Anda di halaman 1dari 4

CARA MENGANALISIS MENGGUNAKAN FLOW TABLE TEST

1. Pengertian Moisture Content.

Kadar air ( Moisture Content ) adalah perbandingan berat air terkandung dalam contoh
dengan berat kering contoh. Nilai kadar air biasanya dinyatakan dalam persen ( % ).
Apabila satuan nilai kadar air tidak dinyatakan dalam persen, maka hasil pengujian dikalikan
dengan 0.01.

Prosedur Pengujian flow table test

Flow table test biasanya cocok untuk mineral konsentrat atau mineral lainya dengan ukuran
butir maksimum 7 mm. pengujian dengan metode ini tidak cocok digunakan untuk material
yang lebih kasar dan material dengan kandungan lempung tinggi karena hasil yang
didapatkan tidak akan maksimal. Jika masih ada keraguan dengan pengujian metode flow
table test maka pengujian dapat dilakukan dengan mengadopsi prosedur pengujian lainnya
yang mempunyai lisensi atau ijin melakukan pengujian sesuai dengan wewenang yang
dimiliki.

Dibawah ini dijelaskan gambaran umum tentang pengujian yang telah ditetapkan :

Kandungan kelembaban (air) pada sampel muatan yang disebut sebagai pengujian
material.

Titik aliran kelembaban (air) dari pengujian material yang kurang kuat atau berdampak
pada peralatan pengujian flow table.

Pemindahan batas kandungan kelembaban (air) dari pengujian material.

1. Peralatan yang digunakan

- Flow table (ASTM C230-68)

- Pasangan flow table (ASTM C 230-68)

- Cetakan (ASTM C230-68)

- Thamperpneumatic tekanan penumbuk yang diperlukan dan dapat diketahui dengan


penggunaan dikalibrasi, pegas – penumbuk pneumatic yang terisi atau beberapa alat
lain yang dirancang sesuai dengan penumbuk pneumatic yang dapat mengendalikan
tekanan untuk dipaka itidak lebih dari 30 mm.

- Timbangan (ASTM C109-73) dan wadah sample yang sesuai.

- Gelas ukur berbentuk silinder, dengan kapasitas 100-200 ml


- Sebuah wadah untuk mencampur, sarung tangan karet dan oven pengering.

Sebagai alternative, suatu mixer otomatis dengan kapasitas serupa dapat digunakan
untuk operasi pencampuran.

Dalam hal ini, ketelitian harus di utamakan untuk memastikan bahwa penggunaan mixer
mekanik seperti itu tidak mengurangi ukuran partikel atau ketentuan dari uji material
tersebut.

Sebuah oven pengering dengan temperature control sampai dengan ± 1100C. Oven ini
harus tanpa sirkulasi udara.

2. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Siapkan sampel : Perwakilan dari bahan uji ditempatkan dalam mangkuk pencampur dan
dicampur secara menyeluruh.

Sample di bagi menjadi Tiga Subsample (A), (B) dan (C).


sekitar seperlima sample (A) harus segera ditimbang dan dimasukkan kedalam

2. Ukur diameter atas dan bawah serta tinggi cetakan yang akan digunakan.

3. Masukan sampel tersebut kedalam cetakan di atas meja sebar sampai penuh dan
ratakan permukaannya dengan menggunakan pisau perata. Usahakan jangan sampai ada
rongga di dalam cetakan.

4. Sebelum meja sebar dijalankan angkat cetakan dari sampel sehingga yang terdapat
diatas meja sebar tinggal sampelnya.

5. Jalankan mesin sampai 25 ketukan selama ± 60 detik.

6. Setelah selesai ukur kembali diameter yang terjadi pada sampel setelah mesin
dijalankan.

7. Catat berapa penyebaran yang terjadi.

Ulangi tahap 2 sampai tahap 8 dengan perbandingan air yang berbeda.

Sampel dengan kadar air pada saat mulai penyebaran sampel setelah di lakukan
pengetukan adalah batas maksimal kadar air yang dibolehkan. Sebaiknya kadar air
berada di bawah batas maksimal untuk pelaksanaan pemuatan.
Kelembaban dan temperatur

Lebih baik pekerjaan dilakukan didalam suatu ruang agar sample dapat terlindungi dari
perubahan temperature, sirkulasi udara dan variasi humadity yang berlebihan. Semua tahapan
dari persiapan material hingga prosedur pengujian harus terpenuhi sesuai dengan waktu yang
dimiliki untuk memperkecil kesalahan.

Untuk mengetahui seberapa besar kandungan moisture content (kadar air / kelembaban) pada
ore yang terdapat di stockpile dapat menggunakan rumus :

Dimana :

MC = moisture content

M1 = berat sample basah

M2 = berat sample kering.

Menghitung kandungan sampel

Dimana :

M = Kandungan Moisture dalam sample analitik (%)

W1 = berat wadah kosong (gr)

W2 = berat wadah berisi sampel setelah pemanasan (gr)

W3 = berat wadah berisi sampel sebelum pemanasan (gr)

W4 = berat wadah berisi sampel setelah pemanasan (gr)

W5 = berat wadah berisi sampel sebelum pemanasan (gr)

W6 = berat wadah berisi sampel setelah pemanasan (gr)


Untukmengetahuinilai FMP (flow moisture point) dihitungmenggunakanrumus :

FMP = W2 – W1

Dimana :

FMP = flow moisture point

W1 = nilai MC no flow

W2 = nilai MCflow

Untukmenghitungnilai TML (transportable moisture limit) dihitungmenggunakanrumus :

TML = 0.9 × FMP

Anda mungkin juga menyukai