Anda di halaman 1dari 8

A.

Deskripsi Globalisasi Di Bidang Dakwah Agama

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena


pertukaranpandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-
aspek kebudayaan lainnya.
Secara etimologis globalisasi berasal dari kata globe (Inggris) yang berarti
dunia. Dari kata itu dikenal istilah globalisasi yang berarti proses mendunia.
Globalisasi secara harfiah adalah sebuah perubahan sosial, berupa
bertambahnya keterkaitan diantara masyarakat dan elemen-elemen yang
terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang
komunikasi dan transportasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan
ekonomi internasional.

Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa sansekerta yang berarti
tradisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingungannya.

Jadi, hakikat globalisasi di bidang keagamaan adalah Proses mendunia suatu


sistem yang mengatur tata kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan YME.

B. Faktor faktor pendorong


1. Lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan
2. Lembaga keagamaan
3. Sauran komunikasi dan telekomunikasi
4. Turisme atau wisata mancanegara

C. Deskripsi kutipan teks mengenai globalisasi di bidang agama


Merdeka.com - Umat Islam terus menjadi sasaran kecurigaan atas aksi
terorisme di dunia. Kecurigaan berkembang menjadi kebencian. Di beberapa
negara, utamanya di Eropa dan Amerika Serikat, perlakuan diskriminatif
masih dirasakan pengikut Nabi Muhammad ini.
Di Eropa, kebencian ini terekam dalam jajak pendapat yang dirilis pada April
2010 lalu. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa 54 persen dari
masyarakat Austria menganggap bahwa Islam adalah ancaman bagi gaya
hidup Barat yang damai.
Dilihat dari sisi demokrasi, kebebasan dan toleransi, sebanyak 71 persen dari
mereka berpendapat bahwa Islam tidak sesuai dengan konsep Barat tentang
demokrasi, kebebasan dan toleransi. Sementara dari sisi hidup kolektif,
sebanyak 72 persen beranggapan bahwa muslim di Austria tidak mengikuti
aturan hidup kolektif.
Di Swiss, sebanyak 57 persen menolak pembangunan menara masjid, dan di
Inggris 53 persen menganggap bahwa Islam adalah bahaya itu sendiri.
Survei lainnya menyebutkan bahwa empat dari 10 orang Perancis dan Jerman
melihat muslim yang tinggal di negara mereka sebagai ancaman. Demikian
hasil jajak pendapat yang diterbitkan oleh Surat kabar Prancis, Le Monde.
Sementara itu di Amerika Serikat, survei yang dilakukan perusahaan asal AS
Rasmussen, mendapati bahwa warga Negeri Paman Sam menilai Islam
sebagai agama yang paling menganjurkan kekerasan dibanding agama lain.
Surat kabar the Washington Times melaporkan, Selasa (13/1), sebanyak 52
persen responden dalam jajak pendapat itu mengatakan praktik agama Islam
saat ini mendorong orang berbuat kekerasan. Sedangkan 28 persen
menyatakan bukan itu masalahnya dan 20 persen sisanya abstain.
Survei melalui telepon itu juga menyatakan sebanyak 64 persen responden
berpendapat saat ini memang tengah terjadi konflik global antara peradaban
Barat dan Islam. Sebanyak 19 persen tidak setuju dan 17 persen lagi tidak
yakin.
Sekitar tiga per empat warga yang disurvei atau 75 persen responden
mengatakan para ulama harus mendorong pemahaman yang lebih
menekankan perdamaian.
Sementara itu hanya 24 persen responden meyakini tindakan penyerang
Charlie Hebdo yang membunuh 12 orang karena kartun nabi itu
mencerminkan Islam yang sebenarnya.
Sebanyak 16 persen responden juga menyatakan Taliban di Afganistan yang
membantai 130 siswa di Pakistan mewakili Islam yang sebenarnya.
Sedangkan yang menilai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
sebagai Islam yang sebenarnya hanya 27 persen responden.
Dengan kata lain, sesungguhnya jajak pendapat itu memperlihatkan sekitar
tiga per empat warga Amerika tidak paham seperti apa Islam yang
sebenarnya atau bagaimana sejarah Islam sesungguhnya. Bisa juga dikatakan,
kebanyakan orang Amerika saat ini tidak bisa menilai Islam secara objektif.
Kebencian terhadap Islam sudah muncul sejak berabad-abad lampau.
Terlepas dari latar belakang penyebab kebencian tersebut, nyatanya Islam
merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan
Amerika.
Sejak menyebarnya Islam ke Eropa pada abad ke-7 Masehi melalui Andalusia
(Spanyol) oleh pasukan Thariq bin Ziyad, panglima tentara dari Dinasti Bani
Umayyah, benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur penyebaran
dakwah dan syiar Islam.
Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu menemukan bahwa Eropa memiliki
sedikitnya 38 juta muslim atau sebesar lima persen dari total populasi benua
tersebut. Muslim di Eropa sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan
Timur. Sementara itu, Rusia memiliki lebih dari 16 juta penduduk muslim,
angka ini merupakan yang terbesar di Eropa. Sedangkan penduduk muslim di
Jerman sebanyak 4,5 juta, Prancis sebanyak 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar 2 juta
orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.
Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia,
Belanda, Swiss, Belgia, dan lainnya. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus
bertambah. Sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam
di negara Beruang Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa dari total populasi
yang mencapai 145 juta jiwa.
Sementara itu, kelompok pencari fakta asal Amerika, Pew Research Center
mendapati bahwa dalam 30 tahun terakhir, jumlah penduduk muslimin di
seluruh dunia telah meningkat pesat. Data statistik menunjukkan, pada tahun
1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini
jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu
dari empat penduduk dunia beragama Islam.
Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 46 juta Muslim berada di benua
Amerika. Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh
sekitar 2,5 juta orang. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam
mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di
negara Tango itu mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam
terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam
mencapai 16 persen dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim
terbesar di benua Amerika.
Pesatnya penyebaran Islam di Eropa dan Amerika ini muncul terutama
setelah serangan terhadap World Trade Center (WTC) pada tanggal 11
September 2001 silam. Ketertarikan secara alamiah clan rasa ingin tahu yang
mendalam telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling
kepada Islam.
Hal ini diakui oleh Imam besar Islamic Centre of New York, Shamsi Ali.
Menurutnya, perkembangan Islam di AS semakin pesat setelah kejadian
tersebut. Ali menyebut, kejadian 11 September 2001 merupakan momentum
perkembangan Islam di Amerika.
"Kesalahpahaman terhadap Islam kan sudah lama. (11/9) Itu titik balik. Saya
melihat justru itu titik baliknya, karena Islam di ekspose kan, dan Islam itu
walau diekspos secara negatif kepada orang Amerika, ternyata dengan
karakter ingin tahunya mereka, mereka mencari dan ketika mereka mencari
mereka menemukan Islam yang sesungguhnya," ujar Ali
kepada merdeka.com. Ali memaparkan, sebelum 11 September 2001,
pemeluk Islam di AS adalah imigran dan pekerja biasa yang datang dari
Indonesia atau negara-negara lain yang mayoritas penduduknya memeluk
Islam. Setelah 11 September 2001, lanjut Ali, banyak kalangan intelektual
serta profesional muda yang memutuskan untuk memeluk Islam.
"Artinya jumlahnya bertambah, kualitasnya juga semakin kokoh, semakin
kuat," ujar Ali.
Salah satu profesional muda yang pada akhirnya memutuskan untuk
memeluk Islam adalah George Green. Green sebelumnya dikenal sebagai
manajer tur artis-artis hip hop kenamaan dunia seperti Jay-Z dan Kanye
West.
Selama lima tahun Green mempelajari Islam setelah mendengar suara azan
saat bertandang ke Dubai bersama rapper ternama yang juga seorang
muslim, Akon pada tahun 2006. "Tahun 2011 saya memutuskan untuk
memeluk Islam," ucap Green kepada merdeka.com, Minggu (29/3).
Kini, Green memilih jalan hidup sebagai motivator, penulis, dan sukarelawan
di bidang kemanusiaan. Bukan hal yang aneh apabila menemui Green sedang
membagi-bagikan makanan kepada para tunawisma di jalan-jalan di kota
New York, AS atau di Melbourne, Australia lantaran Green berkomitmen
menggarap proyek-proyek amal dan kemanusiaan secara global. [siw]

D. Saluran Globalisasi
 Saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional
 Lembaga kenegaraan
 Organisasi masyarakat mengenai agama

E. Respon Masyarakat terhadap Globalisasi agama


Banyak masyarakat mengetahui ustadz yang berdakwah menyampaikan
materi mengenai kebenaran agama, mahir dalam menyampaikan dengan
metode yang dimilikinya, serta mudah mengena hati masyarakat, baik
masyarakat muslim maupun non muslim. Tak heran jika ustadz pernah
menyampaikan berdakwah kepada masyarakat non muslim, dan pada
akhirnya mereka menerimanya. Sehingga masyarakat mudah menerima dan
mengerti penyampaian yang dimaksud. Namun, dakwah yang disampaikan
oleh ustadz-ustadz belum tentu diterima dengan baik oleh masyarakat. Ada
juga masyarakat menolak dengan kasar maupun halus mengenai dakwah
yang diberikan.

F. Dampak Globalisasi di Bidang Agama


Proses globlaisasi yang berdimensi global dapat menyentuh tradisi
agama yang mempunyai kekuatan noram, nilai, dan makna yang
memberikan dasar etika bagi kehidupan masyarkat. Namun demikian,
akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula
menyebabkan terjadinya pergesaran nilai, budaya, dan agama.
Pengarauh negatif yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari
alternatif spiritual lain untuk pemaknaan makna hidupnya.

Dampak positif diantaranya:


 Menumbuhkan jaringan sosial antar satu umat beragama dengan
umat yang lain, hal ini dapat memberi peluang untuk membentuk
dialog antar umat beragama. Bentuk nyata yang bisa dilakukan
adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang
didalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi
memperbincangkan kerukunan dan perdamaian hidup dalam
masyarakat.
 Dapat mempermudah memperoleh informasi tentang pelajaran
Agama melalui media internet.
 Karena adanya internet kita dapat mendapat informasi penting
tentang pentingnya menjalankan atau beribadah sehingga kita
dapat memperkuat keimanan.
 Dapat meningkatkan pengetahuan dan karena dalam agama islam
sangat menjunjung tinggi orang yang memilki ilmu yang banyak
atau tinggi.
 Karna adanya internet sebagai media jadi dapat mempermudah
penyebaran agama karena banyaknya pengajaran pengajaran
tentang agama yang bertebaran di internet.

Dampak negatif diantaranya:


 Krisis identitas agama akibat adanya globalisasi.
 Menurunnya budi luhur umat beragama dikarenakan banyaknya
umat muslim yang juga ikut-ikutan budaya barat.
 Mempengaruhi pergeseran makna agama. Misal agama yang
dahulu dipandang sebagai sesuatu yang sakral, tetapi dengan
pengaruh globalisasi kesakralan menjadi berkurang.
 Pergeseran mengenai nilai-nilai agama juga dipengaruhi dengan
semakin banyaknya ideologi yang dipahami, globalisasi lah yang
menyebabkan persebaran ideologi-ideologi tersebut keseluruh
masyarakat. Dengan demikian terjadinya proses globalisasi juga
memberi dampak positif negatif bagi suatu agama.

Menyikapi Dampak – dampak Globalisasi di Bidang Keagamaan:


 Memanfaatkan keunggulan teknologi dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan fungsi dengan kebutuhan.
 Menambah wawasan/pengetahuan umum.
 Memperkuat keimanan terhadap Tuhan YME.
 Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak
terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk.
 Memiliki filter yang kuat guna memilih mana yang baik dan mana
yang buruk.
 Membuang sikap menganggap segala sesuatu yang berasal dari
Barat adalah hebat.

G. Pendapat saya terhadap globalisasi agama


Menurut saya globalisasi dalam bidang agama akan sangat
bermanfaat apabila kita menyikapinya dengan baik dan bermanfaat bagi
orang lain. Di sisi baiknya ialah, globalisasi di bidang agama dapat
mempercepat perubahan yang terjadi di dunia, serta mengubah
masyarakat itu sendiri. Misalnya, pada contoh berdakwah, sebaiknya
dimanfaatkan dengan baik baik masyarakat umat beragama. Sehingga
mudah untuk diterima tanpa adanya kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/eloksksmblog.wordpress.com/2015/03
/28/makalah-globalisasi-di-bidang-keagamaan/amp/

https://id.wikipedia.org/wiki/Zakir_Naik

https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pesatnya-penyebaran-islam-
di-eropa-dan-amerika.html

Anda mungkin juga menyukai