Supply Chain & Logistics Magazine by ALI April 2016 Edition
Supply Chain & Logistics Magazine by ALI April 2016 Edition
COLD STORAGE
PELUANG BISNIS LOGISTIK MASA DEPAN
04 INDICATOR
27 VIEW
11 EXECUTIVE
ADITHYA SARI:
Rethinking Your Supply Chain
in an Era of Protectionism
Jalan Karier
Dari Suara Hati
30 SUPLEMEN
Closing the Gap:
14 INTERVIEW
Hasanuddin Yasni:
Tackling Indonesia’s Supply
Chain Skills Challenge
2018, Puncak
Bisnis Cold Storage
16 EVENT
2017 :
Supply Chain & Logictics Event
18 HEADLINE
MEMBEDAH BISNIS
setiap edisi dengan mendaftarkan diri Anda sebagai
anggota Asosiasi Logistik Indonesia (ALI). Bergabung
lah dengan lebih dari 3.000 profesional praktisi,
COLD STORAGE akademisi, regulator dan pemerhati rantai pasokan
dan logistik di ALI.
21 MEMACU BISNIS
COLD STORAGE
Daftarkan diri Anda melalui laman resmi ALI
www.ali.web.id atau mengirimkan email kosong ke
alamat mailing list:
indo_logistician-subscribe@yahoogroups.com
Lower - middle income economies are usually in the burgeoning stages of retail and cold chain development. These
economies often need extensive investment for efficient systems. With less developed retail markets, it may be
difficult for many cold chain service providers to find profit opportunities in the local market ; therefore, exporting
to other consumers markets usually offers the greatest opportunities. The growth of these markets will often hinge
on the ease of doing business and trade; government policies and infrastructure development are often the largest
impediments to business and to the growth of these economies.
PROCESSED FOOD
Harvest at Farm
Refrigerated
Warehouse
Retailer
(Restaurant/
Franchise)
Post Harvest
Precooling/ Transport
(Air, Sea, Truck, Rail) Transpost (Truck)
Packing
Retailer
(Supermarket)
Distribution
Center
FRESH FOOD
1300
1260
322
252
202
131 125
115
76
16 12 5
Bandara di Indonesia
Timur Perlu Cold Storage
DIREKTUR Operasi dan Pengembangan Bisnis PT Angkasa
Pura Logistik Satrio Witjaksono mengatakan mengatakan
bandar udara di kawasan Indonesia timur perlu dukun-
gan cold storage. Hal ini diperlukan karena kawasan timur
merupakan sentra industri perikanan utama, namun fasili-
tas cold storage belum tersedia maksimal. Selain cold stor-
age, landasan pacu bandara juga perlu diperpanjang. (Bisnis
Indonesia/9/3/2017)
ADITHYA SARI
COUNTRY GENERAL MANAGER
HAVI LOGISTICS INDONESIA
Namun niat alumnus jurusan Perencanaan dan Tata Kota negara yang sangat efisien dalam mengatur dan mengelola
Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah bulat. Dia kadung logistik. “Saya melihat peluang industri logistik di Tanah Air
jatuh cinta dengan dunia logistik. Bekerja di Exel Logistics, sangat besar. Ini mengingat tantangan geografis Indonesia
yang kemudian berganti menjadi DHL Supply Chain, mem- dan minimnya pengetahuan manajemen logistik,” katanya
buatnya banyak belajar. kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, Maret lalu.
Di Exel, dia belajar engineering, operasional, manajemen Alasan itu pula yang menariknya kembali ke Indonesia
umum, dan pengembangan bisnis. Adit masuk menjadi ba- setelah lima tahun bekerja di Negeri Singa. Keputusan kem-
gian dari DHL Supply Chain sejak tahun 2001 sebagai asis- bali dan berkarier di Indonesia menjadi keputusan penting
stant manager. Kariernya terus naik sampai menjadi general dalam membangun kariernya. Tapi dilema muncul karena dia
manager business development DHL Supply Chain pada De- dihadapkan pada posisi dua pilihan yang sulit, mendapat-
sember 2011. kan posisi yang lebih baik di kantor regional Singapura atau
Di Singapura, ketika mengambil gelar master, ketertarikan kembali ke Indonesia. Sebenarnya dia memilih tetap bekerja
Adhit terhadap pengelolaan logistik dan rantai pasokan (sup- di Singapura. Beruntung, salah satu seniornya menyarank-
ply chain) mencapai puncaknya. Baginya, Singapura adalah annya kembali. Pasalnya, pulang ke Indonesia berarti punya
S 2018,
etelah naik hanya single digit, pertum-
buhan bisnis ruang penyimpanan dingin
atau cold storage diprediksi tumbuh dua
PUNCAK BISNIS
digit tahun ini dan tahun depan. Asosiasi
Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) juga mem-
perkirakan kebutuhan cold storage tahun ini ma-
COLD STORAGE
sih sekitar 1 juta ton. Apa saja faktor pendorong-
nya? Berikut wawancara majalah Supply Chain &
Logistics Review dengan Ketua ARPI Hasanuddin
Yasni.
2017
Supply Chain & Logictics Event
APRIL
5-8 TIA 2017 Conference Las Vegas, NV
5-6 eDelivery Expo 2017 Birmingham, UK
9-12 NASSTRAC Annual Shippers Conference & Transportation Expo Orlando, FL
18-20 Oman Processing, Packaging and Material Handling Exhibition Muscat, Oman
19-20 Seamless 2017 Singapore
21-22 Air Freight Logistics Vietnam 2017 Pullman Saigon Hotel, Vietnam
22-28 Singapore Maritime Week Singapore
24-25 American Supply Chain Summit Orlando, FL, USA
25-26 The Terminal Operations Conference (TOC) Asia Marina Bay Sands, Singapore
26-27 12th Annual Liquidity Management Conference New York, NY, United States
25-27 Digital Travel APAC 2017 Resorts World Sentosa, Singapore
27-29 Asia Cold Chain Show 2017 BITEC , Bangkok
30-3 Warehousing Education and Research Council (WERC) Conference Fort Worth, TX
MAY
30-3 Warehousing Education and Research Council (WERC) Conference Fort Worth, TX
2-4 Fleet Management Masterclass 2017 Dubai, UAE
3-4 6th Supply Chain Finance Summit Thomson Reuters auditorium, London
4-5 Defence Procurement, Supply Chain and Logistics Management Techniques Singapore
10-11 ‘ISC’ Turkey 2017 Istanbul
10-12 2nd Transport India 2017 Pragati Maidan, New Delhi, India
15-16 2nd Annual Dynamic Distribution Disruption – Retail Summit 2017 New York , NY, United States
16-17 4th Annual MENA Pharmaceutical Cold Chain Forum Dubai, United Arab Emirates
18 BSMA EUROPE ANNUAL CONFERENCE russels, Belgium
18-19 2nd Annual Next Generation Corporate Universities Barcelona, Spain
18-19 7th Annual Temperature Controlled Logistics Frankfurt, Germany
Financial Supply Chain, How to Better Manage and Optimise FSC towards Per-
18-19 Barcelona, Spain
fection
18-19 11th Annual Pharmaceutical Logistics Event London, United Kingdom
16-17 2017 Georgia Logistics Summit Atlanta, GA
22-24 Health & Safety Summit, Europe Turnberry, United Kingdom
22-25 Cold Chain GDP & Temperature Management Logistics Global Forum - Spring San Diego, CA, USA
23-25 Gartner Supply Chain Executive Conference 2017 Phoenix, AZ, USA
24-26 China International Logistics Equipment & Technology Exhibition Guangzhou, China
31-2 Customer Facing Supply Chain Management and O2C Berlin, Germany
31-2 Global EPC Projects & Contract Management for Energy Sector Amsterdam, Netherlands
JUNE
31-2 Customer Facing Supply Chain Management and O2C Berlin, Germany
31-2 Global EPC Projects & Contract Management for Energy Sector Amsterdam, Netherlands
6 International Logistics & Material Handling Exhibition (SIL) Barcelona
7-8 The 16th Responsible Business Summit Europe 2017 London, UK
7-8 Clinical Trial Supply Nordics 2017 Copenhagen, Denmark
13 The Food & Drink Supply Chain Conference - Boosting Efficiency & Collaboration London, United Kingdom
13-15 CWC LNG Fuels Summit Amsterdam, Netherlands
14-16 15th Annual North American 3PL & Supply Chain Summit Chicago, United States
19-21 The 2017 EMEA Supply Chain & Logistics Summit & Expo Hotel Rey Juan Carlos I, Barcelona
20-21 International Pharma Supply Chain Confab 2017 Jakarta
20-22 LogiMAT China Nanjing Intern. Expo Center, China
JULY
5-6 The Future of Transportation World Conference Koln, Germany
23-26 AHRMM17 CONFERENCE and EXHIBITION Washington, DC, United States
24-27 Pharmaceutical End-to-End Supply Chain Management Summit Philadelphia, PA, USA
25-28 Fleet Management Asia Summit 2017 Singapore
27 Asian Manufacturing Conference 2017 Singapore
AUGUST
16 GLCS-Supply Chain Breakfast Series 2017 – 2nd Empire Hotel Subang, Malaysia
16-18 2017 ( 9th) Shenzhen International Internet of Thing Exhibition Shenzhen, China
SEPTEMBER
19-20 Supply Chain Forum 2017 Swissotel, Sydney
20-21 Gartner Supply Chain Executive Conference London
Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP) Annual Global Con-
24-27 Atlanta, GA
ference
28-30 LogisWare 2017 Shah Alam, Malaysia
OCTOBER
2-6 APQC’s 2017 Process & Performance Management Conference Houston, TX, USA
3-5 IOT Solutions World Congress Barcelona, Spain
10-11 e2e Commerce Indonesia 2017 Balai Kartini, Jakarta, Indonesia
Jakarta International Expo (JIExpo)
10-12 Indonesia Transport, Supply Chain and Logistics (ITSCL)
Jakarta
10-11 e2e Commerce Indonesia 2017 Balai Kartini, Jakarta, Indonesia
15-17 APICS 2017 San Antonio, TX
18 Logistics & Operations Conference Santiago, Chile
23 The Maritime Standard Awards Abu Dhabi, United Arab Emirates
24 The Maritime Standard Tanker Conference Abu Dhabi, United Arab Emirates
25-27 Manufacturing Solutions Expo 2017 Singapore EXPO, Singapore
NOVEMBER
8 The Maritime Standard Ship Finance and Trade Conference Abu Dhabi, United Arab Emirates
15-17 INTERTRAFFIC MEXICO 2017 Mexico City, Mexic
23-24 Asian Logistics and Maritime Conference Hong Kong
27-29 Supply Chain Management Strategies Summit Berlin, Germany
MEMBEDAH
luas bangunan yang ada di lokasi tersebut.
BISNIS
cold storage yakni chilled room, freezer room, blast freezer, dan
blast chiller. Chilled room dan freezer room biasa digunak-
an untuk menyimpan produk yang sesuai dengan kondisi
COLD
tertentu. Suhu di chilled room biasanya antara 1-7 derajat
celcius dan digunakan menyimpan sayur-mayur dan buah-
buahan dengan daya tahan maksimal 60 hari. Adapun suhu
STORAGE
di freezer room diatur mencapai minus 15 sampai minus
20 derajat celcius dan khusus dipakai menyimpan daging,
susu, keju dan komoditas lain.
Jenis blast freezer dan blast chiller biasa digunakan meny-
impan produk yang butuh pendingan dalam waktu cepat.
Blast freezer untuk menyimpan makanan beku atau olahan
Apa jadinya kalau bisnis perikanan berjalan
secara cepat dengan suhu minus 20 sampai minus 35 de-
tanpa ruangan pendingin? Bagaimana pula
rajat celcius, sedangkan blast chiller atau blast filler berfung-
dengan bisnis buah-buahan dan sayuran si mengurangi kadar air dan mempertahankan kandungan
segar, apa dampaknya kalau tak ada penye nutrisi.
dia ruang pendingin?
L
aporan berjudul “2016 Top Markets Report Cold
Supply Chain; A Market Assesment Tool for US Export-
ers” menarik disajikan International Trade Admin-
istration (ITA), badan nasional di bawah naungan
Kementerian Perdagangan Amerika Serikat. Laporan ini
mengungkapkan besarnya potensi bisnis ruang pendingin
atau cold storage di berbagai belahan dunia, termasuk In-
donesia.
Di Indonesia, sejumlah faktor bakal menjadi sentimen
positif bagi bisnis cold storage di antaranya potensi industri
farmasi di Tanah Air yang diproyeksikan mencapai US$9,7
miliar dan potensi sektor agribisnis yang diprediksi men-
embus US$200 miliar, masing-masing pada tahun 2020.
Dua sektor ini punya kontribusi besar sebagai penggguna
jasa cold storage. Ditambah lagi, konsumsi daging di dalam
negeri juga diperkirakan naik 4-6% per tahun dan ini akan
membuat bisnis cold storage makin terbuka lebar.
Lantas apa sebenarnya cold storage? Apa manfaatnya
bagi industri seperti perikanan dan produk-produkmakan-
an segar lainnya?
Dari sisi fungsi dan kapasitas, cold storage dibagi lagi menjadi dua
yakni komersial dan industrial.Ruang pendingin komersial lazim digu- EMPAT JENIS COLD STORAGE
nakan sendiri oleh si pemilik atau bisa disewakan, tapi tidak menjadi
bagian terintegrasi dari aktivitas industri, misalnya cold storage daging • CHILLED ROOM (1-7 DERAJAT C)
milik pasar swalayan dengan kapasitas di bawah 1.000 ton. • FREEZER ROOM (-15 HINGGA -20
Di sisi lain, cold storage industrial umumnya menjadi satu kesatuan DERAJAT C)
dari aktivitas bisnis seperti penyewaan gudang pendingin dan bisnis • BLAST FREEZER (-20 SAMPAI -35
logistik dengan kapasitas lebih dari 1.000 ton. Dari dua jenis itu, kini DERAJAT C)
berkembang lagi cold storage mobile yang bisa dibawa ke mana-mana • BLAST CHILLER (1-4 DERAJAT C)
dengan motor roda tiga atau mobil. Sumber: Datacon, Indotara
Faktanya, tak semua perusahaan memiliki ruang pendingin karena
pembangunannya membutuhkan bujet besar. Solusinya, banyak perusa-
haan akhirnya menyewa atau bekerja sama dengan pemilik cold storage.
Mengacu data ITA, saat ini perbandingan jumlah cold storage dengan
penduduk Indonesia masih rendah, hanya 12:252. Bandingkan dengan
China, 76:1300, atau India 131:1260. Survei Supply Chain Indonesia
juga mencatat, Indonesia setidaknya masih butuh tambahan 1,5 juta menjadi anggota ARPI yang terdiri dari ber-
ton cold storage. bagai bidang usaha, seperti perusahaan
Rendahnya perbandingan ini menandakan potensi bisnisnya khusus cold storage, industri pengo-
sangat besar. “Investasi yang sudah ditanam untuk gudang lahan makanan atau importir dag-
berpendingin saat ini mencapai Rp32 triliun,” kata Direktur Ekse- ing termasuk rumah pemotongan
kutif Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni, hewan, industri perikanan dan
kepada majalah Supply Chain and Logistics Review, Maret lalu. udang, industri es krim, impor-
tir buah, dan perusahaan jaringan
Sebaran ritel. Data APRI mencatat, beberapa
Saat ini, ARPI mencatat perusahaan cold storage berjumlah sekitar nama perusahaan yang bersinggungan
92 perusahaan di Indonesia, jumlahnya tak banyak berubah sejak ta- dengan cold storage di antaranya PT An-
hun 2004. Khusus Jabodetabek, mengacu riset Data Consult yang di- eka Cool, PT Bitzer Compressors, PT Dan-
kutip Datacon, ada sekitar 40 perusahaan cold storage dan dari jumlah foss Indonesia, PT Celcius Jaya, PT Denso
itu ter- dapat 26 perusahaan ditopang kapasitas cukup besar dengan Sales, Meratus Group, PT Pluit Cold, PT
total sekitar 75.056 ton. Bonekom Servistama (Bosqo), PT Adib
Pebisnis cold storage juga terpetakan dan Cold Logistics, dan Perum Perikanan In-
donesia (BUMN). Ada juga
yang punya kapasitas be-
sar seperti PT Sukanda
Jaya dan Bosco.
Dengan potensi yang
ada, Hasanuddin mem-
prediksi cold storage bakal
‘diserbu’ investor baru, lo-
kal dan asing. Jawa, teru-
tama Jawa Barat, masih
menjadi salah satu lokasi
strategis yang diincar in-
vestor lantara Jawa Barat
dan Jawa Timur menguasai sebaran bisnis. Jawa. Apalagi kalau melihat potensi bisnis
Pebisnis lokal, kata Hasanuddin, masih ini ke depan, hampir semua daerah di
dominan baik cold storage jenis chilled Indonesia membutuhkan cold stor-
room, freezer room, blast freezer, maupun age.”
blast chiller. Kendati dikuasai lokal, manis-
General Manager Wira Logistics Mo- nya bisnis ini pun menarik perha-
chammad Taufik Natsir menambahkan tian provider logistik internasional. “Investasi yang
dari empat jenis ruang pendingin, perse- Country General Manager HAVI Logistics
sudah ditanam
roan lebih menyasar penyewaan jenis blast Indonesia Adithya Sari mengatakan pihaknya
chiller dan blast frozen untuk makanan beku. berkomitmen menyediakan solusi layanan untuk gudang
Alasannya, pasar dan margin di jenis ini lebih end to end bagi pelanggan. Itu sebabnya, “kami berpendingin
besar. Itu sebabnya perseroan yang memiliki berencana mengembangkan usaha di bidang ini
saat ini
cold storage di Cibitung dan Surabaya ini belum melalui berbagai macam investasi, salah satunya
berencana masuk ke cold storage perikanan. distribution center yang baru dan dilengkapi fasili- mencapai Rp32
“Tahun ini kami tidak menambah fasilitas baru. tas cold storage yang akan beroperasi tahun ini,” triliun.”
Kami fokus pada operation excellent.” kata Adit.
Pebisnis cold storage lokal lainnya, PT Kiat Namun terlepas dari besarnya potensi bis-
Ananda Cold Storage juga menjadi salah satu nis, Adhitya menekankan pentingnya kepatu-
pebisnis cold storage dengan kapasitas besar han terhadap keamanan pangan dan standar
mencapai sekitar 100.000 ton. “Lokasinya ada halal bagi bisnis cold storage. Peningkatan
di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Lokasi yang pal- kemampuan cold storage management dalam
ing besar ada di Jakarta,” kata Ray Soraya, Chief menjaga keamanan produk pangan yang
Operating Officer Kiat Ananda. didistribusikan juga menjadi pekerjaan rumah
Di gudang pendingin milik sendiri. =
Kiat Ananda di Jalan Raya
Narogong, Bekasi, berdiri
di areal seluas 3 hektare
dengan luas bangunan 1,6
hektare, didukung teknologi
pendingin modern yang mampu
menjaga kestabilan suhu hingga minus 25
derajat celcius. Menurut Ray, saat ini pebisnis
lokal masih menguasai pasar seiring dengan
pengetahuan akan kondisi pasar dalam negeri.
”Memang ada investor dari Jepang masuk. Tapi
saat ini tidak ada spesifikasi, misalnya lokal
lebih senang di Jawa, sedangkan asing di luar
MEMACU BISNIS
COLD STORAGE
A
wal Februari tahun lalu, bisnis ruang pendin- Menko Perekonomian dalam jumpa pers ketika itu di
gin atau cold storage mendapat angin segar. Kantor Presiden.
Betapa tidak, keinginan Menteri Kelautan dan Kebijakan ini menjadi sentimen positif bagi industri
Perikanan Susi Pudjiastuti agar bisnis cold cold storage yang belum bertumbuh signifikan kendati
storage terbuka 100% bagi asing akhirnya terkabul. prospeknya besar. Direktur Eksekutif Asosiasi Rantai
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X yang dirilis pada 11 Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni men-
Februari 2016 memasukkan ketentuan porsi kepe- gatakan bisnis cold storage bakal tumbuh pesat tahun
milikan asing di bisnis cold storage menjadi 100%. Ini depan didorong beberapa faktor, salah satunya minat
merubah ketentuan awal dalam Perpres No.39 Tahun investor asing.
2014 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI) yang me- “Sebagian besar [asing yang tertarik cold storage]
nyebutkan bisnis cold storage di Sumatra, Jawa, masih di sektor hortikultura seperti sayur-mayur
dan Bali maksimal kepemilikan asing hanya dan buah-buahan, seafood dan turunannya,” kat-
33%, sedangkan di Kalimantan, Sulawesi, anya kepada majalah Supply Chain & Logistics Re-
Nusa Tenggara, Maluku,dan Papua, asing view, akhir Maret lalu.
dibatasi maksimal 67%. Potensi besar ini tak hanya diungkapkan ARPI,
“Kami ingin agar industri ini berkembang, Supply Chain Indonesia memproyeksikan kebu-
terutama di kawasan Timur Indonesia dan tuhan ruang pendingin di Indonesia sekitar 1,7 juta
Kawasan Ekonomi Khusus,” kata Darmin Nasution, ton, naik 30% dari kebutuhan tahun 2015 sebesar 1,32
juta ton. Tapi saat ini, cold storage yang sitas 200 ton butuh listrik sebesar
tersedia hanya 200.000 ton. 142 kilo volt ampere (KVA). Lalu unit
“Jadi, butuh penambahan Kami ingin agar pengolahan ikan dengan cold storage
sekitar 1,5 juta ton,” kata industri ini berkapasitas 500 ton perlu 750 KVA
Setijadi, Chairman Supply dan ice flake machine atau mesin pem-
Chain Indonesia.
berkembang, buat es berkapasitas 10 ton butuh 130
Ini bukan prediksi sem- terutama KVA. Bila listrik tiada, investor harus
barangan. Proyeksi terse- di kawasan siap menyediakan genset yang pasti
but diperoleh dari analisa data akan menambah overhead cost.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Timur Indonesia” Akses jalan dari sentra produksi
tahun 2016. Potensi perikanan tang- atau konsumsi ke pelabuhan atau se-
kap laut Indonesia mencapai sekitar baliknya juga bermasalah. Sebab itu,
6,5 juta ton per tahun, potensi peri- pemerintah sebaiknya perlu memikir-
kanan budidaya payau mencapai 2,96 kan fasilitas pelabuhan. Hambatan
juta hektare, dan potensi budidaya laut infrastruktur ini pun diungkapkan Ke-
mencapai 12,55 juta hektare. menterian Perdagangan AS dalam riset
Sektor perikanan adalah salah satu bertajuk “2016 Top Markets Report Cold
industri utama yang memanfaatkan Chain Country Case Study”. Dalam riset
ruang pendingin. Sayangnya, industri ini disebutkan Indonesia punya potensi
ini dihadang beberapa kendala sep- Setijadi. besar di bisnis cold storage, salah satu-
erti ketersediaan pasokan komoditas, Hambatan lain yakni ketersediaan nya karena ditopang industri agribisnis
fluktuasi, disparitas harga, dan mutu infrastruktur. Fasilitas penanganan yang tumbuh mendekati US$200 mil-
komoditas. Masalah lain yakni musim, perikanan ternyata butuh listrik yang iar pada tahun 2020, sayangnya, “the
karakteristik komoditas yang mudah besar. Misalnya, cold storage berkapa- infrastructure is too poor to exploit them ef-
rusak, dan konektivitas yang berkaitan
dengan faktor keterpencilan.
Selama ini penyimpanan ikan yang
dilakukan para nelayan masih tradis-
ional memanfaatkan es. Pengawetan
dengan metode ini akan berdampak
buruk, misalnya kondisi ikan banyak
yang terbuang, harga ikan jatuh dan
disparitas harga.
“Riset kami di beberapa lokasi, ke-
beradaan penyedia cold storage bisa
membuat disparitas harga sampai
67%.” Di sinilah, pengusaha logistik dan
rantai pasokan bisa mencoba perun-
tungan bisnis di cold storage. “Penyedia
jasa logistik bisa menyediakan armada
cold storage. Ini mencakup semua moda
seperti truk berpendingin [refrigerated
trucks], gerbong kereta api berpendin-
gin dan kontainer berpendingin,” kata
PT PELNI (Persero)
Transformasi Bisnis
Penguasa Angkutan Laut
K
KAMI UBAH PERSEPSI
etika maskapai penerbangan bertarif murah atau low cost carrier NAIK KAPAL MENJADI
(LCC) yakni Lion Air dan AirAsia hadir pada tahun 2000, banyak yang LIFESTYLE. KITA BISA
mengira bisnis transportasi laut akan karam, begitu juga dengan MENYELENGGARAKAN
kelangsungan bisnis PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
TRAINING, GATHER-
atau kini disebut PELNI. Alasannya, masyarakat bakal beralih menggunakan
ING, DAN MEETING ON
pesawat terbang ketimbang kapal laut karena tarifnya lebih murah. Namun
BOARD.”
nyatanya, perusahaan yang didirikan pada 28 Februari 1952 ini masih ber-
tahan dan tetap bertumbuh.
Di bawah kepemimpinan Elfien Goentoro sebagai direktur utama, PELNI
bertransformasi. Kepada majalah Supply Chain & Logistics Review, Elfien men-
gatakan perseroan tengah menitikberatkan pada added value
atau memberi nilai tambah bagi penumpang kapal laut. Seb-
agai alat transportasi, perseroan tak hanya memberikan lay-
anan antarpenumpang ke tujuan, melainkan menyediakan
layanan tambahan. Kapal Kelimutu dan Kelud milik PELNI
akan dialihfungsikan untuk layanan baru tersebut.
“Kami ubah persepsi naik kapal menjadi lifestyle.
Kita bisa menyelenggarakan training, gathering, dan
meeting on board,” kata alumnus teknik kimia dari
Institut Teknologi Bandung tahun 1987 ini.
Dengan begitu, kapal laut beralih fungsi
menjadi wahana wisata. Perseroan juga akan
melakukan banyak hal demi transformasi. Ini
penting mengingat pertumbuhan pendapatan
dari angkutan penumpang kapal turun sekitar
7% setiap tahun. Sebab itu, sejumlah miliar. Perbaikan dari sisi kualitas aset
strategi ditempuh, di antaranya pela- dan keuangan juga ditempuh.
tihan besar-besaran di bidang SDM, Mengacu laporan keuangan PELNI,
perbaikan fasilitas kapal, dan me- laba tahun berjalan 2014 mencapai
ningkatkan layanan atau hospitality. Rp11,22 miliar, naik sgnifikan karena
Beberapa tahun lalu, dia juga meng- tahun 2013, perseroan mencetak rugi
hilangkan sistem kabin di kapal laut tahun berjalan menembus Rp634
untuk bersaing dengan maskapai LCC miliar. Tahun 2014 itu, Elfien ma-
sehingga di kapal PELNI semuanya sih menjabat direktur komersial dan
kelas ekonomi. pengembangan usaha, sedangkan
Tidak hanya itu, semenjak meme- dirut PELNI masih dipegang Sulistyo
likannya ke Kementerian BUMN. Ala-
gang kendali utama PELNI pada ta- Wimbo S. Hardjito.
sannya, bisnis Djakarta Lloyd di sek-
hun 2015, alumnus Master Business Restrukturisasi dan transformasi
tor angkutan kargo laut tak sejalan
Administration dari Centerbury Busi- sebetulnya sudah ditempuh sejak
dengan PELNI.
ness School, University of Kent, Ing- tahun 2014. Ketika dipercaya men-
Semua alat produksi juga dibenahi;
gris, tahun 1994, ini melakukan ban- jadi direktur komersial dan pengem-
sistem pengelolaan tiket penumpang
yak hal. Dia menata ulang rencana bangan usaha, mantan komisaris PT
dan penggunaan BBM. Erfien men-
perusahaan. Segala sumber daya Pertamina EP CEPU dan PT Krakatau
argetkan penghematan BBM bisa
yang dimiliki PELNI harus sejalan Daya Listrik ini berkuasa penuh men-
sebesar 10% dari pagu yang ditetap-
dengan tujuan korporasi. Itu sebab- gubah strategi perusahaan. Langkah
kan bersama BPH Migas. Hasilnya
nya, dia berani melepas pengelolaan ini tidak mudah karena saat itu per-
langsung kelihatan. Akhir tahun 2014,
PT Djakarta Lloyd dan mengemba- seroan masih merugi Rp634 miliar.
perseroan mencetak laba Rp11,2
Pada Juni 2015, jabatannya naik menjadi direktur utama. barang baru dan satu kapal penumpang. Penambahan
Sejak itu, kinerja perusahaan menghijau dan akhir 2015, kapal perlu dilakukan demi peremajaan lantaran banyak
Pelni meraih laba Rp99,7 miliar. Setahun kemudian, ta- kapal milik PELNI umurnya di atas 30 tahun. “Anggaranya
hun 2016, laba unaudited Pelni mencapai Rp199 miliar. Rp1,3 triliun per kapal. Skema pendanannya multiyears,”
Tahun ini, sejumlah rencana bisnis siap paparnya.
dieksekusi. Bisnis perusahaan kini terbagi Di bisnis wisata, kontribusinya juga
lima lini; pengangkutan barang, pengang- akan digenjot. Pengembangan bisnis se-
kutan penumpang, bisnis logistik lewat PT cara anorganik juga terus dilakukan. Le-
Sarana Bandar Nasional (SBN) untuk bong- AKHIR TAHUN 2016, wat beberapa anak usaha, PELNI terus
kar muat dan freight forwarding, bisnis PT KONTRIBUSI LABA DARI mengembangkan diri. Akhir tahun 2016,
Pelita Indonesia Djaya (PIDC) di jasa pen- kontribusi laba dari anak usaha menca-
ANAK USAHA MENCAPAI
gurusan transportasi dan kepabeanan, dan pai Rp79 miliar. Kontribusi laba terbesar
RP79 MILIAR.
terakhir Rumah Sakit (RS) PELNI. berasal dari bisnis RS PELNI. Sebab itu,
KONTRIBUSI LABA TER-
Sebagai negara kepulauan, Elfien me- delapan lantai baru siap dibangun. Tahun
BESAR BERASAL DARI
nyadari masa depan perusahaan kapal laut 2018, ditargetkan delapan lantai ini su-
tentu berada di pengangkutan barang. Di BISNIS RS PELNI. dah bisa digunakan sehingga dapat terus
atas kertas, pendapatan angkutan barang menyokong pendapatan dan laba induk.
bisa naik 7-10% per tahun sehingga ang- Strategi berikutnya ialah melanjutkan
kutan barang akan terus dikembangkan. sinergi BUMN. Pihaknya sudah beker-
Meski demikian, sampai akhir tahun 2016, kontribusi jasama dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Ke
angkutan penumpang masih dominan mencapai 70% ke depan, PELNI akan menjajaki kerja sama dengan PT Per-
pendapatan PELNI. “Kami memiliki sembilan kapal yang tamina (Persero) untuk menggunakan bahan bakar gas
sudah ada palka [kontainer]. Kami sudah memiliki tiga sehingga perseroan bisa mengurangi ketergantungan
kapal barang dan menyewa tiga kapal untuk Program Tol BBM jatah public service obligation atau PSO. “Kami juga
Laut di tahun 2016,” kata ayah dua putra ini. menjajaki kerja sama dengan beberapa BUMN lain un-
Pada Maret ini, satu kapal lagi siap memperkuat ar- tuk membuat hotel terapung. Rute yang kami kaji adalah
mada PELNI dan target tambahan berikutnya lima kapal rute dari 10 destinasi wisata nasional.” =
2014 3.85
2015
2013
2014
2.97 98,93
2.49 2013 4,39
-622
Most U.S. and European companies have spent the past 20 years concen
trating more and more of their manufacturing in East Asia to reduce costs
by exploiting labor-arbitrage opportunities and address the promise of
that rapidly growing market.
I
Martin Reeves t’s time for them to rethink their supply-chain strategies. Adjusting to new economic realities
as well as political and economic uncertainties will require making their supply chains much
more resilient. There are three reasons a rethink is due:
Justin Rose is a Chicago-based partner of the Boston Consulting Group and leads BCG’s digital efforts for industrial goods companies.
Martin Reeves is a senior partner and managing director in the Boston Consulting Group’s New York office and the director of the BCG
Henderson Institute. He is the co-coauthor of Your Strategy Needs a Strategy (Harvard Business Review Press, 2015). You may contact him by
e-mail at reeves.martin@bcg.com and follow him at @MartinKReeves.
An Australia–Indonesia Initiative
Closing the Gap: This study investigates the skills challenges in supply chain
Tackling Indonesia’s and logistics management activities in two cities: Jakarta and
Surabaya. It was primarily motivated by observations in the
Supply Chain Skills Indonesian Government’s 2012 Blueprint for the Development
Challenge report forms of National Logistics System (Cetak Biru Pengembangan Sistem
a preliminary part of a Logistik Nasional) identifying a huge gap in the skills supply
major in-depth study and its major impediment to the nation’s attempt at lifting its
involving the national national logistics performance. This preliminary report presents
industry representative the findings from interviews and workshops conducted with
executives in the logistics and supply chain industry.
body, the Association
of Logistics Indonesia Three areas of priority are identified as critical to establishing
a robust supply chain and logistics system in Indonesia:
– with a membership
of over 4000 1. Training System
The need to create a stronger training system that is
companies – the underpinned by deeper partnerships and closer coordination
Sepuluh Nopember between government, industry and education providers;
Institute of Technology,
2. Curriculum
the RMIT University Strongly align the curriculum to industry needs, providing
Australia and the more training support schemes and preparing job-ready
University of Indonesia. graduates and competent professionals; and
3. Standards and Body of Knowledge
Establish a national competency standard and logistics core
body of knowledge that meets industry expectation. This
includes ‘thinking and learning skills’, ‘interpersonal skills’,
‘customer service and business skills’, ‘analytical and ICT
skills’, and ‘logistics specialist’ skills.
The above priority areas present new opportunities to develop an
education and training system that addresses Indonesia’s skills
need in the supply chain and logistics sector. Education training
in supply chain and logistics spans technical high school and
tertiary qualifications to professional certifications, short online
courses and corporate training programs. Engaging Indonesian
companies in these types of training will be critical to help meet
business needs. Businesses need to be cognisant of the state
of skills within their workforce, with respect to the capabilities
of their employees and the skills required for them to facilitate
innovation and growth.
In this report, the terms ‘logistics’ and ‘supply chain management’ are used interchangeably to refer to the ‘Profession’ as a whole.
300
“…question 200
This report forms a The study is unique for several reasons. It is an industry–
preliminary part of a university collaboration focused on supply chain and logistics.
It represents a genuine collaboration between Indonesia and
major in-depth study Australia to address a critical need identified by the Indonesian
involving the national Government. It seeks to tackle Indonesia’s skills shortage in the
industry representative supply chain and logistics sector.
body, the Association The major study addresses three important questions in
of Logistics Indonesia response to the Government’s National Logistics Blueprint:
– with a membership – To what extent is Indonesia’s supply chain and logistics
of over 4,000 workforce size and skills profile sufficient to meet the
companies – the demands of a rapidly expanding economy?
Sepuluh Nopember – What are the key challenges and opportunities in the
Institute of Technology, development and supply of skills in the Indonesian
the RMIT University supply chain and logistics sector?
Australia and the – How effective are existing government policies and
University of Indonesia. industry strategies in addressing current and future
skills and workforce supply challenges?
The study uses a combined method approach, bringing together
the advantages of depth attributed to qualitative methods and
those of scope and detail guaranteed by quantitative analysis.
The approach was undertaken in three phases.
Phase 1 involved desk research – secondary research and
review of policy, sector information and data about Indonesia’s
supply chain and logistics sector. In Phase 2, we conducted
interviews with senior executives from selected companies
in Jakarta and Surabaya. The interviews covered areas of
organisational staffing strategies, state policies on skills and
staff development for the industry. Following the interviews, we
held two Industry Workshops in Jakarta and Surabaya. The
workshops validated the interview findings as well as collected
further information on the skills challenges. Phase 3 involves an
industry skills survey, which is currently under way. The findings
from the interview data were drawn on to develop the survey
questions and distributed to more than 4000 companies.
Government
Industry Education
Industry-Aligned Curriculum
Industry
employers
interviewed
identified
three stand-
out issues:
4.1.1 The major a. The current education and training system provided by the
challenges in the National Logistics System, along with the Ministry of National
current logistics Education Policy, is unable to meet the rapid and sustained
education systems socioeconomic growth, which is exerting increasing pressure
on the existing logistics capacity. Having a systematic
approach to skills development beginning with Training Needs
Analysis is most likely to improve the current education and
training system by providing a foundation to deliver appropriate
and effective training to meet the needs of the country’s
logistics system.
b. The greatest skills shortage identified across all the interviews
relates to soft skills, for example communications, leadership,
analytical thinking, problem solving.
c. The data also showed that employers face challenges with
finding people with adequate logistics and supply chain
specific skills. Interviewees explained that in most cases,
graduates from the training system lack these critical
specific skills.
d. The above problem is largely attributed to a lack of systematic
vocational training program for the logistics and supply
chain industry. Whereas professional organisations like the
Association of Logistics Indonesia (ALI) provide some training,
it is not broad enough and often ad hoc.
e. In response to challenge C and D above, individual employers
provide some training as a top-up for the deficiency of skills
in their new employees. However, such training is often ad
hoc and widely varied from organisation to organisation. The
interviews show that the length of training provided ranges
from about 2 weeks up to 12 months across different employers.
4.1.2 Building the a. The interviews showed that employers within the industry
capabilities and would like to see more government support in training and
capacities for a skills development. This could be in the form of building and
national logistics equipping training institutions as well as developing effective
workforce policies to help industry in their skills development efforts.
b. There is a lack of communication between employers and
universities. As a consequence, graduates produced at
the university do not always have the necessary skills that
employers require.
c. Government, industry and education providers should work
more closely together to help address the training and
workforce development needs of the nation (see Figure 2
trilateral partnership). The government should establish a
government–industry–education provider framework to ensure
training aligns with Indonesia’s workforce requirements. Such
a framework should also facilitate information sharing and
collaboration between key stakeholders.
10
11
12
Industry aligned
curriculum
Training support
schemes
Job-Ready
Graduates
Competent
Professionals
4.2.3 Job-ready Graduates 4.2.4 Competent
– employers identified that professionals – majority of
the lack of training of new employers identified recruiting
graduates is a challenge to staff with soft skills as another
the sector. Recent graduates challenge. Some of the soft
employed in some companies skills that were considered an
were not job-ready, forcing issue related to the ability of
some employers to look applicants to communicate
outside the sector or country. effectively, the ability to lead a
Local graduates require team or group, and the ability
a lot more training and to negotiate.
experience when they join the
company. Integrating work
placements or internships,
including international mobility
experiences, during the
student’s undergraduate
degree are some ways to
help boost critical and
employable skills.
13
4.3
Standards and
Body of Knowledge
14
5.0
Conclusions
and Implications
customer service and project The findings from the interviews and workshops of the
management. The importance senior executives in the logistics and supply chain industry
of customer focus in any suggest the following:
logistics business was very
much expressed during the
industry roundtable.
There is a consensus
4.3.4 Analytical and ICT among the respondents
Skills – having analytical and
ICT skills was considered
that logistics and
important skill set for staff,
according to industry
supply chain managers
employers. Digital skills
and literacy are becoming
and operators are not
increasingly important as the adequately skilled or
increasing pervasiveness of
IT skills in the logistics sector. competent to meet the
Relevant IT skills may include
business-related IT capabilities demand of the industry
and the use of common types
of office applications and
across all five skill sets.
Enterprise Resource Planning,
for such as SAP software. – The degree of importance of the individual skills and
skill sets varies among various roles and levels of
4.3.5 Logistics Specialist management, and thus requires different levels of training.
Skills – logistics, transport and
supply chain management – A greater collaboration between government agency,
specialist skills relate to business, including industry/professional bodies,
the role of each logistics and academic and vocational institutions is critical in
professional. For example, developing appropriate strategies and policies to enhance
relevant skills of a supply chain skills development.
manager would include an – Development of a common body of knowledge with inputs
understanding of supply chain from the industry and academia and its standardisation
concept to the returned goods is vital to provide a consistent top–down approach to
handling and reverse logistics. curriculum design or to facilitate stakeholder interaction.
There was a strong desire to
Education training in logistics-related areas may include
ensure some level of standard
technical high school qualification, tertiary qualifications,
and certification relevant for
professional certifications, short online courses and
each skill set.
corporate training programs. The engagement of Indonesian
companies in these types of training is critical to ensure they
meet the business needs. Businesses need to be cognisant
of the state of skills within their workforce, with respect to
the capabilities of their employees and the skills required for
them to facilitate innovation and growth.
15
References
Butcher, T. 2007. Logistics Worker Skills
for the Information Age. A Research Study
sponsored by the Chartered Institute of
Logistics and Transport (UK).
Gekara, V 2010, “What about skills?”
A discussion of the role of skills in the
strategic positioning of ports as essential
catalysts of trade and economic growth.’,
in Elizabeth Barber (ed.) Proceedings of
the 33rd Australasian Transport Research
Forum, Western Australia, 29 September –
1 October 2010, pp. 1–17.
Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik
Nasional 2012, can be accessed through
http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17475/
Perpres0262012.pdf
World Bank (2014), Connecting to Compete
2014 – Trade Logistics in the Global
Economy, Washington DC.
Hampson, I. 2002. “Training Reform: Back
to Square One?”. Economic and Labour
Relations Review 13(1): pp. 149–174.
Crouch, C., Finegold, D. and Sako, M.
1999. “Are Skills the Answer? The Political
Economy of Skill Creation in Advanced
Industrial Economies”, Oxford: Oxford
University Press.
Ananiadou, K. and M. Claro (2009),
“21st Century Skills and Competences for
New Millennium Learners in OECD
Countries”, OECD Education Working
Papers, No. 41, OECD Publishing.
Vinh V. Thai, Stephen Cahoon, Hai T. Tran,
(2011) “Skill requirements for logistics
professionals: findings and implications”,
Asia Pacific Journal of Marketing and
Logistics, Vol. 23 Iss: 4, pp. 553 – 574.
16
Authors
Professor
Caroline Chan
RMIT University
Professor Yuri Zagloel
University of Indonesia
Professor
Nyoman Pujawan
Sepuluh Nopember
Institute of Technology
Mr Mahendra Rianto
Association of
Logistics Indonesia
Professor
Shams Rahman
RMIT University
Associate Professor
Victor Gekara
RMIT University
Dr Eugene Sebastian
RMIT University