Anda di halaman 1dari 18

KISI-KISI BIOLOGI PAT GENAP

1. Organ sistem pernafasan

a) Hidung
• Merupakan pintu utama udara dihirup
• Fungsi : Menyaring debu halus dalam udara yang dihirup agar tidak
masuk ke dalam tubuh
b) Faring
• Disebut juga sebagai tenggorokan bagian atas manusia
• Terletak di belakang rongga hidung
• Fungsi : Sebagai penyalur udara yang masuk ke tubuh disalurkan
lewat faring ke trakea
c) Epiglotis
• Berupa lipatan pada tulang rawan dan letaknya tepat di belakang lidah.
• Saat bernapas ia akan terbuka, dan saat kita makan ia akan tertutup agar
makanan tidak masuk.
• Saat seseorang tersedak ketika minum/makan artinya
makanan/minuman mencoba masuk ke pernapasan, lalu epiglotis
menutupnya
d) Trakea
• Disebut juga batang tenggorokan
Fungsi : Mengalirkan udara ke paru-paru
e) Bronkus (Tabung Bronkial)
• Terdapat silia atau rambut kecil dan bergerak secara bergelombang
• Gerakan tersebut membuat dahak, dan lendir keluar ke tenggorokan.
• Fungsi dahak di bronkus : Mencegah debu masuk ke paru-paru
f) Bronkiolus
• Merupakan cabang bronkus
• Fungsi : Menyalurkan udara ke alveolus dan mengendalikan jumlah
udara yang masuk ke paru-paru ketika bernafas
g) Paru-paru
• Berada di dalam tulang rusuk dan berjumlah sepasang
• Fungsi : Tempat menampung udara sehingga oksigen bisa disalurkan
ke tubuh
h) Alevolus
• Merupakan tempat bertukarnya oksigen dan karbondioksida
• Karbondioksida akan dialirkan ke alveolus sehingga dapat dihembuskan
ke luar tubuh

i) Diafrgama
• Merupakan berupa otot yang memisahkan rongga dada dan juga perut
• Fungsi : Memperluas daya tamping paru-paru (biasanya dimanfaatkan
penyanyi atau perenang)

2. Faktor yang mempengaruhi sistem respirasi

1) Usia
Semakin bertambahnya umur manusia maka frekuensi bernapasnya akan
semakin melambat. Hal ini disebabkan oleh laju metabolisme dalam tubuh yang
mulai berkurang sehingga oksigen yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
2) Jenis kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan. Hal ini disebabkan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki
lebih banyak dibandingkan perempuan dan laki-laki memiliki kapasitas paru
paru yang lebih besar disbanding perempuan.
3) Suhu tubuh
Pada saat suhu tubuh meningkat maka laju pernapasan akan semakin
cepat. Ex: ketika kita demam, maka pernapasan akan lebih cepat dari biasanya
4) Aktivitas sehari-hari
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka energi yang dibutuhkan
semakin banyak dan ketika tubuh melakukan metabolisme lebih banyak,
laju pernapasan akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
5) Kondisi lingkungan
Semakin tinggi suatu tempat maka akan terjadi penurunan tekanan,
sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam udara semakin sedikit seiring
bertambahnya ketinggian.

3. Kapasitas volume paru-paru

a. Volume tidal : volume udara yang masuk dan keluar paru-paru saat proses
pernapasan berlangsung (500 mL)
b. Volume cadangan inspirasi/udara komplementer : volume udara tambahan yang
masuk ke paru-paru setelah proses pernapasan berlangsung (2.500-3.000 mL)
c. Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer : volume udara yang masih
tersisa dan dapat diembuskan di akhir proses pernapasan (1.250-1.300 mL)
d. Volume residu : volume udara yang tetap berada dalam paru-paru, meskipun
napas sudah diembuskan kuat (1.200 mL)
e. Kapasitas vital : kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal
setelah melakukan inspirasi maksimal (VT + UK + US = 4750 mL)
f. Kapasitas total : udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru
secara keseluruhan (KV + UR = 5800 mL)

4. Metabolisme dari sistem respirasi


Sistem pengangkutan CO2 oleh darah
1) Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh
plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai
menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3–). Ion H+ bersifat racun,
oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan
eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti
oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai berikut: H2O + CO2 → H2CO3 →
H+ + HCO3–
2) Kurang lebih 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut: CO2 + Hb →
HbCO2
3) Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari
hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino. Persamaan reaksinya
sebagai berikut CO2 + RNH2 → RNHCOOH
4) Sekitar 6%-10% diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat
(H2CO3)

5. Perbedaan pernafasan dada dan pernafasan perut

a. Pernapasan perut
Pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Terdiri dari fase inspirasi dan fase
ekspirasi
1) Fase Inspirasi
• Merupakan fase menghirup udara/masuknya oksigen ke dalam tubuh
• Otot diafragma kontraksi/menegang
• Bentuk diafragma menjadi datar
• Volume bagian rongga dada akan membesar
• Tekanan pada udara terjadi di bagian rongga dada sehingga mengecil
(membuat udara dari luar masuk ke paru-paru)
2) Fase Ekspirasi
• Merupakan fase menghembuskan nafas
• Otot diafragma relaksasi/mengendur
• Bentuk diafragma akan kembali ke bentuk melengkung
• Volume rongga dada mengalami pengecilan
• Tekanan udara pada rongga dada membesar (udara dari dalam tubuh
akan keluar)

b. Pernapasan dada
Pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Terdiri dari fase inspirasi
dan fase ekspirasi
1) Fase Inspirasi
• Merupakan fase menghirup udara
• Otot antar tulang rusuk mengalami kontraksi/menegang
• Tulang bagian rusuk akan terangkat ke atas
• Volume rongga dada membesar
• Tekanan udara pada rongga dada mengecil (udara dari luar akan
masuk ke paru-paru)

2) Fase Ekspirasi
• Merupakan fase menghembuskan nafas
• Otot antar tulang rusuk mengalami relaksasi/mengendur
• Tulang rusuk mengalami penurunan
• Volume pada rongga dada mengecil
• Tekanan udara pada rongga dada membesar (udara dari paru-paru
keluar dari tubuh)

6. Kelainan sistem respirasi

1. Asma : Kondisi ketika saluran udara meradang, sempit dan membengkak,


dan menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas.
2. Asfiksi : Asfiksia adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan
tubuh yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah,
ataupun jaringan tubuh. Asfiksia adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam
tubuh berkurang. Kondisi ini bisa mengakibatkan penurunan kesadaran dan
bahkan mengancam nyawa penderitanya.
3. Bronkitis : Peradangan pada bronkus yang mengakibatkan terjadinya
penyempitan pada saluran napas dan penuh akan lendir. Dahak atau lendir
ini menumpuk sebagai bentuk respons dari imunitas tubuh saat menangkap zat
infeksi maupun non-infeksi
4. Pneumonia : Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah
satu atau kedua paru-paru, yang dapat berisi cairan maupun pus (dahak
purulen). Infeksi virus, bakteri, maupun jamur adalah penyebab utamanya.

7. Proses terbentuknya urine

Lengkungan kedua selalu Tubulus Kontortus Proksimal (TKP) dan urut lengkungan
selanjutnya

1) Filtrasi (terjadi di glomerulus)


• Filtrasi = penyaringan
• Hasil proses filtrasi berupa filtrat glomerulus/urine primer yang
mengandung H2O dan zat-zat (glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat,
urea, kreatinin)
2) Reabsorpsi (terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle)
• Reabsorpsi = penyerapan kembali zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
dan dimasukkan kembali ke dalam aliran darah
• Hasil proses reabsorpsi berupa urine sekunder
3) Augmentasi (terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus
kolektivus/pengumpul)
• Augmentasi = zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh disekresikan
• Tubulus kolektivus sebagai tempat penyimpanan urine sementara
• Terjadi penyerapan kembali pada air, garam, NaCl dan urea sehingga
terbentuk urine sesungguhnya yang harus dibuang tubuh
• Urin yang normal akan mengandung 95% air dan zat-zat terlarut. Zat-
zat tersebut antara lain ada zat buang nitrogen (urea, asam urat, dan
keratin), hasil metabolisme lemak (benda keton), hasil pencernaan
sayuran dan buah (asam hipurat), toksin, zat kimia asing, enzim, vitamin
dan elektrolit.

8. Ekskresi dan hasil eksresinya


• Kulit : keringat (air, urea, dan minyak)
• Ginjal : urine (urea dan zat pewarna)
• Hati : empedu (bilirubin dan biliverdin)
• Paru-paru : CO2 + H2O

9. Proses terbentuknya bilirubin dan biliverdin


1) Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa
2) Dirombak di hati (pemecahan gugus heme membentuk biliverdin, yang
merupakan pigmen berwarna hijau)
3) Biliverdin direduksi oleh NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen
antara cincin pirol III-IV dan membentuk pigmen kuning yakni bilirubin

10. Fungsi bilirubin dan biliverdin


a) Bilirubin dioksidasi menjadi urobilin yang mewarnai feses dan urine
kekuningan
b) Biliverdin sebagai pembentuk zat warna empedu yang kemudian disalurkan
ke kantong empedu
c) Mengemulsikan lemak

11. Lapisan kulit

1. Dermis
• Memberikan keutuhan, kekuatan, dan elastisitas kulit
• Mengandung pembuluh darah, kelenjar, dan folikel rambut, saraf dan
reseptornya
2. Epidermis
• Terletak dibawah dermis dan 20-30 kali lebih tebal
• Tersusun atas lapisan padat jaringan yang berserat (kolagen) dan elastis
(elastin)
• Tersusun dari sel-sel keratinosit yang berfungsi untuk mencegah
kelembapan, pathogen, dan zat-zat kimia yang keluar masuk tubuh
• Tersusun atas sel-sel melanosit yang berfungsi untuk memproduksi
pigmen melanin (memberi warna asli kulit dan sebagai respon terhadap
Uv dengan memberi kulit warna yang terjemur matahari)
3. Subkutis/subkutan/hypodermis
• Tersusun dari jaringan adiposa (lemak)
• Melindungi tubuh dari trauma luar
• Menjaga tubuh tetap hangat dari dinginnya udara luar (insulasi)
• Menyimpan energi (lemak)

12. Kelainan sistem ekskresi

Kalau urine berwarna kekuningan, empedunya (hati) ada gangguan bisa jadi
berupa sirosis/kanker hati

1) Batu Ginjal : Gangguan berupa terbentuknya endapan garam kalsium di dalam


rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantung kemih.
2) Penyakit kuning : Ganggungan yang disebabkan oleh saluran empedu yang
tersumbat sehingga mengakibatkan cairan empedu tidak bisa dialirkan ke usus
dua belas jari.
3) Diabetes Melitus
• Pankreas tidak menghasilkan insulin (hormon yang berperan
mengendalikan kadar gula glukosa) dalam darah sama sekali/sedikit
• Kadar glukosa dalam urin dan darah orang itu sangat tinggi sehingga
perlu diperhatikan agar tidak berdampak pada penyakit lainnya.
4) Biang Keringat : Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat.
Kondisi ini menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan dan disertai gatal.
5) Albuminuria : Gangguan ginjal di mana terdapat kadar albumin yang tinggi
dalam urin. Kondisi ini terjadi karena jumlah albumin terlalu banyak akibat
bagian glomerulus pada ginjal yang berperan dalam proses penyaringan darah.
6) Nefritis
• Gangguan pada bagian glomerulus di ginjal
• Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus nefritis
• Infeksi ini bisa menyebabkan asam urin dan urea kembali masuk ke
pembuluh darah, serta adanya penimbunan air di kaki karena
penyerapan air terganggu.
7) Diabetes Insipidus
• Ketika tubuh tidak dapat mengatur bagaimana menangani cairan
• Kondisi ini disebabkan oleh kelainan hormon dan tidak berhubungan
dengan diabetes (pankreas dan gula darah)
• Ada masalah pada produksi hormone antidiuretik dan/atau respon
ginjalnya
• Sering pipis dan selalu haus

13. Praktikum uji kandungan urine

14. Gambar neuron + bagaimana jalannya rangsangan

1) Jaringan saraf bertugas menerima dan menghantarkan rangsang (impuls)


2) Impuls dalam suatu sel saraf berjalan dari dendrit-badan sel-akson
3) Dari saraf satu dengan lainnya terdapat hubungan yang disebut sinapsis
4) Rangsangan akan menuju dendrit (kumpulan serabut sitoplasma) kemudian
menuju badan sel saraf dan sampai pada akson
5) Akson (serabut sitoplasma tunggal) ada yang memiliki selubung mielin dan ada
yang tidak (nodus ravier)
6) Akson tidak bermielin memiliki kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat
daripada akson bermielin
7) Ujung-ujung akson akan bertemu dengan ujung-ujung dendrit sel saraf lain
(sinapsis)
Dendrit-badan sel-inti sel-akson-sinopsis

15. Gerak saraf sadar dan tidak sadar

a) Gerak saraf sadar


- Gerak yang terjadi akibat disengaja/disadari
- Penjalaran pada gerak sadar melewati otak sebagai sistem saraf pusat
pengatur respon
- Rangsang-reseptor-neuron sensorik-otak-neuron motoric-efektor

b) Gerak saraf tak sadar/reflek


- Gerak yang tidak disengaja/tidak disadari
- Penjalaran pada gerak reflek berlangsung cepat, melewati jalur pendek, dan
tidak melalui otak
- Sistem saraf pusat yang mengatur respons adalah sumsum tulang belakang
- Rangsang-reseptor-neuron sensorik-sumsum tulang belakang-neuron
motoric-efektor

16. Telinga

a. Letak saluran eustachius dan fungsinya


• Merupakan saluran yang menghubungkan bagian tengah telinga dan
nasofaring /bagian atas tenggorokan yang terletak di bagian bekakang
rongga hidung
• Fungsi : Menyeimbangkan tekanan di telinga bagian tengah dengan
lingkungan di luar tubuh dan mengeluarkan cairan dari telinga bagian tengah
yang terletak di belakang gendang telinga

b. Saluran setengah lingkaran


Sebagai sensor gerak yang dikomunikasikan ke otak. Terdiri dari 3 buah saluran
yang tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi yang berlainan, yaitu:
• Kanalis semisirkularis horizontal
Fungsi: Merupakan indra gerakan secara vertical (ex: kepala berputar
atas dan ke bawah pada leher)
• Kanalis semisirkularis vertical superior
Fungsi: Mendeteksi rotasi kepala pada sumbu anterior posterior
• Kanalis semisirkularis vertical posterior
Fungsi: Mendeteksi rotasi pada bidang saggital
17. Bagian-bagian otak

1) Otak besar (cerebrum)


Terbagi menjadi 4
a. Lobus frontal (depan): Mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku,
memori, emosi, dan kepribadian. Juga berperan pada fungsi intelektual
(ex: proses berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan perencanaan)
b. Lobus parietal (atas): Mengendalikan sensasi (ex: sentuhan, tekanan, nyeri,
dan suhu). Juga mengendalikan orientasi spasial/pemahaman tentang
ukuran, bentuk, dan arah
c. Lobus temporal (samping): Mengendalikan indra pendengaran, ingatan,
dan emosi, serta fungsi bicara
d. Lobus oksipital (belakang): Mengendalikan fungsi pengelihatan
2) Otak kecil (cerebellum)
Terletak di bawah otak besar pada bagian belakang otak, tepatnya di bawah
lobus oksipital. Memiliki 2 belahan. Bertanggung jawab dalam mengendalikan
gerakan, menjaga keseimbangan, serta mengatur posisi dan koordinasi
gerakan tubuh. Bagian otak ini juga berperan dalam mengendalikan gerakan
halus, seperti menulis dan melukis.
3) Batang otak (brainstem)
Seikat jaringan saraf di dasar otak yang berfungsi sebagai stasiun pemancar
yang menghubungkan otak besar ke saraf tulang belakang, dan mengirim-
menerima pesan antara berbagai bagian tubuh dan otak
18. Koordinasi pada mata

1) Kornea: Untuk memfokuskan bayangan yang masuk ke mata


2) Pupil: Sebagai jalan masuk dari cahaya ke mata
3) Lensa mata: Terletak di belakang pupil dan bersifat elastis.
4) Mekanisme Melihat
• Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang ingin dilihat ditangkap oleh
mata
• Cahaya menembus korena mata dan diteruskan melalui pupil
• Pupil mengatur intensitas cahaya
• Intensitas cahayanya diteruskan sampai menembus lensa mata menuju
retina
• Daya akomodasi mata kemudian mengatur cahaya supaya shayanya jatuh
tepat di bintik kuning retina
• Ketika cahayanya sudah jatuh ke bintik kuning, impuls cahaya kemudian
akan disampaikan oleh saraf optik ke otak
• Cahaya tersebut kemudian diinterpretasikan oleh otak sehingga manusia
bisa memahami dengan jelas apa yang sebenarnya sedang dilihat

19. Hormon

a) Hormon hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian otak yang mengeluarkan hormon untuk
mengendalikan fungsi organ dan sel tubuh. Fungsi hipotalamus yang paling
utama adalah homeostasis, yaitu memastikan dan mempertahankan semua
sistem tubuh tetap berjalan stabil. Hipotalamus melepaskan hormon-hormon ke
bagian lain dari otak, yaitu kelenjar pituitari. Kelenjar ini kemudian akan
mengirimkan hormon tersebut ke berbagai organ tubuh lainnya.
1. Hormon antidiuretik: Mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh
termasuk volume darah dan tekanan darah
2. Hormon oksitosin: Mempengaruhi sistem reproduksi (persalinan, gairah
seksual, ejakulasi) dan Mengendalikan berbagai perilaku dan emosi manusia
(cemas, dsb.)
3. Hormon somatosin: Menghambat kelenjar ptiutari untuk menghasilakn
hormon tertentu
4. Hormon Pelepas hormone pertumbuhan (GHRH): Memicu kelenjar ptiutari
untuk menghasilkan hormone pertumbuhan yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak serta metabolism karbohidrat dan lemak dalam tubuh
5. Hormon Pelepas gonadotropin (GnRH): Merangsang pelepasan hormon yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi (menstruasi dan pematangan organ
seksual)
6. Hormon Pelepas kortikotropin (CRH): Mengontrol respons tubuh terhadap
stres fisik dan emosional serta bertanggung jawab dalam mengontrol suhu
tubuh, rasa lapar, dan haus.
7. Hormon Pelepas tirotropin (TRH): Merangsang produksi hormon tiroid
untuk mengendalikan metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular,
perkembangan otak, kendali otot, serta kesehatan pencernaan dan tulang.

b) Hormon pituitary
1. Hormon pertumbuhan(GH): berperan dalam meningkatkan ukuran otot dan
tulang.
2. Hormon perangsang tiroid (THS): merangsang kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormon yang memengaruhi fungsi metabolisme tubuh.
3. Hormon perangsang folikel (FSH): mengontrol fungsi seksual dan kesuburan
pada pria maupun wanita.
4. Hormon luteinizing: Merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen
pada wanita dan merangsang produksi sperma pada pria.
5. Hormon prolactin: Merangsang jaringan payudara pada ibu menyusui untuk
menghasilkan air susu ibu.
6. Hormon adrenokortikotropik (ACTH): merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan hormon kortisol dan aldosteron yang membantu menjaga
tekanan darah dan kadar gula darah tetap stabil.
7. Hormon antidiuretik (ADH): merangsang ginjal untuk menyerap kembali
cairan dari darah dan mengurangi produksi urine.
8. Hormon oksitosin: membantu kontraksi rahim saat melahirkan juga
merangsang produksi dan pelepasan air susu ibu.
c) Hormon timus
1. Hormon thymosin: Menunjang kinerja sel limfosit-T dalam melawan infeksi
dan sel kanker
2. Hormon Insulin dan Melatonin (pengatur tidur) dengan jumlah yang sedikit

20. Psikotropika
21. Alat reproduksi

a. Perempuan
1. Ovarium: Ovarium atau indung telur terletak di sebelah kiri dan kanan rahim.
Fungsinya sebagai tempat pembentukan ovum/sel telur dan
menghasilkan estrogen dan progesterone
2. Tuba fallopi/Ovidak: sebagai tempat terjadinya fertilisasi. Di sepanjang
tuba fallopi terdapat rambut-rambut getar atau cilla yang fungsinya adalah
mendorong atau mempermudah jalannya zigot hasil pembuahan.
3. Uterus/Rahim: rongga pertemuan antara dua saluran tuba fallopi bagian kiri
dan kini. Bagian leher bawah uterus adalah serviks atau leher rahim. Sebagai
tempat menempelnya janin hingga proses persalinan (kehidupan janin
ditopang oleh plasenta)
4. Vagina: organ reproduksi luar yang terdiri dari mons pubis, labia mayor,
labia minor, klitoris, oriffisium uretra, dan mulut vagina
5. Vulva: Vulva adalah organ reproduksi luar yang terdiri dari mons pubis, labia
mayor, labia minor, klitoris, oriffisium uretra, dan mulut vagina. Mons pubis
adalah bagian vulva yang tersusun atas jaringan lemak dan ditumbuhi
rambut jika sudah melewati masa pubertas.

b. Laki-laki
1. Penis: tempat keluar dari semen dan urine. Pada penis juga terdapat ujung-
ujung saraf yang sensitif terhadap rangsangan.
2. Skrotum: mengatur suhu testis. Agar testis dapat memproduksi sperma
dengan baik, maka organ tersebut harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah, dibandingkan suhu tubuh.
3. Testis: untuk menghasilkan testosterone dan sperma, yang merupakan
hormon seks pada pria.
4. Epididimis: membawa dan menyimpan sel sperma yang telah diproduksi di
testis, mematangkan sperma yang dibentuk oleh tesis
5. Vas deferens: mengantar sperma matang ke uretra, sebagai persiapan
ejakulasi.
6. Vesikula seminalis: memproduksi cairan, sebagai pemberi energi sperma
untuk bergerak.
7. Saluran ejakulasi: terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula
seminalis
8. Saluran kemih (uretra): membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh.
9. Kelenjar prostat: menambahkan cairan yang membantu sperma, saat terjadi
ejakulasi, dan membantu menjaga sperma tetap sehat.
10. Kelenjar bulbourethral (kelenjar cowper): memproduksi cairan yang
melicinkan saluran kemih dan membantu menetralisir keasaman di saluran
kemih, yang terbentuk akibat sisa urine.

22. Siklus menstruasi

23. Spermatogenesis dan oogenesis


• Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma pada pria dengan
cara pembelahan mitosis dan meiosis. Spermatogenesis pada sperma biasa
terjadi di tubulus seminiferus/testis. Sedangkan tempat menyimpan
sperma sementara, terletak di vas deferens.
• Oogenesis adalah proses pembentukan ovum pada wanita dengan cara
pembelahan mitosis dan meiosis. Oogenesis pada ovum biasa terjadi di
ovarium.
• Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis
A. Spermatogenesis
1. Terjadi di saluran tubulus seminiferus di dalam testis.
2. Menghasilkan 4 sel sperma fungsional (subur/fertil)
3. Jumlah sel anakan yang fungsional yaitu 4 sel sperma
4. Setiap pembelahan meiosis menghasilkan sel anakan yang sama
besar.
5. Proses spermatogenesis terjadi seumur hidup mulai saat masa akil
balik sampai mati.
6. Dalam satu bulan dapat dihasilkan jutaan sperma yang fungsional.

B. Oogenesis
1. Terjadi di dalam folikel ovarium.
2. Menghasilkan 1 sel ovum dan 3 sel polosit atau badan polar (badan
kutub)
3. Jumlah sel anakan yang fungsional hanya 1 sel yaitu ovum.
4. Setiap pembelahan meiosis menghasilkan sel anakan yang tidak sama
besar.
5. Terjadi hanya sampai beberapa waktu tertentu, yaitu mulai saat masa
akil balik (menstruasi) sampai menopause.
6. Dalam satu bulan hanya dapat dihasilkan 1 ovum (subur/fertil) dan 3
polosit (tidak subur/steril)

24. Faktor yang mempengaruhi KB


a. Usia ibu
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Jumlah anak
e. Pengetahuan
f. Sikap ibu
g. Dukungan suami
h. Pelayanan KB

25. Fungsi KB
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayi
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
4. Mencegah penyakit menular seksual
5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
6. Membentuk keluarga yang berkualitas

26. KB buatan dan KB alami


a. KB Alami
1. Metode penghitungan kalender
2. Ukur suhu basal tubuh
3. Metode lendir serviks

b. KB Buatan
1. Spiral
2. Susuk
3. Suntik
4. Kondom
5. Vasektomi (laki-laki) dan Tubektomi (perempuan)

27. Kekebalan pasif induktif dan Kekebalan aktif induktif


A. Kekebalan Pasif Induktif
• terjadi jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya
• Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat
antibodi IgG (inunoglobulin G) milik ibu masuk ke plasenta. Antibodi IgG
tersebut dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
• Imunitas pasif buatan adalah imunitas pasif yang terjadi melalui injeksi
antibodi dalam serum. Imunitas pasif dihasilkan oleh orang atau hewan
yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Contohhnya antara
lain antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat
diinjeksikan kepada manusia yang digigit ular sejenis.

B. Kekebalan Aktif Induktif


• diperoleh dengan melakukan kontak langsung antara toksin atau patogen
sehingga tubuh mampu memproduksi antibodinya sendiri
• Imunitas aktif alami terjadi jika setelah seseorang terpapar penyakit,
sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Imunitas ini
dapat bersifat seumur hidup, seperti pada kasus cacar dan campak, atau
sementara seperti pada kasus gonore dan pneumonia.
• Imunitas aktif buatan timbul karena adanya rangsangan dari patogen
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin yang kemudian
mengaktifkan sistem imun. Vaksin sendiri merupakan patogen yang
sudah dilemahkan atau toksin yang sudah diubah sebelumnya

28. Imonogobin G dan Imonoglobin A

a) Imunoglobin A (IgA)
Merupakan jenis antibodi yang paling umum ditemukan di dalam tubuh dan
terlibat dalam proses terjadinya reaksi alergi.
Di dalam tubuh, antibodi IgA banyak ditemukan di lapisan mukosa (selaput
lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran
pencernaan. IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur,
dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI. Pemeriksaan antibodi IgA juga biasanya
dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas,
misalnya penyakit celiac.

b) Imunoglobin G (IgG)
Jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah dan cairan
tubuh lainnya. Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat kimia tertentu
masuk ke dalam tubuh, sel-sel darah putih akan "mengingat" antigen tersebut
dan membentuk antibodi IgE untuk melawannya. Jika antigen tersebut
kembali masuk ke dalam tubuh atau menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan
tubuh akan mudah mengenalinya dan melakukan perlawanan karena
antibodi sudah terbentuk lebih dulu.

Anda mungkin juga menyukai