Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Islamophobia

https://id.wikipedia.org/wiki/Islamofobia
Islamofobia adalah istilah kontroversial[1] yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi
pada Islam dan Muslim.[2] Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an,[3] tetapi menjadi lebih
populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001.[4] Pada tahun 1997, Runnymede
Trust seorang Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai "rasa takut dan kebencian terhadap
Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim," dinyatakan bahwa hal tersebut juga
merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim dengan memisahkan mereka dari
kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di dalamnya juga ada persepsi
bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan budaya lain, lebih rendah
dibanding budaya barat dan lebih berupa ideologi politik yang bengis daripada berupa suatu
agama.
“Dalam arti yang lebih luas, Islamofobia juga menjadi sinonim dari 'anti-Islam', yakni segala
sikap atau tindakan yang menunjukkan ketidaksukaan terhadap agama Islam,” ungkap
peneliti dari Universitas Hamburg, Jerman, Miriam Urbrock dan Marco Claas, dalam karya
tulis “Islamophobia: Conceptual Historical Analysis.”
Islamofobia sering berhubungan dengan ketakutan yang tidak wajar akan simbol-simbol
agama, seperti kerudung (hijab) yang kerap diartikan sebagai antifeministik dan antiliberal.
Begitu pula halnya dengan kesalahan persepsi sebagian masyarakat mengenai pria yang
memelihara janggut yang sering dikait-kaitkan dengan teroris.
Sejarah Singkat Islamophobia
Islamofobia sebenarnya sudah ada sejak dimulainya dakwah Islam oleh Nabi Muhammad
SAW di Kota Makkah pada abad ketujuh silam.
Pada masa itu, permusuhan terhadap Islam justru muncul di tengah-tengah masyarakat Arab
yang notabene adalah saudara sebangsa Rasulullah sendiri. Selama periode Makkah (610-622
Masehi), Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin menghadapi ujian yang hebat dari
kelompok kafir Makkah.
Masyarakat Arab jahiliyah ketika itu melakukan perlawanan habis-habisan terhadap dakwah
risalah yang dibawakan Rasulullah SAW. Sejumlah tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal dan
Abu Lahab gencar memprovokasi orang-orang Makkah untuk melakukan tindakan kekerasan
terhadap Nabi dan para pengikutnya.
Sejumlah sahabat pun menjadi korban kekejaman musuh-musuh Islam. Sebut saja Ammar
ibn Yasir, Khabbab ibn al-Arat, dan Bilal ibn Rabah yang disiksa dengan cara yang amat
sadis oleh kaum kafir Makkah, hanya lantaran mereka teguh mempertahankan imannya.
Tidak hanya itu, Rasulullah SAW sendiri bahkan juga tak luput menjadi sasaran aksi
kebencian orang-orang kafir Quraisy pada waktu itu. Dalam beberapa riwayat disebutkan,
Nabi SAW pernah dihina, diludahi, bahkan disakiti oleh orang-orang yang memusuhi Beliau.
Namun, selama berada di Makkah, semua perlakuan itu dihadapi Rasulullah dengan penuh
kesabaran.
Setelah Nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, kaum kafir Makkah masih saja
menunjukkan sikap permusuhannya terhadap Islam. Situasi semacam itu terus berlangsung
selama beberapa tahun. Hingga akhirnya terjadi peristiwa Fathu Makkah (Pembebasan Kota
Makkah oleh kaum Muslimin) pada 8 Hijriyah/630 Masehi, barulah Islam mulai diterima
secara luas oleh masyarakat Arab.
Sepeninggalnya Rasulullah SAW, pengaruh Islam semakin berkembang hingga ke luar
Jazirah Arab. Beberapa penaklukan yang berlangsung selama pemerintahan Dinasti
Umayyah, Abbasiyah, dan Ottoman memberi kontribusi besar dalam membentuk peradaban
Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa.
Meskipun demikian, proses ekspansi di bawah dinasti-dinasti Islam itu bukannya tanpa
hambatan. Sikap kebencian dan permusuhan yang mulai tumbuh di tengah-tengah masyarakat
Barat menjadi satu tantangan tersendiri yang dihadapi kaum Muslimin selama periode
tersebut.
Awal mula munculnya Islamophobia
Islamophobia muncul karena salah paham tentang Islam akibat menyamakan perilaku
individu Muslim dengan Islam.
Islamophobia juga terkait dengan gelombang imigran Muslim pasca Perang Dunia
II.Sebagian besar negara-negara di Eropa yang hancur akibat perang “mengimpor” para
pekerja dari negara-negara yang mayoritas penduduk Muslim, seperti Aljazair, Marokko,
India, dan Turki.
Para pekerja asing ini semakin hari semakin besar jumlahnya, bahkan banyak di antara
mereka yang berkeluarga dan berketurunan di negara-negara Eropa dan beragama Islam.
Kerusuhan dan kekerasan di kalangan warga Muslim memunculkan stigma negatif terhadap
Islam yang lambat-laun berkembang menjadi ketakutan terhadap Islam (Islamophobia).
Sebab-sebab Munculnya Islamophobia
1) Faktor Eksternal, faktor yang munculnya dari luar, yaitu salah pahamnya barat dan
menyebarluaskan informasi yang kurang tepat mengenai Islam sehingga munculah opini
keliru tentang Islam.
2) Faktor Internal, faktor yang muncul dari umat Islam sendiri. Pemahaman atau kehidupan
yang tidak sesuai dengan jati diri Islam, dan ajaran Islam membuat umat Islam terlihat tidak
disiplin, terbelakang, dll.
Sehingga atas dasar inilah pembaharu mesir, Syeikh Muhammad Abduh berkata : "Al islamu
mahjubun bil muslimin". "Citra Islam tertutupi oleh umat Islam sendiri". Perilaku dan sikap
umat muslim sendirilah yang menjadikan terbelakang dan tertinggal, karena banyak dari diri
kita dan mereka yang sudah jauh meninggalkan ajaran agama, yaitu Al Qur'an dan As
Sunnah.
Berkaitan dengan sangkaan Islam agama yang teror, jahat, dll. John Louis Esposito dalam
bukunya yang berjudul The Islamic Threat : Myth or Reality? menyatakan bahwa semua
sangkaan-sangkaan tentang Islam itu tidak benar dan mitos.
Mari kita lihat kembali panduan Islam kitab suci Al-Qur'an dalam surah Al-Anbiya ayat 107,
Allah berfirman : "Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil a'alamiin". "Dan Kami tidak
mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".
Lihatlah akhlak pemandu Islam Nabi Muhammad SAW, pada saat fathu makkah
(pembebasan kota makkah), orang-orang kafir takut akan balas dendam umat islam, namun
ternyata Nabi Muhammad SAW memaafkan mereka dan bahkan menjamin keselamatannya.
Indonesia menjadi Negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, lebih dari 230 juta
jiwa, tapi pedang pasukan muslim mana yang dihunuskan di Indonesia? Begitu pun dengan
Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Timor Leste, Islam masuk dan berkembang
dengan damai.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/rizkaapriliaashari3871/5b2e667a5e137357d347e0a2/islamopho
bia?page=all
Islamophobia di negara negara di Eropa
https://muslimbuzzers.blogspot.com/2017/07/islamophobia-pengertian-latar-belakang.html
Menurut survei Pew Research Center, sentimen negatif warga Eropa terhadap muslim sangat
melonjak sepanjang tahun 2016.
Di Inggris, prosentase rasa takut/benci berlebihan terhadap Muslim atau islamophobia
di kalangan penduduk meningkat sampai 28 persen. Di Spanyol dan Italia, prosentase
masing-masing adalah 50% dan 69%. Sedangkan di Yunani, presentasinya 65%. Hungaria
tertinggi dengan angka 72%. Polandia, Perancis, Jerman, Belanda, dan Swedia menyusul
dengan laporan peningkatan yang juga terbilang tinggi.
Bentuk-bentuk Islamophobia yang terjadi di Eropa mulai dari Hate Speech (ujaran
kebecian), Hate Crime (kejahatan berlatar kencian termasuk serangan fisik kepada Muslim
dan simbol Islam), penolakan pembangunan masjid, hingga kebijakan pelarangan cadar,
jilbab, dan menara masjid oleh pemerintah di Eropa. Muncul pula gerakan "Stop Islamisasi
Eropa" yang mengindikasikan ketakutannya warga Eropa terhadap perkembangan pesat Islam
dan pesatnya pertumbuhan kaum Muslim dan masjid di Eropa.
Islamophobia diperkuat dengan kejadian-kejadian teror yang dilakukan oleh-oleh
kelompok yang mengatasnamakan Islam, termasuk pengeboman WTC di Amerika, bom
bunuh diri di Inggris, bom bunuh diri di Spanyol, pembunuhan terhadap sutradara Theo Van
Gogh di Belanda oleh seorang Muslim, pembunuhan Politikus Belanda, Pim Fortuyn oleh
seorang Belanda keturunan Maroko, dll.
Islamophobia di Indonesia
INI MATERI FIKRI SOK ISIAN NYA

Cara mengikis islamophobia


(Jurnal.ugm.ac..id)

 Analisis SWOT

Strenghts Weaknesses
 Persepsi negatif tentang Islam
 Mayoritas penduduk beragama Islam  Informasi negatif dan tertutup tentang Islam
 Atribut Islam yang membuat kelompok Islam
 Motivasi untuk bersungguh- sungguh dalam menjadi “eksklusif”atau tertutup
Islam  Beda persepsi tentang jihad dan dakwah
 Ketiadaan sosok ulama yang memberi panduan
 Kebangkitan generasi muda Islam terarah kepada umat hadapi realitas
 Penerapan aturan Islam minim
 Pemahaman masyarakat tentang Islam masih
terbatas

Opportunities Threats
 Klaim Islam sebagai agama inferior
 Pemerintahan yang cukup akomodatif  Klaim sebagai agama barbaric- kasar dan
 Lembaga penelitian yang netral kejam
 Organisasi dan Partai Islam
 Kelompok kajian Islam

 Strategi SO

1. Ormas Islam dan Pemerintah bekerjasama dalam banyak hal, sebagai mitra bukan
sebagai lawan
2. Penelitian yang mengakomodir usaha perkembangan Islam dalam kelompok social

 Strategi WO

1. Informasi yang jelas tentang Islam oleh Ormas Islam

2. Informasi yang jelas tentang hubungan Islam dengan kelompok lain


3. Penelitian oleh ilmuwan muslim yang dapat memberikan informasi pengelolaan aturan kepada
pemerintah

4. Penelitian tentang kesatuan persepsi Jihad di masa sekarang

 Strategi ST

1. Membangun dan menunjukkan citra diri Islam, terutama di level generasi muda.

2. Berperan nyata dalam membantu permasalahan sosial

 Strategi WT

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Islam dengan berbagai media

2. Mempermudah akses mempelajari Islam

3. Menularkan pengalaman dan pemahaman yang “menyenangkan” tentang Islam

4. Atribut Islam yang digunakan tidak dijadikan menjadi suatu kelompok yang eksklusif dan “keras”

5. Merumuskan makna jihad baru; jihad dalam teknologi informasi, politik, ekonomi, pendidikan dan
sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai