Jbptitbpp GDL Kristinind 31555 9 2008ta 8
Jbptitbpp GDL Kristinind 31555 9 2008ta 8
VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
VIII.1.3. Pemborong
Pemborong adalah suatu badan hukum yang memenangkan pelelangan
dan ditunjuk untuk menjadi pelaksana keseluruhan pekerjaan dan
bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaan.
Semua staf ahli harus tetap berada di lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung. Selain itu, pemborong juga harus dapat memenuhi
kebutuhan minimum peralatan yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 1
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
VIII.1.4. Pengawas Lapangan
Pemberi tugas akan menugaskan seorang pengawas yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan.
Pemborong atau wakil yang telah disetujui oleh pemberi tugas
memiliki kewajiban untuk berada di lokasi pekerjaan setiap saat,
setidaknya di tempat yang mudah dihubungi oleh pemberi tugas.
Pemberi tugas berhak setiap waktu menarik persetujuan terhadap
wakil atau pegawai pemborong. Dalam hal ini pemborong wajib
mengganti wakil atau pegawai yang bersangkutan sehingga
memuaskan pemberi tugas.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 2
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
segera mengangkat bahan-bahan tersebut keluar lapangan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.
Pemborong wajib menyediakan barang-barang antara lain :
1. Concrete Mixture
2. Concrete Internal
3. Vibrator
4. Pompa Air
5. Waterpass
6. Concrete External Vibrator
Semua peralatan di atas harus dalam keadaan baik dan siap pakai.
VIII.1.7. Gambar-Gambar
Gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di lapangan
setiap waktu. Gambar-gambar kerja harus dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
Perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara uraian pekerjaan dengan
gambar kerja harus segera dibicarakan dengan pemberi tugas
(pengawas lapangan).
Perubahan-perubahan terhadap gambar pelaksanaan harus dengan
ijin tertulis dari pengawas lapangan.
Bila diperlukan lebih banyak lagi salinan dari gambar-gambar
pelaksanaan, dapat diperoleh dari Direksi Pemberi Tugas dengan
penggantian ongkos cetak seperlunya.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 3
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Dalam hal terjadi kekeliruan dalam kalkulasi, sedangkan penawaran
harga sudah diajukan, maka kekeliruan yang disengaja/tidak
disengaja tidak dijadikan dasar alasan untuk memperhitungkan
claim.
Untuk setiap pekerjaan tambah/kurang pemborong harus menerima
perintah tertulis dari Direksi Pemberi Tugas.
Sebagai dasar perhitungan anggaran tambah/kurang, dipakai harga-
harga satuan seperti yang tertera pada surat penawaran pada saat
pelelangan. Untuk pekerjaan tambahan yang tidak terdapat di dalam
peraturan-peraturan dan syarat-syarat ini, harga satuannya adalah
harga baru dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 4
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Laporan tersebut harus ditandatangani oleh pengawas lapangan
sebagai tanda bukti.
Perintah dari pemberi tugas secara tertulis, seketika mengikat
pemborong dan perintah tersebut dapat berupa surat khusus atau
edaran dalam buku harian pengawas.
VIII.1.12. Tuntutan
Pemborong harus membebaskan pemberi tugas dari tuntutan pihak
ketiga yang akan disebabkan oleh akibat pekerjaan kelalaian
pemborong atau pegawainya.
Pemberi tugas tidak membenarkan adanya keterlambatan pekerjaan
akibat tuntutan pihak ketiga tersebut di atas dan pemborong harus
mengatasi/menghindari keterlambatan pekerjaan tersebut.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 5
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Tidak adanya jawaban dari pemborong atas pernyataan yang
diberikan oleh pemberi tugas baik secara tertulis maupun secara
lisan melalui pengawas.
VIII.1.14. Peraturan-Peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain yang berhubungan dengan
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia
selama pelaksanaan proyek ini harus betul-betul ditaati. Peraturan-
peraturan tersebut adalah :
Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan
Peraturan beton bertulang Indonesia
Peraturan muatan Indonesia
Peraturan perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian,
mingguan, bulanan dan borongan)
Peraturan konstruksi kayu Indonesia
Peraturan perusahaan listrik negara tentang instalasi listrik dan
tenaga
Peraturan perusahaan air minum negara.
Pemborong dianggap telah mengetahui dan mengerti isi dan maksud
dari peraturan-peraturan tersebut di atas.
VIII.2. Spesifikasi Umum
Spesifikasi umum merupakan spesifikasi dasar dari pekerjaan-pekerjaan
yang meliputi :
1. Pekerjaan tanah
2. Pekerjaan beton
3. Pekerjaan kayu
4. Pekerjaan tembok
5. Pekerjaan plesteran
6. Pekerjaan siaran
7. Pekerjaan kaca dan cat
8. Pekerjaan perpipaan dan instalasi
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 6
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
VIII.2.1. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi :
pembongkaran dan pemindahan seluruh hal-hal yang memungkinkan
menjadi halangan pekerjaan
melindungi benda berharga atau berguna lainnya yang ada di
lapangan
penggalian dan penimbunan
pemadatan
pemindahan material yang tidak berguna
menyediakan material pengisi yang baik
Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan pada :
semua bagian dari bangunan yang masuk ke dalam tanah
semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Urugan
Pekerjaan urugan meliputi :
semua bekas lubang pondasi
semua bagian yang harus ditinggikan dengan jalan menimbun
Jenis urugan :
Urugan tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis
horisontal dan dipadatkan. Tebal tiap lapis sekitar 15 cm, dan selama
proses pemadatan harus dibasahi air untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Urugan pasir
Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan seperti pengurugan pada tanah.
Lain-lain
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 7
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pengurugan dengan bahan lain seperti kerikil, pecahan batu merah
dilaksanakan menurut gambar rencana.
Syarat umum
Persyaratan umum beton bertulang adalah :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
Kekuatan (mutu) beton seperti pada PBI-1971 untuk tipe beton K-
225
Campuran
Macam campuran (adukan) menggunakan agregat kasar dan halus
untuk setiap 50 kg Portland Cement dan ukuran nominal ditunjukkan
oleh tabel VIII.1.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 8
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Tabel VIII. 1 Macam Campuran Menggunakan Agregat Kasar dan
Halus
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 9
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus (pasir) adalah agregat
yang lolos pada saringan tersebut. Untuk struktur kasar dan beton
tumbuk, agregat kasar harus bergradasi 25 mm sampai 5 mm.
Agregat kasar dan halus harus disimpan secara terpisah sehingga
tidak terjadi pencampuran.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam dan bahan organik yang dapat merusak
beton dan baja tulangan. Jika terdapat keraguan mutu, air harus
diperiksa ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Jika
pemeriksaan tidak dilakukan maka harus diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan semen dan pasir dengan
memakai air suling.
Unsur Tambahan (Additive)
Untuk beton kelas K-225 dianjurkan untuk memakai plasticizer
untuk mengurangi rasio semen dan air guna menghadapi penyusutan.
Baja Tulangan dan Kawat Pengikat
Baja tulangan yang dipakai harus dibuat dari pabrik yang mutunya
dapat ditentukan secara otentik. Batang tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan tegangan
maksimum 3600 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan PBI-1971, Standar Jepang Kelas SR-24 atau
British Standard No. 785-1983. Baja tulangan harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka waktu yang panjang. Kawat pengikat harus
terbuat dari baja lunak berdiameter minimum 1 mm.
Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan diambil kubus uji. Untuk tiap kelas beton,
dibuat 6 kubus. Tiga kubus diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan 3 kubus
yang lain diuji pada umur 28 hari. Pada setiap umur pengujian,
kekuatan kubus tidak boleh ada yang lebih kecil dari 1.25 kali kekuatan
kerja kubus uji yang disyaratkan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 10
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Kelas Beton
Perbandingan campuran yang diberikan menurut kelas beton telah
diperkirakan guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28
hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa bahan yang dipakai
cukup baik.
Pemadatan Beton
Selama proses pengecoran berlangsung maka beton harus dipadatkan
secara mekanis (internal/eksternal vibrator), dikerjakan tidak terlalu
lama yang dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan bahan. Alat
pemadat mekanik yang digunakan harus mampu memberikan getaran
paling sedikit 3000 getaran/menit dari berat efektif sebesar 0.25 kg.
Eksternal vibrator digunakan dengan cara memasukkan alat pulsator ke
dalam adukan beton yang baru dicor. Pulsator memberikan getaran
sebanyak 3000 getaran/menit bila dimasukkan ke dalam beton yang
mempunyai nilai 2.5 cm yang akan memberikan daerah getaran pada
radius tidak kurang dari 45 cm.
Bekisting
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil yang
kuat dan jumlah yang cukup untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Pembukaan bekisting
harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak timbul kerusakan pada
beton.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 11
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak,
gemuk, cat dan debu yang dapat mengganggu perletakan yang
sempurna antara tulangan dan beton.
Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP-24 yang sesuai dengan SII-0136-
1984, British Standard No.785 atau yang setara untuk baja tulangan
yang polos.
Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus
dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti, tidak terputus dan tidak boleh dilakukan
pada waktu hujan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 12
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pengujian Kebocoran
Sesudah pembongkaran bekisting, semua dinding bangunan harus bebas
dari tanah urug, sehingga kebocoran dapat terlihat jelas. Sebelum
dilakukan pegujian, bangunan tidak boleh dicat. Pengujian kekedapan
air dilakukan dengan mengisi seluruh bagian bangunan dengan air
bersih dengan debit air pada kecepatan naik tidak melebihi 1 m/24 jam,
dan didiamkan untuk peresapan selama 7 hari. Selama masa ini, dinding
yang terlihat harus tidak ada tanda kebocoran dan kecenderungan air
berkurang. Struktur bangunan dinyatakan kedap air jika penurunan air
pada periode waktu tersebut tidak melebihi 10 mm setelah dipakai
penguapan dan penyerapan serta tidak ada tanda-tanda kebocoran
Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik.
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu dasar harus
kutang dari 20%. Jenis kayu untuk semua konstruksi adalah kayu
kamper.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 13
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pintu, Jendela dan Kusen
Pintu yang rata (plush) harus berongga (semi solid core) dan ditutup
pada kedua belah permukaan dengan plywood yang tebalnya paling
sedikit 4 mm. Jendela kayu harus dibuat rangkanya dengan pekerjaan
pasak dan lubang yang disambungkan, dikokohkan dengan pasak
penyambung kayu. Alur kaca dan profil manik-maniknya harus lurus
dan tepat bentuknya. Kusen yang kokoh harus dibuat dari rangka
dengan pasak dan lubang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka
yang mulus dan kaku. Kusen tersebut harus diberi angker baja yang
digalvanisir sekurang-kurangnya 6 (enam) buah untuk tiap pasangan
kusen. Kusen yang bertemu dengan kolom beton harus dipasang dengan
skrup yang digalvanisir ke dalam balok kayu setempat. Semus
pekerjaan vertikal yang bersambungan dengan dinding atau kolom haus
diberi alur adukan.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 14
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Jenis adukan
Jenis adukan yang digunakan untuk pekerjaan tembok harus sesuai
dengan gambar rencana dengan berdasarkan pada tabel VIII.2.
Tabel VIII. 2 Jenis Adukan pada Perencanaan
Jenis
Adukan
Adukan
M1 1 pc : 1 kapur : 6 pasir
1 pc : - : 3 pasir
M2 1 pc : - : 2 pasir
1 pc : - : 4 pasir
M3 1 pc : 1 kapur : 8 pasir
Dinding
Bahan yang digunakan adalah batu bata seperti yang telah disyaratkan.
Adukan dinding mulai dari atas balok pondasi beton sampai 20 cm di
atas lantai dasar yang sudah jadi harus dibuat dari adukan jenis M2.
Dinding untuk kamar mandi dan WC juga memakai adukan jenis M2,
untuk dinding-dinding yang lain digunakan jenis adukan M1.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 15
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Sedangkan kusen, daun jendela, daun pintu dan ventilasi dicat sampai
mengkilap dengan cat kayu yang telah diberi cat dasar, diplamur dan
didempul.
Urugan Tanah
Urugan tanah untuk setiap pekerjaan harus dilakukan lapis demi lapis
dan pada setiap lapis dilakukan pemadatan. Sisa-sisa tanah/material
bekas galian setelah pengurugan harus diangkut dan dibuang. Urugan
tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan setelah pengurugan pasir di
sekeliling pipa.
Urugan Pasir
Untuk tiap urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis dan harus disiram
air sehingga padat. Apabila pada penggalian parit pipa diperoleh tanah
gembur, maka tanah tersebut harus dibuang dan diganti dengan pasir
sehingga dapat dibuat dasar yang rata dan padat. Urugan pasir
dilakukan pada sekeliling pipa tebal 15 cm, kecuali untuk pipa yang
memotong jalan harus diurug penuh dengan pasir. Pasir yang digunakan
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 16
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
untuk pengurugan harus berkualitas pasir pasang dengan kadar lumpur
10%.
Pengetesan Pipa
Pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian pada tiap panjang pipa
maksimum 400 m. Pengetesan pipa dilakukan dengan tekanan minimal
8 atm dan apabila selama 1 jam tekanannya tidak berubah/turun, maka
uji dapat diterima.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 17
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Bak Valve
Bak gate valve dan bak peralatan pipa lainnya, dibuat dari :
Dinding bak dari besi beton dengan diameter tergantung ukuran
valve
Tutup bak dari beton bertulang dengan canpuran 1 pc : 2 ps : 3
kerikil
Dudukan pelat penutup bak dari beton tumbuk tebal 25 cm dengan
campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil
Untuk valve berukuran diameter 100 mm ke atas, harus memakai
tumbukan beton campuran 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 18
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Pekerjaan Penggalian
Penggalian tanah untuk pondasi dilakukan apabila air sudah dialirkan
ke sungai. Pembuatan pondasi harus terhindar dari aliran air tanah.
Dimensi dan bentuk bangunan sesuai dengan gambar rencana.
Pemasangan pipa drain, overflow, dan outlet yang menembus dinding
beton harus menggunakan wall pipe. Pipa overflow dan drain harus
menggunakan bell mouth, sedangkan outlet menggunakan strainer.
Semua dimensi pipa sesuai dengan gambar rencana. Untuk kemudahan
operasi maka ujung valve dilengkapi dengan stang yang panjang
berbentuk T sampai 30 cm di atas bordes.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 19
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
membuat bidang lengkung ke arah pipa penguras dan permukaannya
diplester dengan halus. Ruang pipa dan ruang katup penguras dibuat
dengan ukuran sesuai gambar dan dilengkapi dengan lubang masuk dan
tangga besi.
Saluran Outlet
Saluran ini dibuat dengan elevasi, ukuran dan kemiringan yang sesuai
dengan gambar. Dinding dan dasar saluran diplester halus dan secara
keseluruhan terbuat dari pasangan beton. Pada bagian ujung saluran
dipasang pipa pengalir menuju ke bangunan selanjutnya.
Saluran Pengaduk
Saluran pengaduk terdiri dari 3 (tiga) kompartemen, masing-masing
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan. Sekat
antara saluran dibuat dari beton bertulang yang mempunyai hubungan
yang kaku dengan dinding dengan lantai bak. Dinding dalam saluran
hendaknya memiliki sudut tumpul yang diperhalus. Bak pengaduk
lambat diletakkan pada ketinggian dan arah kemiringan sesuai dengan
perencanaan di atas kolom-kolom penyangga yang diperlukan. Bagian
bawah lantai bak flokulasi yang berada di atas tanah hendaknya
ditimbun dengan tanah dan pasir urug hingga seluruh bagian dasar bak
di atas tanah. Timbunan harus dipadatkan dengan baik.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 20
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Saluran Outlet
Saluran outlet terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran, arah,
kemiringan dan bentuk sesuai dengan gambar rencana. Permukaan,
dinding dan dasar saluran diplester halus. Pengaturan aliran keluar
dilakukan dengan pintu pengatur. Pintu pengatur terbuat dari kayu
dengan bingkai baja, lengkap dengan tangkai berulir dan roda pemutar.
Bagian-bagian pintu yang terbuat dari besi baja dan selalu berhubungan
dengan air dilapisi dengan bahan-bahan anti karat. Pintu pengatur dapat
dibuat secara terpisah sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam
perencanaan serta dipasang dengan tepat pada celah yang disediakan.
Bidang/Sekat Pengendapan
Sekat pengendap dibuat dari plastik (fiber glass) dengan tebal antara 0,5
– 1,5 mm. Jumlah, jarak dan ukuran sesuai dengan gambar. Sekat
pengendap dipasang pada bingkai bagian atas dan bawah yang dipasang
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 21
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
pada jalur yang tersedia. Bingkai terbuat dari tongkat (bar) alumunium
yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Jalur bidang
pengendap terbuat dari plat baja setebal 5 mm yang dipasang tepat pada
dinding bak dengan anker.
Saluran Outlet
Saluran ini dibuat dengan elevasi, ukuran dan kemiringan yang sesuai
dengan gambar. Dinding dan dasar saluran diplester halus dan secara
keseluruhan terbuat dari pasangan beton. Pada bagian ujung saluran
dipasang pipa pengalir menuju ke bangunan selanjutnya.
Media
Media penyaring terdiri dari pasir dan antrasit. Media penahan adalah
kerikil. Media yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Keras, mengandung kadar kuarsa minimum 90%
Bebas dari kotoran, tanah dan lumpur
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 22
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Diameter effektif dan koefisien keseragaman sesuai dengan kriteria
desain
Bentuk harus baik dan merata
Porositas media tersusun sekitar 0.4
Kekeruhan air pencuci maksimum 30 ppm
Kadar bahan yang dapat terpakai 0.7%
Kadar zat terlarut dalam HCl pekat harus kurang dari 3.5%
Kehilangan akibat pelapukan kurang dari 3%
Tebal dan ukuran media yang digunakan untuk setiap lapisan dibuat
sesuai dengan perencanaan.
Sistem Underdrain
Sistem underdrain dibuat dengan perpipaan. Pipa yang digunakan
adalah besi tuang. Pipa mempunyai ujung flens untuk penyambungan
ke sistem perpipaan. Lateral dipasang pada manifold dalam jumlah dan
jarak sesuai gambar rencana dengan sambungan las. Orifice dibuat
dengan ukuran, jumlah dan jarak yang sesuai dengan gambar.
Perpipaan Saringan
Pipa dan perlengkapannya menggunakan pipa baja dengan sambungan
flens. Perletakkan, ukuran, ketinggian dan kemiringan sesuai gambar.
Pipa yang berada di atas lantai diberi penyangga atau penggantung dari
pasangan beton atau konstruksi baja. Pipa filtrat, pipa pencuci dan pipa
penguras dicat dengan warna berbeda untuk mempermudah operasi. Cat
yang digunakan harus yang tahan dan dapat melindungi pipa dari
korosi. Katup harus dilengkapi dengan tangkai dan roda/perlengkapan
pemutar yang terkspansi hingga mencapai ketinggian yang tepat di
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 23
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
ruang operasi dengan diberi warna yang berbeda sesuai dengan
fungsinya.
Ruang Perpipaan
Ruang perpipaan merupakan ruang bawah tanah dan bersatu dengan
dinding bagian depan bak penampung. Ruang perpipaan terbuat dari
konstruksi beton.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 24
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Perpipaan
Perpipaan penampung air bersih terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, pipa
penguras, pipa peluap dan pipa pembubuh kaporit dan kapur. Pipa dan
fitting yang digunakan adalah pipa baja dan sambungan flens. Diameter,
ketinggian dan penempatan pipa harus sesuai dengan pasangan beton
atau klam baja. Pipa harus dicat dengan anti karat dan warna yang
berbeda sesuai dengan fungsinya. Pipa inlet membawa air bersih dari
saluran filtrat ke bak penampungan air besih.
Pipa outlet merupakan jalur perpipaan yang membawa air bersih dari
bak penampung ke sistem distribusi. Pipa dilengkapi dengan alat
pengatur aliran dengan diameter dan ketinggian sesuai gambar rencana.
Pipa outlet yang berada di luar ruang perpipaan diganti dengan pipa
asbestos cement dengan menggunakan adaptor berujung flens.
Pipa penguras dan pipa overflow dipasang pada tempat, ukuran dan
ketinggian yang sesuai gambar. Pipa pembubuh kaporit dan kapur
terbuat dari pipa plastik dengan sambungan kopling karet. Alat
pembubuh, dengan rate dosis yang dipasang sesuai gambar rencana,
dipasang pada ujung pipa pembubuh.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 25
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
Bangunan Ruang Kimia
Bangunan ruang kimia dibuat dengan konstruksi beton dan pasangan
batu bata. Ukuran, bentuk, perletakan dan ketinggian bangunan sesuai
dengan gambar rencana.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 26
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN
VIII.3.10. Bangunan Penampung Lumpur
Bangunan penampung lumpur merupakan bangunan untuk
menampung lumpur yang dihasilkan dari unit sedimentasi. Konstruksi
bangunan terbuat dari beton dengan ukuran sesuai gambar.
VIII.3.11. Gudang
Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan kimia seperti alum,
kaporit dan kapur. Bangunan ini berhubungan dengan kimia dan
mempunyai aliran udara yang baik untuk menjaga agar ruangan tetap
kering dan tidak lembab. Sistem ventilasi, penempatan lubang cahaya
dan penerangan ruangan harus sesuai dengan fungsi ruangan. Lantai
bangunan diberi ubin dengan kemiringan cukup untuk mencegah
timbulnya genangan air.
Rak Penyimpanan
Rak penyimpanan bahan kimia harus mempunyai kapasitas
penampungan yang cukup sesuai dengan lamanya pemompaan yang
direncanakan. Dasar rak minimum 50 cm dari lantai bangunan dan
ditempatkan dalam arah yang memungkinkan pengangkutan dan
penyimpanan kantong bahan kimia dengan cepat dan aman. Rak
terbuat dari konstruksi baja dengan dilapisi bahan tahan terhadap zat
kimia tersebut. Dasar tebuat dari papan setebal 3 cm dengan jarak
antara yang cukup.
VIII.3.12. Kantor
Bangunan kantor dibuat sesuai perencanaan. Pondasi bangunan dibuat
sesuai bentuk, ukuran, ketinggian bangunan pada gambar rencana.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali. Lubang udara dan
penerangan dibuat dalam jumlah yang cukup dengan perletakkan yang
baik.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU VIII ‐ 27
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT