Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1

Hukum Perdata

1. Pengertian hukum perdata


Menurut Prof Soebekti hukum perdata dalam arti luas adalah meliputi semua hukum
pokok uang mengatur kepentingan perseorangan. Sementara Prof Dr Ny Sri Soedewi
Mahsjhoen Sofwan SH menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hukum perdata
adalah hukum yang mengatur kepentingan antar warga negara perseorangan yang satu
dengan warga perseorangan yang lain.

Hukum Perdata menurut ilmu pengetahuan hukum sekarang ini dibagi menjadi empat
bagian yaitu hukum:
- Tentang diri seseorang (hukum perorangan)
- Kekeluargaan
- Kekayaan terbagi atas hukum kekayaan yang absolut, hukum kekayaan yang relatif.
- Waris

2. Manusia sebagai subjek hukum mempunyai wewenang hukum, tetapi tidak semua
subjek hukum mempunyai wewenang bertindak, hal tersebut didasarkan pada syarat
kecakapan untuk bertindak dalam melakukan perbuatan hukum.
Kewenangan bertindak, orang yang tidak mempunyai kewenangan bertindak untuk
melakukan perbuatan hukum berdasarkan pasal 1330 KUHperdata adalah mereka yang
belum dewasa, wanita bersuami, mereka yang ditaruh dibawah pengampuan.

3. Keadaan tidak hadir adalah jika seseorang meninggalkan tempat tinggalnya dan tidak
memberikan kuasa kepada orang lain untuk mengurus kepentingannya maka
kepentingan-kepentingan tersebut harus diwakili oleh orang yang berkepentingan dalam
hal ini hakim untuk sementara dapat memerintahkan balai harta peninggalan untuk
mengurus kepentingan-kepentingan orang yang pergi tersebut.
Keadaan tidak hadir ada dua macam keadaan tidak hadir jika seseorang pergi
meninggalkan tempat tinggalnya, dan keadaan dimana orang tersebut dianggap telah
meninggal dunia.

4. Putusnya perkawinan akibat kematian, perceraian atau putusan pengadilan, putusnya


perkawinan maka anak dapat diasuh oleh perwalian. Perwalian adalah suatu
perlindungan hukum yang diberikan kepada seorang anak yang belum mencapai usia
dewasa atau yang belum pernah kawin yang tidak berada di bawah kekuasaan orang
tua. Seperti yang tertuang dalam pasal 50 UU Perkawinan pada ayat 1. Selanjutnya pasal
50 ayat 2 menentukan bahwa perwalian itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan
maupun harta bendanya. Harta benda dari orang tua akibat putusnya perkawinan,
seorang anak mempunyai hak terhadap harta benda tersebut, seperti yang tertuang
dalam hukum waris.

5. Setiap orang dapat mengadopsi anak.


Adapun untuk mengadopsi anak menurut ketentuan pasal 8 Staatblad 1917 No 129
adalah sebagai berikut:
- Harus dibuat dalam akta notaris
- Harus dengan persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan
- Jika anak yang diadopsi sudah berusia 15 tahun harus dimintakan persetujuannya
- Jika yang melakukan adopsi seorang janda maka harus ada persetujuan ayah dari
suaminya yang telah meninggal
- Jika tidak ada mereka yang harus dimintakan izin maka izin dapat diperoleh melalui
pengadilan

Pengaturan Adopsi
UU No 4 Tahun 1979 tentang Pengangkatan Anak
UU Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002
PP No 54 Tahun 2007 Mengenai Pengangkatan Anak
Syarat pengangkatan anak
Harus ada izin menteri sosial
Harus ada laporan sosial yang memuat tentang keterangan calon orang tua angkat,
orang tua kandung, dan calon anak angkat, Keterangan pelaksanaan pengasuhan anak.

Syarat calon orang tua angkat sebagai berikut:


WNI, Status perkawinannya minimal 5 tahun, umur minimal 30 tahun maksimal 40 tahun,
tidak mempunyai anak atau hanya mempunyai satu anak, berkelakuan baik, mampu
dibidang ekonomi, sehat jasmani, membuat pernyataan tertulis tentang tujuan
pengangkatan anak yaitu kesejahteraan, ada laporan sosial.

Demikian terima kasih


Sumber referensi: BMP/HKUM 4202. Modul 1-6.

Anda mungkin juga menyukai