Congestif Herat Failure
Congestif Herat Failure
EDEMA
KONSEP
Pre load
After Load
Hukum starling
CO-SV
DEFINITION
Heart failure (HF), also called congestive heart failure (CHF) is a life-threatening
condition in which the heart can no longer pump enough blood to the rest of the
body
HEART FAILURE 3
DEFINITION
HF is the inability of the heart to pump sufficient blood to meet the needs of
the tissues for oxygen and nutrients.
Pada masa lalu , HF sering dihubungkan dengan congestive heart failure
(CHF), karena banyak pasien mengalami kongesti paru dan perifer.
Saat ini HF dikenal sebagai sindroma klinik yang karakteristikan oleh oleh
tanda-tanda dan gejala-gejala kelebihan cairan (fluid overload) atau
ketidakadekwatan perfusi jaringan.
Kelebihan cairan dan penurunan perfusi jaringan adalah akibat jantung tidak
dapat menghasilkan kardiak output (CO) yang cukup untuk memenuhi
permintaan tubuh.
(Brunner & Suddarth, 2010)
DEFINITION
Istilah HF mengindikasikan penyakit miokardial dimana terdapat masalah berkaitan dengan
kontraksi jantung (disfungsi sistolik) atau pengisian jantung (disfungsi diastolik) yang dapat
atau tidak dapat menyebabkan kongestif paru dan sistemik.
They are associated with increased hospitalizations, increased health care costs, and
decreased quality of life.
Pulse oxymentri:
Alat ini dipasang di jari-jari atau telinga.
Tujuan:
untuk menentukan efikasi ventilasi melalui
pengukuran saturasi oksigen
MANAJEMEN KOLABORATIF
¡ Farmakoterapi:
§ Diuretic: utk menurunkan volume darah dan menurunkan preload
§ Morphin: utk menginduksi vasodilatasi & menurunkan venous return, preload, tonus simpatis,
kecemasan, konsumsi oksigen miokard, dan nyeri
§ Inotropik: digitalis utk menguatkan kontraksi, dopamin/dobupatimn utk menopang tekanan darah
dan meningkatkan kontraktilitas.
MANAJEMEN KOLABORATIF
¡ Farmakoterapi:
§ Vasodilator: nitrate (oral, topikal, atau iv) utk mendilatasi vena dan kapasitas pemb darah,
dengan demikian menurunkan preload dan kongesti jantung dan paru.
§ Inodilator: obat penghambat phospodiesterase seperti amrinon (inocor) dan milrinone (primacor),
yg keduanya meningkatkan kontraktilitas jantung dan menurunkan resistensi vaskuler sistemik
dengan cara vasodiltatasi, sehingga akan meningkatkan cardiac output
MANAJEMEN KOLABORATIF
¡ Farmakoterapi:
§ ACE inhibitor (benazepril, captropil, enalapril, fosinofril, lisinofril, moexipril, quinapril,
ramipril):
▪ Mempengaruhi sistem renin-angiotensin dengan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II dalam sirkulasi.
▪ Menurunkan baik preload maupun afterload utk menurunkan kerja ventrikel sementara akan meningkatkan cardiac
output dan perfusi/oksigenasi sistemik.
MANAJEMEN KOLABORATIF
Bed rest dan reduksi stress
Diet rendah kalori (jika kontrol BB diperlukan) dan rendah sodium:
Pembatasan sodium akan mengurangi cairan tertahan dlm tubuh
Cairan perlu dibatasi 1500 ml/hari
ASSESSMENT
ASSESSMENT
Pemeriksaan Pitting
Edema
ASSESSMENT
PENGKAJIAN
Riwayat dan faktor risiko:
• Riwayat keluarga dg CAD
• Usia > 65 th
• Jenis kelamin laki2 (risiko utk wanita meningkat setelah manopause)
• Merokok
• Hiperkolesterolemia
• Hipertensi
• Diabetes
• Obesitas
• Stres yang meningkat
• Kurang gerak
• Tidak patuhi diet rendah garam dan obat
ASSESSMENT
PENGKAJIAN
• Gagal Jantung Kiri (pulmonary edema/kongesti):
– Manifestasi klinis:
Cemas; sesak; RR meningkat; nocturnal dyspnea; sesak dg kegiatan; orthopnea; batuk dg sputum
berbusa; takikardia; diaporesis; sianosis/pucat; insomnia; palpitasi; kelelahan; anoreksia;
peruhahan mental
– Pemeriksaan fisik:
Penurunan TD; takikardia; disritmia; tacipnea; ronchi; S3/gallop
– Monitoring parameter:
Penurunan CO/CI
ASSESSMENT
PENGKAJIAN
• Gagal Jantung Kanan (Cor Pulmonale/Systemic Congetion):
– Manifestasi klinis:
retensi cairan; edema perifer; penurunan output urine; mual; muntah; konstipasi;
anorkesia
– Pemeriksaan fisik:
hepatomegali; splenomegali; pitting edema; jvp; reflek hepatojuguler positif;
asites
– Monitoring parameter:
peningkatan rap dan cvp; penurunan co/ci disebabkan karena kegagalan
ventrikel kanan memompakan darah yang cukup melewati vasular pulmonal untuk
mempertahankan pengisian volume ventrikel kiri yang adekuat untuk
menghasilkan co yang normal
GGL JANTUNG KIRI VS KANAN (1)
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
PENGKAJIAN
• Gagal Jantung Kiri dan Kanan/Biventricular Failure (systemic and
Pulmonale Congetion):
– Manifestasi klinis:
semua manifestasi gagal jantung kiri dan kanan dapat terjadi; tanda-tanda
shock kardiogenik: sianosis perifer; kelemahan; penurunan perfusi jaringan;
penurunan output urine
– Pemeriksaan fisik:
hioptensi; takikardia; takipnea; edema paru; pitting peripheral edema;
hepatosplenomegali, distensi vena leher; pucat; dan sianosis
– Monitoring parameter:
penurunan co/ci
ASSESSMENT
PENGKAJIAN
• Tes Diagnostik:
– Chest x-ray:
dapat memperlihatkan edema paru; peningkatan densitas interstitial, infiltrat;
pelebaran pembuluh paru; cardiomegali
– Serum elektrolit:
dapat memperlihatkan hiponatremia (dilusi); hiperkalemia (jika filtrasi glomurulus
menurun); hipokalemia (yang diakibatkan penggunaan diuretik)
– Enzim hati:
peningkatan sgot/sgpt akibat kongesti vena hepatik
– Serum bilirubin:
hiperbilirubinemia jika liver menghalami kongesti
ASSESSMENT
PENGKAJIAN
– CBC:
Penurunan Hb dan Ht, karena anemia dan dilusi
– Nilai AGD:
hipoksemia disebabkan penurunan oksigen di alveoli akibat alveoli terisi cairan
dan lakalosis respiratori karena kompensasi meningkatkan respiratori rate,
menyebabkan pasien mengekhalasi lebih banyak co2
– Kadar digitalis:
dapat mengalami keracunan digitalis, karena penurunan co dan penurunan
kemampuan ginjal mengekresi obat
– Echocardiogram:
penurunan ejeksi fraksi; gangguan gerakan dinding ventrikel; disfungsi katup;
disfungsi jantung lainnya akibat penurunan ejeksi fraksi
DIAGNOSA
DIAGNOSA
Intervensi:
Auskultasi bunyi paru: ronchi/crackles, lainnya
Monitor ketat I&O. Laporkan balance (+) atau penurunan output urine <0.5ml/kg/jam
Timbang BB/hari. Lapor jika meningkat. Penambahan BB 1 kg= penambahan cairan 1 L
Catat perubahan kearah memburuk dari hasil kajian pertama: pedal edema, penigkatan jvd, terdengar S3
atau murmur baru, disritmia.
Monitor status hemodinamik tiap1-2 jam/jika perlu. Catat respon terapi obat yg mengindikasikan perlunya
terapi lebih agresif: peningkatan PAWP dan SVR dan penurunan CO
Berikan diuretik (furoisemid), positive inotropik (dopamine), inodilator (amrinone), penyekat B-adrenergik,
vasodilator (nitroprusside) sesuai program.
Awasi tanda/gejala insufisiensi ginjal utk mengkaji apakah dokter perlu menghentikan ACE inhibitor dan
memulai infus diuretic agresif atau pertimbangan hemodialisa dg terapi ultrafiltasi
Batasi cairan. Beri batu es utk turunkan haus
Pertahankan bed rest utk mempermudah pergerakan cairan dari area edema ke intravaskuler
DIAGNOSA
Body Surface Area (BSA) ( [Height(cm) x Weight(kg) ]/ 3600 )½ • adult men: 1.9 m2
• adult women: 1.6 m2
• children (9 yo): 1.07 m2
• children (10 yo): 1.14 m2
• children (12-13 yo): 1.33 m2
Pulmonary Arterial Pressure (PAP) 20-30/8-15 mmHg
Left ventricular stroke work index (LVSWI) SVI x (MAP-PAWP) x 0.136 40-75 g/m2/beat
Right ventricular stroke work index (RVSWI) SVI x (MPAP-RAP) x 0.136 4-8 g/m2/beat
EDEMA PERIFER:
CARA MENGUKUR
EDEMA PERIFER:
(Hogan, M. (2007). Medical-Surgical Nursing. (2nd ed.). Salt Lake City: Prentice Hall, from http://web.missouri.edu/~proste/tool/cv/pitting_edema.htm
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawk. (2009). Medical surgical nursing: Clinical management for
positive outcome. (7th ed). St. Louis: Elsevier
Hogan, M. (2007). Medical-surgical nursing. (2nd ed.). Salt Lake City: Prentice
Hall, from http://web.missouri.edu/~proste/tool/cv/pitting_edema.htm
Swearingen & Keen (2001). Manual of critical care nursing: Nursing intervention
and colaborative management. (4th ed.). St.Louis: Mosby.
()
Wassalam
TERIMAKASIH