Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Yudha Prabowo

NPM :22012010367

KELAS : KEWARGANEGARAAN G172

1.(A)

Hakikat demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik berada di tangan
rakyat. Ini berarti bahwa warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan politik, baik secara langsung maupun melalui perwakilan yang mereka pilih.
Demokrasi juga melibatkan prinsip-prinsip seperti supremasi hukum, perlindungan hak asasi
manusia, kebebasan berekspresi, dan perlindungan minoritas.

Praksis demokrasi di Indonesia melibatkan penerapan konsep-konsep demokrasi dalam sistem


politik negara ini. Di Indonesia, demokrasi dijalankan melalui sistem pemerintahan yang disebut
"Demokrasi Pancasila". Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia, yang menggabungkan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan sosial, dan nilai-nilai lainnya.

Pada tingkat aturan, praksis demokrasi di Indonesia tercermin dalam Konstitusi Negara, yaitu
Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi ini menyediakan kerangka kerja untuk pembagian
kekuasaan, pengakuan hak-hak warga negara, pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan, dan
prosedur untuk pemilihan umum. Pemilihan umum di Indonesia diadakan secara berkala untuk
memilih perwakilan rakyat, seperti anggota parlemen dan presiden.

Selain itu, terdapat juga berbagai undang-undang dan peraturan lainnya yang mengatur aspek-
aspek demokrasi di Indonesia, termasuk kebebasan berekspresi, kebebasan pers, hak berserikat,
dan hak-hak politik lainnya. Ini termasuk juga adanya mekanisme hukum dan pengadilan yang
melindungi hak-hak tersebut dan memastikan bahwa aturan-aturan tersebut diterapkan dengan
adil.

Selain aturan, sumber daya manusia juga memainkan peran penting dalam praksis demokrasi di
Indonesia. Partai politik, kelompok masyarakat sipil, media, dan individu-individu yang terlibat
dalam politik memegang tanggung jawab untuk memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip
demokrasi. Ini termasuk pendidikan politik untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi
warga negara dalam pengambilan keputusan politik.

Namun, penting untuk dicatat bahwa demokrasi adalah proses yang terus berkembang dan
kompleks. Meskipun Indonesia telah melakukan kemajuan dalam mempraktikkan demokrasi,
masih ada tantangan dan isu-isu yang perlu diatasi, seperti korupsi, ketimpangan ekonomi, dan
perlindungan hak asasi manusia. Peningkatan partisipasi warga negara, transparansi,
akuntabilitas, dan ruang bagi suara minoritas adalah beberapa aspek yang terus diperjuangkan
untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.
(B)
Pada tahun 2024, Indonesia akan mengadakan Pemilihan Umum Serentak, yang mencakup
beberapa jenis pemilihan. Berikut adalah beberapa pemilihan yang biasanya diadakan dalam
Pemilihan Umum Serentak di Indonesia:

1. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden: Pemilihan ini melibatkan pemilihan kepala
negara dan kepala pemerintahan Indonesia
2. Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): Pemilihan ini untuk memilih
anggota parlemen Indonesia.
3. Pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD): Pemilihan ini untuk memilih anggota
dewan yang mewakili setiap provinsi di Indonesia.
4. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur: Pemilihan ini untuk memilih kepala
pemerintahan di tingkat provinsi.
5. Pemilihan Bupati/Wali Kota dan Wakil Bupati/Wakil Wali Kota: Pemilihan ini untuk
memilih kepala pemerintahan di tingkat kabupaten/kota.

Mekanisme pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia melibatkan beberapa lembaga utama,


antara lain:

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU): Lembaga ini bertanggung jawab untuk


menyelenggarakan pemilihan umum. KPU memiliki tugas seperti mengatur tahapan
pemilihan, mendaftarkan partai politik dan calon, mempersiapkan pemilihan di tingkat
nasional dan daerah, serta mengawasi proses penghitungan suara dan penetapan hasil
pemilihan.
2. Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu): Bawaslu memiliki peran penting dalam
memastikan keadilan dan keberlangsungan pemilihan umum. Tugas Bawaslu antara lain
adalah mengawasi proses pemilihan, menangani pelanggaran pemilihan, dan memberikan
sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi.
3. Mahkamah Konstitusi (MK): MK merupakan lembaga peradilan konstitusi yang bertugas
memeriksa sengketa hasil pemilihan umum. Jika terdapat sengketa terkait hasil
pemilihan, MK akan memutuskan dan menetapkan hasil akhir pemilihan berdasarkan
hukum yang berlaku.

2.(A)

Empat fungsi negara yang umum dianut oleh negara-negara di dunia adalah

1. Fungsi Legislasi: Negara berperan dalam membuat hukum dan peraturan untuk mengatur
kehidupan masyarakat serta melindungi hak dan kepentingan warganya.
2. Fungsi Eksekutif: Negara bertugas menjalankan kebijakan publik, menjaga ketertiban,
serta melaksanakan hukum dan peraturan yang telah ditetapkan.
3. Fungsi Yudikatif: Negara memiliki sistem peradilan yang independen untuk memastikan
keadilan dan menyelesaikan sengketa hukum antara individu atau pihak yang berbeda.
4. Fungsi Pelayanan Publik: Negara bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan.

Dalam hal memberantas korupsi, narkoba, dan mengelola lingkungan hidup, efektivitas negara
Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang bervariasi. Meskipun upaya telah dilakukan, masih
terdapat tantangan yang perlu diatasi.

Dalam pemberantasan korupsi, Indonesia telah mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi


(KPK) yang berperan dalam menyelidiki dan menuntut kasus korupsi. Namun, masih ada ruang
untuk perbaikan dalam sistem penegakan hukum dan pencegahan korupsi.

Dalam upaya memberantas narkoba, pemerintah Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang
keras terhadap peredaran narkoba, termasuk mengenakan hukuman mati bagi pelaku kejahatan
terkait narkoba. Meskipun demikian, masalah narkoba masih menjadi perhatian serius, dan
pendekatan lain yang berfokus pada rehabilitasi dan pencegahan juga penting.

Dalam pengelolaan lingkungan hidup, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk


deforestasi, polusi, dan perubahan iklim. Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca dan melindungi lingkungan alam. Namun, langkah-langkah lebih lanjut
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan lingkungan dan mengatasi tantangan
yang dihadapi.

(B)

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan:

1. Penguatan Peraturan: Menguatkan peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan alih
fungsi lahan serta pencemaran lingkungan. Hal ini meliputi pemberian sanksi yang lebih
tegas dan tegas dalam bentuk denda yang signifikan bagi perusahaan yang melanggar
hukum lingkungan.
2. Pengawasan dan Inspeksi: Meningkatkan pengawasan dan inspeksi terhadap perusahaan
yang berpotensi melakukan alih fungsi lahan atau pencemaran lingkungan. Pengawasan
yang ketat dapat membantu mendeteksi pelanggaran lebih awal dan mencegah kerusakan
lingkungan yang lebih parah.
3. Kerjasama antara Pemerintah dan Pihak Swasta: Mendorong kerjasama antara
pemerintah dan perusahaan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga
lingkungan. Melalui dialog dan kerjasama yang konstruktif, pemerintah dapat mendorong
perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab secara
lingkungan.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan dampak negatif dari alih
fungsi lahan dan pencemaran. Kampanye penyuluhan, program pendidikan, dan
partisipasi masyarakat dapat membantu mengubah sikap dan perilaku yang merugikan
lingkungan.
5. Sistem Hukum yang Efektif: Memastikan sistem peradilan yang efektif dalam menangani
pelanggaran lingkungan. Ini melibatkan peningkatan kapasitas hakim dan penegak
hukum untuk memahami masalah lingkungan, serta memastikan proses hukum yang adil
dan transparan.

3.(A)

Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik yang mendasari kebijakan luar negeri
Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga
dan mengelola wilayah laut serta pulau-pulaunya. Wawasan Nusantara menekankan bahwa laut
Indonesia memiliki eksistensi yang penting, baik dari segi kekayaan alam, sumber daya kelautan,
maupun jalur perdagangan internasional. Dalam upaya memperoleh pengakuan dunia tentang
luas wilayah laut, Indonesia telah menetapkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut (UNCLOS) sebagai dasar hukum yang mengatur hak dan kewajiban negara-negara
dalam pemanfaatan dan perlindungan laut. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah
pembentukan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan pengaturan Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI).

(B)

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut yang meluas sejauh 200 mil laut (sekitar 370
kilometer) dari garis pantai suatu negara. Wilayah ini memberikan negara tersebut hak eksklusif
untuk mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam di perairan dan dasar laut di dalamnya.
ZEE juga memberikan negara pemilik hak untuk mengawasi dan mengatur kegiatan ekonomi,
termasuk penelitian ilmiah, penangkapan ikan, dan pengeboran minyak dan gas.

Contoh dari Zona Ekonomi Eksklusif adalah ZEE Indonesia, yang merupakan salah satu yang
terbesar di dunia. Indonesia memiliki hak eksklusif atas sumber daya alam di wilayah lautnya
yang luas, termasuk perikanan, minyak dan gas, serta potensi tambang dan energi terbarukan.

Geo Stationary Orbit (GSO) adalah orbit yang berada pada ketinggian sekitar 35.786 kilometer
di atas permukaan bumi. Satelit yang ditempatkan pada orbit ini akan berotasi sejalan dengan
rotasi bumi, sehingga tetap berada di atas titik yang sama di permukaan bumi. Karena itu, satelit
di orbit GSO dapat memberikan layanan komunikasi dan pengamatan bumi yang konstan untuk
suatu wilayah tertentu.

Contoh penerapan Geo Stationary Orbit adalah satelit komunikasi yang digunakan untuk layanan
telekomunikasi seperti telepon satelit, televisi satelit, dan layanan internet satelit. Dengan tetap
berada di atas titik yang sama, satelit di orbit GSO memungkinkan pengiriman sinyal yang stabil
dan konsisten ke suatu wilayah yang luas, seperti layanan televisi satelit yang dapat dinikmati
oleh masyarakat di berbagai negara di seluruh dunia.

4.(A)

Hans J. Morgenthau adalah seorang ahli hubungan internasional yang menekankan pentingnya
kekuatan militer dan diplomasi dalam mencapai ketahanan nasional. Baginya, ketahanan
nasional terkait erat dengan keseimbangan kekuatan dan perlunya negara untuk mempertahankan
diri dari ancaman eksternal.

Herman Cline, seorang penulis dan konsultan keamanan nasional Amerika Serikat,
mengemukakan pandangan yang lebih luas tentang ketahanan nasional. Menurutnya, ketahanan
nasional tidak hanya melibatkan pertahanan militer, tetapi juga aspek ekonomi, energi, teknologi,
dan lingkungan. Cline berpendapat bahwa ketahanan nasional harus melibatkan upaya yang
komprehensif untuk mengatasi ancaman dalam semua bidang kehidupan nasional.

Lemhannas adalah Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia, dan sebagai lembaga pendidikan
dan penelitian, mereka juga memiliki pandangan tentang ketahanan nasional. Lemhannas
menekankan pentingnya koordinasi antara aspek militer, politik, ekonomi, sosial, dan budaya
dalam membangun ketahanan nasional. Mereka mengadvokasi strategi pembangunan ketahanan
nasional yang holistik dan berkelanjutan.

Secara umum, perbedaan antara pandangan Morgenthau, Cline, dan Lemhannas tentang
ketahanan nasional terletak pada fokus dan tingkat komprehensifitas pendekatan mereka.
Morgenthau lebih berfokus pada kekuatan militer dan diplomasi, sementara Cline
menggabungkan berbagai aspek kehidupan nasional. Lemhannas menekankan koordinasi dan
integrasi dari berbagai sektor untuk membangun ketahanan nasional yang holistik.

Namun, ada juga kesamaan di antara mereka, yaitu pengakuan bahwa ketahanan nasional
melibatkan berbagai dimensi dan bahwa negara harus siap menghadapi ancaman baik dari dalam
maupun luar. Kesamaan lainnya adalah pandangan bahwa ketahanan nasional harus menjadi
prioritas bagi sebuah negara agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga keutuhan dan
kedaulatannya.
(B)

Dua pendekatan dalam menjaga Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi adalah pendekatan
militer dan pendekatan non-militer

1. Pendekatan Militer: Pendekatan ini berfokus pada kekuatan militer sebagai elemen kunci
dalam menjaga Ketahanan Nasional. Ini melibatkan pengembangan dan penguatan
kemampuan pertahanan, termasuk angkatan bersenjata, pertahanan udara, pertahanan
laut, serta kemampuan untuk melawan ancaman dari luar. Pendekatan militer ini dapat
berupa pengadaan dan modernisasi peralatan militer, pelatihan personel, serta
pengembangan strategi pertahanan yang efektif.

Contoh kondisi dan gangguan yang dapat mempengaruhi kemantapan Ketahanan


Nasional dari pendekatan militer adalah ancaman militer langsung dari negara-negara
tetangga, konflik bersenjata internal, dan terorisme. Solusinya dapat melibatkan
peningkatan kerja sama dengan negara-negara mitra, pembangunan dan modernisasi
angkatan bersenjata, serta pengembangan kebijakan keamanan yang efektif.

2. Pendekatan Non-Militer: Pendekatan ini melibatkan berbagai aspek lain yang


berkontribusi pada Ketahanan Nasional, seperti ekonomi, politik, sosial, dan lingkungan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan fondasi yang kuat bagi negara dalam menghadapi
tantangan dan mengatasi gangguan yang tidak bersifat militer. Pendekatan ini melibatkan
pengembangan infrastruktur, penguatan lembaga pemerintah, peningkatan kualitas hidup
masyarakat, serta perlindungan lingkungan.

Contoh kondisi dan gangguan yang dapat mempengaruhi ketahanan nasional dari
pendekatan non-militer termasuk ketidakstabilan politik, korupsi, ketimpangan ekonomi,
krisis energi, perubahan iklim, dan bencana alam. Solusinya dapat berupa reformasi
politik dan pemerintahan, pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, investasi dalam
sumber daya manusia, kebijakan lingkungan yang bertanggung jawab, serta upaya
penanggulangan bencana yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai