SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan / respirasi adalah pertukaran gas dari makhluk hidup dengan gas dari
lingkungannya. Respirasi terbagi menjadi :
Respirasi eksternal → pertukaran gas pada alveolus paru-paru
Respirasi internal → pertukaran gas antara kapiler darah dengan sel-sel tubuh
A. Alat pernapasan manusia
Gb. 1.1 Alat pernapasan manusia Gb. 1.2 Struktur bronkus dan bronkiolus
1. Hidung
Rongga hidung dilengkapi silia dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring
udara. Selain itu rongga hidung juga berfungsi untuk menghangatkan dan
melembabkan udara yang dihirup.
2. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan. Pada faring
terdapat klep epiglotis yang selalu dalam keadaan terbuka dan hanya menutup jika
menelan makanan. Di bawah faring terdapat pangkal batang tenggorokan yang
disebut laring, pada laring terdapat celah disebut glotis yang menuju batang
tenggorokan. Selain itu pada laring juga terdapat pita suara.
3. Trakea (batang tenggorokan)
Berbentuk pipa dan tersusun atas cincin-cincin tulang rawan dan terletak di depan
kerongkongan. Bagian dalam trakea terdiri atas sel epitel bersilia yang menghasilkan
lendir, berfungsi untuk menahan debu dan kotoran agar tidak masuk ke paru-paru.
4. Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Bronkus adalah percabangan trakea menuju paru-paru kanan dan kiri. Bronkus kiri
kedudukannya lebih mendatar dibanding yang kanan. Bronkus bercabang lagi
membentuk bronkiolus, tiga pada paru-paru kanan dan dua pada paru-paru kiri.
5. Pulmo (paru-paru)
Pada paru-paru bronkiolus berakhir sebagai gelembung halus yang disebut alveolus,
disinilah terjadi proses respirasi eksternal. Hal itu dapat terjadi karena alveolus
diselubungi oleh pembuluh kapiler sehingga O2 dan CO2 dapat berdifusi keluar
masuk. Paru-paru diselubungi oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura, pada
rongga di antaranya terdapat cairan limfa yang berfungsi melindungi paru-paru dari
gesekan ketika mengembang dan mengempis.
B. Mekanisme pernapasan manusia
Hakikat bernapas adalah memasukkan udara (inspirasi) ke dalam tubuh dan
mengeluarkan gas sisa (ekspirasi) dari tubuh ke luar. Berdasarkan otot yang terlibat pada
inspirasi dan ekspirasi, maka pernapasan manusia terbagi :
a. Pernapasan dada
Inspirasi : otot antar tulang rusuk (muskulus inter costalis) berkontraksi → tulang
rusuk terangkat → rongga dada membesar → paru-paru mengembang → tekanan
udara dalam paru-paru lebih rendah daripada lingkungan → udara mengalir masuk
Ekspirasi : otot antar tulang rusuk (muskulus inter costalis) relaksasi → tulang
rusuk turun → rongga dada mengecil → paru-paru mengempis → tekanan udara
dalam paru-paru lebih tinggi daripada lingkungan → udara terdorong keluar
D. Frekuensi pernapasan
Frekuensi / kecepatan pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Umur → bertambahnya umur mengakibatkan frekuensi pernapasan semakin
melambat
Jenis kelamin → frekuensi pernapasan pria lebih tinggi dibanding wanita
Suhu tubuh → semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi
pernapasannya
Posisi tubuh
Kegiatan tubuh
Kadar O2 dan CO2 di udara
HCO3- keluar dari sel darah merah menuju plasma darah, dan kedudukannya
digantikan oleh ion Cl- dari plasma darah.
Gb. 2.1 Struktur ginjal Gb. 2.2 Struktur nefron dan badan malpighi
Ginjal terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
Korteks → merupakan lapisan luar, mengandung badan malpighi, tubulus
proksimal dan tubulus distal.
Medula → bagian dalam ginjal, mengandung tubulus kolektivus dan lengkung
Henle, pelvis renalis
Nefron adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal, setiap nefron
terdiri atas :
Badan malpighi → terdiri atas glomerulus dan simpai / kapsula Bowman.
Pada glomerulus terdapat banyak pembuluh darah, pembuluh darah yang
menuju glomerulus disebut arteriole aferen, yang meninggalkan glomerulus
disebut arteriole eferen.
Tubulus-tubulus → terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus kolektivus.
Nefron terbagi menjadi 2, yaitu :
Nefron korteks → terletak di korteks, memiliki lengkung Henle yang pendek
Nefron jukstamedula → glomerulus terletak di korteks, lengkung Henle
menjulur panjang sampai medulla
2. Kulit (Integumen)
Terbagi atas :
a. Epidermis
Bagian epidermis terdiri atas :
Stratum korneum → disebut juga lapisan tanduk, tersusun atas sel-sel mati
yang selalu mengelupas
Stratum lusidum → bagian berwarna bening
Stratum granulosum → bagian yang mengandung butiran pigmen
Stratum spinosum dan stratum basale (stratum germinativum) → merupakan
bagian yang selalu tumbuh membentuk lapisan kulit baru ke arah luar
b. Gangguan kulit
Jerawat
Eksem → kulit kering kemerahan dan gatal bersisik
Pruvitus kutanea → penyakit kulit dengan gejala rasa gatal yang dipacu iritasi
saraf sensori perifer atau disebabkan oleh kencing manis, penyakit hati dan
gangguan kelenjar tiroid
Kudis / skabies / seven years itch → penyakit kulit karena infeksi tungau atau
caplak (Sarcoptes scabei)
c. Gangguan hati
Hepatitis → radang pada hati akibat infeksi virus, bakteri atau protozoa, dan juga
dapat diakibatkan oleh zat-zat kimia yang meracuni hati, seperti alkohol dan
obat-obatan
Sirosis hati → kondisi dimana jaringan hati mengalami pengerasan akibat racun
aflatoxin yang dihasilkan oleh bakteri dan virus.
A. Sistem saraf
Sistem saraf berfungsi menerima rangsang, menghantarkan rangsang dan menanggapi
rangsang, baik dari luar tubuh (cahaya, suara, panas, dingin, dll) maupun rangsangan
dari dalam tubuh (lapar, haus, nyeri, dll). Penerima rangsang adalah reseptor, sedangkan
sel / organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan adalah efektor, efektor
utama dalam tubuh adalah otot dan kelenjar.
Neuron adalah unit fungsional terkecil penyusun sistem saraf, yang terdiri atas :
Dendrit
Badan sel
Neurit / akson
Selubung myelin → berfungsi melindungi akson, memberi nutrisi pada neuron dan
mempercepat jalannya impuls
Sel Schwann → sel penyusun selubung myelin
Nodus ranvier → bagian akson yang tidak ditutupi selubung myelin
Arah jalannya impuls saraf : dendrit → badan sel → akson / neurit
Gb. 3.2 Penghantaran impuls Gb. 3.3 penghantaran impuls lewat sinaps
Gerak refleks
Gerak merupakan respon terhadap rangsangan dari luar. Gerak terbagi menjadi gerak
biasa dan gerak refleks. Gerak refleks terjadi karena rangsangan dari luar tidak sempat
diolah di otak, jalur yang dilalui gerak refleks disebut lengkung refleks : reseptor →
neuron sensorik → sumsum tulang belakang / neuron konektor → neuron motorik →
efektor
Jika neuron konektor terdapat di sumsum tulang belakang maka disebut refleks tulang
belakang, misalnya gerak refleks lutut dan kaki. Jika neuron konektor terdapat di otak
disebut refleks otak, misalnya refleks kejap mata dan melebar menyempitnya pupil.
Sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1. Sistem saraf pusat (SSP)
Terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak terletak di bawah tulang
tengkorak, sumsum tulang belakang terletak di dalam tulang punggung. SSP
dilindungi selaput meninges yang terdiri dari :
Durameter → melekat pada tulang tengkorak dan tulang punggung
Arachnoid → lapisan tengah, berisi cairan serebrospinal
Piameter → lapisan paling dalam, melekat pada permukaan otak dan sumsum
Otak dan sumsum tulang belakang terdiri atas substansi kelabu (substansi grisea)
yang berisi kumpulan badan sel saraf, dan substansi putih (substansi alba) yang berisi
kumpulan dendrit dan akson.
1) Otak
Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi tubuh. Pada otak substansi kelabu terletak
di sebelah luar dan substansi putih di sebelah dalam. Pada masa embrio, otak
terbagi menjadi otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak
belakang (rhombensefalon). Ketika dewasa otak depan kemudian berkembang
menjadi telensefalon (otak besar) dan diensefalon. Otak belakang menjadi
metensefalon yang bagian dorsalnya membentuk serebelum / otak kecil dan
mielensefalon yang menjadi medula oblongata (sumsum lanjutan).
4. Kelenjar timus
Menghasilkan hormon somatotropin / hormon pertumbuhan, hanya berfungsi pada
masa anak-anak, pada orang dewasa kelenjar ini tidak menghasilkan hormon lagi.
6. Kelenjar Pankreas
Tersusun atas sekelompok sel yang disebut pulau-pulau Langerhans, menghasilkan
hormon :
1. Indra pembau
Indra pembau adalah hidung. Hidung disusun oleh reseptor olfaktori pada rongga
hidung bagian atas. Gas berdifusi ke dalam lapisan mukus, menstimulasi ujung saraf
pembau, kemudian impuls diteruskan ke pusat saraf dan diinterpretasikan sebagai
bau.
2. Indra pengecap
Indra pengecap adalah lidah. Permukaan lidah kasar karena terdiri dari tonjolan-
tonjolan yang disebut papila. Ujung saraf pengecap terdapat pada tunas pengecap di
papila. Setiap tunas pengecap akan merespon terhadap salah satu rasa yaitu manis,
asin, asam atau pahit.
3. Indra penglihatan
Indra penglihatan berupa mata. Dinding bola mata terdiri atas 3 lapisan :
a) Sklera → lapisan terluar, berwarna putih, bagian depan transparan disebut kornea
b) Koroid → lapisan tengah, banyak mengandung pembuluh darah. Pada bagian
depan, terletak di belakang kornea, terdapat iris / selaput pelangi. Fungsinya untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Celah di bagian tengah iris disebut
pupil, jika intensitas cahaya kuat ukuran pupil menyempit, jika intensitas cahaya
4. Indra pendengaran
Telinga adalah indra pendengaran sekaligus keseimbangan. Telinga terdiri atas :
a) Telinga luar → terdiri atas daun telinga dan saluran telinga yang dindingnya
menghasilkan minyak serumen
b) Telinga tengah → terdiri atas :
1) Membran timpani / gendang telinga
2) Osikel / tulang pendengaran, terdiri atas tulang martil (maleus), landasan
(inkus) dan sanggurdi (stapes)
3) Saluran eustachius → saluran penghubung telinga tengah dengan rongga mulut
c) Telinga dalam / labirin → terdiri atas :
1) Koklea / rumah siput → terdiri atas tiga bagian :
Skala vestibuli → tingkap oval merupakan lubang menuju skala vestibuli.
Skala timpani → tingkap bulat merupakan ujung skala timpani.
Skala media → terletak antara skala vestibuli dan skala timpani, berisi cairan
endolimfe. Bagian atas skala media dibatasi membran vestibularis, bagian
bawah dibatasi membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat
organon korti, terdiri atas sel-sel rambut yang berfungsi merubah getaran
suara menjadi impuls saraf untuk disampaikan ke pusat pendengaran di otak.
2) Kanalis semisirkularis / tiga saluran setengah lingkaran → bersama dengan
sakulus dan utrikulus berperan sebagai organ keseimbangan. Pangkal saluran
setengah lingkaran membesar disebut ampula, di dalamnya terdapat sel rambut /
silia (krista) yang tertanam dalam massa gelatin yang disebut kupula.
3) Vestibulum → terdapat dua kantong berongga, yaitu sakulus dan utrikulus.
Dalam sakulus dan utrikulus terdapat sel reseptor yang disebut makula yang
terbenam dalam massa seperti jeli yang mengandung kristal kapur yang disebut
otolit.
Gb. 3.16 Bagian-bagian telinga Gb. 3.17 Struktur koklea dan organon korti
5. Indra peraba
Indra peraba adalah kulit. Saraf-saraf sensorik pada kulit tersebar tidak merata dan
berada pada kedalaman yang berbeda. Ujung saraf peraba diantaranya adalah :
Ujung saraf Ruffini → perasa panas
Ujung saraf Meisner → peraba sentuhan
Ujung saraf tanpa selaput → perasa nyeri
Ujung saraf Krause → perasa dingin
Ujung saraf Merkel → peraba tekanan ringan
Ujung saraf Paccini → peraba tekanan kuat
A. Narkotika
Narkotika adalah zat/ obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penggunaan zat-zat tersebut secara berlebihan dapat
menimbulkan adiksi fisiologis (ketergantungan secara fisik). Selain efek itu, ada beberapa efek
dari penggunaan zat-zat tersebut terhadap sistem saraf, yakni gangguan pada sistem koordinasi
tubuh dan gangguan pada saraf karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin . Dopamin
adalah zat kimia yang berfungsi sebagai neurotransmitter di dalam otak.
Golongan narkotika berdasarkan akibatnya :
1. Sedatif
Golongan obat yang mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak. Penggunaan
sedatif ini berefek sebagai obat penenang. Contoh : Valium
2. Halusinogen
Golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si pemakai. Contohnya :
Ganja
3. Stimulan
Golongan obat yang mengakibatkan mempercepat kerja otak. Sehingga efek bagi
penggunanya adalah perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam keadaan prima, sehingga
disebut Pil semangat. Contoh : Kokain
4. Painkiller
Golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai rasa sakit.
Contoh : Morfin dan Heroin.
B. Psikotropika
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika
dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan saraf pusat sehingga menimbulkan
kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan
menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.
Psikotropika digolongkan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Psikotropika golongan I
adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya
untuk pengobatan dan digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Contoh: MDMA, LSD,
STP, dan ekstasi
2. Psikotropika golongan II
adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : Amfetamin, metamfetamin, dan metakualon
3. Psikotropika golongan III
adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : Lumibal, buprenorsina, phenobarbital dan fleenitrazepam.
C. Bahan Aditif
1. Alkohol
Minuman keras dalam jumlah yang banyak dpt menimbulkan kerusakan hati, jantung,
pankreas, lambung, otot
Gangguan kesehatan jiwa : menimbulkan daya ingat berkurang dan gangguan kejiwaan
Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan : mudah tersinggung dan perhatian lingkungan
terganggu
Gangguan terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat : banyak pelaku kejahatan dapat
mengalami kecelakaan bila mengendari kendaraan
2. Rokok
Beberapa senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok : nikotin, karbon monoksida,
hidrogen sianida, tar, benzene, formaldehid, arsenik, kadmium, ammonia.
3. Kopi
Mengandung kafein yang mempunyai efek stimulan.
D. Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian.
Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang
status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi
yang disebut dengan istilah kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan narkoba dan psikotropika
biasanya sebagai berikut :
1. Coba-coba
2. Senang-senang
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. Penyalahgunaan
5. Ketergantungan
d) Pil Vagina
Pil Vagina (KB Pil) adalah obat pencegah kehamilan yang diminum dan pil ini
sangat berpengaruh pada hormon. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-
partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau
selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang
lain.
Jenis-jenisnya:
1. Pil gabungan atau kombinasi: Pil ini mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon
estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
2. Pil khusus-Progestin (pil mini): Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin
sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa
dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan
dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
3. Pil Berturutan:Pil ini hanya mengandung estrogen yang disediakan selama 14-15
hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara
estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini
hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98-99%. Kelalaian
minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan
terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam
2. Kontrasepsi Permanen
Adalah dengan jalan operasi steril baik pada laki-laki atau pun wanita. Kontrasepsi
permanen laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria) dan pada wanita
disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita kenal dengan
sebutan istilah KB steril.
a) Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan
telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang
konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi
hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah
2. Kandungan ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang
suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu
formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya
diare pada bayi yang mendapat susu formula. Komposisi ASI yaitu: karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin. Di dalam ASI terdapat laktosa, laktosa ini merupakan
karbohidrat utama dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak. Kadar
laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan
pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Setelah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
Selain karbohidrat, ASI juga mengandung protein. Kandungan protein ASI cukup
tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu formula.
Protein dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam
ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu formula lebih banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna
3. Keuntungan ASI
a) Keuntungan ASI bagi bayi
Keuntungan ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat
meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat
meningkatkan jalinan kasih sayang.
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas
dan kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai
makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat,
tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara barat
banyak melakukan penelitian khusus guna memantau pertumbuhan bayi penerima
ASI eklslusif dan terbukti bayi penerima ASI eksklusif dapat tumbuh sesuai
dengan rekomendasi pertumbuhan standar WHO.
Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat
sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat
diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut
adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang.
ASI dapat menjalin kasih sayang. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya
karena menyusui, dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman,
tenteram, dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang menjadi
dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak
menjadi baik dan penuh percaya diri.
b) KeuntunganASI bagi Ibu Bayi
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang
menyusui. Bagi ibu, manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan setelah
melahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan
terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Karena
pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain itu
juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui
merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu
memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan.
ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
Kekebalan tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terbagi menjadi :
1. Imunitas alami / bawaan
Bersifat nonspesifik / tidak ditujukan untuk patogen tertentu.
1. Pertahanan fisik
Epitel bersilia
Air mata
Minyak / sebum pada kulit
Lendir / mukus pada membran mukosa
2. Pertahanan kimia
Enzim lisozim pada air mata, mukus, saliva, keringat
HCl pada lambung
Asam laktat pada vagina
3. Pertahanan seluler
Neutrofil → bersifat fagositik
Eosinofil → berperan dalam reaksi alergi
Basofil → menghasilkan histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi
(pembengkakan)
Monosit / makrofag → sel fagositik terbesar
Natural killer cell → melepaskan protein yang menyebabkan sel terinfeksi mengalami
apoptosis / kematian sel
4. Pertahanan humoral → pertahanan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam sirkulasi darah
Komplemen → dihasilkan oleh hepatostit dan monosit. Fungsinya adalah :
Menghancurkan membran sel bakteri
Sebagai faktor kemotatik (mengarahkan makrofag ke tempat bakteri)
Dapat diikat pada permukaan bakteri agar mudah dikenali makrofag (opsonisasi)
Interferon → protein yang disekresikan oleh sel yang terinfeksi virus, dapat
menginduksi sel di sekitarnya agar menjadi resisten terhadap virus tersebut.
C-reaktive protein (CRP) → kadarnya meningkat ketika ada infeksi akut
Kolektin → berfungsi sebagai opsonin yang dapat mengikat karbon pada permukaan
kuman
2. Imunitas adaptif
Bersifat spesifik, ditujukan untuk patogen tertentu, aktif ketika patogen yang dimaksud
menyerang tubuh dan dapat mengingat jenis patogen yang sudah pernah menyerang untuk
respon yang lebih cepat jika terjadi infeksi untuk kedua kalinya.
Antigen adalah protein khusus pada membran sel patogen (bakteri, virus) yang memicu
respon dari limfosit. Secara fungsional antigen terbagi menjadi :
Imunogen → antigen yang dapat merangsang sistem pertahanan tubuh dengan sangat kuat
Hapten → antigen yang dapat bereaksi dengan antibodi tetapi tidak dapat merangsang
pembentukan antibodi secara langsung.
Antigen mempunyai bagian yang dapat berikatan dengan antibodi, disebut epitop atau
determinan antigenik.
2. Limfosit T
Dibentuk di sumsum merah tulang dan matang di timus. Berperan dalam sistem
pertahanan selular, menyerang langsung organisme asing, menyerang sel-sel tubuh yang
terinfeksi dan bahkan jaringan / organ transplan yang dianggap “asing”. Terbagi menjadi :
Sel T pembantu / helper → menstimulasi sel B untuk membelah dan memproduksi
antibodi, mengaktivasi makrofag dan dua jenis sel T lainnya (dengan mensekresikan
interleukin).
Sel T pembunuh / killer / sitotoksik → menghasilkan protein perforin yang dapat
melubangi membran sel yang terinfeksi dan mematikan patogen di dalamnya.
Sel T supresor → berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun.
Sistem limfatik
Berperan dalam sistem imun, terdiri atas :
1. Pembuluh limfa
Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) → menerima cairan limfa yang
berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah
kanan.
Pembuluh limfa kiri (duktus toraksikus) → menerima cairan limfa dari anggota
tubuh yang lain.
2. Organ-organ limfoid
Sumsum merah → berfungsi sebagai tempat pembentukan limfosit.
Nodus limpa → berfungsi menyaring mikroorganisme yang ada dalam limpa,
terbagi menjadi nodulus-nodulus, tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus)
yang berisi limfosit dan makrofag.
Limpa → organ limfoid terbesar, berfungsi membuang antigen yang terdapat
dalam darah dan menghancurkan eritrosit yang sudah tua.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains BIOLOGI 2. 2007. Jakarta : Bumi Aksara.