ua

ap

//p
s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,62 83 081
Kakap Kg 1,28 21 761
Ikan segar/basah lainnya Kg 0,02 391
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,04 2 141
ps

t.b

ra

ba

ua

ap

//p
s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,03 70 684
Kakap Kg 0,09 2 250
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,10 4 481
ps

t.b
Susu bubuk Kg 0,00 188

ra

ba

ua

ap

//p
s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,15 83 801
Kakap Kg 0,00 0
id
o.
.g
ps

t.b

ra

ba

ua
ap

//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 5,85 73 583
Kakap Kg 0,12 6 149
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,43 20 082
ps

t.b

ra

ba

ua

ap
//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 5,70 69 935
Kembung, lema/tatare, banyar/banyara Kg 0,00 22
Kakap Kg 0,00 0
Ikan segar/basah lainnya Kg 0,00 0
id
o.
.g
ps

t.b
Susu bubuk Kg 0,00 353

ra

ba

ua
ap

//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN

(1) (2) (3) (4)

Beras Kg 6,28 74 271
Kakap Kg 0,07 3 607
id
o.
Daging ayam ras
.g
Kg 0,48 19 450
ps

t.b

ra

ba

ua

ap
//p

s:

tp

ht


LAMPIRAN
Tabel 5. Rata-Rata Konsumsi Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita
Sehari menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, Maret
2022
Kalori Protein
Makanan Makanan
Kabupaten/Kota Makanan dan Makanan dan
dimasak di dimasak di
minuman jadi minuman jadi
rumah rumah
(1) (2) (3) (4) (5)
Kab. Fakfak 1 878,02 261,95 61,31 6,33
Kab. Kaimana 1 720,93 149,08 52,01 4,05
Kab. Teluk Wondama 1 597,46 148,74 43,76 3,24
Kab. Teluk Bintuni 1 697,50 174,91 50,54 4,71
Kab. Manokwari 1 756,41 214,18 52,55 5,63
Kab. Sorong Selatan 1 405,25 121,36 31,84 3,69
id
o.
Kab. Sorong 1 807,29 216,38 52,11 5,81
.g
Kab. Raja Ampat 1 712,29 187,38 53,03 4,52
ps
Kab. Tambrauw 1 642,10 171,64 40,64 3,63

t.b
Kab. Maybrat 1 577,97 137,19 45,60 3,47

ra
Kab. Manokwari Selatan 1 761,87 262,95 50,67 7,23

ba
ua
Kab. Pegunungan Arfak 1 811,95 107,83 37,10 2,24

ap
Kota Sorong 1 551,02 237,74 49,96 6,48

//p
Provinsi Papua Barat 1 676,35 203,40 49,98 5,34

s:

tp
ht

LAMPIRAN
Tabel 6. Rata-rata Konsumsi Kalori (Kkal) dan Protein (Gram) per Kapita
Sehari menurut Kelompok Makanan, Maret 2022
Papua Barat
Kelompok Makanan Kalori Protein
(1) (2) (3)
Padi-padian 772,15 18,16
Umbi-umbian 132,25 0,81
Ikan/udang/cumi/kerang 84,31 15,60
Daging 70,76 3,73
Telur dan susu 48,04 2,52
Sayur-sayuran 43,99 3,17
Kacang-kacangan 33,92 3,40
id
Buah-buahan 52,30 0,56
o.
Minyak dan kelapa
.g 287,14 0,08
ps
Bahan minuman 98,73 0,70

t.b
Bumbu-bumbuan 9,02 0,33

ra
ba
Konsumsi lainnya 43,76 0,91

ua
Makanan dan minuman jadi 203,40 5,34

ap
Jumlah 1 879,75 55,32

//p

s:
tp
ht

LAMPIRAN
Sehari menurut Kelompok Makanan, Maret 2022 (Lanjutan)
KELOMPOK MAKANAN KALORI PROTEIN
(1) (2) (3)

Daging 44,83 2,52
id
Buah-buahan
o. 71,18 0,80
.g
ps
Minyak dan kelapa 297,24 0,27

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 2 139,97 67,63

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 75,73 3,89
id
Buah-buahan
o. 103,92 1,10
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 870,01 56,06

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 81,92 4,03
id
o.
Buah-buahan .g 64,65 0,66
ps
t.b

ra

ba
ua

ap

//p
JUMLAH 1 746,20 47,00

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 110,83 5,83
id
Buah-buahan
o. 40,23 0,46
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 872,41 55,25

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 69,64 3,82
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 970,60 58,17

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 51,47 2,11
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 526,60 35,53

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 96,18 5,00
id
Buah-buahan
o. 75,21 0,72
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 2 023,66 57,92

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 20,21 0,91
id
Buah-buahan
o. 47,69 0,53
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 899,67 57,55

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 134,01 5,30
id
Buah-buahan
o. 68,71 0,70
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 813,74 44,27

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 98,78 4,54
id
Buah-buahan
o. 31,20 0,36
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 715,16 49,07

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 92,69 4,73
id
o.
ps
t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 2 024,82 57,90

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 89,60 4,37
id
Buah-buahan
o. 37,90 0,60
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 919,78 39,35

s:
tp

ht

LAMPIRAN
(1) (2) (3)

Daging 58,05 3,42
id
Buah-buahan
o. 38,03 0,37
.g
ps

t.b

ra
ba

ua

ap

//p
JUMLAH 1 788,76 56,44

s:
tp

ht

ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht

id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
t.b
ra
ba
ua
ap
//p
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id

Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Tahun 2022

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Tahun 2022

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

ht

Berdasarkan Susenas Maret 2022

Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm

BPS Provinsi Papua Barat

BPS Provinsi Papua Barat

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/

Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas adalah survei yang

Informasi yang disajikan pada buku ini merupakan hasil kegiatan

Informasi pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga sangat bermanfaat

khususnya bagi pemerintah yang sedang berfokus pada pertumbuhan

ekonomi yang inklusif, membangun ketahanan pangan, dan mengendalikan

Dengan terbitnya publikasi ini, semoga dapat memperkecil kesenjangan

antara kebutuhan dan penyediaan data di Provinsi Papua Barat. Kepada

Manokwari, Juni 2023

Plt. Kepala BPS Provinsi Papua Barat,

v Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

Publikasi Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua

pengeluaran, 3) pengukuran pemenuhan kecukupan gizi khususnya konsumsi

kalori dan protein.

Publikasi ini menggambarkan:

1) Rata-rata pengeluaran penduduk di Provinsi Papua Barat pada Maret

2022 sebesar Rp 1.448.505,- per kapita per bulan.

2) Kabupaten dengan pengeluaran rata-rata per kapita tertinggi adalah

Kabupaten Maybrat yaitu sebesar Rp 1.740.050,-, sedangkan yang

11) Terdapat a satu kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memenuhi

standar kecukupan kalori dan protein yaitu kabupaten Fakfak dengan

rata-rata konsumsi kalori sebesar 2.139,97 kkal sehari dan rata-rata

konsumsi protein sebesar 67,63 gram.

12) Kabupaten Sorong Selatan merupakan kabupaten dengan rata-rata

konsumsi kalori maupun protein per kapita sehari terendah di Provinsi

TIM PENYUSUN ................................................................................. iii

1.3 Metode Survei ................................................................... 4

1.4 Konsep dan Definisi .......................................................... 6

BAB II. POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI ............................. 11

2.1 Pangsa Pengeluaran Pangan ........................................... 15

2.2 Ragam Konsumsi dan Pengeluaran .................................. 21

2.3 Pola Konsumsi dan Pengeluaran Ikan ............................... 27

BAB III. POLA KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN ......................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 39

ix Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

Gambar 2.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan

Gambar 2.2 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan

x Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

Tabel.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan untuk Makanan dan

Tabel.2 Persentase Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan untuk

Tabel.3 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut

Sehari menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, Maret

Sehari menurut Kelompok Makanan, Maret 2022 ......................... 76

xi Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022

Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Tahun 2022”.

Pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga merupakan variabel

proxy yang digunakan sebagai pendekatan pengukuran pendapatan rumah

tangga. Karena pendekatan pendapatan rumah tangga cenderung

undercover, maka BPS menggunakan informasi pengeluaran untuk

konsumsi rumah tangga sebagai pengganti variabel pendapatan.

Penggunaan data pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga cukup luas

1.2 Sistematika Penyajian

Publikasi ini disusun dalam dua bagian. Bagian pertama, penjelasan

Analisis Pola Pengeluaran Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat 2022 3

1.3 Metode Survei

tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 514 Kab/Kota di

Indonesia. Pelaksanaan Susenas Maret 2022 di Provinsi Papua Barat

mencakup 6.660 rumah tangga sampel yang tersebar di 12 kabupaten

2022 di Provinsi Papua Barat, berubah menjadi 6.442 sampel rumah