Anda di halaman 1dari 14

I.

TUJUAN DAN OBYEK PERCOBAAN


1. Menentukan momen inersia batang
2. Menentukan hubungan antara Periode Osilasi dengan panjang tali dan jarak
antara tali secara grafis.

II. TINJAUAN TEORI


II.1. Osilasi
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Jika suatu partikel dalam gerak peiodik bergerak bolak-
balik melalui lintasan yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau
vibrasi (getaran)..
Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu
sistem, yaitu yang bergetar atau berotasi dengan cara berulang-ulang,
adalah waktu yang dibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan
satu putaran penuh. Dalam kasus getaran (osilasi), periode merupakan
waktu total bagi gerakan bolak-balik sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah
getaran yang dibuat persatuan waktu atau banyaknya putaran perdetik.
Karena (T) adalah waktu satu putaran maka dapat dirumuskan :
𝟏
f=𝑻

(Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006, 90)


osilasi batang merupakan gerak periodik yang disimpangkan
dengan sudut 𝜃 dari posisi kesetimbangannya yang bergerak bolak-balik
dengan lintasan yang sama pada benda tegar (batang).

 Gambar osilasi batang


II.2. Inersia
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan
keadaannya ( tetap diam atau bergerak). Benda yang sukar bergerak
dikatakan memiliki inersia yang besar. Begitu juga bumi yang selalu
dalam keadaan berotasi memiliki inersia rotasi. Jadi, Momen inersia
(satuan SI kg m2) adalah ukuran ketahanan objek terhadap perubahan laju
rotasinya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Dengan kata
lain, besaran ini adalah kelembaman sebuah benda tegar yang berputar
terhadap rotasinya. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti
massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara
momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut,
dan beberapa besaran lain.
Jika batang disimpangkan dengan sudut kecil(  ) pada bidang datar
maka batang akan berosilasi dengan periode :
4𝐿𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑚𝑔𝑑 2

Dari persamaan di atas dapat dicari :


16𝜋2 𝐼
𝑇 = (√ ) √𝐿
𝑚𝑔𝑑 2

Dari persamaan 2 tersebut dapat dibuat grafik hubungan antar T


dengan √𝐿 sehingga diperoleh gradien grafik (persamaan di bawah ini) :
16𝜋2 𝐼
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = √𝑚𝑔𝑑2 (2.3)

Jika m, g, dan d diketahui maka momen inersia ( I ) batang dapat


dicari dengan persamaan :
(𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛)2 𝑚𝑔𝑑 2
𝐼= 16𝜋2
(2.4)

Atau

𝑇 2 𝑚𝑔𝑑2
𝐼=
4𝜋 2 4𝐿
III. ALAT DAN BAHAN
1. Batang yang telah siap digantungkan dengan tali
2. Mistar
3. Stopwatch
4. Timbangan

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Gantung batang pada tali yang telah tersedia
2. Dengan jarak antara tali ( d ) dan panjang tali ( L ), simpangkan batang
dengan sudut simpangan kecil dan kemudian dilepaskan sehingga batang
berisolasi
3. Catat periode osilasi batang untuk 15 kali ayunan
4. Variasi panjang tali L dan ulangi langkah 1,2, dan 3

V. HASIL PENGAMATAN
( t ) => waktu 15 kali osilasi (detik) M
NO d ( cm ) L ( cm )
1 2 3 4 5 ( gr )
1. 60 20 13.66 13.60 13.66 13.50 13.43
2. 60 25 15.40 15.46 15.74 15.61 15.85

3. 60 30 16.68 16.88 16.89 16.68 17.07


500 gr
4. 60 35 18.02 18.18 18.14 18.44 17.66
5. 60 40 18.95 19.24 18.96 19.27 19.08

VI. ANALISA/ PENGOLAHAN DATA


VI.1. Ralat
A. Ralat waktu
1. Percobaan 1
NO X ̅
𝒙 ̅)
(X- 𝒙 ̅) 2
(X-𝒙
1. 13.66 0.09 0.0081
2. 13.60 0.03 0.0009
3. 13.66 13.57 0.09 0.0081
4. 13.50 -0.07 0.0049
5. 13.43 -0.14 0.0196
Jumlah 0.0416

0.0416
 = √5 (5−1) = 0.0456

13.57 + 0.0456 = 13.6156


13.57 – 0.0456 = 13.5244
0.0456
. 100% = 0.336 %  Kesalahan
13.57

Kebenaran  100% - 0.336 % = 99.664 %

2. Percobaan 2
NO X ̅
𝒙 ̅)
(X- 𝒙 ̅) 2
(X-𝒙
1. 15.40 -0.212 0.04
2. 15.46 -0.152 0.02
3. 15.74 15.612 0.128 0.016
4. 15.61 -0.002 0.000004
5. 15.85 0.238 0.056
Jumlah 0.132004

0.132004
 = √ 5 (5−1) = 0.081

15.612 + 0.081 = 15.693


15.612 – 0.081 = 15.531
0.081
. 100% = 0.518 %  Kesalahan
15.612

Kebenaran  100% - 0.518 % = 99.482 %


3. Percobaan 3
NO X ̅
𝒙 ̅)
(X- 𝒙 ̅) 2
(X-𝒙
1. 16.68 -0.16 0.0256
2. 16.88 0.04 0.0016
3. 16.89 16.84 0.05 0.0025
4. 16.68 -0.16 0.0256
5. 17.07 0.23 0.0529
Jumlah 0.1082

0.1082
 = √5 (5−1) = 0.07

16.84 + 0.07 = 16.91


16.84 – 0.07 = 16.77
0.07
. 100% = 0.41 %  Kesalahan
16.84

Kebenaran  100% - 0.41 % = 99.59 %

4. Percobaan 4
NO X ̅
𝒙 ̅)
(X- 𝒙 ̅) 2
(X-𝒙
1. 18.02 -0.068 0.0046
2. 18.18 0.092 0.008
3. 18.14 18.088 0.052 0.0027
4. 18.44 0.352 0.12
5. 17.66 -0.428 0.183
Jumlah 0.3183

0.3183
 = √5 (5−1) = 0.126

18.088 + 0.126 = 18.214


18.088 – 0.126 = 17.962
0.126
. 100% = 0.696 %  Kesalahan
18.088

Kebenaran  100% - 0.696 % = 99.304 %


5. Percobaan 5
NO X ̅
𝒙 ̅)
(X- 𝒙 ̅) 2
(X-𝒙
1. 18.95 -0.15 0.0225
2. 19.24 0.14 0.0196
3. 18.96 19.1 -0.14 0.0196
4. 19.27 0.17 0.0289
5. 19.08 -0.02 0.0004
Jumlah 0.091

0.091
 = √5 (5−1) = 0.067

19.1 + 0.067 = 19.167


19.1 – 0.067 = 19.033
0.067
. 100% = 0.35 %  Kesalahan
19.1

Kebenaran  100% - 0.35 % = 99.65 %

B. Ralat panjang tali


1. Percobaan 1
NO L 𝒍̅ (L- 𝒍̅) (L-𝒍̅) 2
1. 20 20 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
20

Kebenaran  100% - 0% = 100%


2. Percobaan 2
NO L 𝒍̅ (L- 𝒍̅) (L-𝒍̅) 2
1. 25 25 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
25

Kebenaran  100% - 0% = 100%

3. Percobaan 3
NO L 𝒍̅ (L- 𝒍̅) (L-𝒍̅) 2
1. 30 30 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
30

Kebenaran  100% - 0% = 100%

4. Percobaan 4
NO L 𝒍̅ (L- 𝒍̅) (L-𝒍̅) 2
1. 35 35 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
35

Kebenaran  100% - 0% = 100%


5. Percobaan 5
NO L 𝒍̅ (L- 𝒍̅) (L-𝒍̅) 2
1. 40 40 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
40

Kebenaran  100% - 0% = 100%

C. Ralat massa 1-5


NO m m̄ ̅)
(m - 𝐦̄ (m -m̄) 2
1. 500 500 0 0
Jumlah 0

0
 = √1 (1−1) = 0
0
. 100% = 0%  Kesalahan
500

Kebenaran  100% - 0% = 100%

VI.2. Perhitungan moment Inersia


1. Percobaan I :
t̅2 . m . g . d2
I=
4𝜋 2 .4 𝐿
(13,57)2 ∙ 0,5 ∙(9,8) . (0,6)2
= 4 (3,14)2 ∙ 4(0,2)
(184,1449) ∙(0,5)∙(9,8) ∙ (0,36)
= (4) ∙ (9,8596) ∙ (4) ∙ (0,2)
324,831
= 31,55072

= 10,29 kg m2
2. Percobaan II :
t̅2 . m . g . d2
I = 4𝜋 2 .4 𝐿
(15,612)2 ∙ 0,5 ∙(9,8) . (0,6)2
= 4 (3,14)2 ∙ 4(0,25)
(239,05) ∙(0,5)∙(9,8) ∙ (0,36)
= (4) ∙ (9,8596) ∙ (4) ∙ (0,25)
421,685
= 39,4384

= 10,69 kg m2

3. Percobaan III :
t̅2 . m . g . d2
I = 4𝜋2 .4 𝐿
(16,84)2 . 0,5 . 9,8 . (0,6)2
= 4 ∙ (3,14)2 ∙ 4 ∙ (0,3)
(283,5856) ∙(0,5)∙ (9,8) ∙ (0,36)
= (4)∙ (9,8596) ∙ (4)∙ (0,3)
500,244998
= 47,32608

= 10.57 kg m2

4. Percobaan IV :
t̅2 . m . g . d2
I= 4𝜋 2 .4 𝐿
(18.088)2 ∙ 0,5 ∙(9,8) . (0,6)2
= 4 (3,14)2 ∙ 4(0,35)
(327,17) ∙(0,5)∙(9,8) ∙ (0,36)
= (4) ∙ (9,8596) ∙ (4) ∙ (0,35)
577,12
= 56,791

= 10,16 kg m2
5. Percobaan V :
t̅2 . m . g . d2
I= 4𝜋 2 .4 𝐿
(19,1)2 ∙ 0,5 ∙(9,8) . (0,6)2
= 4 (3,14)2 ∙ 4(0,4)
(364,81) ∙(0,5)∙(9,8) ∙ (0,36)
= (4) ∙ (9,8596) ∙ (4) ∙ (0,4)
643,5248
= 63,10144

= 10,19 kg m2

VI.3. Grafik

Grafik Momen Inersia


10.8

10.7
Nilai Dalam Saruan Masing-Masing

10.69

10.6
10.57
10.5

Inersia
10.4

10.3 10.29

10.2 10.19
10.16
10.1
0 1 2 3 4 5 6

VI.4. Tugas
1. Mengapa sudut osilasi batang harus kecil ?
Jawab : Tujuannya supaya nilai sin 𝛼 mendekati atau sama
dengan 𝛼 sehingga terjadi getaran harmonik. Sudut osilasi batang
harus kecil agar menghasilkan periode yang besar dan
mempermudah batang dalam berosilasi. Jika sudut simpangannya
besar maka batang akan sulit berosilasi karena bisa menyentuh
tiang samping tempat tali digantungkan. Semakin dekat poros
dengan pusat massa batang maka semakin kecil jarak osilasinya.
Pada saat poros tepat di titik pusat massanya maka benda tidak
berosilasi sama sekali.
2. Jika yang divariasikan adalah lebar tali, bagaimana cara mendapatkan
I?
Jawab : Jika yang divariasikan adalah jarak antar tali maka
cara mendapatkan momen inersia (I) dengan menggunakan rumus :
T 2 mgd 2
I
4 2 4 L

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan beberapa percobaan mengenai
osilasi batang, seperti yang telah kita ketahui bahwa osilasi batang adalah gerak
periodik yang disimpangkan dengan sudut 𝜃 dari posisi kesetimbangannya yang
bergerak bolak-balik dengan lintasan yang sama pada benda tegar (batang).
Adapun tujuannya adalah untuk mengukur atau menentukan momen inersia atau
momen kecendurungan batang untuk tetap berada pada posisinya/
kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaannya ( tetap diam atau
bergerak).
Adapun peralatan yang kami gunakan antara lain adalah sebagai berikut :
batang yang telah di gantungkan pada penyangga, tali, mistar, stopwatch,
timbangan. Kemudian kami melakukan percobaan dengan mengukur dahulu
berat batang yang kami gunakan, kemudian kami gantungkan batang yang telah
di ketahui massanya tersebut dengan menentukan panjang tali (L) yang berbeda,
dan tetap menggunakan jarak antara tali (D) dengan jarak yang sama, kemudian
batang kami ayunkan pada masing-masing panjang tali (L) sebanyak 5 kali
untuk mengetahui akurasi atau tingkat kebenaran praktikum dengan sudut di
bawah 100 dan besar kecilnya sudut yang kita buat akan mempengaruhi gaya dan
waktu yang di timbulkan. Setiap ayunan kami mengamati periode atau waktu
yang di perlukan oleh batang untuk melakukan 15 kali osilasi.
Dari percobaan ini kami memperoleh hasil sebagai berikut, pada variasi
panjang yang pertama yaitu 20 cm kami memperoleh hasil : 13.66, 13.60, 13.66,
13.50, 13.43 dengan demikian di temukan rata-ratanya yaitu 13,57, kemudian di
variasi ke-2 yaitu dengan panjang tali 25 cm mendapat hasil : 15.40, 15.46,
15.74, 15.61, 15.85 dengan rata-rata 15.612, di percobaan ke-3 kami mendapatkan hasil
: 16.68, 16.88, 16.89, 16.68, 17.07 dan rata-rata 16.84, pada percobaan ke-4
mendapat : 18.02, 18.18, 18.14, 18.44, 17.66 dan rata-rata 18.088, kemudian di
pengukuran waktu yang di perlukan untuk 15 kali osilasi yang terakhir kami
mendapatkan hasil : 18.95, 19.24, 18.96, 19.27, 19.08 dan rata-rata 19.1.
Untuk menghitung periodenya dapat menggunakan persamaan berikut :

Dan untuk menghitung momen inersia batang menggunakan persamaan :

T 2 mgd 2
I
4 2 4 L

Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat kita ketahui bersama bahwa


semakin panjang tali yang di gunakan untuk menggantung sebuah batang maka
akan semakin bertambah pula waktu yang di butuhkan untuk melakukan 15 kali
osilasi, yaitu pada percobaan ini waktu selalu bertambah 1 menit setiap
penambahan panjang tali (L) sebanyak 50 cm atau 0.5 m. akan tetapi ada
beberapa waktu yang berbeda pada pengukuran waktu osilasi ini ini di sebabkan
karena kesalahan ketika mengukur dengan stopwatch yang kurang teliti dan
memencet pada momen yang kurang tepat, kemudian kesalahan berikutnya di
sebabkan pada pengukuran derajad yang hanya di kira-kira saja karena
terbatasnya alat yang ada sehingga hasilnya agak menyimpang akan tetapi masih
searah atau tidak jauh beda dengan hasil pengukuran yang lain.
Pada perhitungan momen inersia di peroleh hasil cinderung fluktuatif atau
ketidak tetapan yaitu sesuai dengan di tunjukkan oleh grafik di atas, tetapi
sebenarnya itulah momen inersia yang sebenarnya yaitu jika di bulatkan bernilai
10 kg m2.

VIII. KESIMPILAN
Dari analisa dan hasil pengukuran di atas dapatlah di tarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hubungan antara panjang tali (L) dengan periodenya (P) adalah berbanding
lurus, sehingga semakin panjang tali akan semakin banyak waktu yang di
perlukan batang melakukan osilasi.
2. Sudut yang di gunakan untuk mengayunkan batang haruslah di bawah 100
karena sudut akan mempengaruhi besar waktu yang di perlukan.
3. Momen inersia batang di pengaruhi oleh panjang tali, jarak antara tali, besar
sudut simpangann dan massa batang tersebut.
4. Osilasi adalah gerak bolak-balik benda di sekitar suatu titik setimbang
dengan lintasan yang sama secara periodik (berulang dalam rentang waktu
yang sama)
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. Halliday, David.1999.”FISIKA”.Erlangga, Jakarta.
2. Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1.Jakarta: Erlangga
3. Foster, B. 2006. Terpadu Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
4. David, H. & Robert, R. 1991. Fisika Jilid 1.Terjemahan oleh Pantur Silaban
& Erwin Sucipto. Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai