Anda di halaman 1dari 14

Bab I

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN

Dalam dunia pendidikan, terdapat banyak jenis penelitian


yang dapat dipilih (dilakukan) oleh seorang peneliti. Selain berupa
penelitian deskriptif, seorang peneliti dalam bidang pendidikan juga
dapat melakukan penelitian inferensial, yang harus menguji suatu
hipotesis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Di pihak
lain, jenis penelitian yang cukup berkembang dalam dunia
pendidikan pada sekitar dasa warsa ini adalah berjenis penelitian
tindakan. Penelitian tindakan inilah yang dirasa memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan karena pihak sekolah
(dalam hal ini) dapat merasakan manfaatnya secara langsung yakni
adanya perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran di sekolah
maupun tersedianya beragam model pembelajaran yang sudah
teruji sebagai hasil tindakan.
Sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti tentu
harus memahami tentang jenis dan ruang lingkup penelitian
beserta langkah-langkahnya karena setiap penelitian selalu
memiliki langkah atau metode yang mencirikan jenis penelitian
tersebut. Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai hakikat penelitian
dan karakteristik penelitian tindakan. Hal ini untuk memfokuskan
peneliti agar dapat berfleksi diri, “apakah langkah-langkah
penelitian sudah mencerminkan ciri-ciri sesuai jenis
penelitiannya?”

1
A. Hakekat Penelitian
Dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi, setiap civitas
akademika harus memahami tentang penelitian dan mampu
melaksanakannya pada setiap periode waktu tertentu, terutama
bagi dosen. Setiap tahun, dosen harus melakukan kegiatan
penelitian sebagai wujud penerapan salah satu dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Begitu pula bagi mahasiswa, selain perlu
memahami tentang penelitian melalui matakuliah metodologi
penelitian, mahasiswa juga diharapkan mampu menerapkannya
sebagai tugas akhir dan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam
bentuk tulisan artikel ilmiah.
Penelitian merupakan langkah-langkah yang sistematis dan
objektif dalam upaya untuk menjawab suatu masalah dengan
mengumpulkan dan menganalisis data melalui metode yang tepat
sesuai peruntukkannya. Melalui rumusan masalah tersebut maka
peneliti dapat menentukan (merumuskan) tujuan penelitiannya
dan selanjutnya menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan
penelitian tersebut. Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan
menggunakan beragam instrumen sesuai dengan data yang akan
dikumpulkan dan dianalisis.
Menurut Furchan (2007), penelitian dapat dirumuskan
sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu
masalah. Ini adalah cara untuk memperoleh informasi yang
berguna dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini senada dengan
pendapat Azwar (dalam Soesilo, 2010) yang menyatakan bahwa
penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam
rangka pemecahan suatu permasalahan.

2
Pada hakekatnya fungsi penelitian adalah mencari jawaban
terhadap suatu permasalahan beserta penjelasannya. Selain itu,
diharapkan fungsi penelitian juga memberikan alternatif
sumbangan pemecahan masalah dari permasalahan yang
dirumuskan oleh peneliti. Hasil penelitian tidak harus sebagai suatu
pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi,
karena penelitian merupakan bagian dari usaha-usaha pemecahan
masalah yang lebih besar. Jawaban dari masalah yang diteliti bukan
hanya untuk mendapatkan kejelasan tentang apa dan bagaimana
tentang sesuatu (deskripsi mengenai suatu hal), tetapi juga dapat
untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, atau bahkan untuk
memperbaiki kondisi subjek yang diteliti.
Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat
bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian
dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik
seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied
research). Dengan demikian, pemahaman masalah yang
dimaksudkan di sini bukan hanya bersifat problem solving tetapi
dapat merupakan suatu perwujudan kesenjangan (gap) antara
harapan atau teori dan kondisi nyata yang ada.
Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, kegiatan
penelitian selalu dirancang dan dilakukan peneliti secara sistematis.
Makna sistematis di sini adalah peneliti melakukan penelitiannya
tahap demi tahap sesuai urutan rancangan penelitiannya. Setiap
jenis penelitian memiliki rancangan yang berbeda-beda; termasuk
dalam penelitian tindakan, tindakan peneliti selalu mengikuti
rancangan penelitiannya dengan seksama.

3
Selain itu, hakikat penelitian yang lainnya adalah adanya
objektivitas. Setiap penelitian harus bersifat objektif, artinya data
yang dianalisa dan disimpulkan berdasarkan temuan fakta-fakta,
bukan asumsi, bukan pesanan, dan bukan pula fiktif. Jika peneliti
melakukan perubahan data sehingga tidak lagi sesuai fakta-fakta
temuan penelitian maka laporan (hasil) penelitian tersebut bukan
merupakan karya ilmiah tetapi merupakan suatu karangan belaka.

B. Penelitian Tindakan: Suatu Kebutuhan


Pada umumnya penelitian tindakan banyak dilakukan oleh
pengajar (guru maupun dosen) di sekolah dalam rangka
memperbaiki kondisi pembelajaran sehingga sikap, dan perilaku
siswa mendukung pada pencapaian prestasi yang optimal.
Penelitian tindakan biasanya dilakukan saat terdapat masalah
konkret terkait dengan perlunya perbaikan sikap dan perilaku siswa
dalam pembelajaran, serta perlunya perbaikan layanan
pembelajaran agar lebih efektif. Dengan demikian, jika guru
terbiasa melakukan penelitian tindakan maka terjadilah
peningkatan profesionalitasnya. Hal ini terkait dengan adanya
pelaksanaan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang dilakukan,
dan berkaitan juga dengan perbaikan-perbaikan pada sikap dan
perilaku belajar siswanya.
Selama beberapa tahun ini, penelitian tindakan kelas
maupun penelitian tindakan dalam BK (bimbingan dan konseling)
merupakan kegiatan yang wajib dilaporkan (sebagai persyaratan)
terkait dengan upaya kenaikan golongan dan pangkat jabatan
fungsional guru. Oleh karena itu, penelitian tindakan merupakan
suatu kebutuhan dalam mengatasi berbagai persoalan

4
pembelajaran dan pengatasan masalah sikap serta perilaku siswa
dalam dunia pendidikan.
Selain berupa penelitian tindakan, jenis penelitian yang juga
sering digunakan untuk kebutuhan pendidikan adalah penelitian
eksperimen. Dalam perguruan tinggi khususnya yang terkait
dengan dunia pendidikan, sering kali civitas akademikanya
(terutama dosen) berupaya menguji suatu gagasan, model atau
temuan yang lain melalui penelitian eksperimen. Pada umumnya
gagasan atau temuan model tersebut disusun guna menjawab
adanya persoalan-persoalan konkret yang ada di lapangan yakni di
sekolah. Melalui penelitian eksperimen tersebut maka gagasan
maupun temuan model dapat diuji efektivitasnya dalam menjawab
(menghadapi) persoalan konkret di sekolah. Misalnya menguji
efektivitas temuan suatu temuan model pembelajaran terkait
peningkatan hasil belajar siswa.
Perlu dipahami bahwa penelitian eksperimen merupakan
bagian dari kelompok penelitian tindakan karena dalam penelitian
eksperimen selalu ada treatment (perlakuan) yang dikenakan pada
diri subjek penelitian. Treatment tersebut berupa implementasi
dari suatu model maupun gagasan yang diketemukan oleh peneliti.
Perkembangan saat ini, ternyata kegiatan penelitian bukan
hanya didominasi oleh dunia perguruan tinggi, tetapi hampir setiap
lembaga, khususnya dunia industri, membutuhkan hasil-hasil
penelitian terkait dengan evaluasi hasil produknya dan
perkembangannya. Setiap perusahaan (produsen) misalnya industri
mobil, perlu melakukan penelitian yang bersifat inovasi supaya
setiap periodiknya menghasilkan produk terbarunya. Adanya
produk-produk baru tersebut maka diharapkan konsumen
berkeinginan untuk membelinya. Perusahaan atau industri

5
makanan juga selalu mengeluarkan produk kreasi makanan
terbarunya melalui hasil-hasil penelitiannya. Beragam perusahaan
tersebut perlu menyisihkan biayanya untuk menciptakan produk
inovatifnya melalui penelitian pengembangan.
Pelaksanaan penelitian pengembangan pada umumnya
bertujuan untuk mengembangkan suatu temuan yang bercirikan
inovatif. Berdasarkan adanya analisis kebutuhan dan kajian teoritis
yang ada, peneliti berupaya merancang dan mengembangkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Jenis penelitian pengembangan saat ini bukan hanya
didominasi oleh masyarakat industri, tetapi dunia pendidikan pun
juga berupaya melakukannya. Dunia pendidikan juga
membutuhkan perbaharuan mengenai metode dan model
pembelajaran untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi dan
informasi yang saat ini sudah berkembang dengan cepat. Pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi saat ini sangat mendukung
pada perlunya perubahan paradigma pengajaran. Pembelajaran
yang bersifat konvensional perlu mengalami ‘evolusi’ mengikuti
perkembangan kondisi teknologi yang ada. Berdasar berbagai
kebutuhan-kebutuhan tersebut maka civitas akademika, khususnya
pada pendidikan tinggi, dirasa perlu menemukan dan bahkan
mengembangkan penelitian yang bersifat inovatif melalui
penelitian pengembangan, sebagai bagian dari penelitian tindakan.

C. Kekhasan Penelitian Tindakan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kegiatan
penelitian selalu memiliki karakteristik kerja ilmiah sesuai jenis
penelitian masing-masing. Karateristik atau ciri-ciri ilmiah kegiatan

6
penelitian hendaknya menjadi perhatian bagi setiap peneliti.
Karakteristik kerja ilmiah harus dipahami peneliti karena berfungsi
sebagai ciri pelaksanaan penelitiannya. Bagi penulis, ciri-ciri atau
karakteristik penelitian ini bukan hanya menggambarkan prosedur
penelitian tersebut tetapi juga sebagai landasan kualitas isi suatu
penelitian.
Di antara beragam penelitian yang ada saat ini, penelitian
tindakan merupakan salah satu kelompok penelitian yang banyak
dilakukan, khususnya dalam dunia pendidikan. Penelitian tindakan
memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda dengan jenis
penelitian lainnya (misalnya penelitian inferensial) yang harus
dipahami oleh si peneliti sehingga langkah-langkah penelitiannya
sesuai dengan prosedur sebagai penelitian tindakan. Di bawah ini
dijelaskan beberapa ciri-ciri atau karakteristik penelitian tindakan.
1. Masalah Penelitian Bersifat Konkret yang Dialami oleh
Subjek
Pelaksanaan penelitian tindakan pada umumnya diawali
oleh adanya temuan masalah konkret pada diri subjek yakni
satu maslah yang benar-benar dialami oleh subjek
penelitian. Masalah tersebut dapat terwujud dalam sikap,
pandangan, kebiasaan, kebutuhan maupun prestasi yang
dialami oleh diri subjek penelitian. Masalah tersebut harus
dibuktikan dengan data hasil temuan peneliti dalam pra-
penelitiannya. Misalnya rendahnya motivasi belajar
mahasiswa karena rendahnya tuntutan tugas pada
perkuliahan, tingginya tingkat agresivitas siswa, tingginya
kecemasan diri siswa dalam menghadapi ujian. Data pra-
penelitian tersebut perlu disajikan dalam bentuk tabel yang
diuraikan pada bagian latar belakang masalah penelitian.

7
2. Bertujuan untuk Memperbaiki Suatu Kondisi
Berkaitan temuan masalah penelitian, dalam penelitian
tindakan tidak terhenti hanya untuk mengetahui atau
mendeskripsikan suatu hal atau fenomena tertentu.
Bahkan, penelitian tindakan bukan pula hanya untuk
menguji suatu hipotesis belaka. Tujuan penelitian tindakan
selalu menekankan pada adanya perbaikan suatu kondisi,
baik memperbaiki sikap, pandangan, kebiasaan, maupun
prestasi yang dialami oleh diri subjek penelitian. Bahkan,
dalam penelitian tindakan dapat bertujuan untuk
menemukan maupun mengembangkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan subjek penelitian. Dalam penelitian
tindakan (kecuali penelitian eksperimen), tujuan penelitian
tersebut harus tercapai sesuai dengan indikator yang sudah
dirumuskan oleh si peneliti. Jika dikaitkan (sesuai) contoh
masalah yang diuraikan pada poin 1 di atas maka contoh
rumusan tujuannya sbb:
a. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa melalui pemberian tugas
terstruktur
b. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi
agresivitas siswa melalui pembelajaran dengan model
bermain peran
c. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi
kecemasan diri siswa dalam menghadapi ujian melalui
layanan BK.

8
3. Subjek yang Diteliti Memiliki Ciri Tertentu
Dalam penelitian tindakan selalu menggunakan subjek
penelitian yang dipilih dengan ciri-ciri tertentu. Dalam istilah
sampel, biasanya subjek dipilih secara purposive yakni
dipilih berdasar adanya ciri dan tujuan tertentu. Pemilihan
subjek secara pusposive berlandaskan bahwa individu
dalam suatu populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama dipilih sebagai subjek penelitian, tetapi dipilih
berdasar ciri-ciri dan tujuan tertentu yang sudah
dirumuskan (ditentukan) oleh peneliti.
Berdasar contoh rumusan tujuan pada poin 2 di atas, maka
subjek penelitian adalah:
a. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah
b. Siswa yang memiliki agresivitas tinggi
c. Siswa yang memiliki tingkat kecemasan tinggi dalam
menghadapi ujian
4. Data yang Diolah Bersifat Kekinian
Berbeda dengan jenis penelitian inferensial, dalam
penelitian tindakan selalu menggunakan data yang bersifat
kekinian yang harus dikumpulkan setelah subjek dikenai
suatu treatment atau perlakuan tertentu. Sebaliknya, dalam
penelitian inferensial, data penelitian pada umumnya
bersifat ex post facto yakni data yang berkembang dan
akumulasi dari kondisi masa lalu diri subjek yang
dikumpulkan pada saat kini, tanpa ada treatment. Data
tersebut dapat dikumpulkan melalui observasi maupun
melalui pengisian suatu instrumen misalnya berupa skala
sikap.

9
Jika menggunakan contoh sesuai poin 1 hingga poin 3 di
atas, maka data yang dikumpulkan berupa:
a. Motivasi belajar mahasiswa setelah mendapat
treatment (tindakan)
b. Agresivitas siswa setelah mendapat treatment
(tindakan)
c. Tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian setelah
mendapat treatment (tindakan).
Berbagai data tersebut disebut kekinian karena data
dikumpulkan setelah subjek mendapat treatment
(tindakan).
5. Hasil Penelitian Tindakan Bukan untuk Digeneralisasi
Hasil penelitian tindakan tidak dapat digeneralisasi artinya
bahwa hasil penelitian tersebut bukan untuk
menggambarkan (terjadi) pada diri semua individu dalam
suatu populasi. Hasil penelitian tindakan hanya berlaku
pada diri subjek penelitian yang sudah dipilih karena subjek
penelitian tidak dipilih secara random sampling tetapi
penelitian tindakan hanya berlangsung pada subjek yang
dipilih secara purposive. Treatment (tindakan) hanya
dikenakan pada individu-individu yang dipilih sebagai subjek
penelitian saja. Oleh karena itu, hasil penelitian tindakan
tidak dapat digunakan untuk digeneralisasi bagi individu
yang lain tetapi hanya berlaku pada subjek yang diteliti saja.
6. Ada Rancangan Tindakan yang Harus Diimplementasikan
Setiap penelitian selalu disertai suatu rancangan yakni
berupa tahap-tahap dalam melakukan penelitian; begitu

10
pula dalam penelitian tindakan. Rancangan dalam
penelitian tindakan berupa tahap-tahap atau prosedur
untuk melakukan tindakan penelitian. Sebelum melakukan
tindakan, dalam penelitian tindakan selalu disusun terlebih
dahulu rancangan tindakan. Rancangan tindakan yang
disusun terkait dengan pengatasan masalah atau perbaikan
suatu kondisi subjek yang berlandaskan teori yang relevan
dengan variabel yang digunakan. Setelah rancangan
tindakan disusun lengkap, selanjutnya peneliti melakukan
treatment (tindakan) sesuai rancangan penelitiannya.
7. Penelitian Tindakan Dilaksanakan secara Terkendali.
Terkendali dalam kegiatan penelitian diartikan bahwa
dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat
menentukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya,
dan memisahkannya dari fenomena lain yang mengganggu
(tidak perlu). Pemahaman pengendalian dalam kegiatan
penelitian terutama terkait dalam hal a) data (data utama
apa saja yang perlu dikumpulkan), dan pengendalian
terhadap b) subjek, yakni siapa saja yang menjadi sumber
utama informasi, atau yang menjadi responden atau subjek
yang diteliti.
a. Pengendalian terhadap Data
Pengendalian terhadap data terkait erat dengan langkah
awal penelitian yakni menentukan variabel penelitiannya
dan mendefinisikan secara operasional. Setiap variabel
penelitian harus memiliki pemahaman yang jelas, oleh
karena itu harus didefinisikan secara operasional. Melalui
definisi operasional tersebut, peneliti merumuskan kisi-kisi

11
instrumennya terlebih dahulu, dan dilanjutkan dalam
penyusunan (pengembangan) instrumennya.
Tidak jarang hasil suatu penelitian terlalu ‘nggedabyah’ (ke
sana kemari atau tidak terfokus) akibat tanpa adanya
pengendalian data yang dikumpulakan dan dianalisis oleh si
peneliti. Akibat tanpa ada pengendalian data tersebut maka
banyak data yang seharusnya tidak perlu dinalisis justru
menjadi bagian laporan penelitian. Sebaliknya, data yang
penting justru tidak dianalisis dan bahkan tidak
dicantumkan.
b. Pengendalian terhadap Diri Subjek
Dalam penelitian inferensial, penentuan subjek suatu
penelitian pada umumnya dilakukan secara sampling (acak)
sehingga pemilihan tersebut diharapkan bersifat
representatif (mewakili ciri-ciri individu dari suatu populasi).
Namun, dalam penelitian yang tergolong penelitian
tindakan, pengendalian terutama terhadap variabel dan
subjek yakni melalui pengkondisian situasi dan penentuan
diri subjek harus menjadi perhatian bagi peneliti. Oleh
karena itu, dalam penelitian tindakan maupun eksperimen,
peneliti memilih subjek penelitiannya sesuai dengan
karakteristik khusus yang sudah ditentukan. Pemilihan
subjek penelitian seperti ini biasanya disebut purposive
sampling. Subjek penelitian ditentukan oleh peneliti dengan
memiliki ciri-ciri khusus, misalnya siswa yang memiliki
prestasi rendah, memiliki motivasi rendah, memiliki tingkat
pro-sosial rendah atau ciri-ciri lain yang perlu diperbaiki oleh
si peneliti.

12
Jika pemilihan subjek penelitiannya tidak tepat atau asal
saja maka berakibat pada kesalahan informasi yang
dikumpulkan. Sebagai penelitian yang perlu menunjukkan
adanya suatu tindakan maka aspek terkendali terhadap
variabel-variabel dalam eksperimen menjadi semakin
penting. Hal ini terkait dengan adanya hubungan sebab-
akibat antara suatu gejala dengan gejala lain yang
diharapkan oleh si peneliti sebagai langkah pencapaian
tujuan (yang diharapkan).
Dalam penelitian tindakan (termasuk penelitian
eksperimen), peneliti perlu merancang dan melakukan
suatu tindakan sehingga diharapkan dapat memunculkan
suatu perubahan kondisi pada diri subjek. Sebaliknya, dalam
eksperimen si peneliti perlu mengendalikan suatu kondisi
(biasanya disebut variabel) lain yang tidak diharapkan, agar
tidak muncul dan tidak berpengaruh terhadap hasil
eksperimennya. Oleh karena itu, dalam eksperimen si
peneliti perlu mengamati dan melakukan tindakan secara
hati-hati, agar pencapaian tujuan penelitian – berupa
pengatasan permasalahan yang konkrit – di atas memang
benar-benar merupakan keberhasilan dari implementasi
rancangan yang disusunnya.

Tugas 1.
1. Jelaskan secara ringkas, apa fungsi dari suatu penelitian?
2. Apa makna sistematis sebagai ciri dari suatu penelitian?
3. Jelaskan makna pengendalian terhadap subjek, dan
pengendalian terhadap data?

13
4. Carilah judul penelitian yang menekankan adanya
pengendalian terhadap subjek, dan menampakkan
pengendalian terhadap data!
5. Menurut anda, bagaimana caranya agar suatu penelitian
memiliki objektivitas yang tinggi?

14

Anda mungkin juga menyukai