Hal 2
Menjelang abad 19, pendidikan di wilavah mi mengalami kemajuan seiring dengan meluasnya
kekuasan bangsa Franka sampai ke Elba dan meliputi sebagian besar wilayah yang kini menjadi
wilayah Prancis. Perluasan wilayah kekuasaan bangsa Franka juga meiputi wilayah yang
sekarang merupakan Jerman bagian barat. Dengan demikian, pendidikan agama di wilayah
kekuasaan bangsa Franka mi juga semakin berkenibang Terutama setelah raja Clovis membuka
pintu kerajaannya bagi para misionaris. Tokoh misionaris yang terkenal saat itu bernama Santo
Boniface dan kawan-kawannya berhasil mengkristenkan bangsa Teutonic. Dan agama baru
inilah muncul bentuk-bentuk pelajaran agama yang ditctapkan gereja menjadi salah saW materi
wajib di sekolah-sekolah sampai sekarang, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Adapun untuk pendidikan tinggi pertama kali didirikan di kota Praha, Leipzig, dan Tubingen
pada tahun 1500. Dua tahun kemudian yatu tahun 1502 didirikan perguruan tinggi di kota
Wittenberg. Pendirian perguruan tinggi mi antara lain dilatarbelakangi oleh empat alasan:
pertaina, adanya ketakutan berlebihan terhadap berkembangnya pengetahuan sekuler dan non-
religius yang semakin meluas terutama terjadi di daerah kawasan selatanjerman. Kedna,
berkembangnya perdagangan di kawasan-kawasan pesisir Jerman, khususnya di hilir beberapa
sungai besar yang menyebabkan mayoritas desa di tempat tersebut secara bertahap menjadi pusat
kerajinan tangan dan industni kecil, sehingga membutuhkan dukungan pendidikan yang
menghasilkan lulusan terampil dan ahil. Ketzga, meningkatnya kesadaran masyarakat awam
tentang pentingnya kemampuan membaca dan menulis yang membutuhkan pendampingan dan
seorang guru. Guru yang baik diyakini hanya dapat dihasilkan dan perguruan tinggi. Keempai
berkembangnya harga diii kedaerahan yang menyebabkan kompetisi antarkotapraja dan
antarnegara dalam mendinikan sekolah dan menguasai keunggulan budaya, sehingga menjadikan
pemenintah kotapraj a tersebut berlomba-lomba memperbanyak jun-ilah sekolah dan perguruan
tinggi.
Dampak selanjutnya adalah munculnya sekolah-sekolah Latin kotapraja seining dengan
berkembangnya antusiasme terhadap pemikiran humanistik dan.pengetahuan sekuler. Sekolah-
sekolah pada masa mi tidak lagi hanya mengajarkan pendidikan agarna yang melayani
kepentingan gereja atau pendidikan hanya untuk para pendeta, namun sekolah-sekolah sudah
mulai mengajarkan literasi dan pengetahuan umum. Pemerintah
129
Hal 4
Junker lewat kontrol mereka atas angkatan perang dan birokrasi admin istratif, mampu
mempergunakan sekolah dan setiap instansi pemerintahan lamnya untuk membangun Prusia
menjadi mesin militer dan cikal-bakal kekaisaran Jerman.
Sejarah kehidupan kcagamaan, sosial, dan politik bangsa Jerman yang dinamik dan unik
tersebut, jelas sangat mempengaruhi penyelenggaraan pendidikannya. Penyelenggaraan
pendidikan di Jerman diawah dengan jenis pendidikan yang lebih berorientasi agama. Jenis
pendidikan yang dimaksud dikendalikan oleh gereja Katolik Roma yang berlangsung sejak
sebelum abad 15 M. Kemudian muncul gerakan refortnasi yang dimo tori oleh Martin Luther
pada awal abad 16 M, yang telah merombak tatanan penyelenggaraan pendidikan nienjadi lebth
dipengaruhi humanisme dan filsafat liberal. Pendidikan hasil reformasi adalah jenis pendidikan
yang mengedepankan rasio dan pengetahuan sekuler, sehingga dampaknya adalah orang bebas
mengkaji dan mengkritisi Alkitab yang dahulunya menjadi hak monopoli para pendcta gereja
Katolik Roma. Salah satu dampak perubahan mi adalah pengenalan pengajaran membaca kepada
masyarakat. Selanjutnya, negara-negara yang sudah letih bertikai akhirnya pada tahun 1555
sepakat mengakhiri konflik keagamaan dengan mengizinkan masing-masing pimpinan negara
memilih agama yang diinginkan untuk ditegakkan di negaranya masingmasing, dan mewajibkan
seluruh warga negara mengikutinya. Kesepakatan mi dik.enal dengan sebutan Perdamaian
Augsburg (Peace of Aiigburg), (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Pada bagian lain negara-negara Protestan mengambil alih tanah dan segenap sumberdaya
kepunyaan gereja Katholik Roma, termasuk sckolah-sekolah. Mayoritas sekolah di negara-
negara Protestan tersebut, khususnya sekolah untuk pelatihan pendeta, guru, dan tenaga
kependidikannya, kemudian dirombak mcnjadi bertujuan Protestan. Untuk itulah didirikan
sekolah-sekolah baru seirihg dengan berkembangnya antusiasme terhadap agama baru di negara-
ncgara tersebut. Bahkan hampir di setiap negara berkeinginan memiliki paling sedikit satu buah
universitas, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Antusiasme mercka dalam menyelenggarakan pendidikan di atas diwarnai pula semangat
mendirikan sekolah dasar dengan pengantar bahasa daerah (iernacu/ar school) di setiapparoki.
Sekolah mi mereka tujukan untuk anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. Karena semakin
133
i
banyaknya sekolah di beberapa negara, menyebibkan beberapa negara tersebut berlomba
memperkenalkan program pendidikkan bermutu. Salah satu negara bagian yaitu Bavaria
dianggap sebagai negara yang lebih maju dengan pendirian sekolah untuk mdayani kebutuhan
praktis maupun kebutuhan religius masyarakat.
Pada tahun 1716 Jerman mengikuti jejak negara-negara lain di kawasan Eropa, yaitu
melaksanakan program wajib sekolah. Program mi dicanangkan dengan cara kaisar
memerintahkan semua anak bersekolah di sekolah parokiJpatjjcbpoJ) terdekat, kecuali bila
mereka memperoleh pendidikkan dengan cara lain. Perlakuan khusus mi diberikan sebagai
alternatif dalam rangka menghormati golongan kaya yang menerima pendidikkan privat di
rumah atau kelas-kelas kecil sampai anak-anak mereka slap memasuki Gyiznasiam. Bahkan pada
tahun 1763 kaisar Fredetick Agung berupaya meningkatkan mum pengajaran sekolah yang
berbahasa daerah dengan cara memperbalki jenis mata pelajaran yang diajarkan dan penggunaan
metode baru dalam pengajaran. Sekolah berbahasa daerah yang dimaksud adalah sekolah-
sekolah paroki (patish schools) di bawah control dan tunjangan gereja. Nainun sejak
Lutheranisme menjadi agama resmi dijerman, gereja Lutheran atau Protestan menjadi gereja
negara, dan pendeta gereja menjadi waldi pemerintah. Seluruh desa sudah memeluk Protestan
sehingga pemerintah tidak lagi membedakan sekolah paroki dengan sekolah desa. Pekerjaan
gereja sebaga.i cabang negara adalah memberikan pengajaran berbahasa daerah dan kualitas
sekolah ditentukan oleh minat gereja, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Pada tahun 1787 pemerinrah mulai khawatir karena gereja tidak lagi giat dalam urusan
pendidikan. Pemerintah kemudian mendirikan %ebuah badan khusus dalam pemerintah sipil
yang mengurusi pendidikan yaitu komisi tinggi untuk sekolah (Oberscbulkollegium). Kebijakan
pemerintah tersebut ditujukan untuk menempatkan sekolah-sekolah di bawah pengawasan sipil.
Kemudian dengan naik tahtanya Fredeack William II menjadi kaisar, pengawasan sekolah
dikendalikan lagi oleh greja. Kaisar baru mi mengangkat para pendeta tiuggi masuk di komisi
tinggi untuk sekolah (Obersthulkolleirn) yang tugasnya mengurus sekolah. Kontrol gereja
berlanjut meskipun hukum perdata Prusia tahun 1794, A4gemeincs L,and,rcht yang terkenal,
jelas-jelas menyatakan bahwa negara berada di atas gereja untuk urusan pendidikan. Negara
gagal memegang
131
hal 5
Pot,tPernIidikan DiNeara-NegaraErrpa
control bukan hanya kareria doininasi gere;a yang sudah lama mentradisi, Namun terutama
karena pemerintah kerajaan tidak melakukan upaya apapun untuk menyediakan tunjangan
keuangan. Dengan demikian, pengajaran berbahasa daerah tetap melayani tujuan religius, dan
kualitas pengajaran berbeda-becla tergantung pada rninat, kemampuan, dan sumberdaya pastor
setempat.
Disamping sekolah dasar yang. dikendalikan oleh gereja, sekolah menengah juga memiliki
hubungan erat dengan gereja dan mewajibkan kepada siswanya mengikuti pelajaran agama,
termasuk juga universitas yang rnelayani tujuan gereja. Salah satu bentuk pelayanan universitas
kepada gereja adalah berupa menghasi]kan lulusannya yang siap menjadi calon penjabat tetap di
gereja dan mengabdi untuk kemajuan gereja, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Potret di atas sebagaimana diccritakan sejak awal aclalah sejarah Jerman yang mengalami
dinamika historis amat panjang. Dengan berbekal sejarahnya yang unik dan dinamik
tersebut,Jerman tergugah semangatnya untuk membangun sistem penclidikannya menjadi salah
satu yang terbaik di dunia. Para cendekiawan di Jerman menghendaki pentingnya persenjataan
din secara spiritual dan kultural. Rakyat Jerman digambarkan sebagai bangsa yang khas, Urvolk,
yang ditakdirkan untuk membangun kebudayaan dan kekaisaran baru guna menggantikan
kebudayaan dan kekaisaran Roma kuno, dan akhirnya menguasai dunia.
Salah satu cendekiawan Jerman adalah Fichte yang inenyebarkan spirit dan ajaran nasionalisme
Jerman secara khusus. Ceramahnya yang disampaikan di depan mahasiswaAkademi Sains di
Berlin tentang panggilan kepada rakyat Jerman (adresses to the German people), telah
menggugah semangaat baangsa Jerman untuk maju. Berkat sumbangan ide pemikiran dan
konsep dan para cendekiawan, bangsa Jerman memperoleh konsep kesatuan nasional, (IN.Thut
and Don Adams, 2005). Konsep kesatuan nasional tersebut kemudian dengan mantap
diimplementasikan oleh golongan penguasa dalam membangkitkan patriotisme rakyat dan
menyebabkan terkenalnya bangsa Jerman.
Kemajuan pendidikan di Jerman sudah tampak nyata ketika kekaisaran Frederick William HI.
Meskipun tanpa pembiyaan resmi, banyak inovasi pendidikan bermunculan. Beberapa inovasi
pendidikan secara dramatis dipenlihatkan dalam rangka memajukan pendidikan demi
terwujudnya derajat sosial dan moral bangsa. Salah satu bentuk inovasi
Hal 6
Pada abad 19 pengelolaan pendidikan semakin meningkat. Sebuah komisi kerajaan dibentuk
untuk menangani pendidikan. Saat itu telab banyak tersedia sekolah, meskipun mutunya masih
jauh dan yang diharapkan. Wajib belajar dihentikan ketika anak sudah cukup umur untuk
bekerja. Anak-anak perempuan diajar secara terpisah yang biasanya mencnima lebih sedikit
pelajaran. Kcahlian kejuruan dasar pada bcberapa kornunitas industni dapat dipelajari di sekolah
swasta. Angka bebas buta huruf meningkat. Sekolah Garnisun diperkenalkan yang member
Pendidikan Kornparatf Dacar-Dasar Teo,i Perbandingan Pewkdikan Antar Bangsa
kesen-ipatan wajib militer bagi siswa agar memiliki kecakapan membaca dan menulis untuk
menjadi scorang prajurit handal. Sekolah dasar dan sekolah menengah dijerman memiliki ciri
khas yang berbeda-beda sesuai dengan watak pendirinya. Misalnya beberapa sekolah didirikan
oleh gereja, kotapraja, serikat peker;a, asosiasi dagang, atau bahkan oleh perseorangan yang
bebas menclinikan dan menjalankan sekolah.
Schuiko1legium memusatkan perhatian pada sekolah dasar dan sekoiah menengah. Sekolah dasar
dan sekolah menengah tersebut diarahkan oleh Schuikollegium untuk dapat menjalankan tugas
dan fungsinya menurut standarisasi pengajaran. Schulko/legium juga mengawasi mutu guru.
Guru dipersyaratkan memiliki ijazah dan Schidkollegium. Schulko/legiurn bertanggung jawab
terhaclap pelatihan guru Sekolah Dasar. Scbulko/kgiurn juga menetapkan progam studi yang
harus dipelajari calon-calon guru di universitas. SchuIkollegium menyelenggarakan ujian ijazah.
Pemerintah mengokohkan Ob:rschidkollgiun yang semula hanya berupa badan atau kornisi yang
mengurusi pendidikan kemudian agar lebih efektif tugas dan fungsinya diubah oleh raja menjadi
sebuah kementenian pendidikan. Kementenian pcndidikan yang ada bernama kementerian
Agama, Pendidikan, dan Kesehatan Masyarakat. Pada kementerian tersebut dibentuk beberapa
devisi dalam urusan pendidikan. Masing-masing divisi bertugas mengurus urusan pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Urusan pendidikan tersebut selain diurusi
oleh kementenian Agama, Pendidikan, dan Kesehatan Masyarakat, juga diurusi pula oleh
Kementerian Dalam Negeri, sehingga secara tegas urusan pendidikan diurus oleh dua
kementerian, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Hal 7
Keterangan:
Sekolah di Prusia sekitar tahun 1850: a. Volksschulen, b.
Lehrerseminaren, c. Mittelschuleri, Gcwerbschulen atau Fachchulcn, e.
Realschulen, f. Vorschulen, g. Technischc Hochschulen, h.
Progyrnnasien, I, Gymnasien, j. Abitus atau Reifeprugung.
Dewasa mi pendidikan di Jerman secara umum menjadi tanggung awab Bundeslnder (negara).
Pcngelolaan sistirn pendidikan di Jerman ditentukan oleh negara, sedangkan pemerintah fedcral
hanya memegang peran kecil yaitu keuangan. Pcndidikan di Jcrman dimulai dan Taman Kanak-
Kanak (Kizdergarten Education,) atau Vorsciwlklassen yang sifatnya sukarela. Secara opsional
Kindergarten disediakan untuk anak-anak yang berumur antara 4 sarnpai 6 tahun. Kindergarten
berisi kcgiatan yang berkenaan dengan pcrsiapan untuk masuk ke Sckolah Dasar Grundschu14.
Grundsthule tersebut diikuti anak-anak usia 6 atau 7 sarnpai 11 atau 12 tahun. Anak-anak usia mi
wajib bersekolah dengan status scbagai anak
kcwarganegaraan Jerman, atau kewargancgaraan asing tctapi bertempat tinggal di jerman, atau
pun juga anak yang tak merniliki berkewargancgaraan tetapi bertempat tinggal di Jerman.
_____________________________________- 139
Hal 8
mediate Schooi Hauptsc/m/e adalah sekolah lanjutan yang paling sedikit pelaaran akademiknya
(the least academi), lebih mirip dengan l/olksschule (termasuk jenis sekolah dasar yang
ditingkatkan sampai kelas 9) tanpa melalui ujian yang disebut Mittlere R4/. Realschnle sampai
kelas 10 yang diakhiri dengan ujian Mittlere R4/ (Rsalchulabschiuss). Gynrnasinm adalah
sekolah lanjutan yang mengajarkan akademik dan tata bahasa (Grammar School) sampai kelas
12 atau 13 dengan dilthiri ujian yang disebut Abi/iir. Sekolah mi mempersiapkan lulusannya
untuk masuk ke universitas (qwa/ifrmn g jr university). Gesarntschule adalah sekolah lanjutan
yang bersifat komprehensif comprehensive school,). Intermediate School adalah sekola ii
komprehensif yang menawa.rkan kelas remedial dan reguler fregular and remedial classes), dan
tidak mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki pergu.ruan tnggi.
Negara-negara yang ada di bagian timur antara lain Saxonj, SaxonyAnhalt, dan Thurin,gia
memiliki aneka sekolah beragam yaitu Hauptschule dan Realsthjile sampai dengan
Sekandarsch,i/e, Mitte/sc/,ule dan Re,gelschuk. Sedangkan Gjmnasium ada di semua negara
bagian Jerman sehingga mereka mempunyainya. Gesarntschule ada di semua negara kecuali
Saxony. Negara Berlin dan Hambur,g hanya mempunyai dua jenis sekolah: seko/ah komprehensf
dan G,ymnasium.
Perbedaan pendidikan antarnegara bagian di Jerman tidak hanya menyangkut jenisnya akan
tetapi juga model pengelolaan dan kurikulum yang dimilikinya termasuk pada pilihan mata
peajaran yang diajarkan sekolah kepada siswanya juga berbeda satu negara dengan negara
lainnya. Hal mi tentu sangat menyulitkan orang tua dalam menyekolahkan anaknya ketika
mereka harus berpindab dan sau negara ke negar lainaya.
Bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan lanjutan untuk semua jenis sekolah, maka
tne.reka dapat mernulai kant profesionalnya dengan masuk ke sekolah kejuruan yang
bemama Berufsschule (vocational school). Sekolah kejuruan (Beriifssthi1le) umumnya
mewajibkan siswanya untuk hadir magang (apprenticeshzp). Sedangkan pada han lain mereka
dibolchkan be:erja di perusahaan. Hal mi dilakukan untuk mendorong siswa menguasai
pengetahuan teoni dan praktek (knowle4ge of fheoij, and practice,).
Sedangkan khusus bagi anak-anak yang berkebutuhan khsusus, pemerintah Jerman menyediakan
sekolah bagi mereka. Sekolah untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut bernama
Frderscliule atau Sonderschule. Ada tiga jenis sekolah khusus di Jerman yaitu:
1. Sonderschg/e fr Lerabebinderte - sekolah khusus yang melayani anak-anak yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar
2. Schu/e mit dem Frdersc/werpunkt Geisixge Entwicklung - sekolah khusus yang melayani
anak-anak yang mengalami banyak kesulitan
Hal 9
sangat berat terutama anak-anak yang mengalarni tuna fisik seperti cacat dan sebagainya.
3. Frderscbule Schwerpunkt emotionale soiak tidak d Entwicklnng - sekolah khusus yang
melayani anak-anak yang mempunyai kebutuhan emosional khusus atau tuna mental.
Adapun hagi penduduk dewasa yang ingin bersekolah tetapi tidak bisa mengikuti pela1aran di
Realschule sehingga dapat menyelesaikannya sampai dengan mengikuti ujian dengan nama
Rta/schidabsch/uss atauAbitir, rnaka mereka itu dapat memilih mengikuci sekolah di
Abend&ymnasium atau Abendrea/schuk yang merupakan sekolah malam usai mereka bekerja.
Sekolah mi memang diperunrukkan bagi orang dewasa yang setiap han beker;a sehingga hampir
tidak ada kesempatan dan waktu untuk hadi.r di sekolah pada siang han.
Untuk masuk pendidikan yang lebih tinggi, para siswa diwajibkan mengikuti ujian Abitr,
meskipun siswa yang memiliki ijazah diploma
143
dan sekolah kejuruan boleh juga masuk melanjutkan ke )en)ang di atasnya. Sistem khusus
diperuntukk-an kepada siswa magang yang disebut Diia/e Aiisbildiiig dibolehkan mengikuti
latiban kejuruan di perusahaan serta melanjutkan pendidikannya di sekolah. Meski Jerman
mempunyai sejarah pengelolaan sistein pendidikan yang kuat, namun penilaianpenilaian terbaru
kepada siswa memperlihatkan suatu kelemahan dalam hal-hal tertentu. Dan hasil survey lembaga
internasional, OECD Pro,grainme for I!Iterna!iona/ Student Assessment (PISA,.) tahun 2006,
menunjukkan bahwa Jerman menempati rangking ke-21 dad 43 negaranegara yang disurvey
dalam hal kemampuan siswa membaca, serta rangking ke-20 dalarn hal kemampuan rnatematjka
dan IPA, (htp:// en.wikipedia.org/viJj, download 29 Januari 2010).
Tampilan-1 4
Contoh Sekolah Elit Bemarna Schule Schloss Salem
Secara umum, sekolah-sekolah di Jerman hanya menyelenggarakan penclidikan lima had per
minggu. Had Senin sampai Jumat para siswa masuk sekolah, sedangkan had Sabtu dan Minggu
mereka belajar di rumah bersama orang tua atau teman sebaya dalam rangka mengerjakan tugas-
tugas sekolah dan belajar pendalaman. Khusus sekolah-sekolah
Sekolah mi adalah sosok sekolah cit paling bergengsi di Jerman, yang hanya melayani anak-anak
orang kaya. (http://en.wilcipedjaorg/Jd download 29 Januari 2010)
Hal 10
hal 11
Pengenalan pendidikan dengan dua bahasa (bill nguaI education) pada beberapa mata
pelajaran.
Percobaan pembelajaran dengan gaya mengajar guru yang berbeda (djrent sijies of teaching,).
Pemasangan di semua sekolah berupa jaringan akses computer dan internet (computers and
Internet access).
Penyusunan visi dan misi sekolah beserta tujuan pengajaran yang selalu dievaluasi secara
periodik.
Pengurangan lama sekolah Gymnasium dan kelas 13 menjadi kelas 12 yang kemudian
dilakukan ujian Abitur serta pengenalan jam sore (fulldqy) sebagaimana sudah banyak terjacli di
Negara-negara barat.
Pada jenjang pendidikan tinggi, sejak berakhirnya Perang Dunia kedua telah banyak pemuda
yang memasuki universitas (Fachhochschuk) hingga lebih dan tiga kali lipat banyaknya. Tetapi
animo petnuda belajar ke universitas tersebut masih kurang dibanding dengan yang terjadi di
banyak negara Eropa lainnya. Hal mi antara lain disebabkan karena adanya sistim pendidikan
ganda (the dual education ystem), yaitu sistem pendidikan yang menekankan pentingnya magang
(apprenticeships) yaitu belajar sambil bekerja, dan juga karena melimpahnya pekerjaan yang
memenlukan tenaga kerja lulusan sarjana di banyak negara asing atau kebutuhan tenaga kenja
dalam negeri yang hanya menenima lulusan sarjana. Banyaknya lulusan perguruan tinggi di
Jerman sangat bervariasi antarnegara bagian, yang paling banyak atau tinggi adalah di Berlin
sedangkan yang paling sedikit atau rendah adalah di Sclileswig-Holstein.
Dahulu universitas dijerman menjadi bagian dati sistim pendidikan negeri dengan pembayaran
gratis, yang berarti bahwa hanya ada sedikit universitas dan perguruan tinggi,yang berstatus
swasta. Struktur organisasinya dikelola sebagaimana basil reformasi universitas olch Wilhelm
von Humboldt yang dilakukan sejak awal abad ke 19. Sebelumnya pengelolaan perguruan tinggi
banyak dikritik oleh sebagian orang termasuk oleh mantan rektor Stanford University yang
dilahirkan di Jerman bernama Gerhard Casper. Menurutnya focus perguruan tinggi lebih banyak
pada pendidikan dan kurang pada riset. Peerguruan tinggi di Jerman kurang bebas dan intervensi
negara. Namun perkembangan dewasa mi banyak universitas di Jerman yang berkembang inaju.
147 148
Hal 12
I3crikut mi ditampilkan rangking 200 universitas top dunia rnenurut pcnilaian versi THE,Q.S
Wor/d University Rankin,gs. Ada 6 (enam) universitas tcrkenal di jerman yang masuk ke dalam
200 bcsar tersebut, sebagai berikut (http://en.wikipedia.org/wild, download 6 Februari 2010).
Tampilan-18
Enam Universitas Terbaik di Jerman
Yang Masuk Ranking 200 Top Duma (Tahun 2004-2009)
Keterangan NR = no rankin,g
149
150
Men Tahu 2004
200 20
Nasna Univeraitas urut n ( 2009 2009
4 05
2006 2007 2008
clinical University of
Munith(Ta8niscb
UniversitiJ Miuen)
University of 10
95 82 67 78 55
Heidc1brsg(RapresKath- 5
47 58 60 57 57
Unwersitit HdidelberX) 45
FreeUniversityof Berlin
(Thie UniversihI.tBeWin)
137
University of 17
NR 149 146 ____ 94
Munich(Llidu4jMaximi1i 2
__
anJ
U,,iversjfiJi Mane/xe)
University of 99 55 98 65 93
Frdburg(AIbeti-Li/xig
Universitit Freiburi)
N
Humboldt University of NR NR 144 147
R
Berlin(Humbo/di
11
Urnversifcie ZU Bee/in) 125 105 126 139
2