Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia akan mengakibatkan


kebutuhan pangan juga meningkat. Peningkatan kebutuhan pangan harus
diimbangi dengan pemenuhan jumlah pangan yang cukup, bergizi dan aman.
Sayuran sawi sebagai pelengkap pokok mempunyai banyak manfaat, sawi
dapat membangkitkan selera makan dan dapat memperbaiki pencernaan
(Kusuma, 1982). Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral
tidak dapat disubtitusi melalui makanan pokok lainnya (nazaruddin,2003).
Oleh karena itu sayuran sawi mutlak dibutuhkan oleh setiap orang.
Pada umumnya masyarakat melakukan budidaya sayuran secara
konvensional yaitu dengan pengolahan lahan terlebih dahulu kemudian
menunggu hujan turun adalah waktu yang tepat untuk menanam dan
membutuhkan lahan yang luas. Cara budidaya seperti ini kurang efisien dan
efektif karena, membutuhkan waktu yang lama dan semakin sempitnya lahan
pertanian. Kendala yang terjadi di masyarakat ialah kondisi lahan pertanian
yang semakin terbatas sementara kebutuhan sawi semakin meningkat. Untuk
mengatasi kendala tersebut dengan meningkatkan penerapan pertanian lahan
sempit, dimana salah satunya menggunakan budidaya hidroponik. Hidroponik
merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi dan
oksigen, dengan kata lain teknik ini tidak menggunakan tanah sebagai
medianya (Anonim, 2010).

Ada berbagai macam metode dalam pemberian nutrisi hidroponik,


salah satunya Nutrient Film Technique (NFT). NFT merupakan metode
budidaya dengan meletakan akar tanaman pada lapisan air dangkal. Air
tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Nutrisi yang digunakan pada tanaman sawi ini yaitu nutrisi AB mix
dengan ppm 500-1400 dengan suhu berkisar 27º C dan pH 5,5-6,5 (Roni,
2016). Pemberian nutrisi harus sesuai ketentuan, karena jika nutrisi yang
diberikan kurang dari 500 ppm, maka daun sawi pagoda akan pucat dan
berwarna kuning. Sedangkan jika nutrisi melebihi 1400 ppm, maka rasa sawi

1
akan terasa pahit (Luthfiyah,2010). Selain itu, pemberian nutrisi harus sesuai
dengan takaran, karena setiap minggunya sayuran membutuhkan jumlah
nutrisi yang berbeda.

Sistem kontrol pemberian nutrisi pada sayuran hidroponik ini


dikombinasikan dengan sensor suhu, sensor pH, sensor level ketinggian air
dan sensor nutrisi. Aktuator yang digunakan pada system ini yaitu
menggunakan pompa. Nilai – nilai yang ada pada system ini dapat dilihat
dengan menggunakan LCD yang di pasang pada alat. Sistem kontrol yang
digunakan yakni dengan menggunakan metode PID. Pada system ini, PID
digunakan untuk mengontrol aliran air yang akan masuk pada hidroponik.
Saat suhu pada nutrisi meningkat, maka aliran air yang masuk pada
hidroponik akan mengalir deras. Begitupun sebaliknya, jika suhu pada
hidroponik turun makan aliran air akan mengalir tipis.

Selain otomasi, sistem hidroponik NFT ini juga dapat di monitoring


jarak jauh menggunakan internet berbasis Embeded System. System ini
menggunakan system internet yang akan di tampilkan pada android berupa
data suhu nutrisi sawi yang di gunakan untuk monitoring. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Nurhaidar Rahman, S. I. Kuala, R. I. Tribowo, C. E. W.
Anggara, and N. D. Susanti pada tahun 2017 yang berjudul “Sistem Otomasi
Pemberian Nutrisi Pada Sayuran Sawi” menghasilkan bahwa tumbuh
kembang sawi belum maksimal karena nutrisi tidak dapat setiap saat di
monitoring. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud membuat
otomasi tumbuh kembang sayuran hidroponik NFT menggunakan kontrol
PID berbasis Embeded System. Diharapkan dengan adanya otomasi dan
berbasis Embeded System ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap rangkaian dan cara kerja sensor maupun kontroler yang digunakan,
sehingga mahasiswa dapat membuktikan kesesuaian antara teori dan praktek.

2
1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diangkat beberapa


masalah yang akan dijadikan pokok pembahasan yaitu :

1. Bagaimana mengukur nutrisi A dan B agar sesuai dengan kebutuhan ?


2. Bagaimana mengatur penambahan nutrisi pada media tanam hidroponik ?
3. Bagaimana mengukur suhu air dalam media tanam hidroponik ?
4. Bagaimana mengontrol laju aliran dengan mengtaur Kp, Ki, Kd ?
5. Bagaimana memonitor suhu air dan kandungan nutrisi pada media tanam
hidroponik?
6. Bagaimana menguji coba otomasi pemberian nutrisi pada sayuran
hidroponik?

1.3. Tujuan

Berdasarkan analisa rumusan masalahan yang telah diuraikan diatas,


maka tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah :

1. Sayuran sawi mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.


2. Media tanam hidroponik mendapatkan laju aliran sesuai dengan
kebutuhan.

1.4. Batasan Masalah

Agar dalam pembuatan alat ini tidak menyimpang dari tujuan yang
diharapkan, maka kami membuat batasan-batasan agar tidak menimbulkan
masalah yang lebih banyak. Adapun batasannya antara lain :

1. Pengujian dilakukan pada sayuran sawi daging.


2. Nilai nutrisi berkisar 500 – 1400 ppm.
3. Suhu nutrisi 27º C.
4. Pengujian di lakukan di kota malang.

1.5. Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan mengenai laporan
skripsi Otimatisasi Pemberian Nutrisi Sayuran Hidroponik Berbasi Embeded

3
System, maka penulis mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan informasi umum seperti latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat penelitian, luaran skripsi, serta
sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi penelitian terdahulu yang mempunyai objek penelitian yang sama
dengan skripsi ini dan teori dasar yang diambil dari berbagai sumber berupa
definisi dan konsep dasar mengnai sistem yang dapat digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari sistem ini.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar penelitian berjalan
sesuai dengan harapan, mulai dari studi literatur sampai dengan pembuatan
laporan. Selain itu, pada bab ini juga berisikan variabel penelitian, cara
pengambilan data, dan cara analisis data.
BAB IV: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan langkah-langkah pembuatan alat
menggunakan diagram blok dari rangkaian. Perancangan dan pembuatan ini
terdiri dari perancangan mekanik, elektronik, software, dan metode yang
digunakan.
BAB V: PENGUJIAN DAN ANALISA
Bab ini menjelaskan langah-langkah proses pengujian yang dilakukan pada sistem
yang akan menghasilkan data percobaan. Data percobaan tersebut kemudian
dianalisa dan diinterpretasikan sehingga pembaca mampu memahami arti
kuantitatif dan kualitatif dari hasil yang didapat.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan terdiri dari kumpulan
pernyataan yang dirangkum dari analisa yang berada pada bab sebelumnya.
Sedangkan bagian saran berisi pendapat penulis yang dimungkinkan untuk
penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai