Anda di halaman 1dari 27

BAB 

VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
BAB VIII
SPESIFIKASI PEKERJAAN

VIII.1. Persyaratan Umum


VIII.1.1. Nama Pekerjaan dan Lokasi Proyek
Nama Pekerjaan : Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum
Kecamatan Sukra, Anjatan, dan Haurgeulis,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Lokasi Proyek : Desa Kopyah, Kecamatan Anjatan, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat

VIII.1.2. Pemberi Tugas


Pemberi Tugas adalah pemilik proyek atau suatu badan hukum yang
ditunjuk pemilik proyek untuk mengatur pelaksanaan proyek.

VIII.1.3. Pemborong
Pemborong adalah suatu badan hukum yang memenangkan pelelangan
dan ditunjuk untuk menjadi pelaksana keseluruhan pekerjaan dan
bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaan.

Pemborong harus mempunyai staf ahli yang terdiri dari :


ƒ Ahli Manajemen
ƒ Ahli Pembukuan
ƒ Ahli Konstruksi Bangunan
ƒ Ahli Pengukuran
ƒ Ahli Elektrikal
ƒ Ahli Mekanikal

Semua staf ahli harus tetap berada di lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung. Selain itu, pemborong juga harus dapat memenuhi
kebutuhan minimum peralatan yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 1 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
VIII.1.4. Pengawas Lapangan
ƒ Pemberi tugas akan menugaskan seorang pengawas yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan.
ƒ Pemborong atau wakil yang telah disetujui oleh pemberi tugas
memiliki kewajiban untuk berada di lokasi pekerjaan setiap saat,
setidaknya di tempat yang mudah dihubungi oleh pemberi tugas.
ƒ Pemberi tugas berhak setiap waktu menarik persetujuan terhadap
wakil atau pegawai pemborong. Dalam hal ini pemborong wajib
mengganti wakil atau pegawai yang bersangkutan sehingga
memuaskan pemberi tugas.

VIII.1.5. Bangunan Sementara


Bangunan sementara adalah los direksi, los kerja, gudang dan lain-lain.
Bangunan sementara harus dibuat di lokasi proyek. Ukuran bangunan
sementara disesuaikan dengan kebutuhan. Los direksi dan los kerja
harus dilengkapi dengan 2 (dua) buah meja tulis, 2 (buah) kursi, kamar
untuk buang air dan cuci tangan, perlengkapan dan penyediaan obat-
obatan, peti untuk menyimpan barang dan lain-lain yang diperlukan.
Semua bangunan sementara harus dibongkar setelah selesai pekerjaan
dan bekas bongkaran harus menjadi pemilik pemberi tugas.

VIII.1.6. Ketentuan Penyelidikan Bahan/Alat


ƒ Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh pemborong
harus didasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar
Pemeriksaan Umum Bahan-bahan (PUBB). Untuk beton berlaku
Peraturan Umum Beton Bertulang Indonesia (PBI).
ƒ Pemborong diwajibkan mengirim contoh-contoh bahan yang akan
digunakan kepada pemberi tugas, bahan yang diragukan kualitasnya
akan dikirim ke Kantor Penyelidikan Bahan-bahan Bangunan atas
biaya pemborong.
ƒ Apabila ternyata terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak baik
oleh pemberi tugas di lapangan pekerjaan, maka pemborong harus

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 2 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
segera mengangkat bahan-bahan tersebut keluar lapangan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.
ƒ Pemborong wajib menyediakan barang-barang antara lain :
1. Concrete Mixture
2. Concrete Internal
3. Vibrator
4. Pompa Air
5. Waterpass
6. Concrete External Vibrator
Semua peralatan di atas harus dalam keadaan baik dan siap pakai.

VIII.1.7. Gambar-Gambar
ƒ Gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di lapangan
setiap waktu. Gambar-gambar kerja harus dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
ƒ Perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara uraian pekerjaan dengan
gambar kerja harus segera dibicarakan dengan pemberi tugas
(pengawas lapangan).
ƒ Perubahan-perubahan terhadap gambar pelaksanaan harus dengan
ijin tertulis dari pengawas lapangan.
ƒ Bila diperlukan lebih banyak lagi salinan dari gambar-gambar
pelaksanaan, dapat diperoleh dari Direksi Pemberi Tugas dengan
penggantian ongkos cetak seperlunya.

VIII.1.8. Pekerjaan Kurang/Lebih


ƒ Pekerjaan kurang/lebih hanya dapat diajukan atas dasar
kurang/tambahnya pekerjaan yang telah disetujui oleh pemberi tugas
dengan menunjukkan bukti besarnya kerja tambah, baru dapat
disetujui apabila pekerjaan tersebut lebih besar dari 5 % harga
volume kontrak.
ƒ Kenaikan harga bahan-bahan dan upah dalam jangka waktu
pelaksanaan dan perawatan tidak dapat dijadikan dasar untuk
mengajukan pekerjaan tambahan.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 3 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
ƒ Dalam hal terjadi kekeliruan dalam kalkulasi, sedangkan penawaran
harga sudah diajukan, maka kekeliruan yang disengaja/tidak
disengaja tidak dijadikan dasar alasan untuk memperhitungkan
claim.
ƒ Untuk setiap pekerjaan tambah/kurang pemborong harus menerima
perintah tertulis dari Direksi Pemberi Tugas.
ƒ Sebagai dasar perhitungan anggaran tambah/kurang, dipakai harga-
harga satuan seperti yang tertera pada surat penawaran pada saat
pelelangan. Untuk pekerjaan tambahan yang tidak terdapat di dalam
peraturan-peraturan dan syarat-syarat ini, harga satuannya adalah
harga baru dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

VIII.1.9. Rencana Kerja


Sebelum mulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus
membuat rencana kerja disetujui Direksi dan diajukan selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelulusan pekerjaan. Dalam rencana
kerja harus dilampirkan Network Planning, daftar asli di lapangan dan
daftar peralatan.

VIII.1.10. Laporan dan Perintah Pekerjaan


ƒ Pemborong wajib menyediakan satu buku catatan harian dan
memelihara agar buku tersebut selalu memberikan laporan harian
yang terbaru kepada pengawas.
ƒ Pemborong wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan setiap 1
(satu) minggu sekali dan dikirim ke pemberi tugas. Laporan
kemajuan tersebut berisi kejadian di lapangan selama seminggu,
dimana disediakan risalah kemajuan sebagai berikut :
a. Jumlah pegawai dipekerjakan
b. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir minggu dilampiri dengan
foto-foto terakhir
c. Bahan-bahan dan perlengkapan yang sudah rusak
d. Keadaan cuaca
e. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 4 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
ƒ Laporan tersebut harus ditandatangani oleh pengawas lapangan
sebagai tanda bukti.
ƒ Perintah dari pemberi tugas secara tertulis, seketika mengikat
pemborong dan perintah tersebut dapat berupa surat khusus atau
edaran dalam buku harian pengawas.

VIII.1.11. Kerapihan, Kebersihan, dan Pengamanan


ƒ Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga kerapihan dan
kebersihan lapangan dari sampah. Pembuangan sampah dilakukan
secara teratur keluar proyek dan semua biaya yang dikeluarkan
menjadi beban pemborong.
ƒ Pemborong bertanggung jawab atas keamanan baik jiwa, peralatan
kerja serta bahan-bahan dari kecelakaan, pencurian, kerusakan,
kebakaran dan sebagainya. Untuk itu pemborong wajib
menyediakan alat pengaman dan penjagaan tetap selama 24 jam
penuh.
ƒ Kantor direksi, los bahan, gudang serta seluruh komplek proyek
pada malam hari harus diberi pengamanan.

VIII.1.12. Tuntutan
ƒ Pemborong harus membebaskan pemberi tugas dari tuntutan pihak
ketiga yang akan disebabkan oleh akibat pekerjaan kelalaian
pemborong atau pegawainya.
ƒ Pemberi tugas tidak membenarkan adanya keterlambatan pekerjaan
akibat tuntutan pihak ketiga tersebut di atas dan pemborong harus
mengatasi/menghindari keterlambatan pekerjaan tersebut.

VIII.1.13. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemberi tugas dapat memutuskan hubungan kerja kepada pemborong
tanpa ganti rugi apabila :
ƒ Dalam 1 (satu) minggu semua kegiatan pemborong di lapangan
terhenti tanpa adanya pemberitahuan secara tertulis kepada pemberi
tugas sebab terhentinya pekerjaan tersebut.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 5 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
ƒ Tidak adanya jawaban dari pemborong atas pernyataan yang
diberikan oleh pemberi tugas baik secara tertulis maupun secara
lisan melalui pengawas.

VIII.1.14. Peraturan-Peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain yang berhubungan dengan
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia
selama pelaksanaan proyek ini harus betul-betul ditaati. Peraturan-
peraturan tersebut adalah :
ƒ Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan
ƒ Peraturan beton bertulang Indonesia
ƒ Peraturan muatan Indonesia
ƒ Peraturan perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian,
mingguan, bulanan dan borongan)
ƒ Peraturan konstruksi kayu Indonesia
ƒ Peraturan perusahaan listrik negara tentang instalasi listrik dan
tenaga
ƒ Peraturan perusahaan air minum negara.
Pemborong dianggap telah mengetahui dan mengerti isi dan maksud
dari peraturan-peraturan tersebut di atas.
VIII.2. Spesifikasi Umum
Spesifikasi umum merupakan spesifikasi dasar dari pekerjaan-pekerjaan
yang meliputi :
1. Pekerjaan tanah
2. Pekerjaan beton
3. Pekerjaan kayu
4. Pekerjaan tembok
5. Pekerjaan plesteran
6. Pekerjaan siaran
7. Pekerjaan kaca dan cat
8. Pekerjaan perpipaan dan instalasi

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 6 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
VIII.2.1. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi :
ƒ pembongkaran dan pemindahan seluruh hal-hal yang memungkinkan
menjadi halangan pekerjaan
ƒ melindungi benda berharga atau berguna lainnya yang ada di
lapangan
ƒ penggalian dan penimbunan
ƒ pemadatan
ƒ pemindahan material yang tidak berguna
ƒ menyediakan material pengisi yang baik

Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan pada :
ƒ semua bagian dari bangunan yang masuk ke dalam tanah
ƒ semua bagian dari tanah yang harus dibuang

Genangan Air di Dalam Galian


Selama pekerjaan harus dihindari terjadinya genangan. Jika terjadi
genangan maka air harus cepat dikeluarkan dengan jalan pemompaan,
menimba ataupun dengan mengalirkannya melalui parit terbuka.

Urugan
Pekerjaan urugan meliputi :
ƒ semua bekas lubang pondasi
ƒ semua bagian yang harus ditinggikan dengan jalan menimbun
ƒ Jenis urugan :
ƒ Urugan tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis
horisontal dan dipadatkan. Tebal tiap lapis sekitar 15 cm, dan selama
proses pemadatan harus dibasahi air untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
ƒ Urugan pasir
Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan seperti pengurugan pada tanah.
ƒ Lain-lain

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 7 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Pengurugan dengan bahan lain seperti kerikil, pecahan batu merah
dilaksanakan menurut gambar rencana.

VIII.2.2. Pekerjaan Beton


Beton merupakan campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air
dengan perbandingan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan
mempunyai jumlah semen di dalamnya minimum sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhie pekerjaan harus berupa beton
yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan sebagaimana
disyaratkan. Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia
dan sesuai dengan Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia.
Pekerjaan konstruksi beton harus dilaksanakan mengikuti gambar
rencanan. Ukuran beton, besi tulangan, letak dan jarak antar besi
tulangan harus sesuai dengan ketentuan gambar rencana.
Pekerjaan beton meliputi :
ƒ pekerjaan struktur, pondasi, kolom, sloof, balok, plat lantai, plat atap
dan bak air
ƒ pekerjaan beton tumbuk, dudukan pipa, pompa dan mesin.

Syarat umum
Persyaratan umum beton bertulang adalah :
ƒ Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
ƒ Kekuatan (mutu) beton seperti pada PBI-1971 untuk tipe beton K-
225
ƒ Campuran
Macam campuran (adukan) menggunakan agregat kasar dan halus
untuk setiap 50 kg Portland Cement dan ukuran nominal ditunjukkan
oleh tabel VIII.1.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 8 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Tabel VIII. 1 Macam Campuran Menggunakan Agregat Kasar dan
Halus

Jenis Agregat Agregat Ukuran


Campuran
Beton Halus Kasar Nominal
B1 1:1.5:2.5 0.06 0.1 10
B2 1:02:03 0.08 0.12 20
B3 02:05.5 0.1 0.2 38
B4 1:03:06 0.12 0.24 38
B5 1:02:03 0.06 0.12 30

Pemakaian jenis beton :


B1 : Beton yang memerlukan kekedapan air, pelat-pelat atap,
reservoar, balok yang bersangkutan dengan atap reservoar
B2 : Semua beton bertulang, kolom, sloof, balok-balok, pondasi di
luar ketentuan pada B1
B3 : Jalan setapak sekitar bangunan
B4 : Lantai kerja tebal 5 cm
B5 : Semua beton bertulang kecuali yang ditentukan memakai jenis
B5.

Bahan-Bahan Yang Digunakan


ƒ Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan
standar NI-8 dalam Peraturan Beton Indonesia 1971 atau British
Standard No. 12-1965. Semen harus diangkut dan disimpan pada
tempat yang kedap air, dilindungi dari kelembaban serta diletakkan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m dan tiap pengiriman baru
harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar digunakan
menurut urutan pengiriman
ƒ Agregat
Agregat harus keras, kekal, bersih dan tidak mengandung bahan yang
dapat merusak. Agrgat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI-
1971. Agregat kasar (kerikil, batu pecah/slit) adalah agregat yang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 9 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus (pasir) adalah agregat
yang lolos pada saringan tersebut. Untuk struktur kasar dan beton
tumbuk, agregat kasar harus bergradasi 25 mm sampai 5 mm.
Agregat kasar dan halus harus disimpan secara terpisah sehingga
tidak terjadi pencampuran.
ƒ Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam dan bahan organik yang dapat merusak
beton dan baja tulangan. Jika terdapat keraguan mutu, air harus
diperiksa ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Jika
pemeriksaan tidak dilakukan maka harus diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan semen dan pasir dengan
memakai air suling.
ƒ Unsur Tambahan (Additive)
Untuk beton kelas K-225 dianjurkan untuk memakai plasticizer
untuk mengurangi rasio semen dan air guna menghadapi penyusutan.
ƒ Baja Tulangan dan Kawat Pengikat
Baja tulangan yang dipakai harus dibuat dari pabrik yang mutunya
dapat ditentukan secara otentik. Batang tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan tegangan
maksimum 3600 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan PBI-1971, Standar Jepang Kelas SR-24 atau
British Standard No. 785-1983. Baja tulangan harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka waktu yang panjang. Kawat pengikat harus
terbuat dari baja lunak berdiameter minimum 1 mm.

Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan diambil kubus uji. Untuk tiap kelas beton,
dibuat 6 kubus. Tiga kubus diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan 3 kubus
yang lain diuji pada umur 28 hari. Pada setiap umur pengujian,
kekuatan kubus tidak boleh ada yang lebih kecil dari 1.25 kali kekuatan
kerja kubus uji yang disyaratkan.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 10 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Kelas Beton
Perbandingan campuran yang diberikan menurut kelas beton telah
diperkirakan guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28
hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa bahan yang dipakai
cukup baik.

Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengangkutan beton yang telah diaduk dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang dapat mencegah
segregasi dan kehilangan bahan. Pengecoran beton di bagian manapun
tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan
persiapan telah sempurna.

Pemadatan Beton
Selama proses pengecoran berlangsung maka beton harus dipadatkan
secara mekanis (internal/eksternal vibrator), dikerjakan tidak terlalu
lama yang dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan bahan. Alat
pemadat mekanik yang digunakan harus mampu memberikan getaran
paling sedikit 3000 getaran/menit dari berat efektif sebesar 0.25 kg.
Eksternal vibrator digunakan dengan cara memasukkan alat pulsator ke
dalam adukan beton yang baru dicor. Pulsator memberikan getaran
sebanyak 3000 getaran/menit bila dimasukkan ke dalam beton yang
mempunyai nilai 2.5 cm yang akan memberikan daerah getaran pada
radius tidak kurang dari 45 cm.

Bekisting
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil yang
kuat dan jumlah yang cukup untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Pembukaan bekisting
harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak timbul kerusakan pada
beton.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 11 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak,
gemuk, cat dan debu yang dapat mengganggu perletakan yang
sempurna antara tulangan dan beton.
ƒ Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP-24 yang sesuai dengan SII-0136-
1984, British Standard No.785 atau yang setara untuk baja tulangan
yang polos.
ƒ Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus
dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti, tidak terputus dan tidak boleh dilakukan
pada waktu hujan.

Bangunan Kedap Air


Pada bagian ini dibahas keperluan secara umum untuk semua bangunan
beton yang harus menampung air. Kode praktis untuk penggunaan
struktur bangunan beton yang kedap air adalah BS-5337-1976. Bahan
untuk beton umumnya harus dibandingkan dengan kebutuhan pada
pekerjaan sipil, meliputi :
ƒ Agregat untuk beton pada struktur bangunan kedap air harus
mempunyai penyusutan maksimum 0.045% dan absorpsi maksimum
3%.
ƒ Bekisting pada baja pengikat untuk bangunan kedap air tidak boleh
menembus bagian beton.
ƒ Beton untuk bangunan kedap air harus mempunyai kandungan
semen maksimum 400 kg/m3 dan minimum 360 kg/m3.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 12 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Pengujian Kebocoran
Sesudah pembongkaran bekisting, semua dinding bangunan harus bebas
dari tanah urug, sehingga kebocoran dapat terlihat jelas. Sebelum
dilakukan pegujian, bangunan tidak boleh dicat. Pengujian kekedapan
air dilakukan dengan mengisi seluruh bagian bangunan dengan air
bersih dengan debit air pada kecepatan naik tidak melebihi 1 m/24 jam,
dan didiamkan untuk peresapan selama 7 hari. Selama masa ini, dinding
yang terlihat harus tidak ada tanda kebocoran dan kecenderungan air
berkurang. Struktur bangunan dinyatakan kedap air jika penurunan air
pada periode waktu tersebut tidak melebihi 10 mm setelah dipakai
penguapan dan penyerapan serta tidak ada tanda-tanda kebocoran

Puddle Flange pada Pipa


Setiap perpipaan yang menembus dinding beton pada bangunan kedap
air harus dibalut selama pembetonan. Pipa harus disediakan dengan
puddle flange untuk membentuk seal terhadap pipa dan dengan luar 200
mm dari diameter luar pipa.

VIII.2.3. Pekerjaan Kayu


Pekerjaan kayu meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat
dan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu. Pekerjaan ini
meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan dengan :
ƒ pekerjaan atap
ƒ pekerjaan pintu dan jendela
ƒ pekerjaan kaca
ƒ pekerjaan dinding
ƒ pekerjaan langit-langit

Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik.
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu dasar harus
kutang dari 20%. Jenis kayu untuk semua konstruksi adalah kayu
kamper.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 13 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Pintu, Jendela dan Kusen
Pintu yang rata (plush) harus berongga (semi solid core) dan ditutup
pada kedua belah permukaan dengan plywood yang tebalnya paling
sedikit 4 mm. Jendela kayu harus dibuat rangkanya dengan pekerjaan
pasak dan lubang yang disambungkan, dikokohkan dengan pasak
penyambung kayu. Alur kaca dan profil manik-maniknya harus lurus
dan tepat bentuknya. Kusen yang kokoh harus dibuat dari rangka
dengan pasak dan lubang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka
yang mulus dan kaku. Kusen tersebut harus diberi angker baja yang
digalvanisir sekurang-kurangnya 6 (enam) buah untuk tiap pasangan
kusen. Kusen yang bertemu dengan kolom beton harus dipasang dengan
skrup yang digalvanisir ke dalam balok kayu setempat. Semus
pekerjaan vertikal yang bersambungan dengan dinding atau kolom haus
diberi alur adukan.

VIII.2.4. Pekerjaan Tembok


Bahan-Bahan yang Digunakan
ƒ Semen
Semen untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti
untuk pekerjaan beton.
ƒ Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti
untuk pekerjaan beton.
ƒ Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menmbok harus memenuhi
persyaratan spesifikasi pada pekerjaan beton.
ƒ Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk bermutu tinggi
ƒ Bata
Batu bata harus terbuat dari tanah liat dengan ukuran nominal 6 cm x
12 cm x 24 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan
rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran. Minimum daya tekan
ultimate adalah 30 kg/cm2

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 14 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 

Jenis adukan
Jenis adukan yang digunakan untuk pekerjaan tembok harus sesuai
dengan gambar rencana dengan berdasarkan pada tabel VIII.2.
Tabel VIII. 2 Jenis Adukan pada Perencanaan
Jenis
Adukan
Adukan
M1 1 pc : 1 kapur : 6 pasir
1 pc : - : 3 pasir
M2 1 pc : - : 2 pasir
1 pc : - : 4 pasir
M3 1 pc : 1 kapur : 8 pasir

Dinding
Bahan yang digunakan adalah batu bata seperti yang telah disyaratkan.
Adukan dinding mulai dari atas balok pondasi beton sampai 20 cm di
atas lantai dasar yang sudah jadi harus dibuat dari adukan jenis M2.
Dinding untuk kamar mandi dan WC juga memakai adukan jenis M2,
untuk dinding-dinding yang lain digunakan jenis adukan M1.

VIII.2.5. Pekerjaan Plesteran


Semua plesteran dinding batu adalah bata merah yang bukan kedap air
dengan adukan 1 pc : 6 ps, dan semua dinding kedap air digunakan
adukan 1 pc : 2 ps. Bidang beton dan pasangan batu kali diplester
dengan adukan 1 pc : 4 ps. Tebal plesteran tidak lebih tebal dari 1 cm
untuk beton dan 2.5 cm untuk pasangan batu kali.

VIII.2.6. Pekerjaan Siaran


Pekerjaan siaran pasangan batu kali dengan adukan 1 pc : 3 ps dengan
tebal tidak lebih dari 1.5 cm. Pada semua bidang pasangan batu kali
yang disiar hanya pada setiap alur spesinya, yang permukaannya tidak
lebih menonjol dari permukaan batu kalinya.

VIII.2.7. Pekerjaan Kaca dan Cat


Semua kaca untuk daun jendela mati memakai kaca bening tebal 3 mm.
Semua list laca dipasang sebelah luar ruangan. Semua bidang plesteran
bagian dalam dan langit-langit dari bangunan dicat dengan cat tembok.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 15 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Sedangkan kusen, daun jendela, daun pintu dan ventilasi dicat sampai
mengkilap dengan cat kayu yang telah diberi cat dasar, diplamur dan
didempul.

VIII.2.8. Pekerjaan Perpipaan dan Instalasi


Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan untuk :
ƒ Semua pemasangan pipa, fitting dan aksesoris serta bangunan
pelengkap yang termasuk dalam pekerjaan
ƒ Semua bagian-bagian bangunan yang masuk ke dalam tanah
Ukuran dalam, lebar dan tempat galian untuk pemasangan pipa dan
peralatannya, serta bangunan yang termasuk di dalam pekerjaan ini
harus dibuat sesuai gambar rencana. Patokan yang dipakai untuk
dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai ke muka tanah
asal, ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa. Penggalian tanah
untuk parit pemasangan pipa harus dilakukan serentak dengan diikuti
pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, dan harus diikuti
pula dengan penimbunan kembali dengan segera.

Urugan Tanah
Urugan tanah untuk setiap pekerjaan harus dilakukan lapis demi lapis
dan pada setiap lapis dilakukan pemadatan. Sisa-sisa tanah/material
bekas galian setelah pengurugan harus diangkut dan dibuang. Urugan
tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan setelah pengurugan pasir di
sekeliling pipa.

Urugan Pasir
Untuk tiap urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis dan harus disiram
air sehingga padat. Apabila pada penggalian parit pipa diperoleh tanah
gembur, maka tanah tersebut harus dibuang dan diganti dengan pasir
sehingga dapat dibuat dasar yang rata dan padat. Urugan pasir
dilakukan pada sekeliling pipa tebal 15 cm, kecuali untuk pipa yang
memotong jalan harus diurug penuh dengan pasir. Pasir yang digunakan

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 16 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
untuk pengurugan harus berkualitas pasir pasang dengan kadar lumpur
10%.

Pemasangan Pipa, Aksesoris dan Bangunan Pelengkap


Pipa aksesoris dan bangunan pelengkap yang akan dipasang harus
sesuai dengan gambar. Sebelum dan sesudah dipasang pipa dan
aksesorisnya terutama bagian dalamnya harus dijaga dengan baik dari
kerusakan dan keretakan. Pemotongan pipa bila diperlukan harus
dilakukan dengan alat yang sesuai untuk jenis atau bahan pipa sesuai
dengan persyaratan teknis dan petunjuk dari pabrik yang bersangkutan.

Sambungan pipa yang akan dilaksanakan pada umumnya dengan cara :


ƒ Pipa Cast Iron atau Ductile Cast Iron dengan rubbering dan alat
penyambung gland dan bolts and nuts atau hanya rubbering atau
timah pakai.
ƒ Belokan (vertikal atau horizontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak
boleh lebih besar dari 5° atau yang diijinkan pabriknya.
ƒ Semua alat perlengkapan pipa (fitting) dan aksesoris seperti tee,
elbow/bend, harus diberi blok anker dari beton dengan campuran 1
pc : 2 pasir : 3 kerikil, supaya terhindar dari bergesernya alat tersebut
akibat tekanan air.
ƒ Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup dengan standard
gibault joint dengan blank end atau blank flange, kemudian mulai
dari flange tersebut diberi penahan beton campuran 1 pc : 2 pasir : 3
kerikil.

Pengetesan Pipa
Pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian pada tiap panjang pipa
maksimum 400 m. Pengetesan pipa dilakukan dengan tekanan minimal
8 atm dan apabila selama 1 jam tekanannya tidak berubah/turun, maka
uji dapat diterima.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 17 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Bak Valve
Bak gate valve dan bak peralatan pipa lainnya, dibuat dari :
ƒ Dinding bak dari besi beton dengan diameter tergantung ukuran
valve
ƒ Tutup bak dari beton bertulang dengan canpuran 1 pc : 2 ps : 3
kerikil
ƒ Dudukan pelat penutup bak dari beton tumbuk tebal 25 cm dengan
campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil
ƒ Untuk valve berukuran diameter 100 mm ke atas, harus memakai
tumbukan beton campuran 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil

VIII.3. Spesifikasi Khusus


Spesifikasi khusus meliputi pekerjaan dalam pembuatan beberapa
bangunan yaitu :
1. Bangunan Penangkap Air (Intake) dan Bak Pengumpul
2. Bangunan Penenang
3. Bangunan Prasedimentasi
4. Bangunan Koagulasi
5. Bangunan Flokulasi
6. Bangunan Sedimentasi
7. Bangunan Saringan Pasir Cepat
8. Bangunan Penampung Air Bersih (Reservoir)
9. Bangunan Penampung Air Sirkulasi (Pencucian Filter)
10. Bangunan Bahan Kimia
11. Bangunan Penampung Lumpur
12. Gudang
13. Kantor

VIII.3.1. Bangunan Penangkap Air (Intake)


Pekerjaan bangunan penangkap air meliputi :
ƒ Pekerjaan penggalian
ƒ Pekerjaan Beton
ƒ Pekerjaan Perpipaan

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 18 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Pekerjaan Penggalian
Penggalian tanah untuk pondasi dilakukan apabila air sudah dialirkan
ke sungai. Pembuatan pondasi harus terhindar dari aliran air tanah.
Dimensi dan bentuk bangunan sesuai dengan gambar rencana.
Pemasangan pipa drain, overflow, dan outlet yang menembus dinding
beton harus menggunakan wall pipe. Pipa overflow dan drain harus
menggunakan bell mouth, sedangkan outlet menggunakan strainer.
Semua dimensi pipa sesuai dengan gambar rencana. Untuk kemudahan
operasi maka ujung valve dilengkapi dengan stang yang panjang
berbentuk T sampai 30 cm di atas bordes.

VIII.3.2. Bangunan Penenang


Bangunan penenang merupakan bangunan yang terbuat dari konstruksi
beton kedap air dengan kapasitas, ukuran, dan ketinggian seperti dalam
gambar. Bangunan ini dilengkapi dengan alat pengukur debit berupa V-
notch 90°. Pemasangan pipa drain, overflow, dan outlet yang
menembus dinding beton harus menggunakan wall pipe. Pipa overflow
dan drain harus menggunakan bell mouth, sedangkan outlet
menggunakan strainer. Semua dimensi pipa sesuai dengan gambar
rencana.

VIII.3.3. Bangunan Pengendap I (Prasedimentasi)


Bangunan pengendap meliputi pekerjaan perpipaan, konstruksi beton,
konstruksi baja, plesteran dan penimbunan tanah. Bak pengendap terdiri
dari :
ƒ Zone pengendapan
ƒ Ruang lumpur
ƒ Ruang pipa penguras, katup dan manhole
ƒ Zone inlet
ƒ Zone outlet

Seluruh bangunan terdiri dari konstruksi beton. Dinding bagian dalam


dan lantai bak pengendap yang tepat dengan hubungan yang kaku pada
dinding bak. Ruang lumpur dilapisi dengan pasangan beton untuk

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 19 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
membuat bidang lengkung ke arah pipa penguras dan permukaannya
diplester dengan halus. Ruang pipa dan ruang katup penguras dibuat
dengan ukuran sesuai gambar dan dilengkapi dengan lubang masuk dan
tangga besi.

Saluran Pengumpul Effluen dan Ambang Pelimpah (Weir)


Saluran pengumpul effluen terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran
dan kemiringan seperti gambar. Dinding dalam dan dasar diplester
dengan halus. Ambang pelimpah terbuat dari baja tahan karat setebal 5
mm dan dipasang pada kedua sisi saluran pengumpul.

Saluran Outlet
Saluran ini dibuat dengan elevasi, ukuran dan kemiringan yang sesuai
dengan gambar. Dinding dan dasar saluran diplester halus dan secara
keseluruhan terbuat dari pasangan beton. Pada bagian ujung saluran
dipasang pipa pengalir menuju ke bangunan selanjutnya.

VIII.3.4. Bangunan Pengaduk Lambat (Flokulasi)


Bangunan pengaduk lambat merupakan bangunan yang terdiri dari
saluran pengaduk. Bangunan terbuat dari konstruksi beton kedap air
dilengkapi dengan saluran aliran masuk dan keluar dengan pintu
pengatur.

Saluran Pengaduk
Saluran pengaduk terdiri dari 3 (tiga) kompartemen, masing-masing
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan. Sekat
antara saluran dibuat dari beton bertulang yang mempunyai hubungan
yang kaku dengan dinding dengan lantai bak. Dinding dalam saluran
hendaknya memiliki sudut tumpul yang diperhalus. Bak pengaduk
lambat diletakkan pada ketinggian dan arah kemiringan sesuai dengan
perencanaan di atas kolom-kolom penyangga yang diperlukan. Bagian
bawah lantai bak flokulasi yang berada di atas tanah hendaknya
ditimbun dengan tanah dan pasir urug hingga seluruh bagian dasar bak
di atas tanah. Timbunan harus dipadatkan dengan baik.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 20 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Saluran Outlet
Saluran outlet terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran, arah,
kemiringan dan bentuk sesuai dengan gambar rencana. Permukaan,
dinding dan dasar saluran diplester halus. Pengaturan aliran keluar
dilakukan dengan pintu pengatur. Pintu pengatur terbuat dari kayu
dengan bingkai baja, lengkap dengan tangkai berulir dan roda pemutar.
Bagian-bagian pintu yang terbuat dari besi baja dan selalu berhubungan
dengan air dilapisi dengan bahan-bahan anti karat. Pintu pengatur dapat
dibuat secara terpisah sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam
perencanaan serta dipasang dengan tepat pada celah yang disediakan.

VIII.3.5. Bangunan Pengendap II (Sedimentasi)


Bangunan pengendap meliputi pekerjaan perpipaan, konstruksi beton,
konstruksi baja, plesteran dan penimbunan tanah. Bak pengendap terdiri
dari :
ƒ Zone pengendapan
ƒ Sekat bidang pengendapan
ƒ Ruang lumpur
ƒ Ruang pipa penguras, katup dan manhole
ƒ Zone inlet
ƒ Zone outlet
Seluruh bangunan terdiri dari konstruksi beton. Dinding bagian dalam
dan lantai bak pengendap yang tepat dengan hubungan yang kaku pada
dinding bak. Ruang lumpur dilapisi dengan pasangan beton untuk
membuat bidang lengkung ke arah pipa penguras dan permukaannya
diplester dengan halus. Ruang pipa dan ruang katup penguras dibuat
dengan ukuran sesuai gambar dan dilengkapi dengan lubang masuk dan
tangga besi.

Bidang/Sekat Pengendapan
Sekat pengendap dibuat dari plastik (fiber glass) dengan tebal antara 0,5
– 1,5 mm. Jumlah, jarak dan ukuran sesuai dengan gambar. Sekat
pengendap dipasang pada bingkai bagian atas dan bawah yang dipasang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 21 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
pada jalur yang tersedia. Bingkai terbuat dari tongkat (bar) alumunium
yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Jalur bidang
pengendap terbuat dari plat baja setebal 5 mm yang dipasang tepat pada
dinding bak dengan anker.

Saluran Pengumpul Effluen dan Ambang Pelimpah (Weir)


Saluran pengumpul effluen terbuat dari konstruksi beton dengan ukuran
dan kemiringan seperti gambar. Dinding dalam dan dasar diplester
dengan halus. Ambang pelimpah terbuat dari baja tahan karat setebak 5
mm dan dipasang pada kedua sisi saluran pengumpul.

Saluran Outlet
Saluran ini dibuat dengan elevasi, ukuran dan kemiringan yang sesuai
dengan gambar. Dinding dan dasar saluran diplester halus dan secara
keseluruhan terbuat dari pasangan beton. Pada bagian ujung saluran
dipasang pipa pengalir menuju ke bangunan selanjutnya.

VIII.3.6. Bangunan Saringan Pasir Cepat (Filtrasi)


Bangunan pasir cepat meliputi bak saringan pasir, media penyaring,
media penyangga, sistem inlet dan outlet, perpipaan, ruang perpipaan
dan ruang operasi.

Bak Saringan Pasir Cepat


Bak saringan pasir cepat terbuat dari pasangan beton kedap air.
Permukaan dalam bak yang akan diisi media dibuat kasar sedangkan
permukaan dinding yang terisi air dibuat halus. Ukuran, bentuk dan
ketinggian bak sesuai gambar.

Media
Media penyaring terdiri dari pasir dan antrasit. Media penahan adalah
kerikil. Media yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
ƒ Keras, mengandung kadar kuarsa minimum 90%
ƒ Bebas dari kotoran, tanah dan lumpur

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 22 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
ƒ Diameter effektif dan koefisien keseragaman sesuai dengan kriteria
desain
ƒ Bentuk harus baik dan merata
ƒ Porositas media tersusun sekitar 0.4
ƒ Kekeruhan air pencuci maksimum 30 ppm
ƒ Kadar bahan yang dapat terpakai 0.7%
ƒ Kadar zat terlarut dalam HCl pekat harus kurang dari 3.5%
ƒ Kehilangan akibat pelapukan kurang dari 3%
Tebal dan ukuran media yang digunakan untuk setiap lapisan dibuat
sesuai dengan perencanaan.

Sistem Underdrain
Sistem underdrain dibuat dengan perpipaan. Pipa yang digunakan
adalah besi tuang. Pipa mempunyai ujung flens untuk penyambungan
ke sistem perpipaan. Lateral dipasang pada manifold dalam jumlah dan
jarak sesuai gambar rencana dengan sambungan las. Orifice dibuat
dengan ukuran, jumlah dan jarak yang sesuai dengan gambar.

Saluran Pengumpul Air Pencuci


Saluran pengumpul air pencuci terbuat dari pasangan beton dengan
hubungan kaku pada dinding dasar. Dinding dasar saluran diplester
dengan permukaan halus. Perletakan, ketinggian, ukuran serta
kemiringan sesuai dengan gambar.

Perpipaan Saringan
Pipa dan perlengkapannya menggunakan pipa baja dengan sambungan
flens. Perletakkan, ukuran, ketinggian dan kemiringan sesuai gambar.
Pipa yang berada di atas lantai diberi penyangga atau penggantung dari
pasangan beton atau konstruksi baja. Pipa filtrat, pipa pencuci dan pipa
penguras dicat dengan warna berbeda untuk mempermudah operasi. Cat
yang digunakan harus yang tahan dan dapat melindungi pipa dari
korosi. Katup harus dilengkapi dengan tangkai dan roda/perlengkapan
pemutar yang terkspansi hingga mencapai ketinggian yang tepat di

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 23 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
ruang operasi dengan diberi warna yang berbeda sesuai dengan
fungsinya.

Ruang Perpipaan dan Ruang Operasi


Ruang perpipaan dan ruang operasi merupakan bangunan bertingkat.
Ruang perpipaan terletak di bagian bawah dan ruang operasi terletak di
bagian atas. Bangunan tersebut terbuat dari konstruksi beton dan
pasangan batu bata. Lantai ruang operasi dan perpipaan terbuat dari
pasangan beton sedangkan dinding yang tidak terkena air terbuat dari
pasangan batu bata.

VIII.3.7. Bangunan Penampung Air Bersih (Reservoir)


Penampungan air bersih meliputi bak penampung air bersih, ruang
perpipaan dan ruang pembubuhan.

Bak Penampung Air Bersih


Bak penampung air bersih merupakan bangunan yang tertanam di
dalam tanah, terbuat dari konstruksi beton dan kedap air. Dinding
bagian dalam dan lantai diplester halus dan dibuat dengan kemiringan
sesuai gambar. Sekat bak penampung terbuat dari pondasi beton
bertulang dengan permukaan dinding yang diplester halus. Lubang
pemeriksaan dibuat dan ditempatkan sesuai dengan gambar rencana.
Tutup lubang dibuat agar dapat ditutup dan dibuka secara mudah.
Tangga masuk merupakan tangga masuk tegak dari sisi baja. Lubang
udara (ventilasi) terbuat dari pipa besi tuang dengan diameter 50 mm,
dipasang sesuai gambar. Ujung pipa yang terbuka harus ditutup dengan
kawat kasa. Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dan
dengan permukaan atasnya dilapisi tar (coal tar) dan dilengkapi talang
hujan.

Ruang Perpipaan
Ruang perpipaan merupakan ruang bawah tanah dan bersatu dengan
dinding bagian depan bak penampung. Ruang perpipaan terbuat dari
konstruksi beton.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 24 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Perpipaan
Perpipaan penampung air bersih terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, pipa
penguras, pipa peluap dan pipa pembubuh kaporit dan kapur. Pipa dan
fitting yang digunakan adalah pipa baja dan sambungan flens. Diameter,
ketinggian dan penempatan pipa harus sesuai dengan pasangan beton
atau klam baja. Pipa harus dicat dengan anti karat dan warna yang
berbeda sesuai dengan fungsinya. Pipa inlet membawa air bersih dari
saluran filtrat ke bak penampungan air besih.

Pipa outlet merupakan jalur perpipaan yang membawa air bersih dari
bak penampung ke sistem distribusi. Pipa dilengkapi dengan alat
pengatur aliran dengan diameter dan ketinggian sesuai gambar rencana.
Pipa outlet yang berada di luar ruang perpipaan diganti dengan pipa
asbestos cement dengan menggunakan adaptor berujung flens.

Pipa penguras dan pipa overflow dipasang pada tempat, ukuran dan
ketinggian yang sesuai gambar. Pipa pembubuh kaporit dan kapur
terbuat dari pipa plastik dengan sambungan kopling karet. Alat
pembubuh, dengan rate dosis yang dipasang sesuai gambar rencana,
dipasang pada ujung pipa pembubuh.

VIII.3.8. Bangunan Penampung Air Sirkulasi (Pencucian Filter)


Bangunan ini merupakan bak yang berfungsi menampung air buangan
dari unit filtrasi (bekas pencucian filter), dan juga berfungsi untuk
menyalurkan kembali air buangan tersebut ke unit prasedimentasi
melalui sistem perpipaan dan menggunakan pompa. Bangunan ini
terdiri dari saluran inlet, bak penampung, ruang pompa, dan sistem
perpipaan.

VIII.3.9. Bangunan Bahan Kimia


Bangunan ini merupakan ruang penyediaan bahan-bahan kimia yang
diperlukan dalam proses kimiawi dalam instalasi pengolahan air
minum, seperti pembuatan larutan koagulan, pembubuh kapur dan
kaporit. Bak pelarut untuk tiap jenis bahan kimia dibuat secara terpisah.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 25 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
Bangunan Ruang Kimia
Bangunan ruang kimia dibuat dengan konstruksi beton dan pasangan
batu bata. Ukuran, bentuk, perletakan dan ketinggian bangunan sesuai
dengan gambar rencana.

Unit Pembubuh Koagulan dan Kaporit


Unit pembubuh koagulan dan kaporit terdiri dari bak pelarut dengan
agitator dan pompa pembubuh. Bak pelarut dibuat dalam jumlah,
ukuran dan tempat sesuai dengan gambar rencana. Bak ini terbuat dari
konstruksi beton dengan dinding bagian dalam yang diplester dan diberi
ubin porselin. Landasan motor penggerak agitator terbuat dari plat
beton dan dipasang di atas bak pengaduk dan pelarut seperi pada
gambar. Motor yang digunakan merupakan motor listrik dengan daya
yang sesuai perencanaan yang dihubungkan dengan alat pengaduk
(agitator) dengan menggunakan kopling yang dapat diatur. Pengaduk
terbuat dari logam yang tahan terhadap larutan kimia dan dapat diganti,
dibersihkan dan dipasang kembali dengan mudah. Bak pelarut
dilengkapi dengan pipa keluar yang dihubungakan dengan pompa
pembubuh dan pipa penguras. Pipa yang digunakan adalah pipa plastik.

Unit Pembubuh Kapur


Unit ini terdiri dari bak pelarut agitator, bak penjenuh kapur dan pompa
pembubuh. Spesifikasi teknis dari bak pelarut, motor pengaduk,
perpipaan dan pompa pembubuh yang digunakan sama dengan unit
penyedia koagulan. Bak penjenuh terbuat dari plat baja dengan
ketebalan 5 mm dan diletakkan pada landasan baja profil. Ukuran,
bentuk dan penempatan sesuai dengan gambar rencana. Dinding luar
dan dalam harus dilapisi bahan tahan karat dan larutan kimia. Bak
penjenuh dilengkapi dengan pipa larutan kapur, air bersih, penguras dan
outlet. Pipa outlet dihubungkan dengan pompa pembubuh.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 26 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 
BAB VIII 
  SPESIFIKASI PEKERJAAN 
 
VIII.3.10. Bangunan Penampung Lumpur
Bangunan penampung lumpur merupakan bangunan untuk
menampung lumpur yang dihasilkan dari unit sedimentasi. Konstruksi
bangunan terbuat dari beton dengan ukuran sesuai gambar.

VIII.3.11. Gudang
Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan kimia seperti alum,
kaporit dan kapur. Bangunan ini berhubungan dengan kimia dan
mempunyai aliran udara yang baik untuk menjaga agar ruangan tetap
kering dan tidak lembab. Sistem ventilasi, penempatan lubang cahaya
dan penerangan ruangan harus sesuai dengan fungsi ruangan. Lantai
bangunan diberi ubin dengan kemiringan cukup untuk mencegah
timbulnya genangan air.

Rak Penyimpanan
Rak penyimpanan bahan kimia harus mempunyai kapasitas
penampungan yang cukup sesuai dengan lamanya pemompaan yang
direncanakan. Dasar rak minimum 50 cm dari lantai bangunan dan
ditempatkan dalam arah yang memungkinkan pengangkutan dan
penyimpanan kantong bahan kimia dengan cepat dan aman. Rak
terbuat dari konstruksi baja dengan dilapisi bahan tahan terhadap zat
kimia tersebut. Dasar tebuat dari papan setebal 3 cm dengan jarak
antara yang cukup.

VIII.3.12. Kantor
Bangunan kantor dibuat sesuai perencanaan. Pondasi bangunan dibuat
sesuai bentuk, ukuran, ketinggian bangunan pada gambar rencana.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali. Lubang udara dan
penerangan dibuat dalam jumlah yang cukup dengan perletakkan yang
baik.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN IPAM PDAM TIRTA DARMA AYU   VIII ‐ 27 
KAB.INDRAMAYU JAWA BARAT 

Anda mungkin juga menyukai