Momentumnya
Jumlah umat Islam di Amerika Serikat dan Eropa semakin bertambah.
Jumat , 25 Sep 2020, 17:56 WIB
Antara/Retno Esnir
Jumlah umat Islam di Amerika Serikat dan Eropa semakin bertambah. Ilustrasi umat Islam.
Baca Juga
Hasil studi yang dirilis awal Oktober 2009 ini juga menemukan bahwa Eropa memiliki
sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total populasi benua
tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Rusia memiliki
lebih dari 20 juta Muslim, dan terbesar di Eropa. Menurut studi tersebut, Jerman
memiliki pemeluk Muslim sebanyak 4,5 juta, Prancis sebesar 3,5 juta jiwa, Inggris
sekitar dua juta orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.
Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta
orang. Bahkan, di lokasi sekitar reruntuhan World Trade Center (WTC) itu akan di
bangun sebuah Masjid. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai
700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di negara tersebut
mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam terbesar di Amerika
Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen dari total
penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di Benua Amerika.
Data yang disampaikan pihak Pew Research Center mengenai populasi Muslim di
Barat, terutama di Eropa dan Amerika Serikat itu bertolak belakang dengan
perhitungan yang biasanya dilaporkan organisasi-organisasi Muslim di kawasan-
kawasan tersebut. Muslim di Amerika Serikat, misalnya, secara umum diyakini
berjumlah lebih dari tujuh juta, sementara Prancis lebih dari enam juta.
Faktor pemicu peningkatan umat Islam yang demikian pesat itu, karena makin
muncul kesadaran bagi warga Eropa dan Amerika untuk mempelajari Islam. Setelah
serangan terhadap WTC pada11 September 2001, ketertarikan secara alamiah, telah
mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.
Menurut laporan surat kabar Times, setelah peristiwa 11 September, agama Islam
mendapatkan perhatian besar dari kalangan warga kulit putih Inggris yang
berekonomi kuat dan berpendidikan.
Peristiwa itu, bukannya membuat makin besar stigma negatif, tetapi makin
menambah jumlah anak-anak muda dan peneliti yang termotivasi untuk mempelajari
Islam. Bahkan, mereka makin tertarik dan Akhirnya memeluk Islam. Surat kabar
Times melaporkan, Islam bukanlah sesuatu yang garang seperti dituduhkan selama
ini. Islam justru menunjukkan wajah aslinya yang santun, damai, toleran, dan
menghargai setiap perbedaan.
Di Belgia, agama Islam terus menunjukkan eksistensi yang semakin kuat, walaupun
kebencian terhadap umat Islam sudah tak lagi sebatas retorika, kebijakan, atau
kecaman, melainkan mengarah pada kebencian dan Islamophobia. Di negara
berpenduduk 10 juta jiwa itu kini menjadi tempat bermukim sekitar 628.751 umat
Muslim, atau enam persen dari populasi. Jumlah pemeluk Islam yang terus
berkembang, menyebabkan perubahan secara demografi.
Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang pemeluk Kristen
Protestan dan Yahudi. Majalah terkemuka L’Express memprediksikan, bahwa dalam
20 tahun ke depan, Islam bisa menjadi agama dominan di ibu kota Brussel, Belgia.
Para sosiolog di Belgia mencatat, pada awal tahun 2000, jumlah umat Muslim di
kota itu mencapai 17 persen dari populasi.
Tapi pada 2008, menurut Oivier Servais, dari Laboratory for Prospective
Anthropology di UCL, angkanya sudah mencapai 33,5 persen dari populasi, naik
hampir dua kali lipat. Di kota ini, sebanyak 33,5 persen penduduknya atau sekitar 350
ribu orang dari 1,1 juta jiwa, memeluk Islam.
Di Swedia, jumlah pemeluk Islam juga terus bertambah. Ketika tersebarnya gambar-
gambar yang menghina Nabi Muhammad SAW, justru pada waktu yang bersamaan
ribuan penduduk Swedia masuk Islam. Sekitar 15 ribu penduduk asli Swedia
menyatakan masuk Islam setelah peristiwa pelecehan tersebut.
Mereka berusia antara 20 sampai 40 tahun. Di benua Amerika, seperti Argentina dan
Brasil juga demikian. Tudingan miring sebagai pelaku terorisme global, tak
menyurutkan warga Argentina dan Brasil untuk memeluk Islam. Mereka menyadari,
bahwa apapun agamanya, tak ada yang mengajarkan kekerasan. Individulah yang
berbuat kerusakan.
islam eropa
umat islam eropa
muslim eropa
islam di eropa
islam amerika serikat
muslim amerika serikat
umat islam amerika serikat