Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN

SEMESTER 116

JARINGAN DASAR

OLEH:

KELOMPOK 10

1. Ainun Nabila (1304621014)


2. Melfiani Fitris (1304621070)
3. Talitha Ikhtiara (1304621012)
4. Tien Yuniati Manisha (1304621013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet di gonad jantan atau


betina. Pembentukan gamet ini terjadi secara meiosis di dalam alat reproduksi. Gamet ini
dibentuk pada individu yang telah dewasa. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin
jantan dan betina yang siap mengadakan pembuahan (melebur menjadi satu), dan kelak
menjadi makhluk hidup yang baru. Pada individu jantan dewasa, peristiwa pembentukan
gamet jantan (spermatozoa) disebut spermatogenesis. Pada individu betina dewasa,
pembentukan gamet betina (sel telur) disebut oogenesis.

Gametogenesis berlangsung di dalam alat reproduksi (gametongium). Gamet


bersifat haploid (n) dan berasal dari sel induk diploid (2n). Berhubung dengan itu
pembentukan gamet harus didahului dengan pembelahan reduksi dari jumlah kromosom
dan pembelahan ini lazim disebut meiosis.

Gametogenesis merupakan konversi sel-sel benih menjadi gamet pria dangamet


wanita. Dalam persiapan untuk pembuahan, sel benih pria maupun wanita mengalami
sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma, dengan tujuan
untuk mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid (46 pada selsomatik) menjadi
jumlah haploid (23 pada sel gamet) dan mengubah bentuk sel-sel benih sebagai
persiapan untuk pembuahan.

Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel gamet melalui mitosis dan


meiosis. Melalui pembelahan meiosis, sel sel benih akhirnya membentuk sel gamet yang
haploid. Gametogenesis disebut sebagai spermatogenesis. Pada hewan jantan sedangkan
disebut oogenesis. Tujuan dari gametogenesis pada betina adalah menghasilkan material
genetik yang dibutuhkan selama proses replikasi melalui proses mitosis dan meiosis.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui struktur mikroskopis yang terjadi di ovarium tikus, ovarium katak,


testis tikus, dan testis katak melalui pengamatan preparat histologi.
2. Mengetahui bagian-bagian dari penampang ovarium tikus, ovarium katak, testis
tikus, dan testis katak.
3. Mengetahui perbedaan ovarium tikus, ovarium katak, testis tikus, dan testis katak.

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu Pelaksanaan

Praktikum gametogenesis dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Februari 2022, pada pukul
08.00-18.00 WIB, bertempat di kediaman masing-masing.

2.2 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat tulis dan perangkat elektronik seperti laptop atau hp serta
kuota internet.
2. Mencari referensi dengan sumber bacaan yang representatif.
3. Mengamati gambar yang terdapat di setiap slide, mulai dari gambar #01 sampai
dengan gambar #12.
4. Temu kenali pada gambar berapa sajakah terlihat penampang ⌀ ovarium tikus,
ovarium katak, testis tikus, dan testis katak.
5. Temukan dan tunjuk dengan tanda panah: folikel primordial, folikel primer,
folikel seunder, folikel de Graff, dan korpus luteum pada ovarium tikus.
6. Idem no. 2 untuk: ogonium, oosit dalam perkembangan (oosit kembang), dan
oosit primer, dan pada ovarium katak.
7. Idem no. 2 untuk: tubulus seminiferous dengan lumennya, sel Leydig, sel Sertoli,
spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan
spermatozoa pada testis tikus.
8. Idem no. 2 untuk: nest cell/sel sarang pada testis katak, dan temukan
spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan
spermatozoa di sel sarang yang berbeda.
9. Mendiskusikan pertanyaan yang terdapat di setiap slide dengan teman
sekelompok.
10. Mendokumentasikan setiap kegiatan selama pratikum.
11. Menjawab pertanyaan yang terdapat di slide bagian pertanyaan.
12. Mengisi logbook hasil pengamatan praktikum dan logbook aktivitas praktikum.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Nomor Gambar Preparat Hasil Pengamatan

Gambar #01 Penampang Melintang


Ovarium Tikus (Rattus
sp.)

1. folikel primer
unilaminar
2. korpus luteum
3. folikel
primordial
Gambar #02 Penampang Melintang
Ovarium Tikus (Rattus
sp.)

1. folikel primer
multilaminar
2. folikel
primordial
Penampang Melintang
Ovarium Tikus (Rattus
sp.)

1. folikel
Gambar #03 primordial
2. folikel sekunder
atau antral
Gambar #04 Ovarium Tikus (Rattus
sp.)

1. korpus luteum
2. folikel sekunder
atau antral
Gambar #05 Penampang Melintang
Ovarium Tikus (Rattus
sp.)

1. folikel
primordial
2. folikel primer
unilaminar
3. folikel de Graff
Ovarium Katak (Rana
sp.)

1. oogonium
Gambar #06 2. oosit
perkembangan
3. oosit primer
Gambar #07 Ovarium Katak (Rana
sp.)

1. oogonium
2. oosit primer
3. oosit
perkembangan
Gambar #08 Testis Katak (Rana sp.)

1. sel Leydig
2. spermatozoa
3. spermatosit
4. spermatogenesis

5. spermatid
Gambar #09 Testis Katak (Rana sp.)

1. spermatozoa
2. spermatid
3. spermatogenesis
4. spermatosit

sekunder

Gambar #10 Testis Katak (Rana sp.)

• spermatid
• tubulus
seminiferus
• spermatogenesis
• sel sertoli
• lumen
• sel Leydig
Gambar #1 Testis Tikus (Rattus sp.)

• lumen
• spermatozoa
• sel sertoli
• spermatogenesis
• sel Leydig
• spermatid
• spermatosit
sekunder
• spermatosit
primer

Gambar #12 Testis Tikus (Rattus sp.)

• sel sertoli
• spermatogonia
• spermatosit
primer
• spermatosit
sekunder
• spermatid

3.2 Pembahasan

Preparat pertama sampai preparat kelima merupakan preparat ovarium tikus (Rattus
sp.), preparat keenam dan ketujuh merupakan preparat ovarium katak (Rana sp.),
preparat kedelapan sampai ke-10 merupakan preparat testis katak (Rana sp.) dan
preparat ke-11 hingga ke-12 merupakan preparat testis tikus (Rattus sp.). Pada preparat
pertama terdapat folikel primer, karena oosit dilapisi sel kuboid selapis yang terbentuk
melalui sel-sel folikel yang membelah melalui proses mitosis. Folikel primer ini disebut
folikel primer unilaminar, karena sel kuboidnya selapis.

Kemudian terdapat korpus luteum, karena terdapat lipatan yang terjadi akibat granulosa
yang kolaps ketika theca externa berkontraksi saat proses ovulasi. Korpus luteum
menghasilkan progesteron serta estrogen. Terakhir terdapat folikel primordial, karena
oosit dilapisi dengan selapis sel folikel pipih serta letaknya yang berada pada lapisan
terluar daerah korteks. Pada preparat kedua, terdapat folikel primer multilaminar,
karena oosit dikelilingi sel epitel folikel yang berlapis yang disebut granulosa. Sel epitel
folikel menjadi berlapis akibat dari sel folikel yang terus berproliferasi. Folikel primer
multilaminar masih dikelilingi oleh membran basal.
Pada preparat ketiga terlihat folikel sekunder atau antral, karena terlihat rongga yang di
dalamnya terdapat cairan antral atau vesikel yang tampak di lapisan granulosa. Folikel
sekunder terbentuk dari folikel primer yang tumbuh kemudian berpindah ke korteks
ovarium yang lebih dalam, kemudian terbentuk ruang kecil dalam lapisan granulosa saat
sel-sel menyekresi cairan folikel. Cairan tersebut berkumpul sehingga ruang tadi
menyatu dan sel-sel granulosa membentuk rongga yang lebih besar yang disebut antrum.

Pada preparat kelima terdapat folikel de Graff, karena terlihat corona radiata
mengelilingi oosit. Corona radiata merupakan sel granulosa yang mengelilingi dan
terhubung serta menyertai oosit ketika meninggalkan ovarium pada ovulasi. Pada
preparat keenam dan ketujuh terdapat oogonium, oosit primer, dan oosit perkembangan.
Oogonium merupakan sel germinal primordial yang berpindah ke primordia gonad yang
membelah kemudian mengalami diferensiasi. Oosit perkembangan merupakan
oogonium yang akan berkembang menjadi oosit primer. Kemudian terdapat oosit primer
karena setiap oosit primer dikelilingi dengan sel penyangga pipih, yaitu sel folikel.

Pada preparat kedelapan terdapat sel Leydig, spermatozoa, spermatosit, spermatogenia,


dan spermatid. Sel Leydig berbentuk polyhedral yang disertai dengan inti sel bulat besar
serta sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes lipid halus. Sel Leydig terletak di septa
jaringan ikat dan memiliki peran untuk menyekresi testosteron. Spermatozoa berbentuk
menyerupai jarum dengan warna yang gelap, letaknya sebagian besar berada di dalam
lumen tubulus seminiferus.

Spermatogenia adalah proliferasi dari sel induk dan sel progenitor. Spermatogenia
berbentuk bulat kecil yang terletak di relung basal dinding epitel tubulus, di sebelah
membran basal serta terikat erat dengan permukaan sel sertoli. Spermatogenia terbagi
menjadi beberapa bagian, yakni :

§ Sel A
- Sebagai stem cells
- Bentuknya bulat dengan inti sel bulat
- Pembelahannya satu menjadi stem cells, satu menjadi sel intermediet
§ Sel I (Intermediet)
- Berbentuk oval dengan inti sel oval
- Pembelahannya menjadi sel B
§ Sel B
- Bentuk sel B bulat kecil dengan inti sel oval
- Pembelahannya menjadi spermatosit primer

Spermatid bentuknya macam-macam dari bentuk bulat hingga berbentu lonjong, pada
preparat pertama bentuknya bulat. Diameter spermatid lebih kecil dari inti spermatosit
sekunder. Spertmatid letaknya di dalam barisan ketiga tubulus semunuferus. Spermatid
merupakan dua sel haploid yang mengandung 23 kromosom, terbentuk dari spermatosit
sekunder yang membelah sehingga kromatid setiap kromosom terpisah.

Pada preparat kesembilan, terlihat ada spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder


merupakan sel berukuran lebih kecil yang terbentuk dari kromosom homolog yang
berpisah pada pembelahan meiosis pertama. Inti spermatosit sekunder bentuknya bulat
seperti inti sel pada stadium diakinesis, namun diameternya lebih kecil, kurang lebih
setengahnya. Spermatosit sekunder jarang ditemui karena berada dalam masa interfase
yang akan dengan cepat memasuki meiosis kedua, sehingga umurnya pendek.

Pada preparat ke-10 terdapat tubulus seminiferus, sel sertoli, dan lumen. Tubulus
seminiferus dilapisi epitel berlapis khusus dan kompleks yang disebut germinal atau
epitel seminiferus. Di bagian dalamnya terdapat membran basalis yang terdiri dari sel-
sel gepeng dan dilapisi jaringan ikat fibrosa. Di bagian tengah tubulus terdapat lumen.
Tubulus seminiferus berperan dalam memproduksi spermatozoa serta di dalamnya
mengandung sel spermatogonium, spermatosit primer dan sekunder, spermatid,
spermatozoa, dan sel sertoli.

Sel sertoli merupakan bagian dari epitel tubulus seminiferus, bentuknya besar tidak
membelah dengan sitoplasma yang pucat. Sel sertoli posisinya berada didekat membran
basalis, diantara spermatogonium. Secara metabolik sel sertoli mendukung
perkembangan prekursor sel sperma. Lumen merupakan bagian tengah tubulus
seminiferus yang berperan sebagai tempat untuk berkontraksi dan otot-otot yang berada
pada lapisan otot-otot sehingga menimbulkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi
organ tersebut.

Pada preparat ke-11 dan ke-12 terdapat spermatosit primer. Spermatosit primer
merupakan sel sferis dengan inti eukromatik, terbentuk dari spermatogonium B yang
mengalami pembelahan mitosis akhir dan membentuk dua sel yang ukurannya
bertambah. Spermatosit primer letaknya berjauhan dengan membran basalis.
Spermatosit primer adalah sel dengan ukuran terbesar dalam garis keturunan
spermatogenik dengan ditandai oleh kromosom yang mengalami kondensasi parsial
pada berbagai tahap sinapsis dan rekombinasi.

PERTANYAAN:
1. Bagaimana anda dapat membedakan folikel primordial, folikel
primer,folikel sekunder, dan folikel de Graff pada ovarium tikus?
Folikel primordial terbentuk dari oosit primer yang dibungkus oleh selapis sel
epitel folikular pipih, terletak pada bagian tepi dekat dengan permukaan ovarium
atau lebih tepatnya pada jaringan ikat ovarium (stroma). Folikel primordial
adalah folikel yang akan tumbuh menjadi folikel primer. Folikel primer
merupakan sel-sel folikel primordial yang sedang tumbuh dan pada folikel primer,
oosit dikelilingi oleh selapis sel-sel folikel kubus. Folikel sekunder ditandai dengan
terlihat rongga yang di dalamnya terdapat cairan antral atau vesikel yang tampak
di lapisan granulosa. Pada folikel de graff terlihat corona radiata mengelilingi
oosit.

2. Mengapa pada ovarium katak tidak diketemukan adanya oosit sekunder?
Karena katak termasuk fertilisasi in vitro, oosit primer yang melekat pada dinding
folikel dengan perantaraan pedikel yang dibentuk oleh sel-sel granulosa, sel
granulosa ini tidak bertambah banyak sebanding dengan penimbunan cairan,
maka lapisan sel granulosa menjadi lebih tipis. Sel-sel granulosa membentuk
lapisan pertama yang meliputi oosit, maka oosit tidak mengalami pertumbuhan
lagi dan dikelilingi dengan zona pellucida yang membentuk corona radiata.

3. Bagaimana cara anda membedakan oogonium, oosit kembang, dan oosit
primer pada ovarium katak?
Oogonium terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium, berukuran
lebih kecil dari pada oosit primer, karena oosit primer merupakan oosit yang
berasal dari mitosis oogonium. Sedangkan oosit kembang juga berukuran lebih
besar dari oogonium dan terletak di dalam oosit primer.

4. Apa perbedaan prinsip stuktur mikroskopik antara testis tikus dengan
testis katak?
Terlihat spermatozoa pada testis katak menyebar sedangkan pada testis tikus
terlihat pada satu tempat di tengah. Dan struktur sel-sel nya terlihat teratur pada
testis tikus sedangkan pada testis katak pisah-pisah. Kemudian pada testis katak
bentuknya oval dan terdapat sarang sel sedangkan testis tikus bentuknya bulat
dan tidak terdapat sarang sel.

5. Dimanakah anda dapat jumpai sel-sel spermatogenik, sel Sertoli, dan sel
Leydig pada testis tikus?
Sel – sel spermatogenic, sel Sertoli, dan sel Leydig terdapat pada tubulus
seminiferous

6. Di bagian manakah pada tubulus seminiferous testis tikus akan anda jumpai
spermatogonium dan spermatozoa?
Spermatogonium dapat dijumpai dalam epitel germinal dan spermatozoa
letaknya sebagian besar di lumen tubulus seminiferus.

7. Dimanakah letaknya sel sarang pada testis katak?
Terdapat di Lumen Tubulus

8. Dimanakah anda dapat menjumpai sel-sel spermatogenic dalam berbagai
tingkat perkembangan pada testis katak?
Di tubulus Seminiferus

BAB IV

KESIMPULAN

Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet di gonad jantan atau


betina. Pembentukan gamet ini terjadi secara meiosis di dalam alat reproduksi. Gamet ini
dibentuk pada individu yang telah dewasa. Gametogenesis berlangsung di dalam alat
reproduksi (gametongium). Gamet bersifat haploid (n) dan berasal dari sel induk diploid
(2n). Gametogenesis merupakan konversi sel-sel benih menjadi gamet pria dangamet
wanita. Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel gamet melalui mitosis dan
meiosis. Melalui pembelahan meiosis, sel sel benih akhirnya membentuk sel gamet yang
haploid. gametogenesis disebut sebagai spermatogenesis. Pada hewan jantan sedangkan
disebut oogenesis. Tujuan dari gametogenesis pada betina adalah menghasilkan material
genetik yang dibutuhkan selama proses replikasi melalui proses mitosis dan meiosis.

DAFTAR PUSTAKA

Khaira, Suwaibah. 2017. Gametogenesis. Universitas Samudra.

Laimeheriwa. Bruri Melky. 2018. Mekanisme Terjadinya Variasi Individu Dalam


Populasinya. Universitas Pattimura.

Nugroho, Rudy Agung. 2015. Reproduksi perkembangan hewan. Samarinda: Universitas


Mulawarman.

Anda mungkin juga menyukai