Anda di halaman 1dari 12

A.

Potret pendidikan di jerman


Secara historis bangsa jerman memiliki sejarah amat panjang dan unik dengan kehidupan
masyarakatnya yang unik pula. Kehidupan bangsa jerman dimulai dari kehidupan yang
masih sangat primitif, kemudian berkembang menjadi Negara-negara kecil dibawah
pengaruh kerajaan romawi sampai tahun 1806. Setelah itu jerman berada dalam
kekuasaan napoleon sampai awal abad 19 dan berlamjut memjadi Negara prusia yaitu
tahun 1971 1918, republik weinmar 1919 1933, era Nazi (1933 - 1945). Kemudian
setelah kalah dalam perang dunia kedua jerman terpecah menjadi dua Negara yaitu jeman
barat dan jerman timur (1945 - 1989). Keduanya baru dapat bersatu setelah
dirobohkannya tembok pembatas yang memisahkan keduanya yang dekenal sebagai
Tembok Berlin . Oleh karenya sejak tahun 1989 sampai sekarang jerman bnersatu
menjadi Negara federal denagn nama Republic Federal Jerman, (Wikipedia, 2010).
Menurut IN. Thut and Don Adams (2005), seharah adanya bangsa jerman dimulai dari
adanya beberapa komunits yang hidup dalam beberapa kelompok tinggal di wilayah utara
yang terhubung dengan perbatasan terluar yaitu Colonge, Mainz, Augsburg , dan Wina.
Wilayah lain adalah wilayah luar perbatasan yang didiami oleh suku primitif Teutonic,
yakni kehidupan tanpa pengaturan sosial atau perangkat tradisi budaya. Clovis, raja
bangsa Fraka dan kepala dinasti Merovigian, berhasil menyatukan bagian-bagina penting
suku bangsa ini dan meletakk an dasar dasar kekaisaran yang kelak diperintah oleh
Charlemagne.
Sebelum abad 15, para penguasa Negara Negara kecil diwilayah tersebut jumlahnya
tidak banyak . namun mereka kurang memmperhatikan kebutuhan sosial dan kurtural
warganya. Mereka menerapkan sistem feodalisme sebagai dasar pola organisai
kemasyarakatan. Mereka menjalankan secar keras dan pengendalian politik secar ketat.
Bahkan terkadang mereka menggunakan kekuatan militer untuk mengendalikan
kekuasaan. Akibatnya, praktek otoriterisme berlangsung dinegara tersebut, dan konflik
antar Negara bertetanggan tak tehindarakan. Caplok mencaplok wilayah adalah suatu hal
biasa dilakukan antar mereka. (IN. Thut and Don Adams, 2005).
Masa pemulaan tersebut, gereja katolik roma telah melakukan banyak mendirikan
sekolah di pusat pusat masyarakat, sehingga penyebaran pendidikan di wilayah ini
semakin berkembang dan mencapai puncaknay pada tahun 1500. Kelompok masyarakat
bergaman yang tersebar berusaha mengelola biara. Namun karena pendidikan
pendidikan gereja hanya saat itu hanya untuk para pendeta, maka pendidikan masyarakat
dari golongan rakyat biasa jadi terabaikan . akses pendidikan bermutu tidak diperoleh
anak anak dari golongan rakyat biasa. Pendidikan rakyat biasa hanya diurus seadanya
oleh rakyat secara swadaya. Adapun sekolah sekolah untuk para pendeta dekelola
senagan manajemen lebih baik dibawah pengawasan langsung gereja. Oelh karena itu
terdapat kesenjangan pendidikan antara yang deselngarakan gereja denganyang
deselengarakan masyarakat.

Hal 2

Potret Pendidik.an Di Negara-Neara Erupa

Menjelang abad 19, pendidikan di wilavah mi mengalami kemajuan seiring dengan meluasnya
kekuasan bangsa Franka sampai ke Elba dan meliputi sebagian besar wilayah yang kini menjadi
wilayah Prancis. Perluasan wilayah kekuasaan bangsa Franka juga meiputi wilayah yang
sekarang merupakan Jerman bagian barat. Dengan demikian, pendidikan agama di wilayah
kekuasaan bangsa Franka mi juga semakin berkenibang Terutama setelah raja Clovis membuka
pintu kerajaannya bagi para misionaris. Tokoh misionaris yang terkenal saat itu bernama Santo
Boniface dan kawan-kawannya berhasil mengkristenkan bangsa Teutonic. Dan agama baru
inilah muncul bentuk-bentuk pelajaran agama yang ditctapkan gereja menjadi salah saW materi
wajib di sekolah-sekolah sampai sekarang, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Adapun untuk pendidikan tinggi pertama kali didirikan di kota Praha, Leipzig, dan Tubingen
pada tahun 1500. Dua tahun kemudian yatu tahun 1502 didirikan perguruan tinggi di kota
Wittenberg. Pendirian perguruan tinggi mi antara lain dilatarbelakangi oleh empat alasan:
pertaina, adanya ketakutan berlebihan terhadap berkembangnya pengetahuan sekuler dan non-
religius yang semakin meluas terutama terjadi di daerah kawasan selatanjerman. Kedna,
berkembangnya perdagangan di kawasan-kawasan pesisir Jerman, khususnya di hilir beberapa
sungai besar yang menyebabkan mayoritas desa di tempat tersebut secara bertahap menjadi pusat
kerajinan tangan dan industni kecil, sehingga membutuhkan dukungan pendidikan yang
menghasilkan lulusan terampil dan ahil. Ketzga, meningkatnya kesadaran masyarakat awam
tentang pentingnya kemampuan membaca dan menulis yang membutuhkan pendampingan dan
seorang guru. Guru yang baik diyakini hanya dapat dihasilkan dan perguruan tinggi. Keempai
berkembangnya harga diii kedaerahan yang menyebabkan kompetisi antarkotapraja dan
antarnegara dalam mendinikan sekolah dan menguasai keunggulan budaya, sehingga menjadikan
pemenintah kotapraj a tersebut berlomba-lomba memperbanyak jun-ilah sekolah dan perguruan
tinggi.
Dampak selanjutnya adalah munculnya sekolah-sekolah Latin kotapraja seining dengan
berkembangnya antusiasme terhadap pemikiran humanistik dan.pengetahuan sekuler. Sekolah-
sekolah pada masa mi tidak lagi hanya mengajarkan pendidikan agarna yang melayani
kepentingan gereja atau pendidikan hanya untuk para pendeta, namun sekolah-sekolah sudah
mulai mengajarkan literasi dan pengetahuan umum. Pemerintah
129

Pe#didlka,, Kornparatf Dasar-Dasar Teori PethanuJiiga,r PeijjjjfjkanA,,tar Basa


Kotapraja amat mendukung penyajian pendidikan di sekolah berupa pemberian pelajanan
/ogik.a, aritmatika, dangransarika, yaitu pelajaran yang lebib dikenal dengan bidang studi
Yunani dan Latin kiasik. Pads saat itu muncul sekolah menengah yang dikenal sebagai
Gjmnasium. Perkembangan benikutnya Gjrnnasium inilah yang menjadi saW model standar
sekolah menengah yang benlangsung selama benabad-abad sampai sekarang di Jerman.
Dan sisi sosio-reiigius dan sosio-politil Jenman abad 15 - 19 mengalami dinarniJa unik, dimana
kehidupan keagamaan, sosial, dan politik Jerman berjalan seiring dengan aneka pemberontakan
paham keagamaan yang climotonj Martin Luther, serta dinamika penjajahan oleh Napoleon, dan
bangkitnya ukra-nasionaljsme yang dipimpin oleh Otto Von Bismarck sampai Frederick Hitler.
Pemberontakan Martin Luther bermula dan kajian para sarjana terhadap ajaran kitab dan tafsir-
tafsir yang dibuat gereja yang berujung pads keraguan ajaran geneja tersebut. Berabad-abad
lamanya pejabat tinggi gereja memonopoli ketat tafsir atas sumber ajaran Kristen, sementara itu
kajian humanisme semakin merebak di kalangan pars sarjana. Akibatnya, berbagai gerakan
pembaharuan muncul, seperti gerakan protes paham keagamaan yang bernama EJ7alde,r (terjadi
di ltalia dan Swiss), Uyc/ dan LDlhlrd (Inggnis), Albze#s (Perancis dan Spanyol), dan Hussitte
(Bohemia). Gerakan pembaharuan di Jennan dirnulai awal abad 19 M oleh Martin Luther.
Iklim politik kegamaan yang sudah bergejolak kemudian berubah menjadi konflik sengit antara
golongan uinat beragama, meayebabkan ketidakhanmonisan relasi antar kelompok pa!am
kegaman, ortodoktradisional dengan paham baru, seining dengan berkembangannya pcmikiran
kaum humanisme. Martin Luther memimpin gerakan pembaharuan dengan melawan pemikiran
paham ortodok-tradisional. Perhatian yang tinggi terhadap ajaran penjanjian baru versi bahasa
Yunani telah mcyakinkan Martin Luther bahwa wakil-wakil gereja Roma sudah mulai menuntut
otonitas dan kekuasaan yang tidak dianugrahkan oleh Tuhan kepada mereka. Sikap mi mendapat
dukungan masyarakat yang benmukim di wilayah utara pegunungan Alpen. Mereka merasa
pajak dan biaya-biaya lain yang dituntut oknum-oknum gereja sudah ketenlaluan. Selain itu,
banyak pangeran dan raja tersinggung karena camp urtangan pejabat tinggi gereja dalam urusan
politik. Oleh sebab
Hal 3

Pott1 Pendidikan DiNeara.Ngara Eropa


itu, tahun 1517 ketika Luther mencela aktivitas Johann Tetzel, seorang biarawan Dominic, yang
menawarkan pengampunan dosa dengan menuntut dana yang tinggi menyebabkan masyarakat
mendukung gerakan Martin Luther, termasuk sejumlah pangeran Jerman dan warga terkeniuka
lainnya juga mendukungnya. Puncaknya, tetjadi pemutusan sepenuhnya hubungan sipil dan
gereja dengan otoritas gereja Katolik Roma tak terelakkan lagi. Gereja ala Martin Luther
dibentuk di banyak negara menggantikan gereja Katolik Roma. Masa transisi mi semua asset
berupa tanah, dana, bangunan, dan sekolah berpindah tangan ke pemilik baru (IN.Thut and Don
Adams, 2005).
Dinamika lain dalam sajarah kehidupan bangsa Jerman adalah dinamika politik yang dipengaruhi
sedikit banyak oleh konflik paham keagamaan. Konflik politik berlangsung dengan diawali
invasi militer, penjarahan, dan upaya perusakan yang memporak-porandakan mayoritas
kehidupan masyarakat jerman yang berlangsung selama 30 tahun, yakni tahun 1618 - 1648.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh tentara-tentara bayaran yang sebagian diizinkan untuk
menjarah dan merampok sebagai bayarannya. Akibat konflik antamegara menyebabkan beberapa
negara kecil di Jerman tidak mampu bertahan hidup, dan 300 negara hanya tinggai 40 yang
tersisa dapat bertahan sampai masa kekaisaran. Sebaliknya beberapa negara besar justru semakin
luas kekuasaannya dengan mencaplok negara-negara kedil. Dua diantara negara-negara besar
tersebut adalah Austria dan Prusia. Kedua negara in.i selalu bersaing, sampai akhir tahun 1800
tidak ada yang sanggup mencapai supremasi untuk mempersatukan seluruh rakyat Jerman di
bawah satu otoritas kekuasaan.
Kondisi bangsa Jerman yang masih terdiri dan beberapa negara dengan kekuatan sporadis, telah
memudahkan gerakan penakiukan militer Napoleon terhadap Jerman. Penakiukan Napoleon atas
Jerman dimulai dan keberhasilan pasukannya merebut negara-ngara Jenman yang tcrpecah
belah satu demi satu dengan kecepatan luar biasa. Pada 1806, Napoleon mengkonsolidasikan
dacrah-daerah taklukannya dengan menemparkan scjumlah negara selatan dan utara dalam
sebuah penscnikatan terbatas bernama Konfederasi Rhine onftderation of the Rhine). Melalui
cara mi Napoleon dapat mendorong terwujudnya koordinasi antarnegara dalam konfederasi
untuk membantu menciptakan sentimcn persatuan. Bahkan persenikatan mi mampu membuka
pikiran

Pendidikan Kompararif Dasar-Dasar Teon Perbandgan PiidikanAutarBangsa


di kalangan intelektual dan kelas menengah Jerman yang sedang berkembang terhadap doktnin
politik dan (safat liberal yang sudah diterima luas di Perancis semasa Revolusi. Gagasan politik
dan filsafat liberal Perancis mi semakin mengakar di k.ngan masyarakat Jerman dan tumbuh
menjadi gerakan kokoh yang mcapai puncaknya dengan revolusi Jerman yang kandas pada 1848,
QN.Thut and Don Adams, 2005).
Selain dikalahkan oleh Napoleon dan Perancis, kekalahan besar juga dialami olehJerman setelah
negara irii bentbah menjadi negara besar di bawah kekuasaan pemenintahan Frederick Agung
(Frederick the Great) kemudian terpuruk oleh kelemahan internalaya. Ketika Prusia menjadi
negara besar, sistem pemenintahan sipil dija1aan dengan baik sehingga menjadi sangat maju,
perekonomian menjadi makmur, lembaga budaya berkem.bang pesat, dan personil tentaranya teli
men jadi salah satu mesin militer terkuat di Eropa.
Namun demikian, setelah Frederick Agung tidak lagi berkuasa yang selanjutnya digantikan oleh
para penggantinya, terjadi penambahan jumhh pejabat pemenntahan menjadikan pejat
pemenintahan tnenjadi semakin tambun, personil tentaranya tidik lagi berada di medan
perterapuran akan tetapi lebih terbiasa dengan lapangan parade dan upacara. Akibatnya, aturan-
aturan keras dalain Perjanjian Tilsit (Freay of Tilsit) memukul harga din rakyat Prusia begitu
dalam sehingga secara tak langsung menggugah kesadaran rakyat dan membantu metupersatukan
mereka dalam upaya besar-besaran untuk membangun kembali Prusia. Kekompakan rakyat.
Prusia dan kesuksesan yang cemerlang tersebut ternyata dimanfaatkan olch para pemimpin
Jerman, mulai dan Otto Von Bismarck sampai AdoI Hitlet Kedua tokoh mi tehh mengajak rakyat
Jerman untuk melakan pengorbanan pnibadi secara ekstnim demi mewujudkan kejayaan
bangsaJerman, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Misalnya ketika Otto Von Bismarck muiimemimpin pemenintahan pada tahun 1867, ia mulai
dengan gerakannya yang mengubah Prusia menjadi sebuah negara militer. Otto Von Bismarck
memenintah dengan mengabaikan dewan legislatif. Justru dengan ii, sejanab mencatat bahwa
anggaran belanja itu akhirnya disetujui meskipun sebelumnya tidak disetujui oleh dewan
legislatif dan Otto Von Bismarck malahan dianugerabi kehormatan tertinggi. Dan sinilah,raja
yang didukung kaum

Hal 4

Poiret Pendidikan DiNegara-Ngara Eevpa

Pendidikan Komparatf Dasar-Dasar Teo,i Perbandinan PendiAanAntarBangsa

Junker lewat kontrol mereka atas angkatan perang dan birokrasi admin istratif, mampu
mempergunakan sekolah dan setiap instansi pemerintahan lamnya untuk membangun Prusia
menjadi mesin militer dan cikal-bakal kekaisaran Jerman.
Sejarah kehidupan kcagamaan, sosial, dan politik bangsa Jerman yang dinamik dan unik
tersebut, jelas sangat mempengaruhi penyelenggaraan pendidikannya. Penyelenggaraan
pendidikan di Jerman diawah dengan jenis pendidikan yang lebih berorientasi agama. Jenis
pendidikan yang dimaksud dikendalikan oleh gereja Katolik Roma yang berlangsung sejak
sebelum abad 15 M. Kemudian muncul gerakan refortnasi yang dimo tori oleh Martin Luther
pada awal abad 16 M, yang telah merombak tatanan penyelenggaraan pendidikan nienjadi lebth
dipengaruhi humanisme dan filsafat liberal. Pendidikan hasil reformasi adalah jenis pendidikan
yang mengedepankan rasio dan pengetahuan sekuler, sehingga dampaknya adalah orang bebas
mengkaji dan mengkritisi Alkitab yang dahulunya menjadi hak monopoli para pendcta gereja
Katolik Roma. Salah satu dampak perubahan mi adalah pengenalan pengajaran membaca kepada
masyarakat. Selanjutnya, negara-negara yang sudah letih bertikai akhirnya pada tahun 1555
sepakat mengakhiri konflik keagamaan dengan mengizinkan masing-masing pimpinan negara
memilih agama yang diinginkan untuk ditegakkan di negaranya masingmasing, dan mewajibkan
seluruh warga negara mengikutinya. Kesepakatan mi dik.enal dengan sebutan Perdamaian
Augsburg (Peace of Aiigburg), (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Pada bagian lain negara-negara Protestan mengambil alih tanah dan segenap sumberdaya
kepunyaan gereja Katholik Roma, termasuk sckolah-sekolah. Mayoritas sekolah di negara-
negara Protestan tersebut, khususnya sekolah untuk pelatihan pendeta, guru, dan tenaga
kependidikannya, kemudian dirombak mcnjadi bertujuan Protestan. Untuk itulah didirikan
sekolah-sekolah baru seirihg dengan berkembangnya antusiasme terhadap agama baru di negara-
ncgara tersebut. Bahkan hampir di setiap negara berkeinginan memiliki paling sedikit satu buah
universitas, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Antusiasme mercka dalam menyelenggarakan pendidikan di atas diwarnai pula semangat
mendirikan sekolah dasar dengan pengantar bahasa daerah (iernacu/ar school) di setiapparoki.
Sekolah mi mereka tujukan untuk anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. Karena semakin
133

i
banyaknya sekolah di beberapa negara, menyebibkan beberapa negara tersebut berlomba
memperkenalkan program pendidikkan bermutu. Salah satu negara bagian yaitu Bavaria
dianggap sebagai negara yang lebih maju dengan pendirian sekolah untuk mdayani kebutuhan
praktis maupun kebutuhan religius masyarakat.
Pada tahun 1716 Jerman mengikuti jejak negara-negara lain di kawasan Eropa, yaitu
melaksanakan program wajib sekolah. Program mi dicanangkan dengan cara kaisar
memerintahkan semua anak bersekolah di sekolah parokiJpatjjcbpoJ) terdekat, kecuali bila
mereka memperoleh pendidikkan dengan cara lain. Perlakuan khusus mi diberikan sebagai
alternatif dalam rangka menghormati golongan kaya yang menerima pendidikkan privat di
rumah atau kelas-kelas kecil sampai anak-anak mereka slap memasuki Gyiznasiam. Bahkan pada
tahun 1763 kaisar Fredetick Agung berupaya meningkatkan mum pengajaran sekolah yang
berbahasa daerah dengan cara memperbalki jenis mata pelajaran yang diajarkan dan penggunaan
metode baru dalam pengajaran. Sekolah berbahasa daerah yang dimaksud adalah sekolah-
sekolah paroki (patish schools) di bawah control dan tunjangan gereja. Nainun sejak
Lutheranisme menjadi agama resmi dijerman, gereja Lutheran atau Protestan menjadi gereja
negara, dan pendeta gereja menjadi waldi pemerintah. Seluruh desa sudah memeluk Protestan
sehingga pemerintah tidak lagi membedakan sekolah paroki dengan sekolah desa. Pekerjaan
gereja sebaga.i cabang negara adalah memberikan pengajaran berbahasa daerah dan kualitas
sekolah ditentukan oleh minat gereja, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Pada tahun 1787 pemerinrah mulai khawatir karena gereja tidak lagi giat dalam urusan
pendidikan. Pemerintah kemudian mendirikan %ebuah badan khusus dalam pemerintah sipil
yang mengurusi pendidikan yaitu komisi tinggi untuk sekolah (Oberscbulkollegium). Kebijakan
pemerintah tersebut ditujukan untuk menempatkan sekolah-sekolah di bawah pengawasan sipil.
Kemudian dengan naik tahtanya Fredeack William II menjadi kaisar, pengawasan sekolah
dikendalikan lagi oleh greja. Kaisar baru mi mengangkat para pendeta tiuggi masuk di komisi
tinggi untuk sekolah (Obersthulkolleirn) yang tugasnya mengurus sekolah. Kontrol gereja
berlanjut meskipun hukum perdata Prusia tahun 1794, A4gemeincs L,and,rcht yang terkenal,
jelas-jelas menyatakan bahwa negara berada di atas gereja untuk urusan pendidikan. Negara
gagal memegang
131

hal 5

Pot,tPernIidikan DiNeara-NegaraErrpa
control bukan hanya kareria doininasi gere;a yang sudah lama mentradisi, Namun terutama
karena pemerintah kerajaan tidak melakukan upaya apapun untuk menyediakan tunjangan
keuangan. Dengan demikian, pengajaran berbahasa daerah tetap melayani tujuan religius, dan
kualitas pengajaran berbeda-becla tergantung pada rninat, kemampuan, dan sumberdaya pastor
setempat.
Disamping sekolah dasar yang. dikendalikan oleh gereja, sekolah menengah juga memiliki
hubungan erat dengan gereja dan mewajibkan kepada siswanya mengikuti pelajaran agama,
termasuk juga universitas yang rnelayani tujuan gereja. Salah satu bentuk pelayanan universitas
kepada gereja adalah berupa menghasi]kan lulusannya yang siap menjadi calon penjabat tetap di
gereja dan mengabdi untuk kemajuan gereja, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Potret di atas sebagaimana diccritakan sejak awal aclalah sejarah Jerman yang mengalami
dinamika historis amat panjang. Dengan berbekal sejarahnya yang unik dan dinamik
tersebut,Jerman tergugah semangatnya untuk membangun sistem penclidikannya menjadi salah
satu yang terbaik di dunia. Para cendekiawan di Jerman menghendaki pentingnya persenjataan
din secara spiritual dan kultural. Rakyat Jerman digambarkan sebagai bangsa yang khas, Urvolk,
yang ditakdirkan untuk membangun kebudayaan dan kekaisaran baru guna menggantikan
kebudayaan dan kekaisaran Roma kuno, dan akhirnya menguasai dunia.
Salah satu cendekiawan Jerman adalah Fichte yang inenyebarkan spirit dan ajaran nasionalisme
Jerman secara khusus. Ceramahnya yang disampaikan di depan mahasiswaAkademi Sains di
Berlin tentang panggilan kepada rakyat Jerman (adresses to the German people), telah
menggugah semangaat baangsa Jerman untuk maju. Berkat sumbangan ide pemikiran dan
konsep dan para cendekiawan, bangsa Jerman memperoleh konsep kesatuan nasional, (IN.Thut
and Don Adams, 2005). Konsep kesatuan nasional tersebut kemudian dengan mantap
diimplementasikan oleh golongan penguasa dalam membangkitkan patriotisme rakyat dan
menyebabkan terkenalnya bangsa Jerman.
Kemajuan pendidikan di Jerman sudah tampak nyata ketika kekaisaran Frederick William HI.
Meskipun tanpa pembiyaan resmi, banyak inovasi pendidikan bermunculan. Beberapa inovasi
pendidikan secara dramatis dipenlihatkan dalam rangka memajukan pendidikan demi
terwujudnya derajat sosial dan moral bangsa. Salah satu bentuk inovasi

Pendidik.afi Kotiiparat[ Dasar-Dajar Teon Perbandjan Pend.idika#AuIarBa,gsa


tersebut adalah adanya gerakan yang diprakarsai Francke, Basedo dan Sa]zmann dengan inovasi
metode pembelajaran dan perbaikan kunikuluni Masing-masing termotivasj dengan latar
belakang religius untuk men ngkatkan derajat masyarakat dan mendirikan sekolah yang menjadi
kemajuan penting, nielebthi sekolah paroki biasa atau sekolah desa dalam hal metode
pembelajaran dan kurikulum. SekoLth-sekolah dikendalikan oleh pemerintahan sipil, diperkokoh
dengan sistem administrasi dan staf pelaksana.
Johann Hennich Pestalozzi adalah salah satu pakar pendidikan berkebangsaan Swis yang
mengembangkan teoni bahwa pendidikan hendaknya mementinghn hal-hal yang bersifat induktif
dan pengalaman indrawi dan siswa. Tugas guru dalam pembelajaran adalah tenlebih dahulu
harus menentukan pengalaman indrawi manakah yang paling baik untuk siswa? Bagaimana
urutan cara penyampaian pengajarannya? Karena dianggap sangat inovatif tnenyangkur
kunikulum dan metodologi pembelaja.ran, maka teori Pestalozzi mi kenuidian diaposi oleh
pemeiintah Jerman dan diterapkan dalarn praktek pendidikan di Jerman. Sainpaisampai para ahli
menyebutkan bahwa sekolah-sekolah di Jerman pada tahun 1848 sudah berkembang sedeniikian
pesat.
Sebelurn tahun 1806, langkah signifikan yang dibuat raja guna menguasai kontrol pendidikan
adalah dengan mendinikan Obersehul kollelum (badan pengurus sekolah menengah) dan
membuat peraturan AI1,gemeines Landrechi tentang hak negara dalam urusan pendidikan.
Dengan menggunakan hukum perdata sebagai wewenangnya, raja memerintahkan komunitas
daerah atau Gemeinden untuk membiayai sekolah-sekolah mereka dengan membayar pajak,
wajib bersekolah diteaphn, dan otonitas sekolah daerah dipenintahkan memberikan gaji yang
layak bagi garu. Oleh karenanya, path akhir abad 18 pemenintah kerajaan semakin mendukurig
aktivitas pedidikan yang dilakukan geneja. Begitu juga Universitas didinikan dan dijalankan
berdasarkan piagam kerajaan. Beberapa sekolah dan univenitas menerima bantuan keuangan dad
kas kerajaan. Bahkan raja dan beberapa kerabat kerajaan membantu mendirikan dan inengelola
sekolah menengah. Beberapa ahli yang berprestasi mendapat apresiasi.
Misalnya Francke dan rekan-rekannya yang telah melakukan eksperimentasi pengembangan
sains, mendapat pujian dan dukungan dan raja. Apresiasi juga dibenikan kepada karya Hecker di
Berlin, karya

Hal 6

PoiretPendidikan Di Negara-Negara firopa


tersebut menjadi embrio berditinya Rea/schulen (sekolah menengah). Realscbukn kemudian
membuka kesempatan bagi remaja jerman untuk belajar menjadi pemimpin dengan cara
menempuh pendidikan teknik dan ilmu pengetahuan, (IN.Thut and Don Adams, 2005). Dalam
arti sekolah menengah di sana membuka kesempatar kepada peserta didiknya untuk belajar
aneka macam teknik dan ilmu pengetahuan agar menjadi sosok yang cerdas, terampil, dan
berbudi luhur yang dapat mengantarkan mereka di kemudian han menjadi sosok pemirupin
masyarakat.

Pada abad 19 pengelolaan pendidikan semakin meningkat. Sebuah komisi kerajaan dibentuk
untuk menangani pendidikan. Saat itu telab banyak tersedia sekolah, meskipun mutunya masih
jauh dan yang diharapkan. Wajib belajar dihentikan ketika anak sudah cukup umur untuk
bekerja. Anak-anak perempuan diajar secara terpisah yang biasanya mencnima lebih sedikit
pelajaran. Kcahlian kejuruan dasar pada bcberapa kornunitas industni dapat dipelajari di sekolah
swasta. Angka bebas buta huruf meningkat. Sekolah Garnisun diperkenalkan yang member
Pendidikan Kornparatf Dacar-Dasar Teo,i Perbandingan Pewkdikan Antar Bangsa
kesen-ipatan wajib militer bagi siswa agar memiliki kecakapan membaca dan menulis untuk
menjadi scorang prajurit handal. Sekolah dasar dan sekolah menengah dijerman memiliki ciri
khas yang berbeda-beda sesuai dengan watak pendirinya. Misalnya beberapa sekolah didirikan
oleh gereja, kotapraja, serikat peker;a, asosiasi dagang, atau bahkan oleh perseorangan yang
bebas menclinikan dan menjalankan sekolah.
Schuiko1legium memusatkan perhatian pada sekolah dasar dan sekoiah menengah. Sekolah dasar
dan sekolah menengah tersebut diarahkan oleh Schuikollegium untuk dapat menjalankan tugas
dan fungsinya menurut standarisasi pengajaran. Schulko/legium juga mengawasi mutu guru.
Guru dipersyaratkan memiliki ijazah dan Schidkollegium. Schulko/legiurn bertanggung jawab
terhaclap pelatihan guru Sekolah Dasar. Scbulko/kgiurn juga menetapkan progam studi yang
harus dipelajari calon-calon guru di universitas. SchuIkollegium menyelenggarakan ujian ijazah.
Pemerintah mengokohkan Ob:rschidkollgiun yang semula hanya berupa badan atau kornisi yang
mengurusi pendidikan kemudian agar lebih efektif tugas dan fungsinya diubah oleh raja menjadi
sebuah kementenian pendidikan. Kementenian pcndidikan yang ada bernama kementerian
Agama, Pendidikan, dan Kesehatan Masyarakat. Pada kementerian tersebut dibentuk beberapa
devisi dalam urusan pendidikan. Masing-masing divisi bertugas mengurus urusan pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Urusan pendidikan tersebut selain diurusi
oleh kementenian Agama, Pendidikan, dan Kesehatan Masyarakat, juga diurusi pula oleh
Kementerian Dalam Negeri, sehingga secara tegas urusan pendidikan diurus oleh dua
kementerian, (IN.Thut and Don Adams, 2005).

Hal 7

Keterangan:
Sekolah di Prusia sekitar tahun 1850: a. Volksschulen, b.
Lehrerseminaren, c. Mittelschuleri, Gcwerbschulen atau Fachchulcn, e.
Realschulen, f. Vorschulen, g. Technischc Hochschulen, h.
Progyrnnasien, I, Gymnasien, j. Abitus atau Reifeprugung.
Dewasa mi pendidikan di Jerman secara umum menjadi tanggung awab Bundeslnder (negara).
Pcngelolaan sistirn pendidikan di Jerman ditentukan oleh negara, sedangkan pemerintah fedcral
hanya memegang peran kecil yaitu keuangan. Pcndidikan di Jcrman dimulai dan Taman Kanak-
Kanak (Kizdergarten Education,) atau Vorsciwlklassen yang sifatnya sukarela. Secara opsional
Kindergarten disediakan untuk anak-anak yang berumur antara 4 sarnpai 6 tahun. Kindergarten
berisi kcgiatan yang berkenaan dengan pcrsiapan untuk masuk ke Sckolah Dasar Grundschu14.
Grundsthule tersebut diikuti anak-anak usia 6 atau 7 sarnpai 11 atau 12 tahun. Anak-anak usia mi
wajib bersekolah dengan status scbagai anak
kcwarganegaraan Jerman, atau kewargancgaraan asing tctapi bertempat tinggal di jerman, atau
pun juga anak yang tak merniliki berkewargancgaraan tetapi bertempat tinggal di Jerman.
_____________________________________- 139

Pendidikan Kornparat[ Dasar-Dasar Teo,i Pethandiizan PendidikanAntarBangsa


Beberapa pertimbangan orang tua memasukkan anaknya ke Grundschu/.e adalah dewasa mi
adalah:
Sekolah negeri (state school). Sekolah liii bebas biaya pendidikan. Mayoritas siswa di Jerman
memilih sekolah di negeri. Sekolahsekolah negen yang bedara di daerah perkotaan lebih bermutu
dibanding dengan sekolah-sekolah negeri yang berada di daerah pedesaan atau kawasan miskin.
yang kelas menengah dan keluargakeluarga kehs kaum burub pindah dan bidang-bidang yang
kelas bawah.
Sekolah alternatif lain yang dipilih adalah: Waldorf School (pada tahun 2007 jumlahnya ada
206), Montesson method school (berjuinlah 272), Freie Alternativschule/ Free Alternative
Schools (berjumlah 65), Protestant School (bequmlah 63) atau Catholic school (ada 114), serta
parochial schools yang dikelola langsung oleh gereja untuk calon pastur/ pendeta.
Dewasa mi ada 16 negara bagian dijerman. Masing-masing memiliki tanggung jawab dalam
bidang pendidikan. Panlemen negara federal dan pemerrntahan negara federal dapat
mempengaruhi sistim pendidikan melalui bantuan keuangan kepada negara bagian. Oleh karena
itu, ada aneka ragam sistem persekolahan di masing-masing negata bagian. Kliusus sekolah dasar
(Grundschule) dewasa mi di banyak negara bagian berlangsung Selma empat tahun, sedangan di
Berlin dan Brandenburg tetap selama 6 tahun.
Sekolah lanjutan ditempuh anak selama 4 tahun yang diikuti oleh anak-anak usia 12 sampai 16
tahun kemudian dilanjutkan sekolah kejuruan 3 tahun atau sekolah persiapan ke universitas 3
tahun. Pendidikan selama sepuluh tahun pertama, semua siswa menghadiri skolah dan usia 6
sampai 16 tahun. Sistem pendidikan bervariasi di Republik federal Jerman karena masing-
masing Bundesfl nder (negara) merniliki kebijakan pendidikan sendiri-sendin. Pemenintah pusat
berperan aktif dan mengemban tanggung jawab bidang keuangan, termasuk biaya
- untuk mengurus scminaji guru.
Setelah lulus usai menepuh Grundschuk, siswa dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan
(secondary education). Ada beberapa pilihan untuk masuk ke sekolah lanjutan yang meliputi
litna jenis, yaitu: (1) Hauptschule, (2) Realschuk, (3) Gjmnasium, (4) Gesamtscbule, dan (5)
Inter
140

Hal 8

mediate Schooi Hauptsc/m/e adalah sekolah lanjutan yang paling sedikit pelaaran akademiknya
(the least academi), lebih mirip dengan l/olksschule (termasuk jenis sekolah dasar yang
ditingkatkan sampai kelas 9) tanpa melalui ujian yang disebut Mittlere R4/. Realschnle sampai
kelas 10 yang diakhiri dengan ujian Mittlere R4/ (Rsalchulabschiuss). Gynrnasinm adalah
sekolah lanjutan yang mengajarkan akademik dan tata bahasa (Grammar School) sampai kelas
12 atau 13 dengan dilthiri ujian yang disebut Abi/iir. Sekolah mi mempersiapkan lulusannya
untuk masuk ke universitas (qwa/ifrmn g jr university). Gesarntschule adalah sekolah lanjutan
yang bersifat komprehensif comprehensive school,). Intermediate School adalah sekola ii
komprehensif yang menawa.rkan kelas remedial dan reguler fregular and remedial classes), dan
tidak mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki pergu.ruan tnggi.
Negara-negara yang ada di bagian timur antara lain Saxonj, SaxonyAnhalt, dan Thurin,gia
memiliki aneka sekolah beragam yaitu Hauptschule dan Realsthjile sampai dengan
Sekandarsch,i/e, Mitte/sc/,ule dan Re,gelschuk. Sedangkan Gjmnasium ada di semua negara
bagian Jerman sehingga mereka mempunyainya. Gesarntschule ada di semua negara kecuali
Saxony. Negara Berlin dan Hambur,g hanya mempunyai dua jenis sekolah: seko/ah komprehensf
dan G,ymnasium.
Perbedaan pendidikan antarnegara bagian di Jerman tidak hanya menyangkut jenisnya akan
tetapi juga model pengelolaan dan kurikulum yang dimilikinya termasuk pada pilihan mata
peajaran yang diajarkan sekolah kepada siswanya juga berbeda satu negara dengan negara
lainnya. Hal mi tentu sangat menyulitkan orang tua dalam menyekolahkan anaknya ketika
mereka harus berpindab dan sau negara ke negar lainaya.

Bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan lanjutan untuk semua jenis sekolah, maka
tne.reka dapat mernulai kant profesionalnya dengan masuk ke sekolah kejuruan yang
bemama Berufsschule (vocational school). Sekolah kejuruan (Beriifssthi1le) umumnya
mewajibkan siswanya untuk hadir magang (apprenticeshzp). Sedangkan pada han lain mereka
dibolchkan be:erja di perusahaan. Hal mi dilakukan untuk mendorong siswa menguasai
pengetahuan teoni dan praktek (knowle4ge of fheoij, and practice,).
Sedangkan khusus bagi anak-anak yang berkebutuhan khsusus, pemerintah Jerman menyediakan
sekolah bagi mereka. Sekolah untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut bernama
Frderscliule atau Sonderschule. Ada tiga jenis sekolah khusus di Jerman yaitu:
1. Sonderschg/e fr Lerabebinderte - sekolah khusus yang melayani anak-anak yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar
2. Schu/e mit dem Frdersc/werpunkt Geisixge Entwicklung - sekolah khusus yang melayani
anak-anak yang mengalami banyak kesulitan

Hal 9

sangat berat terutama anak-anak yang mengalarni tuna fisik seperti cacat dan sebagainya.
3. Frderscbule Schwerpunkt emotionale soiak tidak d Entwicklnng - sekolah khusus yang
melayani anak-anak yang mempunyai kebutuhan emosional khusus atau tuna mental.
Adapun hagi penduduk dewasa yang ingin bersekolah tetapi tidak bisa mengikuti pela1aran di
Realschule sehingga dapat menyelesaikannya sampai dengan mengikuti ujian dengan nama
Rta/schidabsch/uss atauAbitir, rnaka mereka itu dapat memilih mengikuci sekolah di
Abend&ymnasium atau Abendrea/schuk yang merupakan sekolah malam usai mereka bekerja.
Sekolah mi memang diperunrukkan bagi orang dewasa yang setiap han beker;a sehingga hampir
tidak ada kesempatan dan waktu untuk hadi.r di sekolah pada siang han.
Untuk masuk pendidikan yang lebih tinggi, para siswa diwajibkan mengikuti ujian Abitr,
meskipun siswa yang memiliki ijazah diploma

143

dan sekolah kejuruan boleh juga masuk melanjutkan ke )en)ang di atasnya. Sistem khusus
diperuntukk-an kepada siswa magang yang disebut Diia/e Aiisbildiiig dibolehkan mengikuti
latiban kejuruan di perusahaan serta melanjutkan pendidikannya di sekolah. Meski Jerman
mempunyai sejarah pengelolaan sistein pendidikan yang kuat, namun penilaianpenilaian terbaru
kepada siswa memperlihatkan suatu kelemahan dalam hal-hal tertentu. Dan hasil survey lembaga
internasional, OECD Pro,grainme for I!Iterna!iona/ Student Assessment (PISA,.) tahun 2006,
menunjukkan bahwa Jerman menempati rangking ke-21 dad 43 negaranegara yang disurvey
dalam hal kemampuan siswa membaca, serta rangking ke-20 dalarn hal kemampuan rnatematjka
dan IPA, (htp:// en.wikipedia.org/viJj, download 29 Januari 2010).
Tampilan-1 4
Contoh Sekolah Elit Bemarna Schule Schloss Salem

Secara umum, sekolah-sekolah di Jerman hanya menyelenggarakan penclidikan lima had per
minggu. Had Senin sampai Jumat para siswa masuk sekolah, sedangkan had Sabtu dan Minggu
mereka belajar di rumah bersama orang tua atau teman sebaya dalam rangka mengerjakan tugas-
tugas sekolah dan belajar pendalaman. Khusus sekolah-sekolah

Sekolah mi adalah sosok sekolah cit paling bergengsi di Jerman, yang hanya melayani anak-anak
orang kaya. (http://en.wilcipedjaorg/Jd download 29 Januari 2010)

Hal 10

sekolah lanjutan adalah mata pelajaran budayi (tiwncakup


etika, seni, musik, bahasa nasional dan bahasa asing), III11LI alam
(astronomi, kimia, fisika, dan biologi), ilmu soslal (scjarali, ekonomi,
geografi), matematika, pendidikan jasmani, dan juga agatna Berikut mi
akan ditampilkan jadwal pelajaran 5elarna satu minggu di sckolah lanjutan
(http://cii.wikipcdia.org/wiki, download 29 Januari 2010)
l)cwasa mi sedang dan telah dilakukan upaya pembangunan pendidikan oleh kementerian
pendidikan (Kuliusministeriurn) Jerman. Perkembangan mutakhi.r pembangunan dilakukan
setelah terjadi debat publik tentang nilai internasional Jerman basil penilaian lembaga asing
yang bernama OECD dengan program PISA Programme for International Student AssessmenI.).
Hasil penilaian tahun 2006 tersebut menyebutkan nilai internasional siswa di Jerman yang
tergolong kurang menggembirakan, sebagaimana telah paparkan di muka. Beberapa diskusi
diantara mereka terkait dengan bagaimana cara mengembangkansekolahsekolah di Jerman.
Hasil diskusi meteka menemukan beberapa tawaran
jntLp:f , en.wucipecua.Org/ wuu, uowrnoau L j anuari LU I
yang menjadi trend baru dalatn pengembangan sekolah di Jerman.
Contoh lain dapat dicermati paparan jadwal pelajaran selama satu Menurut sumber Wikipedia
(http://en.wikipedia.org/wiki, down mingg untuk sekolah lanjutan di Saxon School di Delitzsch
kelas 10 load 29 Januari 2010) disebutkan ada beberapa trend baru dalam
sebagai berikut. pengembangan sekolah, yaitu:
Establishing federal standards on quality of teaching,
More practical orientation in teacher training,
Transfer of some responsibility from the Ministry of Education to local school.
Sejak tahun 1990-an ada sedikit perubahan yang sedang
dipraktekkan di beberapa sekolah di Jerman, yaitu:

hal 11

Pengenalan pendidikan dengan dua bahasa (bill nguaI education) pada beberapa mata
pelajaran.
Percobaan pembelajaran dengan gaya mengajar guru yang berbeda (djrent sijies of teaching,).
Pemasangan di semua sekolah berupa jaringan akses computer dan internet (computers and
Internet access).
Penyusunan visi dan misi sekolah beserta tujuan pengajaran yang selalu dievaluasi secara
periodik.
Pengurangan lama sekolah Gymnasium dan kelas 13 menjadi kelas 12 yang kemudian
dilakukan ujian Abitur serta pengenalan jam sore (fulldqy) sebagaimana sudah banyak terjacli di
Negara-negara barat.
Pada jenjang pendidikan tinggi, sejak berakhirnya Perang Dunia kedua telah banyak pemuda
yang memasuki universitas (Fachhochschuk) hingga lebih dan tiga kali lipat banyaknya. Tetapi
animo petnuda belajar ke universitas tersebut masih kurang dibanding dengan yang terjadi di
banyak negara Eropa lainnya. Hal mi antara lain disebabkan karena adanya sistim pendidikan
ganda (the dual education ystem), yaitu sistem pendidikan yang menekankan pentingnya magang
(apprenticeships) yaitu belajar sambil bekerja, dan juga karena melimpahnya pekerjaan yang
memenlukan tenaga kerja lulusan sarjana di banyak negara asing atau kebutuhan tenaga kenja
dalam negeri yang hanya menenima lulusan sarjana. Banyaknya lulusan perguruan tinggi di
Jerman sangat bervariasi antarnegara bagian, yang paling banyak atau tinggi adalah di Berlin
sedangkan yang paling sedikit atau rendah adalah di Sclileswig-Holstein.
Dahulu universitas dijerman menjadi bagian dati sistim pendidikan negeri dengan pembayaran
gratis, yang berarti bahwa hanya ada sedikit universitas dan perguruan tinggi,yang berstatus
swasta. Struktur organisasinya dikelola sebagaimana basil reformasi universitas olch Wilhelm
von Humboldt yang dilakukan sejak awal abad ke 19. Sebelumnya pengelolaan perguruan tinggi
banyak dikritik oleh sebagian orang termasuk oleh mantan rektor Stanford University yang
dilahirkan di Jerman bernama Gerhard Casper. Menurutnya focus perguruan tinggi lebih banyak
pada pendidikan dan kurang pada riset. Peerguruan tinggi di Jerman kurang bebas dan intervensi
negara. Namun perkembangan dewasa mi banyak universitas di Jerman yang berkembang inaju.

Pendjkkan Komparatif Dajar-Dasar Teon Perbandjnz,, Pendidikan An/ar Bandsa


Beberapa universjtas swasta berdiri maju dengan bekerja satna dengan dunia usaha.
Beberapa universitas terkenal di Jerman adalah University of Heidelberg. Universitas mi adalah
universitas tertua di Jerman. Universt3 of Grefswa/d adalah universitas paling kecil diantara
beberapa universitas kuno di Jerman. Berikut mi dipaparkan nama-nama perguruan tinggi di
Jerman, yaitu: University of Aegsburg, University of Bamberg, University of Bayreuth, Free
University of Berlin, Humboldt Universiy of Berlin, University of Biekftld, Ruhr University
Bochum, University of Bonn, University of Bremen, Jacobs University Bremen, University of
Cologne, University of Duisburg-Essen, University of Diisse/dotf Catholic University of Eic/,sIJ
tt-Ingolstadt, University
,.
0/ Eifttrt, University of Erlan,gen-Ivuremoerg, University of Duisburg-Essen,
University of Flensburg, University of Frankfurt am Main, Viadrina University, University of
Freibur,g, University of Giessen, University of 01 ttingen. University of Greifswald, din
Fer,zuniversjl] tHagen (jenis unibersitas terbuka dengan sistem belajar jarak jauh.
Selain tin masih banyak lagi nama universitas lainnya yaitu: University of Halle-Wittenberg,
University of Hamburg, He/mgi Schmidt (Jniversj University of Hannover, University of
Heidelberg, University of Hi/des/jeim, University of Hohenheim, University of Jena, University
of Karlsrsthe, University of Kassel, University of Kiel, University of Koblenr University of
Konstan University of Leiprcg, University of Lilbeck, University of Luneburg, Unitersity of
Magdeburg, University of Main, University of Mannheim, University of Marburg, Ludwig
Maximilians University of Munich, Universjfl t der BundeswehrMnc/,en, University of Mnster,
University of Erlangen-Nuremberg, dan masih banyak lagi yang tidak kita sebutkan.

147 148

Hal 12

I3crikut mi ditampilkan rangking 200 universitas top dunia rnenurut pcnilaian versi THE,Q.S
Wor/d University Rankin,gs. Ada 6 (enam) universitas tcrkenal di jerman yang masuk ke dalam
200 bcsar tersebut, sebagai berikut (http://en.wikipedia.org/wild, download 6 Februari 2010).
Tampilan-18
Enam Universitas Terbaik di Jerman
Yang Masuk Ranking 200 Top Duma (Tahun 2004-2009)

Keterangan NR = no rankin,g

149

Pen&dika,, Kornparatf Dasar-Dasar To,j Per6andgan Pasdidikan Antar Bangsa


B. Potret Pendjdjkan di Perancjs
Re7rnb/ique francaise merupakan sebuah negara yang wilayah teritorialnya terletak di Eropa
Barat. Namun Perancis juga memiliki banyak wilayah teritorial di seberang lautan di seluruh
dunia. Perancis Metropolitan membentang dan laut Meditetama ke Selat Inggris, serta dan
kawasan Rhine dan Alpen ke samudera Atlantik, (http:// en.wikipedia.org/wjjej. Darisisi
historis, Perancis merupakan suatu unit politik yang dipersatukan oleh penjajahan Romawi
Kuno, yang terdini dan wikyah bangsa Galia yang ditaklukkan oleh kekuatan militer Julius
Caesar, sehingga sejak saat itulah Perancis memiliki keterkaitan dengan Romawi melaiui bahasa,
agama, dan Juga politik. Oleh karena nlenjadi wilayah jajahan Romawi dan di bawah pengaruh
Romawi, maka beberapa segi hidupannya juga sedikit banyak dipengaruhi oleh Romawi.
Dalam hal bahasa, Perancis merniliki bahasa nasional yaitu bahasa Perancis. Bahasa Perancis mi
pada jaman dahulu kala terutama pada abad pertengahan merupakan hasil perubahan bahasa dan
struktur dasarnya yang di bawa oleh tentara penduduk Romawi dan niisionaris Kristen. Dengan
adanya sedikit kesamaan bahasa dengan bahasa Italia, Portugal, dan Spanyol, maka Perancis
termasuk menjadi bagian dan negara Latin. Dalam hal agama, Perancis tidak pernah melepaskan
pertaliannya dengan Gereja Roma, clan dan hubungan itulah betituk awal pendidikan Perancis
berawal, (IN.Thut and Don Adams, 2005).
Dalam sejarah Perancjs kuno, praktek pemilihan pimpinan negara adalah dengan cara
konvensional. Yaltu cara yang dilakukan oleh peninggalan prajunit Galia untuk memilih salah
seorang diantara mereka untuk menjadli pemimpin dalam peperangan. Hugh Capet, orang
pertama dan garis keturunan dinasti mi menjadi raja terpilih. Pninsip pemilihan mi juga
digunakan untuk rnenyeleksi pendeta, lnengaangkat uskup, dan pejabat tinggi gereja lainnya.
Namun di bawah pemerintahan raja-raja setelah Hugh Capet mi, praktek semacam itu tidak lagi
digunakan, baik oleh uskup maupun raja. Akibatnya anak keturunan Hugh Capet selalu menjadi
raja dan menjadli dinasti Capet yang memerintah dalam suatu sistem monarkhi. Pergantian tahta
kekusaan dianggap sebagai hak wanis keturunan. Demikian juga praktek semacam ml benlaku
Juga di gereja, (TN.Thut and Don Adams, 2005).
Pada abad 15 ketika dinasti Capet masih berkuasa dan memenintah Perancis, doktnn kekuasaan
ketuhanan raja diperkokoh. Dalam doktrin

150
Men Tahu 2004
200 20
Nasna Univeraitas urut n ( 2009 2009
4 05
2006 2007 2008

clinical University of
Munith(Ta8niscb

UniversitiJ Miuen)
University of 10
95 82 67 78 55
Heidc1brsg(RapresKath- 5
47 58 60 57 57
Unwersitit HdidelberX) 45
FreeUniversityof Berlin

(Thie UniversihI.tBeWin)
137
University of 17
NR 149 146 ____ 94
Munich(Llidu4jMaximi1i 2
__
anJ

U,,iversjfiJi Mane/xe)
University of 99 55 98 65 93
Frdburg(AIbeti-Li/xig

Universitit Freiburi)
N
Humboldt University of NR NR 144 147
R
Berlin(Humbo/di

11
Urnversifcie ZU Bee/in) 125 105 126 139
2

Anda mungkin juga menyukai