PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jerman merupakan suatu negara berbentuk federasi yang terletak di Eropa Barat.
Negara ini termasuk salah satu negara maju di dunia dengan kemajuan teknologi dan
ekonomi yang mapan. Dengan luas 357.021 kilometer persegi (kira-kira dua setengah kali
pulau Jawa) dan penduduk sekitar 82 juta jiwa, negara dengan 16 negara bagian ini menjadi
anggota kunci organisasi Uni Eropa, penghubung transportasi barang dan jasa antarnegara
sekawasan dan menjadi negara dengan penduduk imigran ketiga terbesar di dunia.
Secara umum, mayoritas penduduk Jerman menganut agama Kristen,baik Potestan
maupun Katholik. Kurang lebih 52 juta orang menganut agama kristiani, sekitar 4 juta orang
beragama Islam, 235.000 penganut agama Buddha dan 106.000 penganut agama Yahudi.
Islam di Jerman hanya sebagai minoritas yang menempati posisi kedua dalam urutan agama
di Jerman.
Kondisi keagamaan di negara ini begitu bebas,dan setiap penduduk bebas menentukan
dan memilih kepercayaannya. Kebebasan beragama dijamin oleh Undang-undang Dasar
Jerman pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan Die Freiheit des Glaubens, des Gewissens und die
Freiheit des religiosen und weltanschen Bekenntnisses sind unverletzlich (Kebebasan
beragama dan memiliki pandangan filosofis hidup yang tidak boleh diganggu).[1]
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi fisik di Negara Jerman?
2. bagaimana Masuknya Agama Islam di Jerman?
3. Bagaimana Perkembangan muslim di Jerman?
4. Bagaimana Nasib Muslim masa Kini di Jerman?
1
BAB I
PEMBAHASAN
(Blaschke; 2004. hal. 88) Jerman terletak di Eropa bagian tengah dan berbatasan
langsung dengan sembilan negara. Disebelah barat berbatasan
dengan Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Perancis. Disebelah selatan berbatasan
dengan Swiss dan Austria. Disebelah timur berbatasan dengan Ceko dan Polandia. Dan
disebelah utara berbatasan dengan Denmark. Wilayahnya pernah pula terpecah secara politik
sejak tanggal 7 Oktober 1949 sampai tanggal 3 Oktober 1990, sehingga bagian timur negara
ini dikuasai oleh rezim komunis dan bernama Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur,
atau Deutsche Demokratische Republik disingkat DDR).
Secara umum, topografi Jerman adalah dataran rendah di utara dan wilayah berbukit-
bukit di bagian selatan. Sungai-sungai yang mengalir cukup besar sehingga beberapa dapat
dilayari oleh kapal berukuran sedang hingga jauh ke hulu, seperti Sungai Rhein, Sungai
Elbe, Sungai Donau, Sungai Weser, dan Sungai Main.
Sebelumnya datangnya Islam, warga Jerman sudah dapat dikatakan kaum intelek.
Kebanyakan orang memiliki pendidikan yang baik, taraf hidup yang tinggi dan ruang gerak
yang cukup luas untuk mengatur kehidupan secara individual. Sejak reunifikasi, Jerman
merupakan negara yang paling padat penduduknya di Uni Eropa. Sekitar 82 juta orang
tinggal di wilayah Jerman, hampir seperlima di antaranya di bagian timur, di wilayah bekas
Jerman Timur. Namun, dampak pembelahan Jerman di bidang kemasyarakatan belum diatasi
sepenuhnya dua puluh tahun setelah terjadinya reunifikasi tersebut. Dalam rangka globalisasi,
Jerman ke arah masyarakat imigrasi modern dengan kemajemukan budaya yang terus
meningkat.
2
kemajuan dunia Islam disegani oleh bangsa- bangsa Eropa. Andalusia dijadikan pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dibawah Kekhalifahan Islam. Eropa mulai memasuki abad
pertengahan, mereka menyebutnya sebagai zaman kegelapan atau The Dark Age. Pada zaman
perang salib, peperangan terjadi antara kaum muslim dengan bangsa Eropa, terutama
Perancis, Jerman dan Inggris. Setelah perang salib berakhir, toleransi antar agama dan
kebudayaan pun berlangsung. Di saat itulah bangsa Eropa termasuk Jerman mulai mengenal
lebih jauh tentang Islam. Sastrawan nomor satu di Jerman, Wolfgang von Goethe, adalah
seorang pengagum Muhammad saw. Hubungan antara Jerman dan Islam terus berlanjut. Pada
tahun 1739, raja Friedrich Wilhelm I mendirikan sebuah masjid di kota Potsdam untuk
tentaranya yang beragama Islam, mereka disebut dengan nama pasukan Muhammadaner.
Mereka juga diberikan jaminan kebebasan beribadah. Pada Februari 1807 pasukan
Muhammadaner membantu raja Wilhelm memerangi Napoleon dari Perancis. Bersama
pasukan Jerman lainnya, mereka pun memerangi Rusia dan Polandia. Pada satu resimen
bernama Towarczy, 1220 tentara beragama Islam dan 1320 tentara lainnya beragama kristen.
Pada zaman itu, kaum muslim di Jerman selain menjadi tentara, mereka juga banyak yang
menjadi pedagang, diplomat, ilmuwan, dan penulis.
Pada saat Perang Dunia Pertama, Jerman kembali bersekutu dengan tentara muslim
dari Kekhalifahan Turki. Hal ini membuat komunitas muslim di Jerman bertambah banyak
dan makin menguatkan eksistensinya. Lembaga Muslim Jerman sudah berdiri pada tahun
1930. Antara 1933 dan 1945, tercatat lebih dari tiga ribu warga Jerman beragama Islam, dan
tiga ratus di antaranya berdarah etnis Jerman. Sayangnya, pada saat kepemimpinan Hitler dan
perang dunia kedua, umat Islam terpecah-pecah. Kebebasan beribadah terancam. Sebagian
umat Islam pergi melarikan diri ke negara Balkan. Setelah perang dunia kedua berakhir
dengan kekalahan besar yang didapatkan Jerman, hubungan antara Jerman dan umat Islam
kembali terjalin. Keberadaan Islam di Jerman meningkat pada tahun 1960-an. Akibat perang
dunia, negara Jerman hancur berantakan. Jerman membutuhkan banyak tenaga kerja. Para
pekerja berdatangan dari Italia, Turki dan Eropa Timur untuk membangun Jerman kembali.
Setelah kontrak kerja mereka selesai, para pekerja ini menolak untuk pulang ke negara
mereka, bahkan mereka mendatangkan keluarga-keluarganya untuk tinggal menetap di
Jerman. Berlin menjadi kota dengan jumlah komunitas Turki terbesar setelah Istanbul.
Meski Islam dan umatnya kerap dilecehkan dan mendapat teror di berbgai tempat,
namun cahaya kebenaran tidak pernah redup. Di Jerman, sebuah sensus menyebutkan bahwa
Islam menyebar pesat.
3
Jerman ternyata memiliki lebih banyak penduduk Muslim daripada yang diperkirakan
sebelumnya dengan hampir separuh dari mereka memiliki kewarganegaraan Jerman sehingga
dapat ikut memberikan suara dalam pemilu. Muslim di Jerman adalah minoritas terbesar di
negara tersebut dan terbesar kedua di Eropa setelah Perancis. Meskipun mereka telah
berimigrasi ke Jerman sejak 1960an. Muslim Jerman terus menderita berbagai problem
sosial, seperti pengangguran, kurangnya pendidikan dan perwakilan politik. Mayoritas umat
Muslim Jerman taat sekali dalam menjalankan ajaran agamanya namun mereka menghadapi
sejumlah penghalang dalam integrasi sosial akibat adanya aturan-aturan seperti pemisahan
laki-laki dan perempuan serta akomodasi religius di sekolah. Meskipun lebih dari separuh
Muslim yang disurvei adalah anggota sejumlah organisasi, seperti klub olahraga atau
perkumpulan orangtua, bukanlah sebuah indikasi yang cukup kuat akan adanya integrasi
sosial ketika banyak Muslim yang menjadikan sekolah-sekolah umum di Jerman sebagai
kekhawatiran utama mereka. Kurangnya akomodasi keagamaan di kelas-kelas agama dan
digabungnya siswa laki-laki dan perempuan dalam satu kelas adalah dua dari sejumlah isu
utama yang dihadapi generasi muda Muslim di Jerman. Menyerukan lebih banyak kesetaraan
hukum bagi Muslim Jerman dan penguasaan bahasa Jerman sebagai faktor-faktor utama
penjamin integrasi kaum agama minoritas. Muslim harus memiliki hak-hak yang sama karena
negara kita menjamin kebebasan beragama dan hal itu tidak terbatas pada satu sudut pandang
dunia bahwa umat Muslim harus menerima konstitusi demokratis "tanpa syarat".
4
sendiri. Satu laporan dari Lembaga Statistik Khusus umat Islam di Jerman menyebutkan
sedikitnya 18.000-an orang, namun ada dugaan menyebutkan sekitar 40.000 orang.
3. Kebebasan Beragama
(Dr. Phil. H. Zainul Fuad, M.A, 2010) Di Jerman, kebebasan beragama dijamin oleh
Undang-Undang. Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar Jerman (Grundgesetz)
menyebutkan Die Freiheit des Glaubens, des Gewissens und die Freiheit des religiösen und
weltanschaulichen Bekenntnisses sind unverletzlich. (Kebebasan beragama dan memiliki
pandangan filosofis hidup tidak boleh diganggu). Memang belakangan terdapat beberapa kasus
dimana warga Muslim mendapat diskriminasi di Jerman misalnya dalam masalah jilbab. Namun
hal ini bukanlah kasus yang fenomenal dan tidak merubah kebijakan pemerintah Jerman
terhadap umat Islam. Secara umum, masyarakat Jerman sangat menghargai kebebasan
beragama. Sebuah survey yang pernah dilakukan Stiftung Konrad Adenauer menunjukkan
bahwa dua pertiga peserta polling percaya bahwa umat Islam harus diberikan kebebasan untuk
melaksanakan ajaran agama mereka.
Organisasi-organisasi Islam di Jerman umumnya berafilisasi kepada kelompok-kelompok
kultural seperti tersebut diatas. Namun belakangan ada upaya-upaya penyatuan dengan
membuat lembaga yang berfungsi sebagai mediator dan pemersatu berbagai organisasi yang
ada.
5
sana dapat sejajar dengan penduduk Jerman lainnya. Upaya tersebut, sedikit demi sedikit
membuahkan hasil, di antaranya "Masuknya studi Islam di berbagai lembaga kajian dan
pendidikan'" di Jerman, bahkan Islam menjadi bagian dari kurikulum pendidikan bagi
kalangan Muslim di Jerman, sebagaimana digambarkan dalam beberapa tulisan bagian awal.
Pada bagian kedua, beberapa tulisan menggambarkan pro-kontra dari para petinggi Jerman
mengenai Islam dan muslim dalam konteks eksistensi, integrasi, dan kontribusi kaum Muslim
terhadap "kebangsaan dan peradaban" Jerman.
6
Schavan juga mengatakan komunitas muslim di Jerman sebaiknya memahami diri
mereka sebagai bagian dari masyarakat Jerman. Ia meminta tidak ada isolasi ataupun tuduhan
bernada diskriminasi. "Jadi, tidak akan ada isolasi, semua berjalan secara transparan," tegas
dia. Sebagai informasi, Schavan merupakan sosok dibalik perkenalan kurikulum islam di
Baden-Württemberg. Semasa menjadi menteri kebudayaam, Schavan memperbolehkan
seorang guru muslim untuk mengenakan jilbab. Langkah Schavan bukan tanpa menuai protes
dari warga Jerman. Namun, seiring perkembangan komunitas Islam di Jerman, negara
tersebut memiliki kebijakan lain tentang penanganan komunitas muslim seperti tidak
mengikuti Perancis dan Belgia yang melarang burka.
7
Respon Masyarakat Jerman: Kurikulum Agama Islam Penyebar Kebencian
Sebagaian masyarakat Jerman mengkritik kebijakan pemerintah Jerman terkait
masuknya pelajaran Agama Islam dalam kurikulum sekolah. Menurut Mereka, kebijakan ini
berefek pada penyebaran kebencian terhadap agama lain. Menanggapi kritik itu, Menteri
Pendidikan Jerman mengatakan tidak ada satupun ajaran Islam yang menganjurkan kekerasan
pada umat agama lain.. "Tidak ada satu ayat dalam Alquran yang membolehkan pelajar
menganiaya pelajar berkeyakinan berbeda," kata dia seperti dikutip rt.com, Jumat
(28/10/2011).
Kritik itu bermula saat ditemukan ada oknum guru yang mengajarkan kebencian
terhadap siswanya. "Orang Kristen gemar ke disko, minum alkohol dan berbuat zina.
Percayalah pada Alquran," demikian klaim temuan masyarakat Jerman. Kepala Dewan Islam
Jerman, Burhan Kesici menilai sebelumnya hubungan antara pemerintah dan masyarakat
Jerman dengan komunitas Muslim dilandasi kecurigaan. Mereka khawatir pemuda Muslim
berusaha untuk memberlakukan hukum syariat di Jerman, katanya.
Salah seorang tokoh Gerakan Pax Europa Citizens, Karl Schmidt, menuduh guru
Agama Islam mengajarkan kepada muridnya bahwa mereka adalah umat unggul. Ia
mengajarkan pula bahwa hukum syariah lebih tinggi daripada hukum Jerman. "Karena itu,
mereka berusaha untuk memberlakukan hukum syariat," papar dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maziere Senin menyerukan
kepada 16 negara bagian untuk memasukkan agama Islam dalam kurikulumnya di sekolah-
sekolah. Berbicara di kota Jerman selatan, Nuremberg, ia meminta pemerintah agar
menyetujui konsep agama Islam dalam kelas pada tahun depan. Beberapa negara bagian di
Jerman telah lebih dulu memasukkan agama Islam dalam kurikulumnya. Pelajaran itu
diajarkan dalam bahasa Jerman oleh guru-guru yang terlatih. Salah satu kendala utama adalah
kekurangan guru agama Islam. Ada sekitar empat juta Muslim yang tinggal di Jerman,
termasuk sekitar 2,5 juta adalah orang Turki.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada Muslim di
negerinya untuk mentaati undang-undang dan bukan hukum syariah. "Sekarang dengan jelas
bahwa di Jerman juga ada kaum Muslim. Tetapi yang terpenting adalah untuk memberikan
perhatian kepada Islam bahwa nilai yang diajarkan Islam terwakili di dalam UU Jerman,"
ujar Merkel. Merkel juga mengatakan bahwa Jerman saat ini membutuhkan seorang imam
(pemimpin) dengan pendidikan Jerman dan yang memiliki akar sosial Jerman
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam
sudah dikenal oleh bangsa Jerman sejak zaman pendudukan
Kekhalifahan Islam di Spanyol, Pada saat zaman perang salib, peperangan terjadi antara
kaum muslim dengan bangsa Eropa, terutama Perancis, Jerman dan Inggris. Setelah perang
berakhir ini lah, munculah toleransi antar agama dan kebudayaan pun berlangsung. Di saat
itulah bangsa Eropa termasuk Jerman mulai mengenal lebih jauh tentang Islam. Sastrawan
nomor satu di Jerman, Wolfgang von Goethe, adalah seorang pengagum Muhammad saw.
Hubungan antara Jerman dan Islam terus berlanjut. Bahkan dada tahun 1739, raja Friedrich
Wilhelm I mendirikan sebuah masjid di kota Potsdam untuk tentaranya yang beragama Islam,
mereka disebut dengan nama pasukan Muhammadaner. Mereka juga diberikan jaminan
kebebasan beribadah. Pada Februari 1807 pasukan Muhammadaner membantu raja Wilhelm
memerangi Napoleon dari Perancis. Bersama pasukan Jerman lainnya, mereka pun
memerangi Rusia dan Polandia. Pada satu resimen bernama Towarczy, 1220 tentara
beragama Islam dan 1320 tentara lainnya beragama kristen. Pada zaman itu, kaum muslim di
Jerman selain menjadi tentara, mereka juga banyak yang menjadi pedagang, diplomat,
ilmuwan, dan penulis.
Dan adapun sekarang sekitar 3,7 juta penduduk dari bangsa jerman menganut
agama islam, dari beberapa peristiwa itulah jerman menjadi salah satu bangsa yang sangat
berperan penting dalam perkembangan islam di eropa
B. Saran
Dengan memahami bagaimana perjalanan islam di eropa khususnya perkembangan
islam di jerman ini, diharpkan dapat memberikan suatu ilmu bagi kita, dan tentunya
membangkitkan motivasi kita untuk terus mengkaji sejarah islam yang ada di dunia ini
Demikian makalah ini kami paparkan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Jika ada kesalahan mohon di ingatkan dan
dibenarkan, sebagai perbaikan kami ke depan. Semoga apa yang tertera dalam makalah ini
dapat membawa manfaat untuk kita semua.
9
Daftar Pustaka
http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/id/masyarakat/main-content-08/ migrasi-dan-
integrasi.html
http://www.shabestan.net/id/pages/?cid=5695
http://my.opera.com/coretanku27/blog/perkembangan-islam-di-eropa
kristenpenghujat.blogspot.com/
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia
http://kumpulanhadis.blogspot.com/2013/02/perkembangan-agama-islam-di-jerman.html
10