1 Farmakokinetik8
Anestesik lokal pada anestesi regional biasanya diberikan dekat dengan lokasi yang
diinginkan. Oleh karena itu, profil farmakokinetik, terutama eliminasi dan toksisitas,
lebuh ditekankan dibandingkan dengan efek klinis yang dihasilkan.
2.3.1.1 Absorbsi
Absorbsi setelah penggunaan topikal bergantung pada lokasinya. Membran mukosa
(misalnya mukosa trakea atau orofaring) memiliki sawar yang minimal sehingga onset lebih
cepat. Anestesi lokal pada kulit membutuhkan pembawa larut lemak berkonsentrasi tinggi untuk
dapat menembus sawar dan menimbulkan efek analgesia. Krim EMLA TM (Eustectic Mixture of
Local Anesthetic) dibuat khusus untuk dapat menembus kulit. Krim ini terdiri dari campuran
lidokain dan prokain dengan pembawa emulsi. Kedalaman analgesia (biasanya < 0,5 cm), durasi
(biasanya <2 jam), dan jumlah obat yang diabsorbsi tergantung pada waktu aplikasi, aliran darah
dermis, dan total dosis yang diberikan. Biasanya 1-2 g krim dioleskan untuk setiap 10 cm 2 area
kulit. Analgesia dermal cukup untuk Tindakan pemasangan kateter intravena yang memerlukan
waktu kurang dari 1 jam. Krim EMLA tidak dapat digunakan pada membrane mukosa, kulit
yang tidak utuh, bayi kurang dari satu bulan, atau pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap
lidokain dan prokain.8
Absorbs sistemik anestesik lokal yang diinjeksikan bergantung pada aliran darah serta
bebrapa factor berikut ini:
1. Lokasi suntikan
Jumlah anestesik lokal yang terabsorbsi secara sistemik dan peningkatan konsentrasinya
dalam darah terkait dengan vaskularisassi lokasi suntikan. Hal ini mengikuti urutan
intravena (atau intra-arterial) > trakeal > intercostal > paraservikal > epidural > pleksus
brakhialis > sciatic > subkutan. 7,8
3. Massa jaringan
otot merupakan reservoir terbesar distribusi molekul anestesik lokal pada aliran darah
karena massanya yang besar.