Anda di halaman 1dari 12

MK.

STATISTIK dan TEORI KESALAHAN

KESALAHAN DAN KOREKSI

Pertemuan Ke 11

Armijon - 197304102008011008 - T. Geodesi dan Geomatika FT - Unila


SUMBER KESALAHAN
SUMBER KESALAHAN

PERSONAL PERALATAN FAKTOR ALAM

PERSONAL: Apabila sipengukur mempunyai panca indra tidak sempurna, kurang hati hati,
lalai, tidak paham menggunakan alat ukur, pendapatan ukurannya mengandung kesalahan,
kesalahan yang ditimbulkan disebut kesalahan sipengukur (Personal errors)

PERALATAN: kesalahan akibat ketidak sempurnaan konstruksi dan kalibrasi Peralatan.


Misalnya pengukuran sudut dengan theodolit, apabila theodolit tersebut memiliki saah
kolimasi, kesalahan indek, dll, hasil ukurannya mengandung kesalahan. Kesalahan yang
ditimbulkan disebut kesalahan alat (instrumental errors)
FAKTOR ALAM: Perubahan Kondisi Lingkungan pada saat pengukuran dilakukan. Perubahan
cuaca seperti perubahan temperatur, kelembaban, tekanan udara, refraksi udara, grafitasi,
angin, dll, yng mempengaruhi hasil pengukuran.
JENIS JENIS KESALAHAN
Akibat dari ketiga sumber kesalahan diatas akan tiga jenis kesalahan yaitu

A. Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder)


Kesalahan ini jarang terjadi dan sumber kesalahannya adalah dari sipengukur. Kesalahan
besar pada umumnya tidak diklasifikasikan sebagai kesalahan tetapi sebagai kekeliruan
(mistake). Untuk menghindari / mengetahui ada tidaknya suatu kesalahan besar /
kekeliruan pada umumnya pengukuran dilakukan berulang ulang.

B. Kesalahan Sistematik (Systematic Error)


Kesalahan kesalahan yang tergolong sistematik adalah kesalahan kesalahan yang
pengaruhnya menumpuk (Akumulasi). Penyebab kesalahan sistematik pada umumnya
telah diketahui sebelumnya dan pengaruhnya dapat diformulasikan ke dalam rumus
matematika/fisika tertentu sehingga dapat dihitung besarnya, dengan demikian hasil
ukuran dapat dikoreksi.

C. Kesalahan Acak (Random/Accidental Error)


Kesalahan kebetulan / Acak / tak terduka / Random sangat sering dan pasti terjadi pada
setiap pengukuran, tetapi orde besar nilainya biasanya kecil kecil dan mempunyai sifat
kemungkiinan positif dan negatifnya sama besar. Kesalahan kebetulan merupakan
kesalahan yang tidak dapat dhindari dan pengaruhnya tidak dapat diformulasikan
kedalam rumus matematika/fisika tertentu seperti kesalahan sistematik. Kemungkinan
timbulnay/terjadinya kesalahan kebetulan lebih besar dari pada kekeliruan/kesalahan
besar.
KENDALA PENGUKURAN ... (1)
Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement) adalah presisi (precision)
dan akurasi (accuracy).

Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu dengan


lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka dikatakan
mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka
dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan dengan penyebaran
distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai presisi tinggi dan
sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah standar deviasi (σ). Presisi
tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya.

Histogram untuk ukuran dengan Presisi tinggi dan Presisi rendah


KENDALA PENGUKURAN ... (2)
• Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap
nilai sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya
kesalahan acak, tetapi juga bias yang disebabkan oleh
kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak ada
bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat
dipakai untuk menyatakan akurasi.

Contoh: Presisi, Akurasi,


Kesalahan Besar, Kesalahan Sistematik Histogram Salah Sistematik 5
KESALAHAN dan KOREKSI ... (1)
• 𝓁ത = 𝓁 − ℯ ത
(ℯ=Kesalahan; 𝓁=Ukuran; 𝓁=Ukuran sebenarnya)
• 𝓁ത = 𝓁 + 𝜈 (𝜈=Koreksi)
• kesalahan = - (koreksi)

1
• 𝓁ത = 𝑛 σ𝑛𝑖=1 𝓁𝑖 koreksi 𝜈𝑖 ditentukan setelah 𝓁ത ditentukan 𝜈𝑖 = 𝓁ത − 𝓁𝑖
𝓁ത = Nila rata2 → Pada dasarnya adalah nilai yang paling sesuai dengan sederet
pengukuran 𝓁𝑖 . Deraet pengukuan 𝓁𝑖 ini disebut data statistik.

• Bila dijumlahkan
σ𝑛𝑖=1 𝜈𝑖 = 𝑛𝓁ത − σ𝑛𝑖=1 𝓁𝑖 dan selanjutnya
1
σ𝑛𝑖=1 𝜈𝑖 = 𝑛 ∗ σ𝑛𝑖=1 𝓁𝑖 − σ𝑛𝑖=1 𝓁𝑖 ➔ σ𝑛𝑖=1 𝜈𝑖 = 0
𝑛

• Kenyataannya dalam pengukuran akan ditemukan banyak angka ukuran


yang sama, data yang sama tersebut disebut dengan frekuensi Absolut (F)
{banyaknya pengukuran yg memiliki nilai yg sama} dimana nilai Frekuensi
absolut jika berbanding dengan jumlah total pengukuran 𝑛 maka disebut
frekuens relatif (𝑓) sehingga jumlah 𝑓 akan = 1
𝐹
– Sehingga 𝑓=𝑛

6
KESALAHAN dan KOREKSI ... (2)
𝐹𝑘 • f = frekuensi relatif
• 𝑓𝑘 = • F = frekuensi absolut
σ𝑘 𝑚𝑎𝑥
𝑘=1 𝐹𝑘
• k = banyak nilai pengukuran, dalam hal ini k = 10
• σ 𝐹𝑘 = jumlah frekuensi absolut yang sama dengan 𝓃

• Jumlah frekuensi relatif adalah 1


𝑘 𝑚𝑎𝑥
σ𝑘𝑘=1
𝑚𝑎𝑥
𝐹𝑘
෍ 𝑓𝑘 = 𝑘 𝑚𝑎𝑥 = 1
σ𝑘=1 𝐹𝑘
𝑘=1
• Karena σ 𝐹 = 𝑛, maka σ 𝑓 ∗ Δ𝓁 adalah nilai rata-rata dari Δ𝓁ത
𝑘 𝑚𝑎𝑥 𝑘 𝑚𝑎𝑥
1
෍ 𝑓𝑘 ∗ Δ𝓁𝑘 = ෍ 𝐹𝑘 ∗ Δ𝓁𝑘
𝑛
𝑘=1 𝑘=1
𝑘 𝑚𝑎𝑥 𝑛 𝑛
1 1
෍ 𝑓𝑘 ∗ Δ𝓁𝑘 = ෍ Δ𝓁𝑖 ==> ෍ Δ𝓁𝑖 = Δ𝓁ത 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑛 𝑛
𝑘=1 𝑖=1 𝑖=1
𝑘 𝑚𝑎𝑥

෍ 𝑓𝑘 ∗ Δ𝓁𝑘 = Δ𝓁ത
𝑘=1
• Sedangkan σ 𝑓 ∗ 𝜈 mempunyai arti
𝑘 𝑚𝑎𝑥 𝑛

෍ 𝑓𝑘 ∗ 𝜈𝑘 = ෍ 𝜈𝑖 = 0
𝑘=1 𝑖=1
Statistik Pengukuran Jarak Dari Titik A ke B
No. L D L= Lk- Lo F F* Li f f * DL v v2 F*v f*v F* v2 f * v2
1 99,6 -0,4 3 298,8 0,03 -0,012 0,44 0,1936 1,32 0,0132 0,5808 0,005808
2 99,7 -0,3 6 598,2 0,06 -0,018 0,34 0,1156 2,04 0,0204 0,6936 0,006936
3 99,8 -0,2 9 898,2 0,09 -0,018 0,24 0,0576 2,16 0,0216 0,5184 0,005184
4 99,9 -0,1 15 1498,5 0,15 -0,015 0,14 0,0196 2,10 0,0210 0,2940 0,002940
5 100,0 0,0 21 2100,0 0,21 0,000 0,04 0,0016 0,84 0,0084 0,0336 0,000336
6 100,1 0,1 17 1701,7 0,17 0,017 -0,06 0,0036 -1,02 -0,0102 0,0612 0,000612
7 100,2 0,2 13 1302,6 0,13 0,026 -0,16 0,0256 -2,08 -0,0208 0,3328 0,003328
8 100,3 0,3 8 802,4 0,08 0,024 -0,26 0,0676 -2,08 -0,0208 0,5408 0,005408
9 100,4 0,4 4 401,6 0,04 0,016 -0,36 0,1296 -1,44 -0,0144 0,5184 0,005184
10 100,5 0,5 4 402 0,04 0,020 -0,46 0,2116 -1,84 -0,0184 0,8464 0,008464
100 100,04 1 0,040 0,00 0,0000 4,4200 0,044200
Harga Pendekatan Lo = 100,00
n = 100
S = 0,2113
Nilai rata-rata Ī = 100,00 + 0,040 = 100,040
𝑎 𝑎𝑎 𝑎𝑎 = +෍𝑓∗
LATIHAN STATISTIK PENGUKURAN JARAK DARI TITIK A KE B

50,12 2 100,24 -0,040 0,0016 0,0032 2,781 0,00 19,75


50,13 3 150,39 -0,030 0,0009 0,0027 6,557 0,01 17,47
50,14 6 300,84 -0,020 0,0004 0,0024 12,097 0,02 12,10
50,15 9 451,35 -0,010 0,0001 0,0009 17,470 0,03 6,56
50,16 12 601,92 0,000 0,0000 - 19,747 0,04 2,78
50,17 8 401,36 0,010 0,0001 0,0008 17,470 0,05 0,92
50,18 4 200,72 0,020 0,0004 0,0016 12,097 S 11,98
50,19 3 150,57 0,030 0,0009 0,0027 6,557
50,20 2 100,40 0,040 0,0016 0,0032 2,781
50,21 1 50,21 0,050 0,0025 0,0025 0,924
n= 50 50,16 0,0085 0,0200

S = 0,0202

9
HISTOGRAMTititk Belok
20 20

18 18

16 16
S=11,98
14 14

12 12

10 10

8 8

6 6

4 4

2 2

0 0
10
-0,05 -0,04 -0,03 -0,02 -0,01 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
TUGAS No

1 pq,pq 2
2 pq,pq+0,01 3
3 pq,pq+0,02 6
4 pq,pq+0,03 9
5 pq,pq+0,04 12
6 pq,pq+0,05 8
7 pq,pq+0,06 4
8 pq,pq+0,07 3
9 pq,pq+0,08 2
10 pq,pq+0,09 1 11
SEKIAN ….
Banyak – Banyak MEMBACA !

SELANJUTNYA Untuk Minggu Depan

KESALAHAN PENGUKURAN JARAK


LANGSUNG dan JARAK TIDAK
LANGSUNG

12

Anda mungkin juga menyukai