Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen PT.

Asian
Agri Group1

PT. Asian Agri Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan
kelapa sawit, cokelat dan karet yang memilik lahan 150 ribu hektar. Perusahaan tersebut pada
awal tahun 2007 diduga telah melakukan Transfer pricing.

Berawal dari kejahatan yang dilakukan oleh Vincentius Amin Sutanto dalam
melakukan penggelapan uang perusahaan senilai US$3,1 juta dengan cara membuat surat
fiktif perintah transfer ke bank Fortis (Singapura) berasal dari rekening Asian Agri Abadi
Oils & Facts Ltd (Britis Virgin Island) di bank itu. Merasa terancam oleh pemilik perusahaan
karena perbuatannya, kemudian Vicentius menyebarkan informasi bahwa telah terjadi upaya
bertahun-tahun dari kelompok usaha Raja Garuda Mas untuk memanipulasi pembayaran
pajak ke negara. Jumlahnya tak kecil, jika ditotal sejak 2002, konon jumlah pajak yang tak
dibayarkan mencapai sekitar Rp 1,1 Triliun. Angka ini didapat dari perhitungan jumlah pajak
penghasilan (PPh) badan Asian Agri sebesar 30% dari profit perusahaan yang sengaja
ditransfer ke luar negeri. Manipulasi pajak dilakukan lewat transfer keuntungan ke
perusahaan afiliasi Asian Agri diluar negeri seperti Hongkong, British Virgin Island, Makao
dan Mauritius dengan menggunakan tiga pola, yaitu: pembuatan biaya fiktif, transaksi
hedging fiktif dan Transfer pricing. Langkah yang paling sering digunakan oleh PT Asian
Agri adalah dengan mengenakan biaya fiktif lengkap dengan bon-bon fiktif untuk
kepentingan auditor. Setiap tahunnya, jumlah biaya fiktif ini mencapai US$10-20 juta.
Mekanisme lain adalah melalui mekanisme Transfer pricing. Yaitu menjual produk ke
perusahaan afiliasi di luar negeri dengan harga rendah, sebelum menjualnya kembali ke
pembeli rill dengan harga pasar sesungguhnya.

Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen melibatkan


pihak akuntan profesional di dalam internal perusahaan. Kode Etik untuk akuntan yang
bergerak pada bidang ini terdapat di dalam IFAC bagian C. Akuntan yang berada di dalam
internal perusahaan tentunya sangat berperan di dalam budaya kerja perusahaan, bahkan
disebutkan pula bahwa seharusnya akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif untuk
mendorong pembangunan budaya kerja yang memegang etika di dalam perusahaan. Akan
tetapi akuntan profesional tidak terlepas dari ancaman yang ada dengan bekerja di dalam

1
Setiabudi Andi, “Etika dalam Praktik Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan”,
https://www.academia.edu/8747154/Etika_dalam_Praktik_Akuntansi_Manajemen_dan_Akuntansi_Keuangan.
(Diakses pada 27 Mei 2021, Pukul 13.41)
perusahaan. Akuntan profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan juga
memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etika dan juga independensinya.
Apabila akuntan tidak dapat melakukannya, maka akuntan akan dapat dengan mudah terlibat
di dalam permasalahan yang ada pada perusahaan

Anda mungkin juga menyukai