IRIGASI BLADDER
Abi (210210270)
Mega Apriani (210210229)
Putri Fitriani (210210238)
Sri Rohyani (200210176)
Referensi
Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika.
Berman, Audrey. Et al. 2009. Kozier : Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5.
Jakarta. EGC
DASAR TEORI
Pengertian
Irigasi bledder adalah sebuah prosedur yang dirancang untuk mencegah formasi dan retensi
clot sehubungan dengan dilakukannya TURP. Continuous Bladder irrgation (CBI)
merupakan tindakan membilas atau mengalirkan cairan baik secara berkelanjutan pada
bladder untuk mencegah pembentukan dan retensi clot darah contohnya pada saat setelah
operasi transurethral resection of the prostate (TURP).
Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk membebaskan kandung kemih dari bekuan dan pus yang
bisa menyumbat aliran lain, untuk mempertahankan kepatenan kateter urine, mencegah
terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter urine, misalnya oleh
darah dan pus.
Indikasi
Tindakan ini dilakukan dengan pasien:
1. Pasien yang menjalani bedah genitourinaria
2. Pada kateter yang berisiko mengalami penyumbatan
3. Pasien dengan infeksi kandung kemih ataupun local
Kontra Indikasi
Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal karena akan terdapat batu ginjal, yang
diobservasi hanya kencingnya. Jadi tidak boleh di bladder training.
a. Sistitis berat
b. Pielonefritis
c. Gangguan/kelainan uretra
d. Hidronefrosis
e. Vesicourethral reflux
f. Batu traktus urinarius
g. Penderita tidak koperatif
ALAT DAN BAHAN
NAMA ALAT DAN BAHAN GAMBAR
1. Selimut mandi
2. Perlak
3. Selang kateter
Handscoon
TAHAP INTERAKSI
PELAKSANAAN GAMBAR
1. Menyampaikan salam
7. Mencuci tangan
TAHAP KERJA
PELAKSANAAN GAMBAR
1. Cuci tangan
2. Memakai handscoon
3. Memasang sampiran
TAHAP TERMINASI
PELAKSANAAN GAMBAR
1. Mengevaluasi perasaan pasien
3. Menyampaikan salam
Evaluasi
1. Jumlah cairan yang digunakan untuk irigasi bledder kateter serta komposisi jumlah
cairan drainase
2. Kaji karakteristik output: kekentalan, warna, adanya bekuan
3. Observasi kepatenan kateter
4. Observasi terjadinya rasa nyeri dan demam
5. Observasi urine untuk menentukan kekeruhan, konsentrasi dan bau
6. Tetapkan hasil termasuk kejadian
7. Cairan irigasi yang tidak masuk
8. Tanda – tanda demam dan menggigil
9. Peningkatan spasme bladder